Cerita Dewasa Panas Terbaru Aku Deni Boy Wibisono, sering dipanggil ” Boy
“, kini usiaku 25 tahun, kisah yang kuceritakan ini terjadi sepuluh
tahun yang lalu.
Malam itu aku tidur lelap sambil tersenyum dan tak sempat kurasakan
apapun, tapi ketika aku terjaga karena jam wekerku berbunyi tepat pukul
enam pagi, baru terasa badanku pegal-pegal terutama lutut dan
pinggangku, bahkan untuk bangun dari tempat tidurpun berat sekali
rasanya… Jika kakak-ku tidak masuk ke kamar, memaksaku bangun, mungkin
aku terus ketiduran. Dengan memaksakan diri, aku bangun dari tempat
tidur, namun saat kuberdiri terasa lututku lemas dan bergetar, hampir
aku jatuh terduduk… Baru setelah mandi badanku terasa agak segar.
Selesai berpakaian seperti biasa aku duduk di meja makan untuk sarapan.
Tak lama kemudian Bi Tuti pembantu keluargaku seperti biasanya datang
mengantar nasi goreng kesukaanku, tanpa terasa perasaanku mendadak
tegang… sekilas kulihat wajahnya… rasanya tak ada yang aneh tapi langkah
kakinya terlihat agak berat, ” Aman… “, pikirku. Ketika aku minta telor
rebus setengah matang, dia menjawab dan berlaku seperti biasa saja,
akupun makin yakin dia tak tahu apa yang terjadi semalam.
Akupun menjalani hari-hari selanjutnya seperti biasa, sikapku jika
berdekatan dengan Bi Tuti tetap seperti biasa seakan tak pernah terjadi
apa-apa. Padahal setiap saat aku selalu mencari waktu untuk mengulang
perbuatanku dulu, tapi sulit sekali karena akhir-akhir ini dia sering
tidur bersama kakak perempuanku. Sikapku selalu dapat kujaga tapi
kontolku tidak, hampir setiap aku dekat Bi Tuti kontolku langsung
berdiri tegang. Pertama masih bisa kutahan, tapi makin lama kutahan
makin pusing kepalaku… aku tidak suka onani karena kupikir kenapa mesti
pakai tangan jika ada yang lebih enak yaitu bersetubuh dengan perempuan.
Akhirnya aku dua punya sasaran baru, yaitu guru Matematikaku yang
bernama Bu Indah, usianya 26 tahun,belum kawin, sesuai dengan namanya,
wajah cantik mirip Yuni Shara, kulitnya putih bersih dan bentuk tubuhnya
sangat indah, tinggi langsing dengan buah dadanya yang besar tegak
menantang dan teman wanita sekelasku yang bernama Jihan. Wajahnya
cantik, kulitnya putih sekali tapi yang lebih penting bagiku adalah
ukuran buah dadanya paling besar diantara teman wanita sekelasku. Setiap
hari aku memutar otak, mencari akal bagaimana caranya supaya aku bisa
mencumbu salah satu dari mereka sampai puas.
Suatu hari, aku dipanggil ke ruang oleh Bu Indah dan aku dimarahi karena
nilai ulangan Matematikaku hancur, padahal aku sengaja tidak belajar
supaya diperhatikan sama Bu Indah. Saat itu aku beralasan kurang
mengerti ketika diajari di kelas dan langsung aku minta les tambahan
sama Bu Indah. Pucuk dicinta ulampun tiba, Bu Indah langsung setuju dan
kamipun berunding mengenai tempat les, di sekolah atau di rumah. ”
Bagaimana kalau di rumah Bu Indah saja?” usulku. Dia langsung setuju,
saat itu pula baru aku tahu kalau Bu Indah tinggal sendirian di rumah
kontrakan dan les dimulai sore hari itu juga setelah pulang sekolah.
Dengan hati berbunga-bunga akupun kembali ke kelas. Tiba di rumah aku
langsung mempersiapkan diri, pokoknya badanku harus bersih dan wangi,
kupakai celana dalam yang longgar dan celana Levi’s 501 ku yang tidak
pake retsleting tanpa pake sabuk, dan tak lupa kubawa sebuah gunting
kecil.
Sorenya kuberangkat sekitar pukul 3. Kurang lebih setengah 4 aku sudah
berdiri didepan pintu rumah Bu Indah dan belum sempat kuketuk pintunya
guruku sudah membukakan pintu.
“Sore Bu,” sapaku berbasa-basi. Setelah membalas salamku langsung dia
menyuruhku masuk untuk menunggu di ruang tamunya karena katanya dia mau
kebelakang dulu. Tampaknya Bu Indah baru datang juga karena dia masih
mengenakan seragam guru yang tadi siang, mungkin rapat dulu pikirku.
Ruang tamunya cukup besar, tapi bersih dan tertata rapi juga kulihat
beberapa photo keluarga. Sambil duduk di kursi tamu yang terbalut kulit
dan empuk, aku menyiapkan buku Matematika untuk bahan les.
Selang beberapa menit kemudian Bu Indah datang lagi dengan segelas air
es ditangan kanannya. ” Boy .. maaf yach…Ibu nggak punya apa-apa.
Pembantu lagi mudik .. jadi nggak ada yang masak. Barusan aja Ibu dari
rumah Bu Yanti dulu.. yang ngajar Akuntansi di A3.. itu yang pindahan
dari Bandung. Kamu tahu khan? Kamu siapin aja dulu bukunya..sambil
baca-baca, Ibu mau mandi dulu sebentar.. nggak enak.. gerah nih!”
katanya tanpa memberiku kesempatan ‘tuk membalas ucapannya.
Memang guruku ini nggak kaku kalau ngajar di kelas. Bahkan terkadang
kalau ngomong kayaknya nggak terlalu ada jarak dengan murid. “Ma kasih
Bu jadi mengerepotin .. “, jawabku sambil berusaha melirik sedikit
belahan buah dadanya di balik kemeja dalam berwarna putih satin
berlengan panjang saat guruku membungkuk meletakan gelas di atas meja.
Rupanya blazer seragam warna hijau guruku sudah dilepasnya bahkan
mungkin rencananya mau ganti baju dulu .. sebab kemeja putihnya sudah
dikeluarkan dari balik rok. “Nggak apa-apa kok..”, balasnya sambil
berlalu keruang dalam.
Dengan sengaja mataku mengikuti langkah guruku bertelanjang kaki ke
ruang dalam. Kupandangi gerak pinggulnya saat berjalan..samar-samar
terlihat cetakan celana dalamnya.. betis putihnya…hingga lenyap dibalik
tembok pemisah ruangan. Tak lama kemudian terdengar gemericik suara
siraman air. Oh Bu Indah … pikirku menerawang membayangkan guruku ini
mandi telanjang tanpa benang sehelaipun.
Dalam benakku terbayang adegan erotis dengan guruku. Tanpa bisa ditahan
gairahku meningkat .. organ kelelakianku menegang. Ohh …aku menghayalkan
guruku sendiri.. Ibu Indah. Sempat timbul pikiran kotorku untuk mencoba
mengintipnya dari lubang kunci .. sebab aku ingat omongan guruku kalau
pembantunya lagi mudik jadi nggak bakal ketahuan.
Tanpa terasa menunggu, Bu Indah sudah muncul di hadapanku dengan memakai
kaus putih ketat YSL tanpa kerah berleher V. Dengan rok katun longgar
warna gelap menjutai sampai kemata kakinya, sungguh dimataku Bu Indah
sangat menggairahkan, dengan BH hitam yang jelas membayang tanpa bisa
menyembunyikan buah dadanya yang tegak membusung.
” Boy .. koq kamu bengong.. bukannya baca buku?” tanyanya sambil
berjalan menghampiriku sambil mengikat rambutnya ke atas. Jelas sekali
leher putihnya yang jenjang .. untaian anak rambut sedikit tergerai.
Entah.. aku sendiri bingung antara terpesona atau tergiur. Yang jelas
dimataku Bu Indah sungguh seksi menggairahkan. “Nggak Bu..,” jawabku
sedikit gugup.
” Ayo Boy .. mulai… kamu bawa buku Matematikanya-kan?’” katanya sambil
duduk di sofa panjang tepat di hadapanku. lalu diambilnya kertas kosong
dibawah meja tamu dan tanpa sengaja untuk kedua kalinya aku mendapat
kesempatan memandangi celah buah dadanya yang putih, menggelayut, tampak
kontras di balik BH hitamnya ketika dia menunduk. Kali ini
keberuntunganku cukup lama karena guruku sedikit membereskan majalah2 di
bawah meja. Sungguh sejak aku membayangkannya mandi, gairahku belum
mereda bahkan kini semakin membara.
Sambil membawa kertas kosong untuk coretan .. guruku duduk di
sebelahkuku, disofa panjang, tak lama kemudian dia mulai serius
menerangkan rumus integral dengan pensil ditangannya, sebaliknya
gairahku membawa pikiran dan khayal-ku untuk menikmati kehangatan,
keseksian, kesintalan tubuhnya. Aku hanya mengomentari dan berkata,” Ya
…ya .. ngerti Bu…!” dan tanpa disadarinya mataku dengan buas memandangi
wajah molek sambil membayangkan dapat menjilati dan melahap gumpalan
terbelah, payudara putih segar yang menyembul disangga BH berwarna hitam
yang tampak jelas dari samping atasnya. Jelas perasaanku tak karuan …
jantungku berdegup kencang .. tercium aroma parfum yang lembut
dihidungku .. makin membuat dudukku nggak nyaman.. dan aku tahu apa
sebabnya … organ kelakianku yang terus menerus tegang membuat pikiran
gelap mulai menggodaku.
Hingga akhirnya Bu Indah .. memberiku soal latihan untuk
dikerjakan,”Coba Boy .. kamu buat ini .. soal yang tadi siang untuk PR .
Ibu pingin tahu .. kamu udah ngerti belum?” kemudian dia berdiri sambil
ngambil sebuah majalah dari meja sudut kemudian duduk di kursi sebelah
kanan depanku. Sekilas kulihat dia membacanya sambil duduk miring
menghadap ke arah jalan. Sambil mencoba menyelesaikan soal itu,
kuperhatikan guruku membaca sebuah majalah Kartini. Kemudian kelihatan
guruku merubah posisi duduknya dengan sedikit membelakangiku sambil
menumpangkan kaki kanan dengan badan sedikit bersandar sambil memeluk
bantal kursi.
Langsung aku menghentikan kegiatanku kupandangi guruku dari belakang…
tampak benar bulat pinggulnya yang cukup besar ..oh sungguh menggoda
pikirku. Terlihat pula sedikit celana dalam hitam bagian atas… karena
kaos guruku yang sedikit terangkat. Selang beberapa saat aku terpana ..
tiba-tiba Bu Indah menengok ke arahku…. lalu memperbaiki posisi
duduknya.
Sepertinya Bu Indah sadar sedang diperhatikan, dia membereskan kaosnya
lalu dia kembali duduk di sampingku. Jarak tubuhnya dengan tubuhku hanya
sejengkal saja. Aduuuhhh… harum sekali wangi tubuhnya, tak tahan aku
untuk memeluknya. Tapi aku takuuttt….. dan malu. Setelah kami berdiskusi
tentang Matematika hampir tiga jam lebih, obrolan mulai melebar, kami
semakin akrab. Sesekali kulit kami bersentuhan…. terasa halus sekali….
lain dengan kulit bi Tuti, semakin membuatku ingin merambahi seluruh
bagian tubuh yang dimilikinya untuk mereguk kenikmatan yang ada di
dalamnya.
Entah setan mana yang menggodaku hingga aku semakin berani. Tanpa basa
basi, tubuh Bu Indah langsung kupeluk dengan kuat, secepat kilat bibirku
menempel di bibirnya yang ranum…. dia kaget sekali…. matanya melotot…. ”
Mmmphh Boy, apa apaan kamu… ” katanya sambil menggelengkan kepalanya
untuk menghindari bibirku dan tangannya mendorong bahuku. Kujawab dengan
mempererat pelukan hingga tangannya tak bisa bergerak… kuciumi bibirnya
dengan penuh nafsu…. kusedot sedot dan kugigit bibir bagian bawah… tapi
mulut Bu Indah tertutup rapat…. Mmmmpphh….mmpphh… kepalanya
menggeleng-geleng dan bergerak mundur berusaha untuk melepas ciumanku….
tapi bibirku terus menempel di bibirnya…. kucoba untuk merangsangnya
lewat bibir.
Kepalanya terdorong hingga ke pojok sofa hingga tak bisa bergerak lagi…
seluruh tubuhku bergerak secara reflek menindih tubuhnya… selangkanganku
tepat menempel di selangkangannya… menggesek gesek memeknya, badannya
menggelinjang-gelinjang…. kakinya terus bergerak-gerak….
menendang-nendang…. tangannya mendorong dadaku dengan kuat, berusaha
melepaskan diri dari tubuhku yang menindihnya, tapi aku tetap memeluknya
dengan kuat…. hingga kurasakan gerakannya mulai berkurang… dan
melemah….. sorot matanya berubah sendu…. dan berkaca-kaca……
Mulutku terus menutupi mulutnya… bibirnya kukulum sambil kusedot dan
kugigit bibir bawahnya… kumainkan lidahku untuk membuka mulutnya… kucoba
untuk merangsangnya… selangkangannya kutekan dan kugesek-gesek dengan
selangkanganku… akhirnya usahaku membuahkan hasil.. mulutnya mulai
terbuka… nafasnya mulai memburu…. bibirnya bergerak membalas permainan
bibirku… aduuuhh enakknyaaa… kamipun berciuman dengan normal, tanpa ada
paksaan… ternyata Bu Indah, guruku yang cantik, sangat ahli dalam
berciuman… lidahnya dan lidahku saling berpilin dan menarik… saling
menyedot… enak sekali rasanya… pelukanku lepas dengan sendirinya dan
tanganku menyelusup ke balik kaosnya mulai menggerayangi perutnya..
ketika buah dadanya kuraba-raba, Bu Indah mendesah, ” Boy, jangan Nak..
oohh… kamu memang nakal…. awass ya…! oohh…. aahh… ssstt… aahh… “.
Sikapnya seperti ingin menolak tapi desahannya menunjukkan dia merasakan
nikmat… aku jadi lebih agresif… tubuhku bergeser… mulutku berpindah
sasaran… kuciumi lehernya yang putih… kujilat-jilat… tanganku semakin
rajin mengelus… meraba… terdengar desahan lirih… aaaaahhhh… aaaahhh….
ooohhh…. kedua tangannya menjambak rambutku, kugeser perlahan-lahan kaos
putihnya… dan tubuh Bu Indah semakin terbuka… tanganku bergerak ke
balik punggungnya… kubuka kaitan BH-nya… ketika kubuka penutup buah
dadanya, mendadak kedua tangan Bu Indah menepis tanganku dan menutupi
dua gundukan yang menjulang dengan menyilangkan tangannya dan menurunkan
kaosnya, sambil berkata, ” Cukup, jangan diteruskan lagi… Ingat, kamu
adalah muridku ! Jangan kurang ajar !! “, matanya memandang tajam ke
mataku sambil mendorong dadaku dengan kasar.
Aku kaget dan terdiam sejenak, ” Wah, bahaya nih, tapi kepalang basah “,
pikirku dan nafsuku sudah di ubun-ubun… kontolku makin tegang dan
berdenyut-denyut… aku benar-benar sudah nekat. Kugeser kembali tubuhku
menindihi tubuhnya… kupegang kepalanya dengan kuat… kuciumi bibirnya
dengan lebih bernafsu… kedua tangan Bu Indah berusaha menahan tindihanku
dengan mendorong dadaku… perlawanan itu membuatku semakin bernafsu…
lehernya kutelusuri dengan lidahku… bagian belakang kupingnya kuciumi…
kujilati… kugigit ujung kupingnya… kumainkan lidahku di lobang
kupingnya…
Tubuh Bu Indah menggelinjang-gelinjang… matanya merem sambil menggigit
bibirnya sendiri… mulutnya berdesah tertahan, ” Boy… aahhh…. ooohhh….
Booy… aaahhhh… mmmm…. su..su..dah… ja…jangan.. diteruskan…aahh…
De..de..niii…Booy… su..sudah…a..aa…aa..hhh… suu..dah..”
Desahan itu membuatku tambah lupa diri, tangan kananku kembali menyusup
ke balik kaosnya, langsung kuremas buah dada Bu Indah yang sebelah kiri…
waahhh… ternyata buah dadanya benar-benar keras dan kenyal… kaosnya
kutarik keatas… tampaklah sepasang buah dada putih bersih dengan
putingnya yang kecil berwarna agak kecoklatan… kusambut kedua gundukan
daging itu dengan remasan dan mulutku. Kujilat… kuciumi…dan kugigit
sambil kusedot sedot puting yang ranum itu… desahan Bu Indah terdengar
semakin lirih.. ” Aaahhh…. ooohhh…..ooohhh…. ooohhh…
mmmmmhhmm…ooohhh…mmmmm…. “, kedua tangannya mencengkeram rambutku dengan
kuat… kepalanya semakin menyusup ke pojok sofa… matanya merem melek
merasakan kenikmatan… buah dadanya terus kuremas-remas… kuciumi… ku
urut-urut…. Aaaahhh nikmatnya… kugeser tubuhku ke sampingnya, kuturunkan
kedua kaki ke lantai, sambil berlutut aku terus menelusuri setiap lekuk
tubuh Bu Indah dengan mulutku, kujilat-jilat puting dan perutnya secara
bergantian….
Tangan kananku berusaha membebaskan kontolku yang sudah sangat tegang
dari penghalang, dengan sekali tarikan, seluruh kancing celanaku
langsung terbuka… kontolku langsung menyeruak, berdiri dengan kokoh juga
keras… kuturunkan celanaku perlahan-lahan tanpa sepengetahuan Bu Indah.
Setelah itu, tangan kananku menyibakkan rok longgarnya sambil mengelus
dan meraba-raba pahanya.. makin ke atas, hingga tiba pangkal pahanya
yang masih tertutup celana dalam warna hitam tipis.
Kuletakkan telapak tanganku dengan perlahan, kuusap-usap dengan lembut….
kugesek-gesek jari tengahku di celah bibir memeknya … tubuh Bu Indah
tiba-tiba tersentak, tangannya menggapai-gapai berusaha menarik tangan
kananku… ” Boy… jangannn… oohhh…mmhhmm…. oh.. ja..ja..ngannnn…. mmhmm…
oohhh…aaahh… Boooy…. mmmhhmmm… mmmhhmm…..”, desahannya makin keras…
seperti merintih kesakitan… tangannya terus menggapai tanganku. Ketika
tanganku terpegang, langsung ditariknya ke buah dadanya… sejenak ku
ikuti kemauannya. Kedua buah dadanya kuremas sambil menyedot-nyedot dan
menggigit putingnya.
Mulut Bu Indah terus merintih-rintih nikmat… tangan kananku terus
berusaha membuka celana dalamnya, tapi selalu gagal karena pahanya
dirapatkan dan tangan kirinya memegangi tanganku. Berkali-kali kucoba,
tapi selalu gagal…. Mulutku kuarahkan kembali ke mulutnya… bibirku dan
bibirnya menyatu… saling mengulum… menyedot…. menggigit… dan buah
dadanya kuremas dengan kuat…. ” Mmmmmhhmmm…. mmmmhhhmmm….mmhhmmmmmm….
mmmhhmmm … “, dia merintih-rintih sambil berciuman. Kedua tangannya
menjambak rambutku, kedua pahanya merenggang sendiri.
” Nah, sekarang “,kuambil gunting kecil dari celanaku, kutarik roknya
lalu perlahan-lahan sekali dan tanpa menyentuh memeknya, sedikit demi
sedikit kugunting bagian depan celana dalamnya dan aku berhasil tanpa
disadari olehnya. Nafsuku semakin berkobar membayangkan kenikmatan saat
kontolku keluar masuk lobang memeknya. Sedikit demi sedikit aku
menggeser tubuhku ke antara dua pahanya, tanpa ada paksaan, kedua
pahanya berhasil kurenggangkan hingga tubuhku ada diantaranya dengan
posisi bertumpu pada lutut.
Tubuh Bu Indah kutarik sedikit demi sedikit ke pinggir sofa saat mulutku
menciumi bibirnya. lalu lehernya kujilati… terus turun… ke buah
dadanya… kumainkan lidahku di perut dan pusarnya… Tubuh Bu Indah semakin
menggelinjang gelinjang dan rintihannya semakin keras, ” Ooohhhh…
aaahhhh… ooohh… oooohhh…. aahhh…. Booy… aaahhhh…. geliiii…. oohhh….
aa..aahhkkhhh…..”. Ketika posisi lobang memek Bu Indah agak ke pinggir
sofa, akupun mulai merangkak naik sambil mengusapkan ludah di kepala
kontolku yang sudah sangat keras… bibirku dan bibirnya kembali bersatu…
kami berciuman agak lama… nafasku dan nafasnya semakin memburu… badannya
sudah licin oleh keringat, sorot matanya sayu dan pasrah….
Kuangkat kaki kanannya lalu kuletakkan di atas meja, kedua pahanya
semakin merenggang…lalu kugenggam batang kontolku, kuarahkan kepalanya
tepat di depan lobang memeknya…, bulu-bulu tipis halus terasa menyentuh
tanganku…. Aaahhh, belahan memek Bu Indah pasti terlihat jelas… bulu
memeknya yang tipis halus tak mungkin akan menutupinya… sambil
membayangkan bentuk memeknya, kudorong pantatku dengan sepenuh
perasaan…. perlahan namun pasti…. kepala kontolku mulai menyentuh bibir
memeknya…. masuk sedikit demi sedikit…..
Kualihkan perhatian Bu Indah dengan memainkan lidahku di lobang
kupingnya, ” Ibu cantik sekali… maafin Boy Bu… Bu Indah sayaaangg…
maafin Boy ya… ” bisikku, kugenggam keras tangan kanannya dengan tangan
kiriku…., ” Booy…. oohhh…aahhh…. sudahh yaa… aa..ahhh…. ooohhh…. jangan
diteruskan…. Boooy … please… su…su.dah … Ibu takuutt….”, rintih Bu Indah
dengan lirih…. Pantatku terus kudorong…, terasa sebagian kepala
kontolku sudah masuk ke lobang memek Bu Indah yang sudah basah dan licin
tapi sangat sempit…. lalu kugesek-gesek dan kutekan perlahan… tangan
kananku terus menggenggam batang kontolku… membimbing hingga semuanya
masuk.
Kontolku semakin berdenyut-denyut… ketika kepala kontolku masuk….
tubuhnya tersentak… mata mendadak terbelalak kaget…. tangan kirinya
menahan perutku menahan dorongan pantatku… tapi tanganku terus
menggerak-gerakkan kontolku… kutekan sedikit… kutarik…. kugesek-gesekan
ke itil nya… kutekan lagi… kuputar-putar… kugesek-gesek lagi itil nya…
hingga dia meratap sambil merintih-rintih nikmat, ”
Oooohhh…oohhh…aahh…oohhh….. Booy…. Booyy…. ja..ja..nnggan… ooohh… oohh..
jangan….. mmmhhmmmmm… sakiiitt.. aahhh..uuhhh… sakkkiitt.. Ibu..nggak
mau… Booy… oooohh… Booy… jja..ja..ngaaan…
a..duuuh…nggg…akh…aahhh…mmhmm..nnggg…. uuhhh…”
Walaupun memek Bu Indah sudah basah dan licin, kontolku hanya masuk
sepertiganya… sempit sekali… ketika kudorong dorong pantatku lebih kuat,
tubuh Bu Indah bergetar…. rintihannya semakin keras seperti
jeritan-jeritan keci, ” Boooyy…. aaahhhhhh……aa…aahhhh… uuuuhhhh…..
uuhhh… ooohhhhhh….. aaaaaa…. sakiiittt….aww…..mmmmhhmmm……ooohhhh…..
mmmmhhmm… nnggak mauu…. Boooyy…. sakiiittt….. Boy.. Booy…Booooy…..
Booooooooy……. aaaaaaaaaahhhh…..”
Bu Indah menjerit-jerit kecil memanggil namaku ketika doronganku semakin
kuat…. semakin kuat…. hingga akhirnya kontolku masuk setengahnya,
kutarik lalu kudorong lagi lebih kuat, baru masuk 3/4 keburu mentok,
terasa kepala kontolku menyentuh dinding yang bergerinjal-gerinjal, saat
itu Bu Indah merintih agak panjang…. crep..crep crepp… crepp….
bleessssss…… terasa sekali nikmatnya jepitan dinding memek Bu Indah… ”
Aaahhh….aahhhh…. enaakk…. nikmattt…. “, kontolku terasa agak perih….
tiba-tiba ada cairan hangat merendam kontolku…. hangat dan licin nya
mendatangkan kenikmatan tersendiri…. membuatku terpejam sejenak…
nikmat….
Kulihat kepala Bu Indah mengeleng-geleng dengan kuat… rintihannya
menjadi tidak jelas.. seperti orang mengigau…. menangis lirih….
kutegakkan tubuhku sambil kupegang pinggangnya yang kecil dengan kedua
tanganku lalu kumulai gerakan menarik… mendorong menarik… dorong….
tarik…. crepp… blesss…. creppp… blessss… creppp….crepppp…. crepppp…..
tampak sekali pemandangan indah ketika kontolku keluar masuk memek Bu
Indah, crepp…creppp…. creppp…. creppp… blesss….blesss…. blessss…..
anganku melayang dibuai kenikmatan aneh… biar lobang memek Bu Indah
sempit sekali tapi kontolku keluar masuk dengan leluasa… karena adanya
cairan pelicin.
Bu Indah pun semakin tak jelas rintihannya, kadang nadanya seperti
menangis… mulutnya menggigit-gigit tangannya yang mengepal…, ”
nghhhh….nghhhh….ngggnggh….. aa..aa..ahhhh….. eekh.. aahh… nggg…ngggg…
mmhmm…. o..o..oohhhh… ngghh…. Booooy… sssakiit… nggnggg…. aww… oohh…..
Boooy… pelaan… pe..pe..laan….. aaaaaaaaaaaa..aaaahhhhhhhhh…nnggngg….
aaahhhhhhhh……… “
Gerakanku semakin kupercepat… terusss… makin cepaatt…. sesaat kemudian
Bu Indah merintih histeris, sambil melingkarkan kedua kakinya di
pinggangku… mulutnya terus merintih nikmat sambil menjilat dan
menggigiti kuku tangannya…. saat itu pula kembali kurasakan ada cairan
hangat merendam kontolku di dalam lobang memeknya….. kedua kaki Bu Indah
menjepit pinggangku dengan kuat hingga tak bisa bergerak beberapa
saat…. ” Booy… Boooy… aahhh…ohhh…. ka.. ka..mu jahaat.. aaakkhhh…. akh….
Booooy….. enaaaak…. aa..aaahh… oohh… “, desah Bu Indah.
Kugeser tubuhnya memanjang di sofa, kedua kakinya terlipat, kutindih
tubuhnya sambil memasukkan kontolku…. dan setelah kugeser-geser posisiku
hingga terasa nyaman dan leluasa, akupun mulai menggerakkan pantatku
naik turun…. crepp..blesss..creppp..blesss….creppp..blesss… creppp…
creppp…creppp… crep..crepp..crepp.. crepp… gerakanku semakin cepat,
tubuh Bu Indah menggelinjang-gelinjang liar… kedua kakinya melingkar dan
menjepit pinggangku… kedua tangannya mencengkeram punggungku…. lidahku
menari-nari di lobang kupingnya… nafasku semakin memburu.. gerakanku
semakin cepat…. cepaaat…. makin kuat hentakanku….
Bagian dalam memek Bu Indah terasa semakin basah dan hangat, kurasakan
kontolku mulai berdenyut-denyut dan terasa sangat geli… inilah saat
paling kutunggu… rasa geli yang amat sangat diakhiri dengan keluarnya
air mani…. kuperlambat sebentar gerakanku…. lalu kupercepat lagi….
kupercepat lagii…. semakin cepat gerakanku membuat rintihan Bu Indah
semakin pendek tak menentu, ” mmh.. ugh.. ugh… ugh…aa..a..aahhh..
ngnggg.. uuhh….oohh… mm..mm..mm.. ngng… ohh..ohh.. ohh.. nnngg… eekh…
aahh..ahh…mmhh… te..te..te..rus.. te..te..ruus.. oohh.. aahh…aahh..
Bbbooyy… Bbooyy… ah..ah.. sa..sa..yanggg…aahhh… laagii… teruusss.. ehhh…
ehh… aaahhh.. “.
Mulut Bu Indah bergerak ingin mengulum kupingku… lidahnya terasa
menggelitik lobang telingaku…. tak lama kemudian kontolku berdenyut
keras… ingin memuntahkan air mani…, ” Aaahhhhhh…. aaahhhh….
aa..aa..aaahhhh…. akuu.. tak kuat lagi Buuuuuuuu….. ” gerakan naik
turunku semakin cepat….rasa geli semakin terasa… kontolku makin tegang…
berdenyut-denyut….
Bu Indah semakin histeris, mendadak pantatnya mengangkat dan bergoyang….
memutar…, ” Aaakh… aaaaa…. Booyy….Booooy…….. sa..yang….ta…taa.. oohhh…
tahannn… se…se…bentarr…. ta..ta..hannn….. aa..a…yo…se…sekarang…
sekarang… yaaa…yaa….eee..eennaaakk….ooohhh…. oohhh…. mmmhhmm….oooohhhh……
aaaaaahhh……..” Kontolku terasa dipilin-pilin dan disedot-sedot……
akhirnya…., ” Aaaaahhhhh…. aaahhhh….. Ibuuuu…. aaahhh…ahh…”, kudorong
pantatku sekuat-kuatnya…, air maniku menyembur banyak sekali
cret…cret…cret…cret…cret…cret…cret… kupeluk tubuh Bu Indah sekuatnya…,
mataku terpejam merasakan kenikmatan tiada tara yang barusan terjadi…..,
demikian juga Bu Indah ketika maniku menyembur di dalam memeknya…
badannya seperti menggigil dan tersentak-sentak… kedua matanya
terbeliak-beliak nikmat……, kedua kakinya melingkari pinggang dengan
kuat….. kedua tangannya mencengkeram punggungku sampai kukunya menancap,
kureguk seluruh kenikmatan sambil kami saling memeluk, mencium sambil
berguling-guling untuk meredam nafsu dan emosi yang sangat tinggi.
Setelah kurang lebih sepuluh menit saling berpelukan, aku mulai bangkit,
kuangkat tubuhku, perlahan-lahan kucabut kontolku dari lobang memek Bu
Indah. Air maniku terlihat mengalir keluar, menetes…. kuseka dengan rok
panjang yang masih di kenakan Bu Indah. Lalu kubersihkan dengan
mengusap-usap celah memeknya yang merah merekah yang hanya ditutupi bulu
bulu halus dengan potongan celana dalamnya.
Tubuh Bu Indah masih tergolek lemas… tak bertenaga…. tapi tatapan mata
Bu Indah mengarah tajam kearahku… aku mencoba untuk tersenyum… sambil
menjulurkan tangan menolong untuk bangkit. Tak lama Bu Indah duduk
disampingku tanpa membereskan bajunya terlebih dahulu, buah dadanya
hanya tertutup sebelah saja, roknya tidak diturunkan hingga pahanya
tidak tertutupi sepertinya dia tidak mala-malu lagi padaku, tapi matanya
terus menatapku….
” Ibu marah…. ? “, tanyaku sambil tersenyum lalu mendekatkan bibirku ke
bibirnya…, tapi tiba-tiba plokk…plokk… kedua pipiku ditampar keras. Aku
berdiri bengong sambil mengusap-usap pipi, tadi dia bilang sayang, tapi
sekarang menamparku…. eeh… setelah menamparku Bu Indah tertunduk sambil
menangis di di depanku. Aku jadi bingung….., nggak ngerti kok jadi
begini, tapi aku tidak mau tahu…. pokoknya aku berhasil menyetubuhinya
dan aku benar-benar puassss.
Tanpa berkata sepatah katapun, aku memakai celanaku kembali, langsung
membereskan buku catatan les Matematikaku, bersiap untuk pulang.
Tiba-tiba Bu Indah berlari masuk ke kamar tidurnya sambil menangis
terisak-isak….. Semula aku sih cuek-cuek aja…, lama kelamaan aku menjadi
tidak tega…. kuikuti masuk kamar tidurnya…. kulihat…. dia sedang
menangis sambil tengkurap sambil memeluk bantal, kaos dan roknya
tersingkab, sebagian pantatnya ke bawah terlihat jelas, kulitnya bersih,
putih mulus, bagian pantatnya yang lain masih tertutup celana dalam
hitam tapi sudah sobek digunting dan sebagian punggungnya terbuka.
Sepertinya dia sudah tidak memperhatikan lagi keadaan dirinya.
Aku duduk di sisi tempat tidur, sambil menunggu reaksi, kuperhatikan
sekeliling kamarnya, hampir semua barangnya bagus dan bermerk. Tempat
tidurnya empuk sekali, pegasnya sangat elastis, isak tangis Bu Indahpun
cukup terasa membuat kasur seperti bergelombang. Stereo set, TV, meubel,
lukisan, tumpukan sepatu dan peralatan kosmetiknya termasuk merk yang
sangat mahal.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, nggak terasa sudah lima jam
aku berada di rumah Bu Indah. Hampir lima belas menit aku menunggu,
tapi isakan Bu Indah belum berhenti juga. Ketika aku duduk di
sampingnya, kucoba memegang tangannya, uluran tanganku langsung ditepis
olehnya. Aku semakin bingung, kucoba mengusap rambutnya, tapi dia
semakin terisak-isak sambil menggeser tubuhnya menjauhiku sambil
menedang-nendangkan kakinya kearahku…. tanpa disadarinya potongan celana
dalam yang menutupi sebagian pantatnya terbuka… seluruh pantat sampai
ke kaki terlihat sangat jelas.
Iseng-iseng kuperhatikan dari kaki hingga pangkal pahanya, kulitnya
putih bersih merata, mataku terpaku di belahan pantatnya…. terlihat
jelas lobang anusnya tertutup rapat dan disebelahnya tampak celah yang
merekah berwarna merah muda dikelilingi bulu-bulu halus… membuat aku
terangsang oleh pemandangan yang terpampang jelas di depanku, kurasakan
kontolku bergerak mulai menegang…… kucoba mengalihkan perhatian dengan
memandangi lukisan tapi kontolku malah semakin tegang.
Pusing aku jadinya……. tampaknya Bu Indah marah padaku……. akhirnya
kutimbang-timbang antara pulang saat itu juga atau menunggu sampai
kemarahan Bu Indah reda. Tapi pikiranku semakin sulit diajak kompromi,
perhatianku tetap tertuju pada celah yang merekah itu…… terbayang
nikmatnya ketika kontolku keluar masuk celah itu….. Apakah Bu Indah
masih mau kusetubuhi selagi dia masih marah padaku.. tapi.. jangankan
kusetubuhi, baru kupegang tanganpun dia tak mau….. kusetubuhi atau
tidak, dia tetap marah padaku…, ” Ah, tadipun dia tidak mau kusetubuhi,
tapi setelah terangsang dan merasakan nikmatnya bersetubuh akhirnya dia
mau juga, kucoba lagi ah…. “, pikirku.
Diam-diam kucopot kancing celanaku satu per satu, kubuka seluruh penutup
tubuh hingga telanjang bulat…. perlahan-lahan kugeser tubuhku mendekati
pantatnya…. Tempat tidur pegas Bu Indah benar-benar asyik…. sedikit
gerakan membuat permukaan kasur bergoyang seperti gelombang. Bu Indah
tahu aku mendekatinya… dia malah menutupi kepalanya dengan bantal….
hingga dia tak tahu bahwa aku sudah telanjang bulat……. samar-samar
kudengar isak tangis yang ditahan….. tapi aku tak perduli.. yang
kuperhatikan hanya lobang memek yang merekah berwarna merah muda di
belahan pantatnya.
Sambil menunggu saat yang tepat, kucoba bersikap baik, kuusap-usap
punggungnya dengan lembut…. perlahan kutarik tali BH-nya lalu kulepas…..
kaosnya kurapikan sehingga punggungnya tertutup ternyata Bu Indah tidak
menunjukkan gerakan menolak perbuatanku…. akupun semakin berani…..
diam-diam kulepas kancing roknya…. kubuka retsletingnya…. roknya
kurapikan…. kuturunkan seluruhnya menutupi pantat sampai ke mata
kakinya… kupijat-pijat lembut kakinya sambil menggeser sedikit demi
sedikit supaya renggang…. lalu aku tengkurap di sebelah Bu Indah….
kuusap-usap lagi punggungnya… kuangkat sedikit bantal yang menutupi
kepalanya… kutempelkan mulutku di kupingnya sambil berbisik ” Buu….
maafin Boy ya…. perbuatan Boy bikin Ibu jadi sedih…. aku janji tidak
akan mengulanginya….. maafin Boy ya…….. “, Bu Indah menggeleng-gelengkan
kepalanya sambil menutupi kuping dengan kedua telapak tangannya,
wajahnya tertunduk dalam… sepertinya dia tidak mau mendengar omonganku
atau melihatku lagi… karena perbuatanku tadi.
Aku mengangkat tubuhku perlahan-lahan… kutindih punggungnya… sambil
kubelai lembut rambutnya… bahu Bu Indah terguncang-guncang… isak
tangisnya makin keras… dikiranya aku akan menghiburnya, padahal kugeser
pantatku sedikit demi sedikit sambil kulepas kancing roknya…. kubuka
retsletingnya…. kusibakkan semua yang menutupi belahan pantatnya… hingga
lobang memeknya yang makin merekah terlihat jelas… akupun jadi tidak
sabar ingin menusukkan kontolku ke lobang yang sudah menganga itu.
Kubasahi kepala kontol dengan ludah…. perlahan-lahan kuangkat pantatku
hingga tepat di atas pantatnya… dan kurapatkan kedua kakiku diantara
kakinya…. kugenggam kontolku…. kuarahkan kepalanya tepat di bibir lobang
memeknya…. pantatku turun pelan-pelan…. tanpa ragu-ragu langsung
kudorong…. Akh, kontolku sulit masuk… seret… masih kering dan sempit…
ada rasa perih di kontolku.
Saat itu tubuh Bu Indah tersentak…. dia kaget sekali… merasa ada sesuatu
menyentuh bibir memeknya dan memaksa masuk…. tubuhnya langsung
meronta-ronta… ingin melepaskan diri dari tubuhku….. tubuhnya bergeser
maju… pantatnya digoyang-goyang…. berusaha untuk menghindari dorongan
kontolku… kedua kakinya tak bisa apa-apa karena tertahan oleh rok dan
kakiku…. sambil menahan tubuhnya… kudorong kontolku dibantu tangan
kananku… hingga pada dorongan keempat, kontolku masuk setengahnya…
kudorong lagi…. kutekan sedalam dalamnya sampai mentok….
Makin kuat Bu Indah meronta makin terasa tubuh kami bergoyang-goyang…
berayun-ayun… akibat pegas tempat tidurnya sangat elastis…. tanganku
langsung menyusup ke balik kaosnya… kuraba-raba perutnya… Bu Indah
semakin meronta.. kupeluk tubuhnya dengan cara menyilangkan kedua tangan
sambil mencengkeram buah dadanya yang kenyal dan keras… lalu
kuremas-remas dengan lembut…. kedua putingnya kutarik-tarik dan
kupuntir-puntir… mulutku menjilat-jilat dan menciumi tengkuknya sampai
basah… kujilat hingga ke belakang kupingnya…. kugigit-gigit ujung
kuping…..
Gerakan meronta tubuh Bu Indah makin melemah… kutekan pantatku dengan
kuat sambil kuputar-putar…. hingga tubuh kami bergoyang-goyang.. pegas
tempat tidur ini memang sensitf sekali sedikit saja bergerak langsung
terasa seperti diayun-ayun… aku merasakan kenikmatan bersetubuh yang
unik di tempat tidur ini… kulihat mata Bu Indah berkaca-kaca…. dia
menangis… merintih-rintih kesakitan…… ” Nngg…nnggng…
uuhhuu….uuuhhh…nggg… aduuuhhh… sssssssakiiiitt….. nngg…… aaaaa….aaa….”
Tubuhnya tengkurap tak bergerak…. tangannya menjuntai lemas….
pelan-pelan kutarik kontolku… aduuhh sempit sekali… rasanya seperti di
jepit… kudorong lagi pelan-pelan…. kutarik…. kudorong….. kutarik…..
creeeeeeep… creeeeeeep… creeeeeeep… creeeeeeep….. creeeeep……. seret
sekali……
Kucabut kontolku lalu kubasahi lagi dengan ludah…. kumasukkan lagi….
Nah, sekarang agak licin. Terasa buah dadanya makin mengeras… putingnya
kupijit dan kupuntir…. samar-samar kudengar rintihan kesakitan Bu Indah
berubah menjadi rintihan nikmat… akupun mempercepat gerakan naik turun
sesuai ayunan pegas tempat tidur ini… pantat Bu Indah bergerak seperti
membalas gerakanku…. bergoyang, menarik dan mendorong… rintihannya
semakin jelas dan keras… tampaknya Bu Indah mulai terhanyut oleh
kenikmatan persetubuhan ini, rasa sakitnya sudah berubah menjadi
sakit-sakit nikmat. Aku yakin sebentar lagi dia tidak akan merasa
kesakitan…. tapi kenikmatan yang luar biasa……
Dia merintih, ” Aa..ahhhh… aahh.. mmmhhmm… ooohhhh… ooohhhh.. ooohhh…
a.. aa..a.. aahhhh…” tak lama kemudian terasa ada cairan hangat
membanjiri seisi memek Bu Indah…. kontolku semakin lancar keluar masuk…
menggesek-gesek dinding memeknya… mulai terasa nikmat… gerakan naik
turunku semakin cepat… Aku semakin bernafsu…
creepp…creepp…creepp…creepp… creepp… creepp… creepp…. creepp.. creepp..
creepp… dan terasa dinding memeknya seperti berdenyut.
Bu Indah semakin histeris… ” A..aa..hhh….aa…aaa..aahhhh… Boooy….
ooohhh…ooohhh… aa…aa..aahhh…. mmmhhhm…aahhh…ooohh…oohhhh…. Bbboooyy….
ssu..su..ddaah… aakh..aaah…. ssu..ssud…. a..aa..aaahhhhh….
te…tee..russs… Bbbooy… llagii.. laagii… oohhh…. “, Mendengar rintihan
tak keruan itu, aku makin liar… kuangkat tubuhku lalu kutahan dengan
sebelah tangan sambil kujambak rambutnya…. gerakan naik turunku makin
cepat…. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep..
crep.. crep.. dengan gaya seperti joki sedang menunggang kuda.
Tangan Bu Indah yang semula terjuntai lemas menggapai-gapai ke kakinya
menarik-narik roknya… dia ingin kedua kakinya bebas bergerak… Akupun
mengerti… lalu kucabut kontolku dengan cepat dan Bu Indah menjerit kecil
” Ja..jangan..dilepass….” tubuhnya meronta-ronta… cepat-cepat kutarik
rok panjangnya juga celana dalam yang sudah sobek kugunting… kubuka
kaosnya dengan kasar… kini tubuh kami tidak ditutupi sehelai benangpun…
Bu Indah langsung membalikkan tubuhnya sambil mengangkang dan tangannya
menarik pinggangku… dengan tergesa-gesa kumasukkan kontolku ke lobang
memeknya… kutekan dengan kuat…. kutarik…. lalu kutekan dengan kuat….
bibir kami saling mengecup….menyedot…. gerakanku semakin liar…….
creeepp….creeepppp…creeppp….creeppp… creepppp…creeeppp…. kutekan
kontolku sampai mentok… creeeeeepp… ” Bboooy…. aahhhh… ooohhhhh….
oohhh….ooohhh….. enaaakkk….. ooohhh… Booy.. terruuss… te..tee..rrusss…
ooohhh…. aaahhhhh…. aaaaaahhhhh….. “, Bu Indah merintih rintih dan
menjerit histeris… matanya terbeliak-beliak… tangannya menarik-narik
pantatku…. kakinya menjepit pinggangku dengan kuat hingga tak bisa
bergerak…. sepertinya Bu Indah baru mencapai puncak kenikmatan… terasa
muncul cairan hangat membanjir, merendam kontolku.. licin sekali… hingga
kontolku seperti ada di lubang yang besar, basah, hangat dan licin.
Tiba-tiba Bu Indah mendorong tubuhku dengan kuat hingga kontolku
terlepas…. ” Sudah ah… ” katanya dengan bibir bergetar, kemudian kedua
tangannya menutupi mukanya dengan kedua kaki masih mengangkangi tubuhku.
Akupun ikut diam tapi untuk beristirahat memulihkan tenaga dan mengatur
nafas lalu kuseka batang kontolku yang basah dengan kaos. Ketika aku
bersiap kembali memasukkan kontolku, Bu Indah berkata dengan lirih, ”
Boy, sudah ya…, Ibu mohon jangan diterusin…http://celdamz.blogspot.com
Ibu takut hamil..” dengan kedua tangan menutup memeknya, dia berusaha
duduk sambil menarik mundur pantatnya menjauhi kontolku… tampaknya dia
ingin mengakhiri persetubuhan ini.
Akupun berdiri di tempat tidur sambil mengusap-usap kontolku yang masih
berdiri tegak, sambil duduk Bu Indah memandangku dengan sayu dan
berkata, ” Terima kasih Boy, kamu mau ngerti “.
Tanpa berkata apa-apa, aku bergerak mendekatkan kontolku ke wajahnya….
kupegang kepalanya… kudekatkan kontolku ke mulutnya, rupanya Bu Indah
mengerti kemauanku, dia menggelengkan kepalanya, ” Nggak..Ibu nggak mau
!”. Kupegang kepalanya dengan kedua tanganku… kutempelkan ujung kontolku
ke bibirnya…. kudorong-dorong…. tapi mulut Bu Indah tertutup rapat…. ”
Ayolah, sebentar saja Bu…”, kataku sambil duduk di depannya, Bu Indah
tetap menggelengkan kepalanya, sambil berkata ” Nggak…nggak mau…
pokoknya nggak mau… jijik….!”.
Aku jadi gemas, kutarik tubuhnya hingga menindih tubuhku, kupeluk
tubuhnya lalu kucium bibirnya…. dengan lemah tubuhnya meronta-ronta…
kulumat bibirnya… kumainkan lidahku di dalam mulutnya, sampai akhirnya
dia membalas pelukan dan ciumanku… kami berciuman lama sekali, sekali
dia berhenti menciumku… dia hanya memandangku…. tangannya mengusap-usap
rambutku….
Tanpa disadarinya, aku mengarahkan kontolku ke lobang memeknya. Ketika
posisinya sudah tepat, kuangkat pantatku mendorong dan blesssss….
kontolku langsung masuk, tubuh Bu Indah tersentak, dia berusaha
mengangkat pantatnya… tapi pingangnya kutahan dengan kuat… malah kutekan
kebawah hingga kontolku hampir masuk semua… Bu Indah mendesah, ” Booy…
aa..aaahhh… kamu memang nakaal… Booy… oohhh.. aaahhhhh….”
Lalu kami saling pandang, lama… tak ada yang bergerak diantara kami…. Bu
Indah menundukkan kepalanya… dia mencium bibirku lembut sambil berkata ”
Kamu memang nakal.. jahil… kamu nggak mudah menyerah rupanya… nggak mau
nurut sama omongan Ibu… kamu jahat…. sekarang lepasin tangan kamu..
kalo nggak… awas !”.
” Tapi Bu… ” kataku, sambil mengerak-gerakkan pantatku keatas… dan
menekan-nekan pinggangnya ke bawah… kuangkat pantatku berulang ulang…
sesekali ketika kuangkat pantatku dengan kuat, pinggangnya kutekan ke
bawah, hampir seluruh batang kontol masuk ke dalam memek Bu Indah… saat
kepala kontolku menabrak dinding paling dalam, Bu Indah menjerit kecil,
badannya bergetar…. http://celdamz.blogspot.com
Diapun tidak bisa menyelesaikan kata-katanya dengan benar, malah jadi
merintih nikmat, ” Nggak ada tapi-tapian, kamu mau lepas nggak ? Ntar
Ibu mmma..mmau…. la..lapor…. aaahhhh… aaww…. sstt…. ooohhhh…. ntar…
Ibu.. laporrrinn… ssama… aww… ppo.. mmhhmm…aaahhhh.. polisssiii… aahhh….
ooohh… aaahhh…. aww.. aaaaaaaaaaaaaahhhh… sssstt….. aahhh…. ooohh…
aa..aaww…. Bbooy… terusss…. aaahh… oohh…. Booooy…. Boooyyy….
aa..aaaaaww…. aaahhh… ooohhh…. te..teruuss… teruuusss… oohh… aahh…
oohh..oohhh.. eeenaaakk… aa..aaaww… lagiii… enaak.. ssaayyaang….”
Kudorong tubuhnya supaya tegak, hingga posisinya seperti sedang
berjongkok diatas kontolku dan pantatnya kutahan dengan kedua tanganku,
kuhentak-hentak… kudorong.. pantatku keatas dengan kuat, dengan bantuan
tempat tidur pegas ini, hentakanku makin lama makin cepat… sambil
sesekali pantatnya kudorong melawan hentakanku hingga kontolku masuk
sedalam-dalamnya…. aduuhh nikmat sekali… makin lama makin terasa sempit
dinding memeknya yang paling dalam dan ada sesuatu yang
bergerinjal-gerinjal menjepit kepala kontolku…. aku merasakan suatu
kenikmatan yang baru… kutekan pantat Bu Indah ke bawah… kutahan beberapa
saat… kurasakan kepala kontolku terjepit dinding yang
bergerinjal-gerinjal… aku terdiam… mataku terpejam… nikmaat…. enaaakk…
saking nikmatnya… akupun mendesah, ” Buuu… enaak sekaliiii…. ssstttt….
aahh… Ibuuu..Buu.. Indaahh… gelii… enaaak… ayooo…dong… gerakin lagi
pantatnya… yaaa…. saayyanngg… yaa…”
Kulihat dia merintih sambil menggigit bibirnya, matanya
terbeliak-beliak… merem-melek…. kedua tangannya menjambak-jambak
rambutnya…. kepalanya menggeleng-geleng…. setiap kepala kontolku
menyentuh dinding memeknya yang paling dalam… tubuhnya tersentak dan
gerakannya semakin histeris… pantatnya naik turun dengan cepat….
rintihannya semakin keras… diselingi jeritan kecil setiap pantatnya
menekan ke bawah… ” Booyy… aah.. ooohh.. oohh… aa..aaa…aawww… aaaa..hhh…
oohhh…aaahh… aa.aa.aaaawww…. Bbbooyy.. eenaak…. aahh…aaahhh…
aa…aaa..aaaww…. enaak….” Akhirnya ketika Bu Indah menekan pantatnya
dengan kuat, hingga kepala kontolku dijepit dinding
bergerinjal-gerinjal, mulai terasa ada rasa geli luar biasa…. kontolku
berdenyut-denyut…. terasa air maniku memakas ingin keluar… hingga tak
mungkin lagi kutahan…..
” Buuu..Buu Indaah.. Boy ma..mmau keluarrr… aduuhhh… geliii… ” rintihku.
Bu Indah menggerakkan pantatnya maju.. mundur… lalu berputar.. maju
lagi… ke kiri.. ke kanan… diangkat sedikit… terus maju lagi… berputar
lagi… kontolku terasa dipilin-pilin… diurut-urut…. disedot-sedot… rasa
geli itu semakin kuat… makin kuat…. nikmat bercampur geli…
Tiba-tiba tubuh Bu Indah menyentak-nyentak sambil menjerit kecil, ”
Booyy… ayo… ssssayang… sama.. samaa.. aaahh… oohh… aaahhh…
BBooooooyyyyyyyyy…. aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh….” tubuhnya menindihku….
pantatnya menekanku dengan kuat…. bibirnya mengulum bibirku…. dia
memelukku dengan kuat…. dan akupun memeluknya lebih kuat…. sambil
membalas ciumannya…..
Bersamaan dengan itu… ” Aaaaaaahhhhhh…… ” kontolku menyemprotkan air
mani ke dinding memeknya berkali-kali… cret… cret… cret… cret… cret…
cret… cret… aaahhh.. nikmatnya……. tak terasa tubuh kami
berguling-guling… sambil berpelukan dan berciuman… mereguk seluruh
kenikmatan dari persetubuhan ini.
Selama dua puluh menit, kami terdiam sambil berpelukan…. saling
memandang… lalu berciuman dengan lembut… lamaa… saling mengusap-usap
rambut tanpa ada satupun kata yang keluar dari mulut kami. Ketika aku
akan mencabut kontolku dan melepaskan pelukan, Bu Indah merintih manja, ”
Ntar aja… jangan dulu..Ibu masih ingin begini..ya.. sayang… “, sambil
mengecup bibirku dan mengusap-usap rambutku dengan penuh kelembutan,
seperti tak ada rasa marah, menyesal atau sedih.
Tak lama kemudian, secara bersamaan kami saling melepas pelukan dan
sama-sama tergolek lemas bersebelahan sambil memejamkan mata… merenungi
apa yang sudah terjadi diantara kami. Ketika aku membuka mata, ternyata
Bu Indah sedang memandangi aku sambil menahan kepala dengan tangannya
dan dia tersenyum, sambil mencolek hidungku dan berkata, ” Kamu ini
memang anak kurang ajar… nggak punya kesopanan… umur kamu berapa sih…?
“. Melihat sikapnya yang ramah disertai senyum, aku jadi berani, kujawab
sambil mengecup tipis bibirnya, ” Ibu nggak usah nanya umur deh, yang
penting, aku suka sama Ibu “.
Dan dia menindihku sambil membalas kecupanku, ” Kamu ini ngomong kaya
udah gede aja, kenapa sih kamu suka sama Ibu ” tanyanya. ” Kok nanyanya
gitu, Ibu mau apa nggak disukain sama Boy.. ? ” aku balik bertanya. ”
Kalo kamu udah gede, Ibu pasti mau… sekarang Ibu pengen tahu kenapa kamu
suka sama Ibu ? ” katanya penasaran, sambil memencet hidungku.
” Nggak ah.. ntar Ibu marah kalo Boy jawab..” kataku.
Dia langsung menjawab, ” Nggak, Ibu nggak bakalan marah.. sumpah “. ”
Sumpah apa ? ” tanyaku, ” Sumpah ini… ” katanya sambil mencium bibirku
dengan lembut. Tanpa kami sadari, telah terjadi keakraban diantara kami
sepertinya kami pasangan yang sebaya.
Sambil membalikkan tubuhnya, kujawab, ” Boy suka sama Ibu karena……. “,
aku tidak meneruskan jawabanku, dia makin penasaran, ” Karena apa… ? “,
katanya sambil cemberut. ” Karena…. Ibu baik…. cantik… terus.. karena
ini…. dan ini… ” kataku sambil menunjuk dadanya dan mengusap-usap
memeknya. ” Ihhh… jangan nakal… nanti Ibu tampar lagi… mau..? “, katanya
sambil melotot tapi mulutnya tersenyum manis lalu dia menciumku lagi.
Kami berciuman lagi… sambil memelukku Bu Indah berbisik mendesah di
telingaku, ” Ibu sayang kamu…. kamu jangan pulang.. masih banyak yang
ingin Ibu omongin sama kamu… sekarang kita istirahat aja ya…”.
” Ya deh, gimana ibu aja “, kataku sambil membalas pelukannya.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam, tak lama kemudian kami tertidur sambil berpelukan
LANJUT CERITA BERIKUT GAISS,..
NEXT
 |
GURU SEX |