tag:blogger.com,1999:blog-255315252463551832024-03-20T23:02:33.560-07:00Cerita DewasaBerbagai macam cerita-cerita dewasu kusus kalangan 17+ boleh untuk melihat dan membaca post saya ini saya berbagi untuk semua kalangan thnx u n happy day :DAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.comBlogger53125tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-68734864837710011542015-01-13T10:50:00.000-08:002015-01-13T10:50:00.482-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru MENIKMATI TUBUH SEPUPUKU <a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> Namaku Edo. Aku adalah seorang mahasiswa di sebuah PTS swasta
terkenal di Jakarta. Cerita berawal 2 tahun yang lalu, ketika anak
pamanku yang tinggal di Malang disekolahkan oleh orangtuanya ke Jakarta.
Devi namanya. Usianya saat itu baru 16 tahun. Walaupun begitu, ia
terlihat lebih dewasa dari usianya yang sebenarnya. Tingginya sekitar
165 cm, rambut panjang sebahu dengan bentuk tubuh yang proporsional.
Dadanya cukup besar, kutaksir ukurannya sekitar 34 B. Hidungnya mancung
dan<br />
kulitnya putih mulus. Maklum, ibunya keturunan Belanda.<br />
Selama bersekolah di Jakarta, Devi tinggal di rumahku. Makin hari, kami
semakin akrab. Terkadang, bila ada waktu luang, ku jemput dia sepulang
sekolah dengan mobilku. Tidak jarang kuajak dia ke tempat-tempat
rekreasi yang ada di Jakarta, atau ke mal untuk sekadar Window Shopping.
Semua itu kulakukan hanya untuk berdekatan dengannya. Sejujurnya, aku
tergiur dengan keindahan tubuhnya. Namun semua itu masih bisa kutahan.
Aku mencoba sebisa mungkin untuk tidak melakukan hal-hal yang menjurus
padanya, mengingat dia adalah sepupuku sendiri.<br />
Suatu hari, hujan
turun deras sekali. Rumahku sedang kosong saat itu. Kedua orangtuaku
sedang sibuk dangan urusan bisnisnya masing-masing. Adikku main ke rumah
temannya, sedangkan pembantuku pulang kampung. Tinggallah aku sendiri
di kamarku, bersantai sambil menyaksikan film porno ditemani sebotol
Vodka. Aku adalah seorang pecandu alkohol. Tiba-tiba kudengar bel pintu
berbunyi.<br />
Siapa yang datang hujan-hujan begini?, pikirku dalam hati.<br />
Segera saja kubuka pintu dan tampak di depan pintu pagar rumahku ada
seorang gadis berseragam SMU yang kehujanan. Ternyata gadis itu adalah
Devi.<br />
Kehujanan ya Vi? dia mengangguk.<br />
Kenapa ngga minta di jemput?<br />
Tanggung Kak, Devi udah di perjalanan pas hujan tadi<br />
Ya sudah kamu mandi air panas sana, biar nggak demam nanti.<br />
Dia pun menurut. Saat itu aku baru menyadari di depanku ada pemandangan
yang sangat indah. Tubuh Devi yang sangat indah terlihat jelas di balik
seragam sekolahnya yang basah kuyup. Saat itu, Devi mengenakan Bra
hitam yang sangat seksi. Melihat pemandangan seperti itu, penisku
langsung menegang. Tiba-tiba muncul keinginan kuat untuk mencicipi tubuh
Devi, sepupuku sendiri. Aku langsung melepaskan semua pakaianku, supaya
lebih gampang melaksanakan niat jahatku. Kutunggu dia di depan kamar
mandi.<br />
Selang beberapa lama, pintu kamar mandi terbuka dan muncul
Devi dengan hanya mengenakan handuk untuk menutupi tubuhnya. Dia tampak
kaget setengah mati melihatku dalam keadaan bugil.<br />
Kak.., belum sempat ia melanjutkan kata-katanya, kuterkam tubuhnya.<br />
Kudekap erat dan kutarik handuk yang melilit di tubuhnya dengan cepat,
sehingga ia langsung telanjang bulat sama sepertiku. Ku seret dia ke
dalam kamarku. Dia mencoba memberontak tapi sia-sia. Tenagaku jelas
lebih kuat darinya.<br />
Kak, apa-apaan ini? Lepaskan! Aku tidak peduli dengan teriakannya.<br />
Sesampainya di kamar, kuhempaskan tubuhnya ke ranjang. Kutindih tubuhnya, kuciumi lehernya yang putih mulus.<br />
Kak, sudah Kak, cukup! Ingat aku saudaramu..<br />
Diam kamu!<br />
Kak Edo mabuk yah.. sadar Kak..<br />
Teriakan dan rontaannya malah membuatku semakin terangsang. Kulumat bibirnya yang merah dan tipis menggiurkan itu.<br />
Mmmhh.. mmppff.. Ia seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi tertahan oleh bibirku.<br />
Sementara tangan kiriku meremas dadanya yang putih dan montok. Begitu
kenyal dan halus. Kumainkan putingnya yang berwarna pink itu. Ia masih
belum menyerah untuk berontak. Tetapi, semakin ia berontak, semakin aku
bernafsu untuk memperkosanya. Ciumanku turun ke dadanya. Kulumat puting
susunya dengan rakus. Kadang kugigit-gigit. Devi menggelinjang kegelian.<br />
Kak.. sshh.. cukuphh.. udah dong.. sshh Ujarnya setengah mendesah.<br />
Aku malah semakin gencar melancarkan seranganku. Kali ini jemariku
kuarahkan ke vaginanya. Kumasukkan jari tengahku ke dalamnya. Ternyata
Devi sudah tidak perawan.<br />
Ooo, kamu sudah pernah toh.. gimana
rasanya, enak kan? Sudahlah, nggak usah malu-malu. Nikmati aja..
Mendengar kata-kataku, Wajah Devi merah padam menahan malu.<br />
Tidak! Devi nggak mau..<br />
Mulutnya menolak, tetapi kurasakan vaginanya semakin basah karena
jariku bergerak keluar masuk. Pantatnya pun bergerak-gerak merespon
gerakan jariku. Kupermainkan klitorisnya dengan jariku. Dia tersentak
kaget.<br />
Aahh.. jangan.. mmhh. Ciumanku pindah lagi ke bibirnya.<br />
Kumainkan lidahku. Selama beberapa detik tidak ada respon. Tetapi
beberapa saat kemudian lidahnya membalas lidahku. Dia juga sudah tampak
mulai pasrah, tidak lagi mencoba berontak seperti tadi. Kulepaskan
ciumanku dari bibirnya. Kujilati dari wajahnya ke leher, turun ke dada,
perut dan akhirnya sampai pada lubang kenikmatan. Kujilat-jilat bibir
vaginanya sementara jariku masih bergerak keluar-masuk vaginanya.<br />
Ooohh.. udahh.. geli.. Tangannya mencoba mendorong kepalaku. Tapi kutepiskan dengan tanganku yang satu lagi.<br />
Kuteruskan permainan lidahku di vaginanya. Kali ini kugelitik klitorisnya.<br />
Uuhh.. sshh.. jangaannhh.. sshh.<br />
Vaginanya semakin basah. Kupikir, inilah saatnya.<br />
Aku segera bangkit dan mengarahkan penisku yang sudah pada ketegangan
maksimal. Devi sepertinya tahu apa tindakanku selanjutnya. Dia mencoba
mendorongku, tapi kupegangi kedua tangannya. Kubuka lebar kedua pahanya
dengan pahaku. Kumajukan pinggulku dan, bless! Dengan sekali tekan,
amblaslah penisku ke dalam vaginanya.<br />
Jangan Kaakk.. oohh teriaknya berusaha mencegahku.<br />
Tetapi sudah terlambat. Aku tidak membuang waktu. Langsung kukocokkan
penisku, semakin lama semakin cepat. Vagina Devi masih sangat sempit.
Mungkin karena belum terlalu sering diterobos. Kurasakan vaginanya
berdenyut-denyut. Nikmat sekali. Devi pun sepertinya sudah lelah untuk
melawan. Ia malah terlihat seperti sedang menikmati setiap sodokan yang
kulakukan.<br />
Ssshh.. mmhh.. uuhh.. begitu saja yang keluar dari mulutnya.<br />
Wajahnya merah, entah merah karena malu, atau karena nafsu. Bibirnya
yang seksi terbuka, membuatku ingin melumatnya. Langsung saja kucium
bibirnya. Kali ini, Devi langsung membalas ciumanku. Lidah kami saling
membelit satu sama lain. Tanganku tidak tinggal diam. Kuremas lembut
payudaranya yang indah. Kadang kupelintir putingnya yang sudah menegang.<br />
Oohh.. sshh.. uuhh desahannya semakin keras.<br />
Gimana, enak kan? tanyaku.<br />
Wajahnya semakin merah mendengar pertanyaanku. Dia hanya terdiam.
Kuhentikan sodokanku. Ternyata pantatnya masih terus bergoyang-goyang.
Kusentakkan pinggulku secara tiba-tiba. Kupercepat gerakanku sampai pada
batas maksimal kemampuanku.<br />
Aaahh.. Kak Edohh.. uuhh.. sshh..<br />
Kenapa sayang? kamu menikmatinya?<br />
Iyahh.. oohh.. eennaakkhh.. sshh.. aahh...<br />
Tak terasa 15 menit sudah kami berpacu dalam nafsu.<br /> Kak.. sshh.. Devi.. mauhh.. kkelluarrhh.. oohh..<br />
Tahan dulu sayang.. hh.. sebentar lagi..<br />
Nggak bisaahh.. Devvii kkellluuaarr.. aakkhh..<br />
Badannya mengejang tak karuan diiringi teriakan kenikmatan yang
membahana. Sementara kecepatanku sama sekali tidak kukurangi. Tangan
kiriku menggelitik klitorisnya, tangan kananku meremas dan memainkan
payudara kirinya, sedangkan bibirku menghisap puting susu sebelah kanan.
Semua kulakukan untuk menambah nikmatnya sensasi orgasme.<br />
Sabar ya sayang. Aku belum keluar. bisikku mesra di telinganya.<br />
Kucabut penisku dari vaginanya untuk memberinya kesempatan
beristirahat. Kujilati lehernya sampai ke belakang telinga. Kugelitik
klitorisnya dengan jemariku. Tak lama kemudian, vaginanya kembali basah.<br />
Kamu mau lagi sayang?. Devi mengangguk pelan.<br />
Kali ini dia lebih agresif. Dia langsung memegang penisku da meremasnya.<br />
Punya Kak Edo besar dan panjang yah.. sampai mentok.<br />
Aku hanya tersenyum. Bangga juga ada yang memuji senjataku, walaupun
bukan yang pertama kali penisku diakui kehebatannya. Devi meneruskan
aksinya. Dia tidak lagi meremas, melainkan menjilati penisku dari ujung
sampai ke buah zakar. Nikmat sekali rasanya. Tak lama kemudian, dia
mengulun penisku. Kulumannya sangat nikmat. Lembut, tapi sangat terasa.
Aku hanya bisa memejamkan mata dan menikmati setiaphisapan yang
dilakukannya padaku. Saat kubuka mata, Devi sudah duduk di atas penisku.
Dia lalu mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Dan.. slebbbb..
tertelan sudah batang penisku oleh vaginanya. Devi bergoyang diatasku
seperti orang menunggang kuda. Terkadang, ia memutar pinggulnya, persis
seperti goyang Inul. Kuremas-remas payudaranya yang menggantung seksi di
depanku. Kadang kuhisap dan kujilati putingnya.<br />
Oohh.. sshh.. geli.. mmhh.. Devi merintih-rintih di atasku.<br />
Selang 20 menit kemudian, Devi orgasme untuk yang kedua kalinya. Dia
langsung ambruk di dadaku. Kubalikkan tubuhnya. Kutusuk dari belakang.
Kugerakkan pinggulku secepat mungkin. Devi hanya mampu merintih dan
mendesah. 5 menit kemudian, akumerasa ada sesuatu yang hendak keluar
dari senjataku.<br />
Vi.. aku.. mauhh.. kkeellluarr..<br />
Janganhh.. dihh.. dalammhh.. mmhh<br />
Langsung kucabut penisku dan kuarahkan ke wajahnya. Kubiarkan dia
mengulum penisku. Beberapa detik kemudian.. croott.. croott.. aku
ejakulasi di wajahnya. Sebagian spermaku masuk ke mulutnya, dan sebagian
lagi membasahi wajah, leher dan dadanya.<br />
Kami berbaring lemas
dengan nafas tersengal. Kami berbincang-bincang dan akhirnya dia
menceritakan tentang mantan pacarnya yang merenggut keperawanannya.
Mantan pacarnya adalah kakak kelasnya sewaktu di Malang. Sekarang, anak
itu sudah meninggal akibat overdosis narkoba. Devi pindah ke Jakarta
untuk berusaha melupakan peristiwa itu. Ia beralasan kepada orangtuanya
bahwa sekolah di Jakarta lebih bagus. Setelah cukup lama
berbincang-bincang, kuajak dia mandi bersama.<br />
Nafsuku kembali
bangkit saat kami saling menyabuni tubuh masing-masing. Saat itu dia
menyabuni penisku sambil meremas-remasnya. Langsung kucium bibirnya dan
dia membalas dengan tak kalah ganasnya. Kami kembali melakukannya, kali
ini dengan posisi berdiri di bawah guyuran shower. Tak henti-hentinya
kuremas payudaranya yang montok dan kenyal itu. Kami melakukannya selama
kurang lebih 12 menit lalu orgasme hampir berbarengan. Aku kembali
berejakulasi di wajahnya. Entah mengapa, aku sangat merasa sangat puas
bila melihat wajah wanita berlumuran spermaku.<br />
Kami masih sering
melakukannya hingga saat ini. Tak hanya di rumah tetapi juga di
tempat-tempat lain seperti di hotel, mobilku, bahkan pernah kami
melakukannya di WC sekolahnya. Padahal, aku sudah punya pacar dan Devi
pun begitu. Ada kepuasan yang berbeda bila bercinta dengannya. Ada satu
hal yang sama-sama ingin kami coba, yaitu beradegan three some.<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>LANJUT CERITA BERIKUT GAISS,..</b></a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>NEXT</b></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIxi6kupzfI4H8W77pRg1c3e4uBG4PCVzcnduviwb0RJbBCvqOMAi18Mph2b7RBTMPImw35-Qx9aM7lgeN1Rn9G7uM24tWxVKbmqd8_g5KdUb_QPsUix0riPXzMtM-jfGSHFIEsQmExQ/s1600/SEPUPU.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt=" http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIxi6kupzfI4H8W77pRg1c3e4uBG4PCVzcnduviwb0RJbBCvqOMAi18Mph2b7RBTMPImw35-Qx9aM7lgeN1Rn9G7uM24tWxVKbmqd8_g5KdUb_QPsUix0riPXzMtM-jfGSHFIEsQmExQ/s1600/SEPUPU.jpg" height="382" title=" http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-65747461356105625132015-01-13T10:35:00.000-08:002015-01-13T10:35:00.161-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru JEBAKAN SEX<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> aku Tasha. Agustus kemarin baru saja aku merayakan ulang tahunku yang
ke 36. Sebuah perayaan ulang tahun yang sangat berkesan buatku. Sebagai
ibu rumah tangga dengan suami yang luar biasa sibuk,aku sering merasa
jenuh di rumah. Pergaulanku pun tidak terlalu luas. Aku bukan tipe
wanita yang senang kumpul-kumpul,ke kafe,hura-hura dan sebagainya.
Hiburanku paling hanya TV,telepon dan komputer. Aku sering chating untuk
menghilangkan kejenuhanku. Dari chat itulah aku mulai mengenal yang
namanya perselingkuhan.<br />
Kepulangan suamiku yang hanya empat-lima
hari dalam sebulan jelas membuatku sepi akan kasih sayang. Dan tentunya
sepi pelayanan. Tapi mungkin aku juga terpengaruh oleh teman-teman
chatku. Sebelum kenal chating,aku tidak begitu perduli dengan kesepian.
Namun setelah banyak bergaul di chat,aku mulai merasa bahwa selama ini
hasrat birahiku tak pernah terpenuhi. <br />
Ronny adalah pria pertama
yang berselingkuh denganku. Usianya lima tahun lebih muda dariku dan
sudah menikah. Tubuhnya cukup ideal dan aku puas setiap berkencan
dengannya. Namun kami tidak bisa sering-sering karena istri Ronny bukan
tipe wanita yang bisa dibohongi. Setelah Ronny aku pun semakin membuka
diri dengan menggunakan nick chat yang bikin penasaran. Beberapa pria
mulai sering mengisi kekosongan birahiku. Ada Ferry, manager sebuah
perusahaan kontraktor berusia 30 tahun yang lihai memancing birahiku.
Lalu ada Dhani yang seumuran denganku yang tidak pernah puas dengan
pelayanan istrinya. Dan masih ada beberapa lagi.<br />
Aku mulai
mengenal daun muda ketika berkenalan dengan Chris, mahasiswa salah satu
PTS di Jakarta yang usianya lebih muda 15 tahun dariku. Waktu itu aku
agak segan berkenalan dengannya karena usianya yang terpaut jauh sekali
denganku. Namun Chris memberiku pengalaman lain. Suatu ketika dia datang
ke rumahku saat rumahku sedang sepi. Dan dengan gairah mudanya yang
menggelegak, Chris memberikan sensasi tersendiri padaku. Apalagi dengan
‘Mr. Happy’ miliknya yang king size. That was great. Aku pun jadi
tertarik dengan daun-daun muda yang bertebaran di chat room. Sampai
akhirnya aku mengoleksi sekitar 20 daun muda dengan usia antara 17-25
tahun yang keep contact denganku. <br />
Memang baru 4 orang dari
mereka yang sempat berkencan denganku, namun yang lainnya tetap aku
kontak via telepon. Hingga akhirnya menjelang ulang tahunku Agustus
kemarin aku punya rencana yang belum pernah aku lakukan sebelumnya. Aku
mengontak 8 daun muda yang kupilih untuk merayakan ulang tahun
bersamaku. <br />
Pilihan pertama jatuh pada Felix, siswa kelas 3 di salah satu SMU yang cukup terkenal di Jakarta Selatan.<br /> “Halo tante..”, sapanya ceria ketika aku menghubungi HP-nya.<br /> “Ya sayang, Sabtu ini ada acara nggak?”, tanyaku tanpa basa-basi.<br /> “Ya biasa tante, paginya sekolah dulu”, jawabnya sedikit manja.<br /> “Tapi sorenya free kan, tante ada acara nih..”, tanpa kesulitan Felix menyanggupi undanganku.<br />
Selanjutnya Arga, mahasiswa salah satu PTS di Depok. Tanpa kesulitan
pula Arga menyanggupi undanganku. Kemudian Frans, salah seorang
instruktur dipusat kebugaran milik seorang binaragawan ternama di negeri
ini. Frans juga menyanggupi. Aku senyum-senyum sendiri membayangkan
tubuh Frans yang tegap berotot dan ukuran Mr. Happynya yang.. wow! Aku
pernah sekali berkencan dengannya dan aku takjub dengan Mr. Happy
miliknya yang panjangnya 3 kali Nokia 8850 milikku. <br />
Selanjutnya
Dodi, siswa SMU di salah satu sekolah swasta yang cukup elit di bilangan
Jakarta Selatan. Lalu Stanley, mahasiswa PTS ternama didaerah Grogol
dengan sepupunya Jonathan yang juga kuliah di tempat yang sama. Lantas
Rhino, gitaris di salah satu kafe di daerah Selatan. Dan terakhir tentu
saja Chris, daun muda pertamaku.Hari yang kunantikan pun tiba, tepatnya
sehari sebelum ulang tahunku.Pagi-pagi sekali aku menitipkan Juliet,
anakku yang duduk di bangku SMP, ke rumah kakakku. Aku beralasan ada
reuni SMA weekend ini. Setelah itu aku mampir ke salah satu bakery di
bilangan Hayam Wuruk untuk mengambil kue ulang tahun pesananku. Kemudian
aku langsung check in di suite room salah satu hotel berbintang di
daerah Thamrin. Di kamar aku segera re-check daun-daun mudaku untuk
memastikan kehadiran mereka. Semua beres, mereka akan hadir sekitar jam 5
sore. <br />
Sekarang baru jam 11 siang. Cukup lama juga sampai jam 5
sore nanti. Sambil tiduran di ranjang aku membayangkan apa yang akan
terjadi nanti. Kok malah jadi horny. Aku mondar-mandir di kamar tak
karuan. Untuk mengusir kejenuhan aku turun ke bawah, sekalian mencicipi
makan siang di restoran hotel tersebut. Di salah satu meja, aku melihat 5
orang wanita seusiaku dan 1 orang pria yang wajahnya masih cute sekali.
Mungkin masih kuliah atau sekolah. Mereka makan sambil ngobrol dan
tertawa-tawa. Sama sekali tak menyadari kehadiranku,sampai akhirnya
salah seorang dari wanita-wanita itu beradu pandang denganku. Dia
memberitahu yang lain, dan si cute melambai ke arahku. Aku tersenyum dan
membalas lambaiannya. Selesai makan, aku mendapat selembar memo dari
salah seorang pelayan. Aku membaca isi pesannya, “DANIEL, 0856885--- PLZ
CALL ME”. Aku tersenyum. Sampai di kamar, aku menghubungi nomor
tersebut.<br /> “Halo..” terdengar ribut sekali di ujung sana.“Halo, Daniel?” tanyaku.<br /> “Ya, siapa nih?” tanya si pemilik suara itu lagi.<br /> “Aku dapet memo dari kamu..”<br />
“Ohh.. iya, nama kamu siapa?” kami berkenalan, dan ternyata Daniel
adalah si cute yang aku lihat di resto bersama 5 wanita tadi. Dan aku
surprise sekali setelah mengetahui bahwa Daniel juga sedang merayakan
ulang tahunnya hari ini. Dia juga surprise setelah kubilang bahwa aku
juga akan merayakan ulang tahun di sini. Kemudian Daniel mengundangku
untuk merayakan ulang tahun di kamar yang disewanya di bawah. Kebetulan!
Sambil mengisi waktu nggak ada salahnya pemanasan dulu.<br />
Family
room yang disewa Daniel penuh dengan balon aneka warna. Kelima wanita
yang kulihat tadi ada di situ. Salah satunya adalah adik maminya Daniel,
dan yang lain teman-temannya. Rupanya Daniel ‘dipelihara’ sebagai
gigolo oleh kelima wanita tersebut. Candra, adik maminya Daniel adalah
wanita pertama yang mengenalkan anak itu ke dalam dunia seks. Lalu ada
Shinta dan Melly, teman kerja Candra, serta Yuni dan Liana, teman
aerobik Candra. Dan hari itu mereka berlima sepakat untuk merayakan
ulang tahun Daniel di kamar tersebut sejak tadi malam. Tepat jam 12 tadi
malam Daniel menerima suapan kue ulang tahun dari mulut wanita-wanita
itu secara bergantian, dan jam 5 pagi tadi mereka baru selesai melepas
birahi bersama.Acara kali ini semacam games, dimana Daniel dalam keadaan
telanjang bulat diikat dengan mata tertutup atas ranjang dengan penis
yang tegak. Kemudian secara acak kelima wanita itu memasukkan penis
Daniel ke dalam vagina mereka, dan saat itu Daniel harus menebak, siapa
yang sedang menindihnya. Kalau benar, Daniel diperbolehkan melepaskan
ikatannya dan melepas birahinya dengan wanita yang tertebak. Tapi kalau
salah, wanita tersebut akan menyodorkan vaginanya ke mulut Daniel, dan
anak itu harus memuaskannya dengan lidahnya. Aku menyaksikan permainan
yang seru itu di salah satu kursi di situ. Ramai sekali mereka bermain.
Kadang aku senyum-senyum ketika Daniel salah menebak. Anak itu lihai
sekali melakukan oral sex, sudah 3 wanita yang klimaks akibat permainan
lidahnya. Aku menikmati permainan itu, yang ujung-ujungnya mereka
kembali berpesta sex berenam. Candra mengajakku bergabung. Sebetulnya
aku agak keberatan, karena aku belum pernah melakukan hubungan seks
dengan melibatkan wanita lain. <br />
Namun aku ngiler juga melihat
tubuh Daniel yang cukup oke itu, apalagi dengan penisnya yang
wow!Lumayan juga buat pemanasan. Aku sempat dua kali klimaks di pesta
mereka. Yang pertama dengan Daniel, dan yang kedua..ehm, saat oral sex
dengan Liana. Jujur saja, awalnya aku agak jengah ketika merasakan kulit
tubuhku bersentuhan dengan kulit wanita-wanita itu, apalagi saat
menyentuh bagian-bagian sensitif. Namun gairah birahi yang menyala-nyala
dapat membuatku melupakan semua rasa risau tersebut. Akhirnya aku
sangat menikmati juga bermain dengan wanita-wanita itu.Sayangnya
menjelang jam 5 aku harus selesai lebih awal, kerena sebentar lagi
orang-orang yang akan merayakan ulang tahunku akan datang. Padahal aku
baru saja menikmati permainan mereka. Aku pun pamit, namun sebelum
kembali ke kamar aku mengundang mereka ke kamarku untuk bergabung dengan
pesta ulang tahunku nanti malam. Mereka setuju, terutama kelima wanita
tersebut karena mendengar ada 8 daun muda yang kuundang untuk memuaskan
hasratku.<br />
Masih kurang lima menit, aku menunggu sendirian di
kamar yang luas tersebut. Frans yang pertama kali datang. Pria bertubuh
tegap itu langsung mencium bibirku sambil mengucap happy birthday.
Dengan gaya jantannya Frans bermaksud menggendong tubuhku seperti biasa,
namun aku menahannya.<br /> “Ntar Frans, tunggu yang lain..”, kataku.<br /> Wajah Frans terlihat bingung. Aku pun menjelaskan rencana ulang tahunku kepadanya. Pria itu tertawa terbahak-bahak<br /> “Gila.. tante maniak banget ya, emang kuat?”, goda Frans.<br />
Aku tersenyum. Tak lama kemudian Chris datang. Anak itu terkejut
mendapati ada pria lain di kamar itu. Aku pun kembali menjelaskan
rencanaku kepadanya. Chris sampai geleng-geleng. Lalu Felix dan Dodi
datang secara bersamaan dengan raut wajah keduanya yang sama-sama
bingung. Chris dan Frans tertawa-tawa melihat kebingungan mereka.
Kemudian Stanley dan Jonathan juga datang bersamaan, namun mereka tidak
terlalu kaget karena aku sering bermain bertiga dengan mereka. Lalu
Arga, dan terakhir Rhino.Lengkaplah sudah. Aku mengajak mereka ke sauna
untuk mandi bersama. Aku melihat beberapa dari mereka agak risih.
Mungkin mereka tidak terbiasa berada dalam satu ruangan dengan sesama
pria dalam keadaan telanjang. Hanya Stanley, Jonathan, Frans dan Chris
yang bisa menguasai keadaan. Yang lain masih terlihat agak
nervous.Selesai bersauna,aku mengeluarkan anggur yang kubawa dari rumah
tadi. Anggur itu sudah kucampur dengan obat perangsang dan obat kuat
konsentrasi tinggi. Aku jamin siapa pun yang meminumnya mudah sekali
terangsang dan dapat bertahan lama. Aku memberikan mereka satu persatu.
Kemudian kita ngobrol-ngobrol di atas ranjang sambil minum. Oya,
semenjak dari sauna tadi, tak satu pun tubuh kami yang ditutupi pakaian.
Kami sudah bertelanjang bulat. <br />
Kami terus ngobrol-ngobrol
sambil aku menunggu reaksi obat tersebut. Sekitar setengah jam kemudian
mereka mulai menunjukkan gejala-gejala terangsang. Beberapa bahkan
penisnya mulai mengeras. Aku mencoba membakar gairah mereka dengan
menjamahi tubuhku sendiri. Sambil minum kuusap-usapkan tanganku ke
seluruh tubuh, kumainkan payudaraku, dan kuusapi permukaan vaginaku. Aku
tertawa dalam hati. Dari tingkah laku dan ekspresinya, jelas sekali
kalau birahi mereka sudah naik ke kepala. Namun tak ada yang berani
memulai, sampai Chris yang duduk di dekat kakiku memberanikan diri
menyentuhku. Frans ikut-ikutan menjamah tubuhku, disambung Felix, dan
akhirnya semua bergumul menyentuhku. Ah great! The party has just
begun.Aku asyik berciuman dengan Frans dengan panuh nafsu, sementara
Arga dan Dodi menjilati kedua payudaraku. Tangan kiriku asyik mengocok
penis Felix sedangkan yang kanan dengan lincah memuaskan Chris. Lidah
Jonathan menari lincah di perutku, memberikan sensasi kenikmatan
tersendiri. Sementara Stanley dan Rhino melengkapi kenikmatan dengan
menjelajahi daerah di bawah perut dengan lidah dan jari-jari mereka.
Ahh.. baru kali ini aku merasakan gejolak yang luar biasa. Setiap
jengkal tubuhku rasanya dimanja dengan sentuhan mereka. Kami pun
bertukar-tukar posisi.Hampir dua jam kami melakukan fore-play tersebut.
Chris yang pertama berhasrat menembus lubang vaginaku. Sambil bersandar
di dada Frans yang bidang, sementara Stanley dan Felix asyik mencumbui
tubuhku yang terawat, aku menerima kenikmatan yang diberikan Chris.
Ahh.. anak itu hebat sekali memainkan temponya. Penisnya yang memang
berukuran besar terasa memenuhi vaginaku. Setelah Chris, gantian
Jonathan yang menghujamkan penisnya yang bertindik mutiara itu ke dalam
vaginaku.<br /> “Ahh.. ahh.. terus Jo.. aaahhh..”, aku mulai mendesah
merasakan bola mutiara itu memijit-mijit dinding vaginaku. Uhh.. nikmat
sekali. Daun mudaku yang satu ini memang kreatif sekali mendandani
penisnya. Suatu kali saat aku berkencan dengannya, Jonathan memasang
sepuluh anting-anting kecil yang terbuat dari silikon di sekeliling
leher penisnya.Hasilnya..wow, aku mengalami multi orgasme hingga 17 kali
berturut-turut. Saat itu hampir aku kehabisan nafas. Seperti biasa saat
aku main dengan Jonathan, Stanley kumat gilanya. Penis Jonathan yang
berdiameter 5 cm itu sudah hampir memenuhi vaginaku, Stanley menambahnya
dengan menghujamkan penisnya yang berukuran kurang lebih sama dengan
Jonathan ke dalam vaginaku. Akkhhh.. nikmatnya! Aku sampai menggigit
tangan Felix yang sedang memelukku.<br /> “Ahh.. ahh.. ooohhh..”, birahiku semakin memuncak.<br />
Saat itu Rhino langsung menyumpal mulutku dengan penisnya yang belum
disunat itu. Mmm.. nikmat sekali. Aku mengulum dan memainkan ujung penis
Rhino yang kenyal. I like this.. aku menggigitinya seperti permen
karet. Anak itu mengerang keasyikan. Aku merasa birahiku semakin
memuncak. Dan..ahhh, aku pun mencapai orgasmeku. Jonathan dan Stanley
mencabut penis mereka pelan-pelan. Kemudian gantian Stanley yang
memasukkan penisnya yang basah itu ke dalam mulutku.Di bawah, Frans
kembali bergumul dengan vaginaku. Lidahnya lincah menari-nari
membangkitkan kembali gairahku hingga birahiku kembali naik. Lantas
dituntaskannya dengan penis supernya tersebut. Ahhh.. nikmatnya. <br />
Kami terus berpesta, bergumul dan berganti-ganti posisi. Tanpa terasa
malam hampir mencapai pukul 12. Artinya sebentar lagi hari ulang tahunku
akan tiba. Saat itu segenap kepuasan telah menyelimuti kami dari pesta
sejak sore tadi. Tubuh-tubuh macho itu tergeletak melepas ketegangannya
di tengah-tengah tubuhku, sambil kami bercumbu-cumbu kecil. Akhirnya
alarm handphoneku yang sengaja kupasang, berbunyi. <br />
Now it's the
time! Tepat jam 12 aku mengeluarkan kue ulang tahun yang kubeli tadi
siang dari dalam lemari es,kuletakkan di atas meja. Kedelapan daun
mudaku berdiri mengelilingi meja tersebut. Acara potong kue pun dimulai.
Potongan pertama kuletakkan di atas cawan, kemudian kuberikan pada
Chris yang berdiri di sebelahku. Kusuapkan sepotong ke mulutnya dengan
mulutku. Kemudian potongan kedua kuberikan pada Frans dengan cara yang
sama. Lalu berturut-turut Stanley, Jonathan, Arga, Dodi, Rhino dan
terakhir Felix. Kami pun berpesta dengan kue itu dan tentunya beberapa
botol anggur yang telah kuberi obat perangsang tadi. Selesai makan, atas
ide Frans aku diminta berbaring di atas meja, kemudian tubuhku dibaluri
sisa krim dari kue dan sedikit disirami anggur. Kemudian dengan buas,
kedelapan daun mudaku melumat tubuhku dengan lidah mereka. Ahh.. nikmat
sekali rasanya. Aku merasa seperti ratu yang dimanja gundik-gundiknya.
Mereka tak hanya menjilati, tapi juga mencumbui seluruh permukaan
kulitku. Sshh.. oohhh.. Felix memang pintar sekali menjelajahi
payudaraku. Anak itu berduet dengan Arga melumat payudara dan puting
susuku. Frans, Rhino dan Chris asyik berebutan mengeroyok vagina dan
pantatku. Uhhh.. rasanya vaginaku ingin meleleh dibuatnya.<br />
Sudah 8
kali aku orgasme dengan permainan ini, namun mereka terus asyik melumat
tubuhku tanpa henti. Gila, obat perangsang pemberian salah seorang
temanku itu memang top banget.<br /> “Sshhh.. ooohhh..”, untuk yang ke-9
kalinya aku mencapai orgasme.Karena tak tahan aku pun bangkit. Tubuhku
sudah basah oleh air liur mereka. Aku melirik ke jam di handphoneku.
00:57. Sebentar lagi Daniel dan tante-tantenya akan kemari.<br />
“Sebentar ya sayang..”, aku menyingkir sedikit dari daun-daun mudaku
untuk mengirim SMS ke Daniel.Tak lama kemudian anak itu membalas. Yup,
confirm! Mereka sedang di lift dan sebentar lagi akan tiba.<br /> “Ok
sayang.. kalian semua betul-betul hebat. Tante senang sekali merayakan
pesta ulang tahun seperti ini. Nah.. sebagai imbalan, tante punya
surprise buat kalian semua..”, cetusku sambil senyum-senyum.<br />
Kedelapan pria itu saling berpandangan dengan bingung.<br /> “Wah, surprise apalagi nih tante?”, tanya Chris.<br /> Aku mengecup bibir anak itu.“Liat aja bentar lagi”, jawabku.<br /> Baru saja aku meyelesaikan kalimatku, pintu kamar berbunyi. Aku segera memakai kimono dan menghampiri pintu.<br /> “Happy birthday Tasha..”<br />
Daniel dan tante-tantenya berteriak ribut mengejutkan semua pria yang
ada di dalam kamarku. Aku mempersilakan masuk dan mengenalkan mereka.
Melihat kedelapan daun mudaku yang tanpa busana, kelima wanita itu
langsung menanggalkan pakaian mereka tanpa basa-basi.<br /> “Oke semua, this is the real party.. Enjoy it!”, seruku pada mereka.<br />
Bagai pasukan yang dikomando, mereka langsung mencari pasangan dan
memilih tempat masing-masing untuk melepas birahinya. Aku menghampiri
Daniel yang masih berpakaian lengkap.<br /> “Sayang.. sekarang saatnya
kita berduaan. Biar saja mereka berpesta, tante ingin menikmati tubuh
kamu sendirian.. mmm.. mmm..”, desahku seraya mencium bibir Daniel.<br />
Pria macho itu langsung menggendong tubuhku dan membawaku ke bathroom.
Daniel mendudukkanku di atas meja wastafel, dan kami pun melanjutkan
ciuman kami. Tanganku lincah melucuti kemeja yang membungkus tubuh
Daniel. Anak itu juga melepas kimono yang kupakai. My God! Untuk
kesekian kali aku mengagumi tubuh kekar Daniel yang putih itu. Aku
mendekap tubuhnya hingga dadanya menempel ketat di payudaraku. Ssshh..
hangat sekali. Daniel menciumi leher dan bahuku habis-habisan. Gairahku
kembali naik.Dengan lembut Daniel mendorong tubuhku hingga setengah
berbaring di atas wastafel tersebut. Kemudian dengan liar anak itu
menjelajahi tubuhku dengan lidahnya. Ahhh.. dia pintar sekali mencumbui
puting susuku. Sementara sebelah tangannya mengusap-usap permukaan
kemaluanku. Kedua tanganku sampai meremas rambut Daniel untuk menahan
kenikmatanku. Daniel membasahi jari-jarinya dengan lidahnya, kemudian
dimasukannya jari tengahnya yang kekar itu ke dalam lubang vaginaku.<br /> “Sshhh.. ooohhh..”, aku mendesah merasakan kenikmatan itu.<br />
Daniel melirik ke wajahku yang sedang berekspresi seperti orang
ketagihan. Bibir, lidah dan giginya tak henti-henti mencumbui puting
susuku. Daniel memang lihai sekali memainkan tempo. Tak sampai lima
belas menit, jari-jari Daniel berhasil membuatku klimaks. Aku memeluk
dan mencium anak itu. Kemudian gantian aku yang turun ke bawah untuk
menikmati penisnya yang aduhai itu. Gila, masih lemesnya aja segini,
gimana udah tegang nanti. Penis Daniel yang tidak disunat itu terlihat
lucu dengan daging lebih di ujungnya. Dengan lincah aku menjilati
sekeliling penis anak itu. Daniel meremas rambutku dengan penuh nafsu.
Lidahku mulai menjelajahi batang penisnya yang besar itu. Uhhh.. gila
besar sekali. Sampai pegel lidahku menjilatinya. Sesekali Daniel
menggesek-gesekkan batang penisnya itu ke mulutku dengan gemas. Aku
semakin liar saja melumatnya. Pelan-pelan aku mulai melahap penis
Daniel. Mmm.. mmm.. enak sekali. <br />
Aku mengulum ujung penis Daniel
yang kenyal, dan menarik-nariknya seperti permen karet. Anak itu sempat
bergidik menahan nikmat. Sambil mengulum ujungnya, kedua tanganku
memainkan batang penisnya yang sudah basah oleh air liurku itu. Lidahku
semakin lincah dan liar. Akhirnya penisDaniel mencapai ukuran
klimaksnya. Dan.. wow betul-betul fantastis. Aku mengukurnya dengan
jariku. Gila, nyaris dua jengkal tanganku. Kayaknya tadi waktu party
bareng tante-tantenya nggak segede ini. Makan apa sih ni anak. Penis
Daniel sudah keras, kepalanya sudah menyembul dari balik kulitnya dan
urat-urat yang perkasa mulai menghiasi sekeliling batang penisnya.
Daniel mengusap-usapkan penisnya ke sekujur wajahku.Ahhh.. nikmat
sekali. Sebentar lagi aku akan merasakan kejantanannya. Sambil
berpegangan di wastafel, aku siap dengan posisi nungging. <br />
Perlahan-lahan Daniel menyelipkan batang penis jumbonya itu ke dalam
liang vaginaku. Aahhh.. aku merasa seperti seorang perawan yang baru
menikmati malam pertama. Penis Daniel terasa sulit menembus vaginaku.
Pelan-pelan Daniel menusukkan semakin dalam, dan.. akhirnya penis
Danielamblas ke dalam vaginaku. Uhhh.. rasanya ketat sekali didalam.<br /> “Shh.. tante.. lubangnya sempit banget sih.. enak banget nih..ahhh..”, Daniel mendesah ditelingaku.<br />
Pelan-pelan Daniel mulai memaju-mundurkan penisnya. Ohh..ohhh..ooohhh..
nikmat sekali. Sementara kedua tangannya yang kekar meremas payudaraku.<br />
“Aahhh.. ahh.. Daniel.. aahhh.. enak sekali sayang.. aahhh..”, Aku
merasakan tubuhku akan meledak menahan rasa nikmat yang luar biasa.<br />
Baru kali ini aku merasa seperti ini. Dan tak lama kemudian aku pun
mencapai klimaks. Ahhh.. Daniel mencabut batang penisnya dari vaginaku.
Gila, anak itu masih cool aja. Masih dalam posisi berdiri, aku memeluk
tubuh kekarnya, sambil menciumi dadanya yang bidang.<br /> “Gila, kamu hebat sayang.. mmmhhh..”, desahku seraya melumat bibirnya.<br />
Daniel lalu menggendong tubuhku dan dia mulai melumat payudara dan puting susuku. Ahhh.. asyik sekali.<br /> “Tante.. aku mau sambil berdiri ya..”, desahnya. <br />
Aku mengangguk. Tanpa kesulitan Daniel kembali meyelipkan batang
penisnya yang masih keras ke dalam vaginaku yang sudah becek. Oohhh..
kami bermain dengan posisi berdiri. Berat badanku membuat penis Daniel
menancap semakin dalam. Nikmat sekali rasanya. Entah berapa kali aku dan
Daniel saling melepas nafsu di kamar mandi itu. Tubuhku sampai lemas
karena terlalu sering orgasme. Daniel yang masih stay cool duduk di atas
toilet, sementara aku duduk di pangkuannya sambil merebahkan tubuhku di
dadanya yang bidang.<br /> “Hhh.. kamu gila sayang, hebat banget sih..”, cetusku sambil mencubit hidung Daniel. <br /> Anak itu tersenyum sambil mengusap rambutku.<br /> “Tante juga hebat.. gila tadi tante party sama cowo-cowo itu ya?”, tanya Daniel sedikit takjub.<br /> Aku mengangguk manja. Anak itu sampai geleng-geleng.<br /> “Kamu juga sering kan party bareng tante-tantemu itu? Hayo ngaku..”, celetukku dengan nada bercanda.<br /> Daniel tertawa. Sambil melepas lelah aku berbagi cerita dengan Daniel. Aku sampai geleng-geleng mendengar ceritanya. <br />
Di usianya yang masih semuda itu ternyata pengalaman seksualnya jauh
lebih banyak dari padaku.Dengan segala kelebihan fisik yang dimilikinya,
anak itu seringkali menyelesaikan persoalan dengan rayuan dan pesona
bercintanya. Mulai dari teman sekelasnya yang rela membuatkan PR-nya dan
Daniel membayarnya dengan memberi kenikmatan birahi pada si cewe itu.
Kemudian tantenya yang kepergok berselingkuh di salah satu restoran,
juga merelakan tubuhnya dipuaskan Daniel sebagai imbalan tutup mulut.
Bahkan sampai wali kelasnya yang menurutnya memang cantik itu, rela
membubuhkan nilai 9 di raport Daniel dengan imbalan pelayanan birahi
yang memuaskan dari anak itu.<br /> “Tante, kita keluar yuk, kayaknya pada
berisik banget deh..”, ajak Daniel tiba-tiba Aku mengangguk setuju.
Sejak tadi memang di luar kamar mandi tersebut berisik sekali. Suara
lenguhan, desahan sampai jeritan manja sayup-sayup terdengar saat aku
berpacu nafsu dengan Daniel dikamar mandi tadi.<br />
Betapa
terkejutnya aku ketika keluar dari kamar mandi melihat pemandangan yang
selama ini hanya dapat aku nikmati lewat blue film. Para daun mudaku
tersebar di berbagai sudut asyik berbagi kenikmatan dengan
tante-tantenya Daniel Jonathan dan Stanley yang selalu kompak asyik
memuaskan Shinta di salah satu sofa. Arga, Rhino dan Dodi juga sibuk
menggumuli Melly, yang paling cantik dan seksi di antara wanita-wanita
itu. Sementara Candra bagai seorang ratu tergolek di atas ranjang,
sementara Chris dan Felix dengan buas menggeluti tubuhnya yang memang
mulus. Si macho-ku Frans rupanya yang jadi favorit sampai Yuni dan Liana
berebut menikmati Mr. King-nya. Aku geleng-geleng melihatnya seraya
memeluk tubuh Daniel yang ada di sebelahku. Inikah yang namanya orgy?
Betul-betul gila. Aku tak menyangka kalau pesta ulang tahunku menjadi
sefantastis ini.Aku dan Daniel pun bergabung dengan mereka. Entah berapa
jam lamanya aku larut dalam pesta gila itu,kami berganti-ganti pasangan
seenaknya.Entah sudah berapa kali kami orgasme. Namun khasiat obat
perangsang yang kubawa itu memang luar biasa. Stamina kami seperti tak
ada habis-habisnya.Pesta gila itu akhirnya terhenti oleh Candra yang
punya ide untuk bikin games. Wanita itu ingin membuat game seperti yang
dilakukannya pada Daniel sore tadi sebagai hadiah ulang tahunku. Tentu
saja aku setuju. <br />
Dengan posisi nungging, aku berlutut di atas
ranjang. Kepalaku rebah di atas bantal,mataku tertutup, sementara kedua
tanganku diikat. Kedua pahaku kubuka lebar-lebar. Permainan pun dimulai.
Pria-pria yang ada di situ secara acak akan memasukkan batang penisnya
ke dalam vaginaku. Jika aku bisa menebak siapa yang sedang beraksi,aku
boleh melepas ikatanku dan melapas hasratku dengan pria tersebut. Namun
jika aku salah menebak, aku harus mengulum penis pria tersebut sampai
dia orgasme.Suasanya sunyi senyap. Penis pertama mulai menyusup perlahan
ke dalam lubang vaginaku. Aku berharap penisnya Jonathan, karena mudah
sekali mengenalinya. Perlahan penis itu terus masuk ke dalam liang
vaginaku. Ups.. tidak ada aksesoris apa-apa. Berarti bukan Jonathan.
Siapa ya? Aku jadi penasaran. Penis itu sudah amblas seluruhnya kedalam
vaginaku. Ughh.. nikmatnya. Tapi siapa ya? Aku melakukan kegel untuk
memancing desahan pria itu. Sial, nggak bersuara. Yang ada malah suara
Shinta, Melly,Candra, Yuni dan Liana yang berah-uh-ah-uh mengacaukanku.
Ah.. aku betul-betul bingung.<br /> “Stanley?” tebakku. <br /> Wanita-wanita
itu cekikikan. Sang pria sama sekali tak bersuara.Tiba-tiba tubuh pria
tersebut menunduk hingga aku bisa merasakan dengusan nafasnya. Dibukanya
tutup mataku. “Aww.. Chris!”, teriakku. Gimana aku nggak bisa ngenalin
sih. Dasar. Mereka semua tertawa. Sebagai konsekuensi, aku harus
mengulum penisnya sampai anak itu orgasme. Permainan terus berlanjut.
Berkali-kali aku gagal. Mungkin ada sekitar 7 kali aku tidak bisa
menebak. Padahal kadang salah seorang dari mereka beraksi lebih dari
satu kali. Tapi aku tetap tidak mengenali. Sialnya Jonathan malah
melepas aksesoris yang menjadi ciri khasnya. Huh.. Tapi aku senang.
Bukan Tasha namaku kalau tidak mengenali penis si macho, Frans. Aku
langsung menjerit keasyikan begitu tahu tebakanku tepat. Dengan cool
Frans melepaskan ikatanku dan kami melepas birahi dengan ditonton oleh
yang lain. <br />
Setelah orgasme, permainan dilanjutkan. Berikutnya
ketebak lagi. Gimana nggak, siapa lagi yang penisnya bisa membuatku
merasa seperti perawan. Ughhh.. nikmat sekali saat penis super besar itu
amblas di dalam vaginaku. Aku yang memang sudah bisa menebak mencoba
mengulur waktu sebentar. Nikmat sekali penis ini. Aku melakukan kegel
berkali-kali, hingga tiba-tiba penis itu memuntahkan spermanya yang
kental di dalam vaginaku. Si pemilik penis mengerang menahan nikmat. Aku
bisa mendengar suara gumaman heran orang-orang yang ada di situ.“Gotcha
Daniel!”, seruku sambil tersenyum penuh kemenangan.Yang lain berteriak
heboh. Daniel pun langsung membuka tutup mata dan tali yang mengikatku.<br /> “Tante curang ih..”, rajuknya manja.<br />
Aku tertawa dan memeluk tubuh anak itu. Kami pun bercumbu sambil
disaksikan yang lain. Tak butuh waktu lama untuk mengembalikan birahi
Daniel setelah aku ‘mencuri’ spermanya tadi. <br />
Dengan gayanya yang
buas, Daniel membuat kami orgasme bersama. Permainan itu berlangsung
sampai menjelang pagi. Setelah semua selesai, Daniel dan tante-tantenya
pamit untuk kembali ke kamarnya. Sementara aku juga mau istirahat. Kami
pun tertidur pulas sekali. Lewat jam dua belas kami baru bangun. Satu
persatu daun mudaku pamit pulang, hingga akhirnya aku sendirian di kamar
yang besar itu. Sambil berdiri di pintu, aku menyaksikan pemandangan
kamar yang berantakan. Botol-botol minuman berserakan di mana-mana,
begitu juga krim-krim bekas kue. Posisi kursi, meja dan sofa sudah nggak
jelas, ranjang apalagi sudah mawut-mawutan. Tapi aku merasa puas
sekali. Betul-betul pesta ulang tahun yang berkesan. Dan yang lebih
berkesan lagi aku dapat daun muda baru, Daniel. Sejak kejadian itu, aku
menjadi akrab dengan Daniel dan juga tante-tantenya. Aku jadi bersahabat
karib dengan Candra. Dan dari mereka juga aku mulai mengenal kehidupan
malam. Petualangan sex-ku pun makin beragam. Aku mulai sering ikut
acara-acara gila yang diadakan Candra dan teman-temannya. Februari
kemarin, aku bercerai dengan suamiku. Toh aku pikir ada atau nggak ada
suami sama saja. Dia jarang sekali di rumah. Hak asuh Juliet pun
kuserahkan dengan ikhlas pada suamiku. Dan kini aku semakin bebas tanpa
adanya suami dan anak. Aku bisa keluar rumah sesukaku dan ikut
acara-acara gilanya Candra. Bahkan tak jarang aku menjadi tuan rumah
untuk acara-acara tersebut, karena rumah peninggalan suamiku ini memang
besar sekali. Aku pun juga bebas mengundang daun-daun mudaku ke rumah
untuk memuaskanku kapan saja aku mau,...<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>LANJUT CERITA BERIKUT GAISSS,..</b></a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>NEXT</b></a><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqf-1agrL4JCnxSkZmY8PnjjCow7UnReJcDJM3DHpx_URYbnEyuHf-bn1NmHY4iQXAmIt0MjcYDQ4BnC0TgJ5xhT6xYuLl-lRdxgjnvF_IRbuGf-D30pkGDpytj6J2OLU1z93W6iLfgA/s1600/GEDE.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqf-1agrL4JCnxSkZmY8PnjjCow7UnReJcDJM3DHpx_URYbnEyuHf-bn1NmHY4iQXAmIt0MjcYDQ4BnC0TgJ5xhT6xYuLl-lRdxgjnvF_IRbuGf-D30pkGDpytj6J2OLU1z93W6iLfgA/s1600/GEDE.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="312" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">TOKET FUL</td></tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-26669970946593272202015-01-13T10:20:00.000-08:002015-01-13T10:20:00.710-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru NGENTOTIN POLWAN CANTIK SEXY,..!! <a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> Bripda Handayani, 20 tahun, adalah seorang anggota Bintara Polwan
yang baru dilantik beberapa bulan yang lalu. Handayani atau sering
dipanggil Yani itu memiliki wajah yang cukup cantik, berkulit putih
dengan bibir yang merah merekah, tubuhnya kelihatan agak berisi dan
sekal. Orang-orang di sekitarnya pun menilai wajahnya mirip dengan artis
Desy Ratnasari.<br />
Banyak orang menyayangkan dirinya yang lebih
memilih profesi sebagai seorang polisi wanita daripada menjadi artis
atau seorang foto model. Maklumlah, dengan penampilannya yang cantik itu
Handayani memiliki modal yang cukup untuk berprofesi sebagai seorang
foto model atau artis sinetron.<br />
Tinggi badannya 168 cm dan ukuran
bra 36B, membuat penampilannya makin menggairahkan, apalagi ketika ia
mengenakan baju seragam dinas Polwan dengan baju dan rok seragam
coklatnya yang berukuran ketat sampai-sampai garis celana dalamnya pun
terlihat jelas menembus dan menghias kedua buah pantatnya yang sekal.
Karena ukuran roknya yang ketat, sehingga saat ia berjalan goyangan
pantatnya terlihat aduhai. Semua pria yang berpikiran nakal pastilah
ingin mencicipi tubuhnya.<br />
Pada suatu malam sehabis lembur,
sekitar jam 10 malam ia berjalan sendirian meninggalkan kantor untuk
pulang menuju ke mess yang kebetulan hanya berjarak sekitar 600 meter
dari Markas Polda tempatnya berdinas. Dia merasakan badannya amat lelah
akibat seharian kerja ditambah lembur tadi, sekujur tubuhnya pun terasa
lengket-lengket karena keringat yang juga membasahi seragam dinas yang
dikenakannya.<br />
Dengan berjalan agak lambat, kini tibalah Handayani
pada sebuah jalan pintas menuju ke mess yang kini tinggal berjarak 100
meter itu, namun jalan tersebut agak sunyi dan gelap. Tiba-tiba tanpa
disadarinya, sebuah mobil Kijang berkaca gelap memotong jalan dan
berhenti di depannya. Belum lagi hilang rasa kagetnya, sekonyong-konyong
keluar seorang pemuda berbadan kekar dari pintu belakang dan langsung
menyeret Bripda Handayani yang tidak sempat memberikan perlawanan itu
masuk ke dalam mobil tersebut, dan mobil itu kemudian langsung tancap
gas dalam-dalam meninggalkan lokasi.<br />
Di dalam mobil tersebut ada
empat orang pria. Bripda Handayani diancam untuk tidak berteriak dan
bertindak macam-macam, sementara mobil terus melaju dengan cepat.
Handayani yang masih terbengong-bengong pun didudukkan di bagian tengah,
diapit 2 orang pria. Sementara mobil melaju, mereka berusaha
meremas-remas pahanya. Tangan kedua lelaki tersebut mulai bergantian
mengusap-usap kedua paha mulus Handayani.<br />
Naluri polisi Handayani
kini bangkit dan berontak. Namun belum lagi berbuat banyak, tiba-tiba
lelaki yang duduk di belakangnya memukul kepala Handayani beberapa kali
hingga akhirnya Handayani pun mengakhiri perlawanannya dan pingsan.<br />
Kedua tangan Bripda Handayani diikat ke belakang dengan tali tambang
hingga dadanya yang montok dan masih dilapisi seragam Polwan itu mencuat
ke depan. Sementara itu selama dalam perjalanan kedua orang pria yang
mengapitnya itu memanfaatkan kesempatan dengan bernafsu menyingkap rok
seragamnya Handayani sampai sepinggang. Setelah itu kedua belah kakinya
dibentangkan lebar-labar ke kiri dan kanan sampai akhirnya tangan-tangan
nakal kedua lelaki tersebut dengan leluasa menyeruak ke dalam celana
dalam Handayani, kemudian dengan bernafsu mengusap-ngusap kemaluan
Bripda Handayani.<br />
Akhirnya sampailah mereka di sebuah rumah besar
yang sudah lama tidak ditempati di suatu daerah sepi. Mobil langsung
masuk ke dalam dan garasi langsung ditutup rapat-rapat. Kemudian
Handayani yang masih pingsan itu langsung digotong oleh dua orang yang
tadi mengapitnya masuk ke dalam rumah tersebut. Rumah tersebut kelihatan
sekali tidak terawat dan kosong, namun di tengah-tengahnya terdapat
satu sofa besar yang telah lusuh.<br />
Ternyata di sana sudah menunggu
kurang lebih sekitar lima orang pria lagi, jadi total di sana ada
sekitar sembilan orang lelaki. Mereka semua berperangai sangar, badan
mereka rata-rata dipenuhi oleh tatto dan lusuh tidak terawat, sepertinya
mereka jarang mandi.<br />
Bripda Handayani kemudian didudukkan di sebuah kursi sofa panjang di antara mereka.<br />
“Waw betapa cantiknya Polwan ini.” guman beberapa lelaki yang menyambut
kedatangan rombongan penculik itu sambil memandangi tubuh lunglai
Handayani.<br /> Tiba-tiba salah seorang dari mereka berujar memerintah, “Jon.., ambilin air..!”<br /> Seseorang bernama Joni segera keluar ruangan dan tidak lama kemudian masuk dengan seember air.<br /> “Ini Frans..,” ujar Joni.<br /> Frans yang berbadan tegap dan berambut gondrong itu berdiri dan menyiramkan air pelan-pelan ke wajah Bripda Handayani.<br />
Beberapa saat kemudian, ketika sadar Polwan cantik itu terlihat sangat
terkejut melihat suasana di depannya, “Kamu…” katanya seraya
menggerakkan tubuhnya, dan dia sadar kalau tangannya terikat erat.<br /> Kali ini Frans tersenyum, senyum kemenangan.<br /> “Mau apa kamu..!” Bripda Handayani bertanya setengah menghardik kepada Frans.<br /> “Jangan macam-macam ya, saya anggota polisi..!” lanjutnya lagi.<br /> Frans hanya tersenyum, “Silakan saja teriak, nggak bakal ada yang dengar kok. Ini rumah jauh dari mana-mana.” kata Frans.<br /> “Asal tau aja, begitu urusan gue di Polda waktu itu beres, elo udah jadi incaran gue nomer satu.” sambungnya.<br />
Sadar akan posisinya yang terjepit, keputusasaan pun mulai terlihat di
wajah Polwan itu, wajahnya yang cantik sudah mulai terlihat memelas
memohon iba. Namun kebencian di hati Frans masih belum padam,
terlebih-lebih dia masih ingat ketika Bripda Handayani membekuknya saat
dia beraksi melakukan pencopetan di dalam sebuah pasar. Namun karena
bukti yang kurang, saat diproses di Polda Frans pun akhirnya dibebaskan.
Hal inilah yang membuat Frans mendendam dan bertindak nekat seperti
ini.<br />
Memang di kalangan dunia kriminal nama Frans cukup terkenal.
Pria yang berusia 40-an tahun itu sering keluar masuk penjara lantaran
berbagai tindak kriminal yang telah dibuatnya. Tindakannya seperti
mencopet di pasar, merampok pengusaha, membunuh sesama penjahat.
Kejahatan terakhir yang belum semat terlacak oleh polisi yang dia
lakukan beberapa hari yang lalu adalah merampok dan memperkosa
korbannya, yaitu seorang ibu muda yang berusia sekitar 25 tahun, istri
dari seorang pengusaha muda yang kaya raya. Ibu itu sendirian di
rumahnya yang besar dan mewah karena ditinggal suaminya untuk urusan
bisnis di Singapura.<br />
“Ampun Mas, maafkan aku, aku waktu itu terpaksa bersikap begitu.” katanya seolah membela diri.<br />
“Ha.. ha.. ha…” Frans tertawa lepas dan serentak lelaki yang lainnya
pun ikut tertawa sambil mengejek Bripda Handayani yang duduk terkulai
lemas.<br /> “Hei Polwan goblok, gue ini kepala preman sini tau! Elo
nangkep gue sama aja bunuh diri!” ujar Frans sambil mengelus-elus
dagunya.<br /> “Sekarang elo musti bayar mahal atas tindakan elo itu, dan gue mau kasih elo pelajaran supaya elo tau siapa gue.” sambungnya.<br />
Bripda Handayani pun tertunduk lemas seolah dia menyesali tindakan yang
telah diambilnya dulu, airmatanya pun mulai berlinang membasahi
wajahnya yang cantik itu.<br /> Tiba-tiba, “BUKK..” sebuah pukulan telak
menghantam pipi kanannya, membuat tubuh Handayani terlontar ke belakang
seraya menjerit. Seorang lelaki berkepala botak telah menghajar pipinya,
dan “BUKK” sekali lagi sebuah pukulan dari si botak menghantam perut
Handayani dan membuat badannya meringkuk menahan rasa sakit di perutnya.<br />
“Aduh.., ampun Bang.. ampunn..,” ujar Handayani dengan suara melemah dan memelas.<br />
Frans sambil melepaskan baju yang dikenakannya berjalan mendekati
Handayani, badannya yang hitam dan kekar itu semakin terlihat seram
dengan banyaknya tatto yang menghiasi sekujur badannya.<br /> “Udah Yon, sekarang gue mau action.” ujar Frans sambil mendorong Yonas si kepala Botak yang menghajar Handayani tadi.<br />
Tidak perduli dengan pembelaan diri Handayani, Frans dengan kasarnya
menyingkapkan rok seragam Polwan Handayani ke atas hingga kedua paha
mulus Handayani terlihat jelas, juga celana dalam putihnya.<br />
Handayani menatap Frans dengan ketakutan, “Jangan, jangan Mas…” ucapnya
memelas seakan tahu hal yang lebih buruk akan menimpa dirinya.<br />
Kemudian, dengan kasar ditariknya celana dalam Handayani sehingga bagian
bawah tubuh Handayani telanjang. Kini terlihat gundukan kemaluan
Handayani yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang tidak begitu lebat,
sementara itu Handayani menangis terisak-isak.<br />
Para lelaki yang
berada di sekitar Frans itu pun pada terdiam melongo melihat indahnya
kemaluan Polwan itu. Untuk sementara ini mereka hanya dapat melihat
ketua mereka mengerjai sang Polwan itu untuk melampiaskan dendamnya.
Kini Frans memposisikan kepalanya tepat di hadapan selangkangan
Handayani yang nampak mengeliat-geliat ketakutan. Tanpa membuang waktu,
direntangkannya kedua kaki Handayani hingga selangkangannya agak sedikit
terbuka, dan setelah itu dilumatnya kemaluan Handayani dengan bibir
Frans.<br />
Dengan rakus bibir dan lidah Frans mengulum,
menjilat-jilat lubang vagina Handayani. Badan Handayani pun
menggeliat-geliat kerenanya, matanya terpejam, keringat mulai banjir
membasahi baju seragam Polwannya, dan rintihan-rintihannya pun mulai
keluar dari bibirnya akibat ganasnya serangan bibir Frans di
kemaluannya, “Iihh.. iihh.. hhmmh..”<br />
Tidak tahan melihat itu,
Joni dan seorang yang bernama Fredi yang berdiri di samping langsung
meremas-meremas payudara Handayani yang masih terbungkus seragam itu.
Bripda Handayani sesekali nampak berusaha meronta, namun hal itu semakin
meningkatkan nafsu Frans. Jari-jari Frans juga meraba secara liar
daerah liang kemaluan yang telah banjir oleh cairan kewanitaannya dan
air liur Frans. Jari telunjuknya mengorek dan berputar-putar dengan
lincah dan sekali-sekali mencoba menusuk-nusuk.<br /> “Aakkh.. Ooughh…” Bripda Handayani semakin keras mengerang-ngerang.<br />
Setelah puas dengan selangkangan Handayani, kini Frans bergeser ke atas
ke arah wajah Handayani. Dan kini giliran bibir merah Handayani yang
dilumat oleh bibir Frans. Sama ketika melumat kemaluan Handayani, kini
bibir Handayani pun dilumat dengan rakusnya, dicium, dikulum dan
memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Handayani.<br /> “Hmmph.. mmph..
hhmmp..” Handayani hanya dapat memejamkan mata dan mendesah-desah karena
mulutnya terus diserbu oleh bibir Frans.<br /> Bunyi decakan dan kecupan
semakin keras terdengar, air liur mereka pun meleleh menetes-netes.
Sesekali Frans menjilat-jilat dan menghisap-hisap leher jenjang
Handayani.<br />
“It?s showtime..!” teriak Frans yang disambut oleh kegembiraan teman-temannya.<br />
Kini Frans yang telah puas berciuman berdiri di hadapan Bripda
Handayani yang napasnya terengah-engah akibat gempuran Frans tadi,
matanya masih terpejam dan kepalanya menoleh ke kiri seolah membuang
wajah dari pandangan Frans. Frans pun membuka celana jeans lusuhnya
hingga akhirnya telanjang bulat. Kemaluannya yang berukuran besar telah
berdiri tegak mengacung siap menelan mangsa.<br />
Kini Frans
meluruskan posisi tubuh Handayani dan merentangkan kembali kedua kakinya
hingga selangkangannya terkuak sedikit kemudian mengangkat kedua kaki
itu serta menekuk hingga bagian paha kedua kaki itu menempel di dada
Handayani. Hingga kemaluan Handayani yang berwarna kemerahan itu kini
menganga seolah siap menerima serangan. Tangis Handayani semakin keras,
badannya terasa gemetaran, dia tahu akan apa-apa yang segera terjadi
pada dirinya.<br />
Frans pun mulai menindih tubuh Handayani, tangan
kanannya menahan kaki Handayani, sementara tangan kirinya memegangi
batang kemaluannya membimbing mengarahkan ke lubang vagina Handayani
yang telah menganga.<br /> “Ouuhh.. aah.. ampuunn.. Mass..!” rintih Handayani.<br />
Badan Handayani menegang keras saat dirasakan olehnya sebuah benda
keras dan tumpul berusaha melesak masuk ke dalam lubang vaginanya.<br />
“Aaakkh..!” Handayani mejerit keras, matanya mendelik, badannya
mengejang keras saat Frans dengan kasarnya menghujamkan batang
kemaluannya ke dalam lubang vagina Handayani dan melesakkan secara
perlahan ke dalam lubang vagina Handayani yang masih kencang dan rapat
itu.<br /> Keringat pun kembali membasahi seragam Polwan yang masih
dikenakannya itu. Badannya semakin menegang dan mengejan keras disertai
lolongan ketika kemaluan Frans berhasil menembus selaput dara yang
menjadi kehormatan para gadis itu.<br /> Setelah berhasil menanamkan
seluruh batang kemaluannya di dalam lubang vagina Handayani, Frans mulai
menggenjotnya mulai dengan irama perlahan-lahan hingga cepat. Darah
segar pun mulai mengalir dari sela-sela kemaluan Handayani yang sedang
disusupi kemaluan Frans itu. Dengan irama cepat Frans mulai menggenjot
tubuh Handayani, rintihan Handayani pun semakin teratur dan berirama
mengikuti irama gerakan Frans.<br /> “Ooh.. oh.. oohh..!” badannya
terguncang-guncang keras dan terbanting-banting akibat kerasnya genjotan
Frans yang semakin bernafsu.<br />
Setelah beberapa menit kemudian
badan Frans menegang, kedua tangannya semakin erat mencengkram kepala
Handayani, dan akhirnya disertai erangan kenikmatan Frans berejakulasi
di rahim Bripda Handayani. Sperma yang dikeluarkannya cukup banyak
hingga meluber keluar. Bripda Handayani hanya dapat pasrah menatap wajah
Frans dengan panik dan kembali memejamkan mata disaat Frans bergidik
untuk menyemburkan sisa spermanya sebelum akhirnya terkulai lemas di
atas tubuh Handayani.<br />
Tangis Handayani pun kembali merebak, ia
nampak sangat shock. Badan Frans yang terkulai di atas tubuh Handayani
pun terguncang-guncang jadinya karena isakan tangisan dari Handayani.<br /> “Gimana rasanya Sayang..? Nikmat kan..?” ujar Frans sambil membelai-belai rambut Handayani.<br />
Beberapa saat lamanya Frans menikmati kecantikan wajah Handayani sambil
membelai-belai rambut dan wajah Handayani yang masih merintih-rintih
dan menangis itu, sementara kemaluannya masih tertancap di dalam lubang
vagina Handayani.<br />
“Makanya jangan main-main sama gue lagi ya
Sayang..!” sambung Frans sambil bangkit dan mencabut kemaluannya dari
vagina Handayani.<br /> “Ayo siapa yang mau maju, sekarang gil…” ujar Frans kapada teman-temannya.<br />
Belum lagi Frans selesai bicara, Fredi sedari tadi di sampingnya sudah
langsung mengambil posisi di depan Handayani yang masih lemas terkulai
di kursi sofa. Beberapa orang yang tadinya maju kini mereka mundur lagi,
karena memang Fredi adalah orang kedua dalam geng ini.<br />
Fredi
yang berumur 38 tahun dan berperawakan sedang ini segera melepaskan
celana jeans kumalnya, dan kemudian naik ke atas sofa serta berlutut
tepat di atas dada Handayani. Kemaluannya yang telah membesar dan tidak
kalah gaharnya dengan kemaluan Frans kini tepat mengarah di depan wajah
Handayani. Handayani pun kembali membuang wajah sambil memejamkan
matanya. Fredi mulai memaksa Handayani untuk mengoral batang
kejantanannya. Tangannya yang keras segera meraih kepala Handayani dan
menghadapkan wajahnya ke depan kemaluannya.<br />
Setelah itu kemudian
Fredi memaksakan batang kejantanannya masuk ke dalam mulut Handayani
hingga masuk sampai pangkal penis dan sepasang buah zakar bergelantungan
di depan bibir Handayani, yang kelagapan karena mulutnya kini disumpal
oleh kemaluan Fredi yang besar itu. Fredi mulai mengocokkan batang
penisnya di dalam mulut Handayani yang megap-megap karena kekurangan
oksigen. Dipompanya kemaluannya keluar masuk dangan cepat hingga buah
zakarnya memukul-mukul dagu Handayani.<br />
Bunyi berkecipak karena
gesekan bibir Handayani dan batang penis yang sedang dikulumnya tidak
dapat dihindarkan lagi. Hal ini membuat Fredi yang sedang mengerjainya
makin bernafsu dan makin mempercepat gerakan pinggulnya yang tepat
berada di depan wajah Handayani. Batang penisnya juga semakin cepat
keluar masuk di mulut Handayani, dan sesekali membuat Handayani tersedak
dan ingin muntah.<br />
Lima menit lamanya batang penis Fredi sudah
dikulumnya dan membuat Handayani makin lemas dan pucat. Akhirnya tubuh
Fredi pun mengejan keras dan Fredi menumpahkan spermanya di rongga mulut
Handayani. Hal ini membuat Handayani tersetak dan kaget, ingin
memuntahkannya keluar namun pegangan tangan Fredi di kepalanya sangat
keras sekali, sehingga dengan terpaksa Handayani menelan sebagian besar
sperma itu.<br /> “Aaah..,” Fredi pun mendesah lega sambil merebahkan badannya ke samping tubuh Handayani.<br />
Segera Handayani meludah dan mencoba memuntahkan sperma dari rongga
mulutnya yang nampak dipenuhi oleh cairan lendir putih itu. Belum lagi
menumpahkan semuanya, tiba-tiba badannya sudah ditindih oleh Yonas yang
dari tadi juga berada di samping.<br /> “Ouuh..,” Handayani mendesah akibat ditimpa oleh tubuh Yonas yang ternyata telah telanjang bulat itu.<br />
Kini dengan kasarnya Yonas melucuti baju seragam Polwan yang masih
dikenakan Handayani itu. Tetapi karena kedua tangan Handayani masih
diikat ke belakang, maka yang terbuka hanya bagian dadanya saja.<br />
Setelah itu dengan kasarnya Yonas menarik BH yang dikenakan Handayani
dan menyembullah kedua buah payudara indah milik Handayani itu.
Pemandangan itu segera saja mengundang decak kagum dari para lelaki itu.<br />
“Aah.. udah Mass.. ampuunn..!” dengan suara yang lemah dan lirih
Handayani mencoba untuk meminta belas kasihan dari para pemerkosanya.<br />
Rupanya hal ini tidak membuahkan hasil sama sekali, terbukti Yonas
dengan rakusnya langsung melahap kedua bukit kembar payudara Handayani
yang montok itu. Diremas-remas, dikulum dan dihisap-hisapnya kedua
payudara indah itu hingga warnanya berubah menjadi kemerah-merahan dan
mulai membengkak.<br />
Setelah puas mengerjai bagian payudara itu, kini Yonas mulai akan menyetubuhi Handayani.<br />
“Aaakkhh…” kembali terdengar rintihan Handayani dimana pada saat itu
Yonas telah berhasil menanamkan kemaluannya di dalam vagina Handayani.<br />
Mata Handayani kembali terbelalak, tubuhnya kembali menegang dan
mengeras merasakan lubang kemaluannya kembali disumpal oleh batang
kejantanan lelaki pemerkosanya.<br />
Tanpa membuang waktu lagi, Yonas
langsung menggenjot memompakan kemaluannya di dalam kemaluan Handayani.
Kembali Handayani hanya dapat merintih-rintih seiring dengan irama
gerakan persetubuhan itu.<br /> “Aaahh.. aahh.. oohh.. ahh.. ohh..!”<br />
Selang beberapa menit kemudian Yonas pun akhirnya berejakulasi di rahim
Handayani. Yonas pun juga tumbang menyusul Frans dan Fredi setelah
merasakan kenikmatan berejakulasi di rahim Handayani. Kini giliran
seseorang yang juga tidak kalah berwajah garang, seseorang yang bernama
Martinus, badannya tegap dan besar serta berotot, kepalanya plontos,
kulitnya gelap, penampilannya khas dari daerah timur Indonesia. Usianya
sekitar 35 tahun.<br />
Nampak Martinus yang agak santai mulai mencopot
bajunya satu persatu hingga telanjang bulat, kemaluannya yang belum
disunat itu pun sudah mengacung besar sekali. Handayani yang masih
kepayahan hanya dapat menatap dengan wajah yang sendu, seolah airmatanya
telah habis terkuras. Kini hanya tinggal senggukan-senggukan kecil yang
keluar dari mulutnya, nafasnya masih terengah-engah gara-gara digenjot
oleh Yonas tadi.<br />
Setelah itu dia mendekati Handayani dan menarik
tubuhnya dari sofa sampai terjatuh ke lantai. Cengkraman tangannya kuat
sekali. Kini dia membalikkan tubuh Handayani hingga telungkup, setelah
itu kedua tangan kekarnya memegang pinggul Handayani dan menariknya
hingga posisi Handayani kini menungging. Jantung Handayani pun
berdebar-debar menanti akan apa yang akan terjadi pada dirinya.<br />
Dan, “Aakkhh.. ja.. jangan di situu.., ough..!” tiba-tiba Handayani
menjerit keras, matanya terbelalak dan badannya kembali menegang keras.<br />
Ternyata Martinus berusaha menanamkan batang kejantanannya di lubang
anus Handayani. Martinus dengan santainya mencoba melesakkan
kejantanannya perlahan-lahan ke dalam lubang anus Handayani.<br /> “Aaakh.. aahh.. sakit.. ahh..!” Handayani meraung-raung kesakitan, badannya semakin mengejang.<br />
Dan akhirnya Martinus bernapas lega disaat seluruh kemaluannya berhasil
tertanam di lubang anus Handayani. Kini mulailah dia menyodomi
Handayani dengan kedua tangan memeganggi pinggul Handayani. Dia mulai
memaju-mundurkan kemaluannya mulai dari irama pelan kemudian kencang
sehingga membuat tubuh Handayani tersodok-sodok dengan kencangnya.<br />
“Aahh.. aahh.. aah.. oohh.. sudah… oohh.. ampun.. saakiit.. ooh..!”
begitulah rintihan Handayani sampai akhirnya Martinus berejakulasi dan
menyemburkan spermanya ke dalam lubang dubur Handayani yang juga telah
mengalami pendarahan itu.<br />
Akan tetapi belum lagi habis sperma
yang dikeluarkan oleh Martinus di lubang dubur Handayani, dengan gerakan
cepat Martinus membalikkan tubuh Handayani yang masih mengejan
kesakitan hingga telentang. Martinus rupanya belum merasakan kepuasan,
dan dia tanamkan lagi kejantannya ke dalam lubang vagina Handayani.<br /> “Oouuff.., aahh..!” Handayani kembali merintih saat kemaluan Martinus menusuk dengan keras lubang vaginanya.<br />
Langsung Martinus kembali menggenjot tubuh lemah itu dengan keras dan
kasar sampai-sampai membanting-banting tubuh Handayani membentur-bentur
lantai.<br />
“Ouh.. oohh.. ohh..!” Handayani merintih-rintih dengan mata terpejam.<br />
Dan akhirnya beberapa menit kemudian Martinus berejakulasi kembali,
yang kali ini di rongga vagina Handayani. Begitu tubuh Martinus ambruk,
kini giliran seseorang lagi yang telah antri di belakang untuk menikmati
tubuh Polwan yang malang ini.<br /> “Giliran gua. Gue dendam sama yang namanya polisi..!” ujar Jack.<br />
Jack, begitulah orang ini sering dipangil, dia adalah residivis
keluaran baru yang baru berusia 18 tahun, namun tidaklah kalah sangar
dengan Frans atau yang lainnya yang telah berusia 30 sampai 40-an tahun
itu. Kejahatannya juga tidak kalah seram, terakhir dia sendirian
merampok seorang mahasisiwi yang baru pulang kuliah malam dan kemudian
memperkosanya.<br />
Jack memungut topi pet Polwan milik Handayani dan
mengenakan ke kepala Handayani yang kini seluruh tubuh lemasnya mulai
gemetaran akibat menahan rasa sakit dan pedih di selangkangannya itu.
Setelah itu tanpa ragu-ragu Jack memasukkan penisnya langsung menembus
vagina Handayani, namun Handayani hanya merintih kecil karena terlalu
banyak rasa sakit yang dideritanya. Dan kini seolah semua rasa sakit itu
hilang.<br />
Beberapa menit lamanya Jack memompa tubuh Handayani yang
lemah itu. Badan Handayani hanya tersentak-sentak lemah seperti
seonggokan daging tanpa tulang. Akhirnya kembali rahim Handayani yang
nampak kepayahan itu dibanjiri lagi oleh sperma. Setelah Jack sebagai
orang kelima yang memperkosa Handayani tadi, kini empat orang yang
lainnya mulai mendekat.<br />
Mereka adalah anggota muda dari geng ini,
usia mereka juga masih muda. Ada yang baru berusia 15 tahun dan ada
pula yang berusia 17 tahun. Namun penampilan mereka tidak kalah seram
dengan para seniornya, aksi mereka berempat beberapa hari yang lalu
adalah memperkosa seorang gadis cantik berusia 15 tahun, siswi SMU yang
baru pulang sekolah. Gadis cantik yang juga berprofesi sebagai foto
model pada sebuah majalah remaja itu mereka culik dan mereka gilir
ramai-ramai di sebuah rumah kosong sampai pingsan. Tidak lupa setelah
mereka puas, mereka pun menjarah dompet, HP, jam tangan serta kalung
milik sang gadis malang tadi.<br />
Rata-rata dari mereka yang dari
tadi hanya menjadi penonton sudah tidak dapat menahan nafsu, dan
mulailah mereka menyetubuhi Handayani satu persatu. Dibuatnya tubuh
Polwan itu menjadi mainan mereka. Orang keenam yang menyetubuhi
Handayani berejakulasi di rahim Handayani. Namun pada saat orang ke
tujuh yang memilih untuk menyodomi Handayani, tiba-tiba Handayani yang
telah kepayahan tadi pingsan.<br />
Setelah orang ketujuh tadi
berejakulasi di lubang dubur Handayani, kini orang ke delapan dan ke
sembilan berpesta di tubuh Handayani yang telah pingsan itu, mereka
masing-masing menyemprotkan sperma mereka di rahim dan wajah Handayani
serta ada juga yang berejakulasi di mulut Handayani.<br />
Setelah
keempat orang tadi puas, rupanya penderitan Handayani belumlah usai.
Frans dan Martinus kembali bangkit dan mereka satu persatu kembali
meyetubuhi tubuh Handayani dan sperma mereka berdua kembali tumpah di
rahimnya. Kini semuanya telah menikmati tubuh Bripda Handayani sang
Polwan yang cantik itu.<br />
Tidak terasa waktu telah menunjukkan
pukul 4 pagi, para anggota muda itu diperintah Frans untuk melepas tali
yang dari tadi mengikat tangan Handayani. Kemudian mereka disuruh
mengenakan dan merapikan seluruh seragam Polwan ke tubuh Handayani,
hingga akhirnya Handayani komplit kembali mengenakan seragam Polwannya
walau dalam keadaan pingsan.<br />
Setelah itu Frans, Martinus dan
Yonas menggotong tubuh Handayani ke mobil Kijang. Mereka bertiga membawa
tubuh Handayani kembali ke tempatnya diambil tadi malam. Namun selama
dalam perjalanan, tiba-tiba nafsu Yonas kembali bangkit, dia pun
mengambil kesempatan terakhir ini untuk kembali memperkosa tubuh
Handayani sebanyak dua kali. Dia akhirnya berejakulasi di mulut dan di
rahim Handayani beberapa meter sebelum sampai pada tujuan. Frans dan
Martinus yang duduk di depan hanya dapat memaklumi, karena nafsu sex
Yonas memang besar sekali.<br />
Setelah baju seragam Polwan Handayani
dirapikan kembali, tubuh lunglai Bripda Handayani dicampakkan begitu
saja di pinggir jalan yang sepi di tempat dimana Handayani tadi diciduk.
Tanpa diketahui oleh Frans dan Martinus, Yonas diam-diam rupanya
menyimpan celana dalam berwarna putih milik Handayani, dan menjadikannya
sebagai kenang-kenangan.<br />
Setelah itu mereka pun meluncur ke
rumah kosong tadi untuk menjemput kawanan geng mereka yang masih berada
di sana. Kemudian mereka bersembilan langsung meluncur menuju ke
pelabuhan guna menumpang sebuah kapal barang untuk melakukan perjalanan
jauh. Mereka pun berharap pada saat sepasukan polisi mulai melacak
keberadaan mereka, mereka sudah tenang dalam pelayaran menuju ke suatu
pulau di wilayah timur Indonesia.<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank">LANJUT CERITA GAISS,...</a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>NEXT</b></a><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdpql43AMG5hM7g8gWimjIw64Me5MBl1f1HdQB_1U4shF1lyt-93VmCfaj-mVsRQxuxVPtnngJlXZnmyeOW_2RSF13-CwELYqxy-ILUhQEAp53T45b2tafXlX62NH5lObfjvbAlFveqQ/s1600/POLWAN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdpql43AMG5hM7g8gWimjIw64Me5MBl1f1HdQB_1U4shF1lyt-93VmCfaj-mVsRQxuxVPtnngJlXZnmyeOW_2RSF13-CwELYqxy-ILUhQEAp53T45b2tafXlX62NH5lObfjvbAlFveqQ/s1600/POLWAN.jpg" height="228" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">POLWAN</td></tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-33350509490478615922015-01-13T10:11:00.000-08:002015-01-13T10:11:00.448-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru MEMEK TEMAN KOS<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> Dinding rumah mulai agak kusam,tandanya rumah harus segera ada
perhatian.Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya
lumyan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu.Suasanya halaman
yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi,hanya
tertinggal berbagi saja,bunga tulip,melati satu batang,bunga anggrek
pemberian tante.Semua itu prediksi ku harus segera di percepat mengingat
rumah ku sebagai tempat kost,Penghuninya biar nyaman yang "punya rumah
kudu"perhatian juga.Mengingat service itu dimana saja harus baik.Aku
Punya tempat kos-kosan,dengan menjadikan rumah sebagai tempat
beristirihat sejenak bagi yang membutuhkan,Tapi dalam yang ku alami aku
tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan,ini ceritanya,Pertama kali
aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa
sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan
bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama
berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh
mengenalnya.<br />
<br />
Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani
tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima
pernyataanku ,ukh bahagianya aku.<br />
<br />
Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya
pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota
kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura –pura tak
disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama
kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan
gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal
pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.<br />
<br />
Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak
aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna
pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus
walau hanya sebentar.<br />
<br />
Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik
bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil
dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran
jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua
jari dia semakin mendesah ,sambil tetap menyetir aku tarik reslting
celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak
laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat
tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali
tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.<br />
<br />
Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku
akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.<br />
<br />
" Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku " katanya<br />
" Hmm,susumu juga kenyal sekali " kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku<br />
<br />
Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk
menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota
itu.<br />
<br />
Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil
nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya
ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd
sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan
putingnya .<br />
" Akh,Ang jangan terlalu keras " katanya kala kuremas dengan rasa gemas.<br />
" Maaf,habis susumu kenyal sekali " kataku<br />
" Iya ,tapi sakit " katanya<br />
" Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk " kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.<br />
<br />
Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang
putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua
tanganku bergerilya pada tubuhnya.<br />
" Akh,Ang ………..shhhhhhhh " kata mendesah<br />
<br />
Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya
hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas
kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali
meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.<br />
<br />
"Ukh,…teruskan yang " kataku<br />
" Ikh besar sekali,panjang lagi " katanya.<br />
" Ssssst ,"kataku sambil mengulum putting susunya yang makin
menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan
gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia
menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan
memeknya hangat terasa.<br />
<br />
"Akh,….teruskan pelan pelan "katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku
menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat
pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat
lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia
mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya
tak henti-henti mendesah .<br />
<br />
"Sekarang giliranmu sayang "kataku padanya sambil menyodorkan penisku
kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku
yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang
rasanya menahan rasa nikmat .<br />
<br />
Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil
menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam
halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada
belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan
nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku
pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera
dimasukkan pada memeknya.<br />
<br />
"Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku" katanya sambil menarik pinggangku<br />
"Baiklah ,sayang aku masukkan ya " kataku sambil menekan penisku agar
masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia
kesakitan,sempit sekali.<br />
<br />
"Aduh..,sakit Ang akh…….." katanya<br />
"Sebentar juga hilang " kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa
basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda
darah pada pangkal pahanya.<br />
<br />
"Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang" katanya
berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku
yang panjangnya 28 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan
dengan dinding dalam memeknya.<br />
<br />
"Akh…….terus goyang pinggulmu " kataku padanya,dan dia menuruti kataku
menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat
rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku
sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah
.Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu aku
segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua
ini.Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali
menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat
.Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas
sampai pagi.<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>LANJUT CERITA BERIKUT GAISS,...</b></a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>NEXT</b></a><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiprjaW1RO7lx5K-MLRDKZZ-cAUS1nIwf0Dtfjvr7i-a3zAxJlXYEh2MtH9Zo2i1SnctC85ky4iS2p0uZ1m_Fzl9DpygaeoIvAUsZn21jGbR5xtklDFrtOmZRYguj0A5DhdmpLB3gV_Lg/s1600/KOS.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiprjaW1RO7lx5K-MLRDKZZ-cAUS1nIwf0Dtfjvr7i-a3zAxJlXYEh2MtH9Zo2i1SnctC85ky4iS2p0uZ1m_Fzl9DpygaeoIvAUsZn21jGbR5xtklDFrtOmZRYguj0A5DhdmpLB3gV_Lg/s1600/KOS.jpg" height="283" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">KOS SEX</td></tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-35378018269724081712015-01-12T10:00:00.000-08:002015-01-12T10:00:02.873-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru PESTA SEX DI KOS TEMAN KU<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> Cerita ini terjadi waktu aku datang ke wisudanya di Manggala Wana Bakti,
nah setelah selesai di wisuda ceritanya aku dan dia itu ke tempat
kostnya di daerah Palmerah. Nama temanku Tina (sudah disamarkan). Secara
garis besar dia adalah seorang gadis yang cantik dengan ukuran dada
36B, lalu dengan tinggi 159 cm dan berat 48 kg, dan rambut hitam legam
sepundak, memang 2 tahun lebih tua dari aku, aku kenal sama dia pas
waktu dia mengulang salah satu mata kuliah di semester 2 sejak itu aku
cukup akrab dengan dia, dan dia adalah satu-satunya orang yang tahu
pengalaman misteriusku dengan Vita. Tina adalah anak seorang pengusaha
sukses di Bali, tapi karena dia ingin sekali kuliah jurusan komputer di
Jakarta, akhirnya dia kost di dekat kampus, karena memang Tina tidak
mempunyai keluarga di Jakarta Sesampainya di tempat kostnya terus terang
aku kagum banget karena rumah kost Tina itu bagus banget, memang sih
Tina pernah bilang tempat kostnya tuh mahal sekali satu bulan bayarnya
sekitar 600.000-an tapi aku tidak menyangka bahwa rumah kostnya sebagus
ini, soalnya biasanya dimana-mana tempat kost identik dengan rumah
sederhana, tapi kali ini ternyata aku melihat sebuah rumah kost yang
megah. Akhirnya terpaksa aku menyudahkan lamunkanku karena aku mendengar
teriakan 3 orang wanita, yang ternyata teman kostnya Tina, setelah itu
aku dikenalkan Tina dengan ketiga teman kostnya itu. Nama ke tiga anak
kost itu ada Silvi, Anna, Sonia. Silvi adalah seorang wanita yang aku
perkirakan berusia sekitar 23 tahun, cukup cantik dengan rambut ikal
sebahu. Anna seorang wanita berusia 22 tahun, mahasiswi tingkat akhir di
kampus yang sama dengan aku dan Tina, walaupun tidak terlalu cantik
tapi dada dan pantatnya terlihar padat dan menantang lalu Sonia seorang
wanita yang berusia 24 tahun dan terlihat paling cantik diantara Silvi
dan Anna.<br />
<br />
Singkat cerita akhirnya kami berlima pesta pora merayakan wisuda Tina,
memang aku sempat tanya ada berapa anak kost di rumah ini menurut mereka
ada 5 orang semuanya wanita tapi yang satu sekarang sedang pulang ke
kampung halamannya. Lalu aku juga sempat tanya dimana majikannya, lalu
kata mereka majikannya ada di Canada, dan segala keperluan rumah sudah
diserahkan kepada seorang pembantu rumah tangga yang sengaja disiapkan
disana.<br />
<br />
Lalu disela-sela obrolan kami, aku sempat melihat ada seorang gadis yang
berusia sekitar 21 tahun keluar dari dalam, aku pikir ini juga anak
kost disini karena dia terlihat amat cantik hanya bedanya kecantikan
gadis yang baru kulihat ini lebih alami dan natural. Dan rupanya Tina
melihatku sedang memperhatikan gadis itu sehingga dia berkata “Hei Tom,
sudah donk masa lu ngeliatin si Susi saja”, “Oh, jadi dia namanya Susi
toch, apa dia juga anak kost disini?” tanyaku. Eh mereka semua malah
pada senyum, lalu Sonia bilang “Tommy…, Tommy…, sudah aku bilang disini
cuma ada 5 orang plus 1 pembantu, dan sekarang teman kami yang satu
sedang pulang kampung!”. “Jadi artinya Susi itu pembantu kalian donk”,
potongku dan mereka semua menjawab serempak “Pinter”, dan setelah itu
mereka mengolok-ngolokku, karena menurut mereka aku tuch naksir sama
Susi.<br />
<br />
Lalu mungkin gara-gara itu kami jadi ngelantur bercerita tentang Susi,
dan akhirnya mereka berempat mengajakku taruhan bisa tidak aku mengajak
Susi yang masih virgin dan tidak pernah pergi sama laki-laki itu ML
denganku. Aku sempat bilang lu orang pada gila yach, tapi karena aku
diolok-olok dan dikatain chicken, dll akhirnya aku sanggupin juga dech
untuk mencobanya, lalu aku bilang “Tapi dengan syarat lu orang harus
membantu rencanaku, dan kalau aku berhasil taruhannya apa donk?” dan
akhirnya setelah mikir sejenak Sonia bilang “Kalau kamu berhasil kamu
boleh minta apa saja”, “Oke…” jawabku.<br />
<br />
Lalu aku bilang, “Aku punya rencana begini, nanti aku pura-pura sakit
dan tidur di kamar Tina, terus lu suruh dia tolong kerokin aku, lalu pas
lagi di kerokin aku akan suruh dia nyalahin VCD yang tentu saja isinya
film bokep”. Dan akhirnya Tina dan Sonia yang menuju ke dalam mencari
Susi, sedang aku Anna, dan Silvi menuju ke kamar Tina, disana aku
tiduran sambil pura-pura pakai balsem, dan seperti orang masuk angin.
Tidak beberapa lama kemudian, aku lihat Susi dan bersama Tina dan Sonia,
lalu akhirnya mereka berempat keluar tinggal aku dan Susi berdua di
kamar. Lalu aku dengar ada suara yang sangat lembut menyapaku “Ada apa
Mas?”, lalu dengan gugup aku menyahut “Nggak nich Mbak, saya sepertinya
masuk angin, bisa minta tolong kerokin nggak yach?”. “Boleh Mas”, jawab
Susi lagi, lalu dia mengambil minyak kayu putih dan uang logam
seratusan, dan dia menyuruh aku membuka baju lalu dia mulai mengeroki
badanku. Dan seperti rencanaku akhirnya aku meminta tolong padanya
mengambilkan remote, lalu aku menyalakan TV dan VCD.<br />
<br />
Dan setelah menyala, langsung dech terlihat adegan syur di TV, dan aku
merasakan seketika itu juga uang logam yang dipegang Susi jatuh ke
lantai, lalu aku bilang ke Susi. “Sus, maaf yach saya mau nonton film
ini soalnya besok pagi sudah harus dikembaliin, kamu nggak ‘pa-’pa kan
yach?”. Lalu dengan gugup aku lihat dia bilang “Nggakk pappaa kok, Mas”,
lalu aku tanya lagi “Kamu pernah nonton film beginian Sus?”, “Dan dia
bilang belum pernah, Mas”, lalu aku lihat dia mengambil duit logam dan
kembali mengerokiku dan aku kembali menikmati adegan syur di depan
mataku, tapi lama kelamaan aku merasakan kerokan Susi semakin melemah
dan nafasnya kian memburu dan lalu aku pikir ini adalah saat terbaik
untuk memulainya, lalu akhirnya tanganku mulai menyentuh pahanya, dan
karena tidak ada reaksi menolak lalu tangan aku mulai semakin naik dan
akhirnya sampai di payudaranya dan lagi-lagi dia diam, lalu aku langsung
balik badan dan langsung memeluk dan menciumnya, dan karena dia masih
virgin dia agak lama baru membalas ciumanku, dan walaupun tampak kaku,
aku merasakan kenikmatan tersendiri, setelah itu aku mulai
perlahan-lahan membuka kaos dan roknya, dan lalu aku mulai meremas-remas
payudaranya yang hanya dilapisi oleh BH warna krem, dan aku lihat dia
tuch meringis kenikmatan, dan setelah puas bermain di payudaranya
tanganku segera kebawah dan meraba-raba CD-nya yang sudah basah, lalu
aku mulai mengesekkan jariku perlahan-lahan dan aku lihat dia tuch
semakin menggelinjang kenikmatan, setelah itu aku membuka CD-nya dan
kemudian mulai menjilat-jilat liang kewanitaannya, dan mencari clitnya.<br />
<br />
Dan sewaktu lidahku bermain di dalam liang kewanitaannya tanganku
kembali bergerak ke atas dan membuka BH-nya dan bermain di atas
payudaranya 15 menit kemudian, aku sudahi permainanku di liang
kewanitaannya, dan aku-pun mulai mencopot kemeja dan celanaku di depan
Susi, dan mungkin karena tidak tahu apa yang harus dilakukannya Susi
diam saja, dan pas aku menurunkan CD-ku, Susi berteriak kecil “Ahh..”
dan aku jadi kaget, dan aku bilang “Ada apa Sus?”, dan dia bilang “Saya
ngeri ngeliat barang Mas”. Dan lalu dengan senyum aku bilang tidak
apa-apa, lalu aku bawa tangannya ke penisku, dan lalu dengan malu-malu
dia memegang penisku dan mengocoknya pelan-pelan. Dalam hati aku berkata
wah nich anak pinter juga, baru sekali nonton BF tahu apa yang harus
dilakukannya.<br />
<br />
Dan tidak beberapa lama kemudian aku suruh dia mengisap penisku, tapi
mula-mula dia bilang nggak mau karena geli tapi karena terus di paksa
akhirnya dia lakukan juga. Dan untuk seorang pemula hisapan Susi cukup
hebat (walaupun tidak sehebat Vita), setelah puas aku lalu menyuruhnya
udahan dan kemudian aku bersiap-siap untuk memasukkan penisku ke liang
senggamanya, dan sesampainya di depan liang kenikmatannya dia langsung
bangun dan bilang “Nggak boleh donk Mas kan saya masih perawan”. Dalam
hati aku berkata sial nich cewek bisa kalah dech aku, tapi akhirnya aku
nggak kehabisan akal lalu perlahan-lahan aku bilang kalau dia nggak mau
yach sudah saya nggak masukin semua hanya ujungnya saja dan itu nggak
merusak selaput daranya. Akhirnya dengan perjuangan keras aku diijinkan
untuk memasukkan kepala penisku di liang surganya, dan lalu aku mulai
memasukkannya perlahan-lahan. Dan seperti dugaanku liang senggamanya
amat sempit sehingga aku agak menemui kesusahan memasukkan kepala
penisku.<br />
<br />
Dan setelah masuk aku mulai menarik dan memasukkannya perlahan-lahan,
dan seperti dugaanku Susi keenakan, dan dia lalu berkata “Mas masukkin
semua donk masa kepalanya doank!” lalu dengan pura-pura bodoh aku bilang
“Kata kamu kepalanya saja, tapi lalu dia bilang “Nggak ‘pa-’pa dech Mas
ayo donk cepat Mas!”. Akhirnya aku memasukkan sisa penisku ke liang
kewanitaannya. Setelah masuk aku mulai menggoyangkannya, beberapa menit
kemudian aku menarik penisku dan menyuruh dia nungging dan aku
melakukannya dengan posisi dog style, sekitar 10 menit kemudian aku
dengar Susi bilang “Mas kok saya tiba-tiba mau pipis sich yach?” terus
aku bilang “Kalau itu bukan pipis tapi tandanya kamu hampir orgasme”.
Dan aku suruh dia tahan sebentar karena aku juga sudah mau keluar dan 3
menit kemudian aku keluar barengan dengan dia.<br />
<br />
Setelah itu aku dan dia jatuh ke ranjang, dan aku sempat lihat spermaku
yang berceceran di lantai beserta beberapa bercak darah, setelah itu aku
bilang terima kasih ke dia, dan dia lalu keluar kamar dan aku pun ke
kamar mandi untuk membersihkan badanku yang penuh dengan keringat.<br />
<br />
Setelah aku selesai mandi, aku lalu keluar kamar dan aku nggak menemui
Tina, dan ketiga kawannya di ruang depan, dan aku sempat clingak-clinguk
dech nyariin mereka, dan tiba-tiba aku dengar ada suara yang
memanggilku dari arah sebelah kiriku, “Tom, sini donk Tom, kita juga mau
ngerasain barang kamu donk”. Spontan aku menghadap ke asal suara
tersebut dan aku lihat Silvi yang sudah berada dalam keadaan polos
memanggilku di muka pintu kamarnya. Langsung dech adikku yang tadinya
sudah kembali tidur tegak lagi, dan segera aku menyamperi Silvi yang
memang sudah menungguku, sesampainya di dalam kamar aku sampai kaget
melihat ternyata di dalam kamar itu bukan hanya terdapat Silvi saja
tetapi juga ada Tina, Sonia, dan Anna, hanya mereka bertiga masih
berpakaian lengkap. Aku bilang ke Tina, “Tuch kan Tin, aku berhasil kan
naklukin Susi” Iya dech Tom, kita percaya sekarang”. Setelah itu aku
langsung bilang “Ayo sekarang aku minta hadiahku”. Lalu jawab mereka
“Eloe minta hadiah apa?”. Langsung dech otakku mikir minta apa yach,
terus aku bilang “Aku pengen tidur bareng kalian bertiga sekaligus”, dan
reaksinya mereka berempat langsung teriak “Yes, siapa takut memang itu
kok yang kami harapkan”, lalu Silvi sempat nambahin, “Tahu nggak Tom,
kenapa aku bugil supaya lu nafsu lihat aku dan minta ML sama aku
ternyata siasat aku berhasil, lagian tadi kan pas lu ML sama Susi kita
pada ngintip lho”, dan aku langsung dech berpura-pura terkejut padahal
sich aku tahu kok he he he, tapi aku diam saja sok cool.<br />
<br />
Setelah itu Anna, Tina dan Sonia mulai striptease di depanku sambil
perlahan-lahan membuka bajunya satu persatu sampai mereka semua
benar-benar bugil, dan akibatnya adikku yang memang dari tadi sudah
bangun jadi semakin tegak, dan setelah mereka selesai dengan baju mereka
sendiri mereka dengan ganas langsung menyerbuku, dan dengan penuh nafsu
birahi, mereka mempreteli baju dan celanaku satu demi satu, dan ketika
celana dalamku diturunkan mereka sempat terpesona melihat barangku, lalu
tiba-tiba Tina menunduk dan langsung menjilat-jilat penisku sementara
Anna langsung mengarahkan liang kewanitaannya ke mulutku yang langsung
saja kusambut dengan jilatan-jilatan di sekitar liang kewanitaannya,
sementara itu tanganku menggerayangi payudara Sonia, sementara itu pula
Sonia menjilat payudara Silvi, lalu kami saling berganti-ganti posisi,
setelah puas dengan gaya tersebut aku mulai bangkit dan mula-mula aku
mengarahkan penisku ke arah liang kewanitaan Tina, dan sumpah aku
menemui kesulitan untuk memasukkan penisku tersebut tapi dengan upaya
keras akhirnya aku berhasil untuk memasukkannya, setelah beberapa lama
aku dengar Tina merintih dengan keras dan akhirnya dia orgasme, lalu
kucabut penisku dari liang senggamanya, dan aku sempat lihat ada bercak
darah di penisku, dan aku sempat tanya “Tin, lu masih virgin yach?” dan
Tina menjawab katanya “Kami berempat masih virgin Tom”, busyet aku hoki
benar dalam semalam dapat 5 cewek masih virgin semua.<br />
<br />
Lalu aku mulai mencoba memasukkan penisku ke liang kewanitaan Silvi,
kali ini aku lebih pelan-pelan dan santai, walaupun sulit tapi tidak
sesulit sewaktu aku memasukkan penisku ke liang kewanitaan Tina, mungkin
karena penisku sekarang sudah basah, dan kulihat liang kewanitaan Silvi
pun sudah sangat basah, lalu aku kembali memaju mundurkan pantatku,
sekitar 10 menit aku merasa bahwa spermaku akan segera keluar, lalu aku
langsung menurunkan tempo goyanganku, dan segera aku mulai mengalihkan
permainanku ke arah payudara Silvi, setelah beberapa lama aku kembali
mulai mempercepat goyangan pantatku, tapi itupun tak bertahan lama
karena 5 menit kemudian aku sudah ingin mengeluarkan sperma lagi,
sebetulnya ingin aku tahan tapi karena aku kasihan sama Silvi orgasmenya
tertunda melulu, terpaksa aku malah mempercepat laju permainanku dan 3
menit kemudian aku bilang sama dia “Aku sudah mau keluar nich, aku
keluarin di dalam atau di luar?”. Lalu dia jawab “Di dalam saja”.
Akhirnya aku dan dia keluar secara bersamaan.<br />
<br />
Setelah itu aku merebahkan diri ke tempat tidur, tapi baru sepuluh menit
aku tiduran aku merasakan barangku saja yang dijilat-jilat, dan
ternyata aku lihat kali ini Anna yang menjilat-jilat barangku, akhirnya
adikku bangun lagi dech dan aku langsung melepas barangku dari mulutnya
dan langsung mengarahkan barangku ke kemaluannya, dan kali ini aku
kembali menemui kesulitan, karena liang kewanitaan Anna benar-benar
sempit, dan kecil, penisku sampai perih rasanya, akhirnya dengan sedikit
paksaan aku berhasil juga memasukkan barangku ke dalam liang surganya,
sekitar 15 menit kemudian Anna teriak Tom, aku mau orgasme nich, dan aku
langsung bilang “Tunggu donk aku juga sudah mau orgasme nich”. Akhirnya
aku mempercepat pola permainan, dan akhirnya aku keluar barengan dia di
dalam liang senggamanya. Setelah itu aku langsung tiduran lagi, tapi
aku liat kali ini Sonia menyamperi aku dan bilang “Tom giliran aku
kapan?” “terus aku bilang besok saja yach aku cape nich”. Tapi sebagai
jawabnya dia malah merenggut dan langsung mengocok-ngocok barangku, dan
secara perlahan barangku kembali bangun, setelah bangun secara maksimal,
Sonia lalu berdiri dan duduk tepat diatas barangku sambil tangannya
perlahan membuka bibir kemaluannya, dan aku merasakan perih di sekitar
barangku, karena Sonia memasukkannya dengan agak keras, setelah itu dia
mulai mengoyang-goyangkan pantatnya naik turun sambil sesekali dia
mengoyang-goyangkannya ke depan dan ke belakang, karena merasa nikmat
sekali nggak sampai 10 menit aku merasa aku sudah mau orgasme, dan aku
bilang ke Sonia “Son, aku sudah mau orgasme nich”, dan sebagai
jawabannya dia mencabut barangku dan mengulum kembali barangku dan
akhirnya aku memuntahkan spermaku di mulutnya dan kemudian diminum semua
oleh Sonia “Obat awet muda katanya” Dan aku sich tersenyum saja
mendengarnya.<br />
<br />
Nggak lama kemudian aku tidur bersama mereka berempat dalam keadaan
bugil. Sekitar Jam 7 pagi aku bangun dan menuju kamar mandi untuk mandi
karena terus terang badanku lengket semua keringatan. Lalu aku mulai
mandi dan menyabuni penisku, mungkin karena terkena tanganku eh adikku
malah bangun lagi, dan ketika itu pintu kamar mandi terbuka, lalu aku
lihat Tina masuk ke dalam, dan kaget “Gila lu Tom, mau onani yach,
ngapain Tom, sayangkan lu buang gitu saja, mending buat aku, lalu
setelah itu Tina nyamperin aku dan mulai memain-mainkan barangku
sebentar lalu dia mulai mengulum penisku, sekitar 15 menit dia mengulum
penisku, sampai akhirnya aku mengeluarkan spermaku di dalam, dan
kemudian diminum seluruhnya oleh Tina, nggak beberapa lama kemudian dia
malah nungging dan minta di fuck dengan posisi doggy style, tadinya aku
sudah mau nolak dan jelasin bahwa sebenarnya aku lagi bersihin barangku
bukan onani, tapi karena nafsu lihat pantat mulus akhirnya aku masukin
juga barangku ke liang kewanitaannya, dan kali ini aku nggak sesulit
sewaktu memasukkan barangku tadi malam, dan setelah puas dengan doggy
style dia malah minta fuck dengan gaya monyet, dimana aku ngefuck sambil
ngegendong dia, yach sudah dech akhirnya aku lakukan juga permintaan
dia, 5 menit kemudian aku merasa bahwa aku mau orgasme, dan dia bilang
“Yach sudah Tom keluarin di dalam saja, aku pengen ngerasain sperma kamu
kok” Akhirnya aku keluarin juga dech spermaku di dalam liang
kewanitaannya, lalu setelah itu kita malah mandi bersama dan sekitar
pukul 9 pagi aku balik ke rumah dan tidur sampai malam,...<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>LANJUT CERITA BERIKUT GAISS,...</b></a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>NEXT </b></a><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiJTqksyD-BAUt9brsNfwDwuKkbEol0apbrYwHpa1JQt8XPmENLTF82sqFOz6apPbGCDI58IOlq4VGHlzza_1Q9xNlNKvJ2u1S9GiPuRVmYEkyk_al6cePkg1_o7SwbLnzHt_TbVyEhQ/s1600/pesta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiJTqksyD-BAUt9brsNfwDwuKkbEol0apbrYwHpa1JQt8XPmENLTF82sqFOz6apPbGCDI58IOlq4VGHlzza_1Q9xNlNKvJ2u1S9GiPuRVmYEkyk_al6cePkg1_o7SwbLnzHt_TbVyEhQ/s1600/pesta.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="298" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>pesta sex</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-55416222422672903452015-01-12T09:53:00.000-08:002015-01-09T10:00:17.726-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru ISTRIKU PENGEN THREESOME<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> , 3 tahun aku menunggu akhirnya istriku hamil juga. Hasil pemeriksaan
dokter dia sudah terlambat 2 bulan, dan dinyatakan bahwa istriku sehat,
kehamilannya juga tidak ada masalah.<br />
<br />
Karena ini kehamilan pertama otomatis istriku yang cantik, mungil ini
sangat manja, belum waktunya ngidam dia sudah minta yang aneh aneh,
kemarin dia minta kelapa muda yang harus aku ambil sendiri di
pohonnya?what !! tapi demi istri tersayang aku mau juga belajar
memanjat, tentu saja memakai tali pengaman.<br />
<br />
Tetapi permintaan kali ini membuat aku terperanjat dan bingung bagaimana
memenuhinya. Ketika kami asyik tiduran di kamar tiba tiba istriku
bicara pelan : ? Mas sebenarnya aku ngidam sesuatu yang agak aneh
mas?tapi takut ngomong sama mas. Pasti marah?tapi nggak<br />
tahu aku pusing banget, ngidam yang satu ini kayaknya harus bisa jadi beneran ..?<br />
<br />
?Ngidam apa sih sayang?kalo bisa aku cari ya tentulah aku cari..? Kataku sambil baca koran.<br />
<br />
? Bener nih gak marah..? tapi aku sebenarnya gak mau tapi entah sampe
terbawa mimpi mas. Aneh banget. Aku ngidam ini mas...? Rini istriku
menyodorkan cakram dvd. ? Hmmm apa nih ma ? hehehehehe jadi pengen
bercinta nih ? kalo ngidam begini gampang...mas sekarangpun ok ok
aja....? Kataku senyum senyum sambil menyalakan film XXX tersebut di
player. Rupanya film tentang cewek disetubuhi rame rame.<br />
<br />
?Wah masa pengen bercinta rame rame begini?wah kamu bisa aja ? Kataku sambil asyik nonton film horny tersebut.<br />
<br />
Sambil tertunduk istriku berkata pelan : ?itu masalahnya?aku sering
mimpi disetubuhi sama cowok cowok ganteng yang berbatang besar gitu
mas?aneh ya..apa aku ini sudah gila tapi setiap aku tidur, mimpi itu
langsung berputar di kepalaku.?<br />
<br />
Sungguh aku terkejut bukan main. Ini tidak main main..ngidam model apa ini ?!<br />
? Nggak ah !! gimana sih kamu?jangan bercanda Rin?? Teriakku marah marah.<br />
<br />
Istriku menundukkan kepalanya sambil menangis. ? Habis?aku memang kepengen?gimana hayo??<br />
<br />
Permintaannya memang gila dan bikin pusing kepala, sengaja 2 minggu ini
aku biarkan. Akibatnya dia menangis tiap malam, aku sama sekali tidak
diajak bicara.<br />
Aku benar2 penasaran sebenar yang dia inginkan detailnya bagaimana sih. ?
Dik...ok ok...gini gini...sebenarnya kamu inginnya bagaimana sih sayang
? hmmm....?<br />
<br />
Sambil masih menangis istriku berbicara tersendat sendat :? aku
sebenarnya Cuma ingin di gosok gosok aja kok mas, gak masuk beneran,
Cuma penasaran aja gimana rasanya..bener gak masuk dan lagi kan dia
nanti pake kondom. Dia nanti juga gak meluk Rini.. boleh ya mas...?
Istriku kembali menangis.<br />
<br />
Kepalaku benar benar pusing.Jelas aku tidak terima istriku disetubuhi
laki laki lain, gila apa...!! Memang sih tidak sampai masuk, tapi kan
nempel juga..<br />
Terpikir olehku mending aku cerai saja, tapi menceraikan istri ketika hamil jelas jelas gak bener juga.<br />
<br />
Andi temanku yang juga temannya Rini mengerti kesulitanku. ? Ron, itu
memang permintaan gila, eh sorry aku gak bilang istrimu gila...tapi itu
permintaan yang lain dari pada yang lain.?<br />
<br />
Terus aku harus gimana Ndi ? masa aku harus carikan gigolo ? wah..gila apa !!?<br />
Emosiku meledak ledak. ? Atau kamu mau bantu Ndi ?...aku tahu kamu
bersih tapi aaahhhh gila, aku gak bisa melihat istriku disetubuhi orang
lain.?<br />
?Tenang Ron, kan gak bercinta beneran, cuma nempel doang...mungkin gak
terlalu parah sih...dan pake kondom lagi, cukup aman. Mungkin istrimu
cuma ingin merasakan gosokan di klitorisnya.? Andi berusaha meredam
kemarahanku.<br />
<br />
Beberapa hari aku tidak bisa tidur, akhirnya aku bulatkan tekadku, ok
lah gak papa, semoga itu hanya keinginan di depan aja, nggak bener
bener. Aku tahu karakter Rini, dia memang menggebu gebu di depan tapi
kalau di seriusin biasanya gak jadi, semoga saja.<br />
<br />
?Dik...ok kita carikan cowok yang bersih ya..trus harus berapa orang ?
satu aja kan ? hah tiga ?!! kita coba 1 orang dulu aja gimana ? ok ? ok
dua orang aja Kataku berusaha merayu.<br />
<br />
Rini bersikeras minta 3 orang..ini membuatku pusing tujuh keliling. 3
orang tidak main main. Aku kawatir berpengaruh di kehamilannya, kalo
keguguran gimana ?<br />
Selain itu dia kan belum pernah mencoba bercinta dengan lebih dari satu
orang atau apa itu namanya ? threesome ? dan sebangsanya..<br />
<br />
Karena aku tidak bisa mencarikan aku serahkan sendiri ke Rini untuk
mencari. Aku menyerah...terserah dialah..asalkan dia harus yakin kalo
cowok cowok itu bersih..selain itu aku yakin dia Cuma ingin di depan
aja, nggak bakalan beneran.<br />
Semula dia tidak mau, alasannya dimana dan bagaimana mencarinya.<br />
<br />
3 hari berlalu, aku tiduran sambil mengelus elus perutnya yang masih
belum kelihatan hamilnya, Rini berkata pelan :? Mas...aku sudah
dapat..aku ajak si Andi, sama Anton aja, mas kan juga kenal kan ?<br />
<br />
Lho...aku kapan itu sempat minta tolong Andi, dia gak enak katanya, tapi
kalo dia bisa bantu ya gak papa, aku lumayan percaya sama dia, tapi
kamu bener bener gak masuk kan ? aku terus terang sangat keberatan kalo
terjadi coitus. Cuma gesek gesek aja kan ?? Rini menggangguk angguk kan
kepalanya ? Cuma gesek gesek klitoris aja tapi sampe aku orgasme ya mas.<br />
<br />
Malam harinya aku diskusi dengan Andi dan Anton :? Aku hanya membantu
saja Ron, jangan kuatir, gak bakalan masuk, aku hanya menggesekkan
batangku saja, Anton juga sudah setuju dengan rencanaku.? Kata Andi.<br />
<br />
Segera aku siapkan tempat tidur, rencananya aku hanya duduk di
sebelahnya selama Rini dirangsang. Semoga saja tidak terjadi hal hal
yang tidak aku inginkan, sungguh aku berharap ketika cowok cowok ini
sudah siap, Rini membatalkan rencananya.<br />
<br />
Rini muncul dengan memakai black lingerie dari La Zenza. Puting susunya
yang merah muda membayang di balik bra tipis, Sementara stocking
hitamnya yang berenda menempel lekat di pahanya yang mulus. Ahhh istriku
memang cantik....dadaku bergemuruh karena cemburu.<br />
<br />
Andi dan Anton terpaku menatap istriku, mereka tampak sungkan
dihadapanku. ? OK lalu aku harus bagaimana ? ? Tanyaku memecah kebekuan.<br />
<br />
? ummmm...umm, kalo bisa mas jangan disini dong..aku malu, gimana kalo
mas di kamar sebelah aja. Aku gak lama kok...kan cuma menggesek gesek
aja gak lebih....kata istriku. ? Dan lagi nanti mas kan bisa melihat
dari video yang mas buat.<br />
<br />
? Nanti aku akan bener bener jaga Ron..? Kata Anton pelan.<br />
Aku letakkan camera video di meja sebelah tempat tidur. Kemudian sambil
berjalan ragu aku berlalu ke kamar sebelah. Sekilas aku melihat Anton
menurunkan celana panjangnya.<br />
<br />
Di kamar sebelah aku tiduran di tempat tidur dengan gelisah, 5 menit
berlalu, aku mendengar suara lirih rintihan istriku yang berulang ulang.
10 menit berlalu.....<br />
Kemudian terdengar derakan tempat tidur yang bergoyang goyang, sedikit terdengar jeritan istriku...mungkin dia orgasme..<br />
Ahh.. hatiku dibakar cemburu yang luar biasa. Kupukul dinding berkali
kali karena aku menyesal mengapa menyetujui keinginan istriku. Sungguh
bodoh...!!<br />
20 menit berlalu....mengapa mereka lama sekali ? kembali terdengar
rintihan dan jeritan panjang istriku. Derakan tempat tidur terdengar
bertambah keras.<br />
30 menit...aku tambah gelisah..mengapa lama sekali...45 menit...<br />
Tiba tiba pintu kamarku terbuka, Rini berjalan pelan masuk menyerahkan
camera video. Tali lingerie yang kiri terlihat putus sehingga buah
dadanya yang ranum menyembul keluar.<br />
? Mas lihatnya nanti aja ya setelah Andi dan Anton pulang...takut kalo
mas marah. Nanti malah ribut...? Rini berkata pelan sambil menyeka
keringat di lehernya.<br />
<br />
Aku lihat Anton dan Andi masih menarik celananya ke atas. Di lantai aku
lihat 2 kondom terisi penuh sprema Hhhh...aku menghela nafas...kalau
mereka sampai ejakulasi tentu tidak hanya sekedar menggosok klitoris...<br />
?Ron...eeee..tadi..eeee maksudku begini...eeee? Anton tampak kikuk menjelaskan.<br />
? Ok...ok...kalian pulanglah...tidak perlu dijelaskan, aku bisa lihat
dari filem ini kan ? thanks sudah merepotkan. Kataku dengan berjalan
menuju televisi. Aku tidak sabar ingin segera menontonnya.<br />
<br />
Setelah mereka keluar dan Rini menutup pintu depan, dia berjalan dan
duduk disampingku sambil berbisik ,? Mas nanti jangan marah ya...mungkin
adegannya agak berlebihan... tapi dilihat aja dulu mas...?<br />
<br />
Aku diam saja sambil menyalakan TV. Adegan dimulai dengan Anton dan Andi
melepas celana panjangnya. Terlihat istriku duduk di tempat tidur. ? ok
sekarang kita harus bagaimana Rin ?? Suara Anton terdengar tidak
terlalu jelas.?ummm kalian tiduran aja, nanti aku duduk diatas kalian, gak papa kan ?
tapi kalian diam aja lho tangan kalian jangan lari kemana mana...eh
jangan lupa pake kondomnya...? Anton mulai rebahan di tempat tidur
sementara Rini istriku perlahan mulai menaiki tubuh Anton. Hmmm aku
yakin Anton terangsang berat, terlihat batangnya sudah menjulang tinggi
padahal masih belum apa apa.<br />
<br />
Sekilas Rini memandang camera, kemudian dengan posisi woman on top ,
tubuhnya perlahan bergoyang maju mundur. Andi duduk terdiam sambil
memandang istriku.<br />
<br />
Dadaku bergemuruh, tubuhku menggigil melihat istriku memejamkan matanya,
aku cemburu karena Rini berusaha mencari kenikmatan dengan batang
Anton. Goyangan Rini bertambah cepat dengan diiringi suara rintihan
pendek pendek. ? Andi kamu siap siap dong?? Bisik istriku.<br />
Kemudian tubuh istriku berpindah ke atas tubuh Andi. Terlihat batang
andi sangat besar, lebih besar dari milikku. Kembali Rini bergoyang di
atas batang Andi, kali lebih cepat. Rintihan dari mulutnya makin keras. ?
aaahhh nikmat mas?maaf ya mas?aaah nikmat mas?<br />
Tampaknya Anton dan Andi turut terangsang, tangannya mulai
bergentayangan ke payudara istriku yang bergoyang indah, berulang kali
Rini menepisnya. Kali ini Andi turut menggerakkan tubuhnya naik turun.
Kurang ajar?aku khawatir batang Andi masuk ke dalam vagina istriku.<br />
Tubuh Rini makin bergetar. Lenguhannya makin keras. Rintihan histerisnya
membuat diriku gemetar. Rini mengayunkan tubuhnya ke depan dan
kebelakang menyebabkan rambut panjangnya terlempar kesana kemari.
Gerakan tubuhnya makin liar.<br />
<br />
Tiba tiba kulihat jemari Rini mengarah ke sela sela pahanya, rupanya dia
ingin menggenggam batang milik Andi. Sesuatu kejadian yang tak kuduga
terlihat didepan layar. Rini memasukkan batang Andi ke dalam vaginanya
!!?<br />
<br />
? Ohhh..aku nggak kuat ?please aku gak kuat?masuk ya?? Rini merintih.<br />
? Ahhh jangan Rin..jangan ! ? Andi berusaha melarang tetapi nafsu
mengalahkan suaranya. Dan batang besar Andi perlahan memasuk vagina
istriku yang licin merekah. Wajah Andi tampak kebingungan dengan berkali
kali menghadap ke camera seakan minta maaf bahwa itu bukan kehendaknya.<br />
<br />
Aku panik melihat apa yang ada didepan layar, sementara Rini istriku
tertunduk merasa bersalah disebelahku. ? Rin?kenapa harus masuk Rin?kamu
sendiri yang janji untuk tidak coitus? gimana sih Rin?<br />
<br />
Aku kembali melihat ke layar. Batang Andi yang besar tampak keluar masuk
dengan cepat. Sesungguhnya meskipun hatiku cemburu tapi pemandangan
didepanku sangat menggairahkan. Lekuk tubuh istriku benar benar sexy dan
menggairahkan. Gerakan Rini yang naik turun menyebabkan tempat tidur
berderak derak. Rupanya ini yang tadi terdengar dari sebelah.<br />
<br />
? Andi?kurang cepat?aaahhh lebih dalam dong.. aakhh??Tangan Rini meremas
kuat sprei. Anton yang ada disampingnya berdiri dan sepertinya berbisik
ke istriku. Yang kulihat istriku hanya mengangguk angguk.<br />
<br />
Anton berjalan mengambil kondom di meja rias kemudian perlahan berjalan
ke belakang istriku. Andi masih sibuk memompa, sementara Rini lemas
merebahkan tubuhnya ke dada Andi. Dengan tenang Anton mengolesi anus
istriku dengan pelicin. Apa yang akan dia lakukan ?<br />
<br />
Perlahan Anton mengarahkan batangnya ke anus istriku, sambil meremas
pinggul dan pantat, dia tekan batangnya memasuki anus istriku. Gila !!
aku benar benar shock melihat ini. Kulihat Rini sama sekali tidak protes
bahkan wajahnya tampak menikmati. ? Aaaaa?pelan?sakit..!!...pelan pelan
??<br />
Dalam sekejap batang Anton yang tidak terlalu besar sudah masuk semua
sampai ke pangkalnya. Tak lama kemudian batang Andi dan Anton bergerak
mempompa bergantian.<br />
<br />
Rintihan Rini makin keras, lenguhan panjang dan pendek membuat kedua
laki laki itu bertambah cepat bergantian mengayunkan batangnya. Vagina
istriku mencengkeram erat setiap hentakan dan tarikan batang ANdi.
Sementara Anton berulang kali menepuk pantat istriku...sangat
menggairahkan !<br />
<br />
<br />
Aku terpesona melihat kondisi istriku saat itu. Disebelahku Rini pun
terpaku melihat dirinya sendiri di layar TV. Derakan tempat tidur
semakin cepat bergantian dengan jeritan pendek istriku, menahan
kenikmatan. Rini mengimbangi pompaan dua pria itu dengan goyangan dan
geliat pinggulnya.<br />
<br />
Rini benar-benar mengerahkan seluruh tenaganya untuk menggapai
kepuasannya. Bermenit-menit telah lewat, gerakan mereka tidak nampak
mengendor. Aku yakin Rini mendapatkan multi orgasme. Mungkin orgasme
beruntun yang sangat panjang. Dan dia belum akan berhenti. Kepalaku
makin lama makin pusing melihat layar. Semuanya terasa bergoyang.<br />
<br />
Dalam keadaan telanjang dan mengkilat karena keringatnya, istriku
menggelinjang, menciumi dada berbulu Andi. Sungguh sebuah pemandangan
yang sangat mendebarkan dan amat erotis. Tidak heran dengan cepat Anton
dan Andi mengalami ejakulasi?? Rinnnn?aku keluar.!! ? TEriak Anton.
Dengan cepat Andi mengikuti ? Aku jugaaaa!!!? Andi tidak mau kalah.<br />
<br />
Tak lama kemudian kedua laki laki itu menggelepar di sebelah istriku.
Dada istriku naik turun menahan nafasnya yang memburu. ? Andi?tolong
masukkan lagi please?aku belum puas?<br />
<br />
Andi bangkit kembali?hmmm rupanya dia masih kuat. ? Lepas kondomnya Di..gak usah pake...panas..ayo cepet ! ?<br />
Aku terkejut, bagaimana mungkin istriku mengijinkan Andi menyetubuhinya
tanpa kondom. Dengan segera Andi menghunjamkan batang raksasanya ke
vagina istriku dalam dalam. Mataku mendadak kabur...<br />
<br />
Aku memandang Rini disebelahku...,? Dek...sebenarnya kamu ini nyidam apa enggak sih ? kok jadi begini ceritanya ? ?<br />
<br />
Rini masih tertunduk,? Maaf mas...maafkan aku...sebenarnya dulu sebelum
menikah dengan mas, kami sudah sering main bertiga.?.Bisiknya.<br />
<br />
Aku melihat kembali ke layar kaca kembali, tampak sekarang Anton
memuncratkan spermanya ke mulut istriku. Kepalaku tambah pusing.<br />
Jadi selama ini kalian berakting didepanku ? Ok Ok sekarang panggil
mereka...cepat panggil mereka lagi !! jadi adek nggak nyidam kan
sebenarnya ?! ...aku mau kalian bercinta lagi di depanku ! langsung !
tapi aku juga ikutan main !! ? Teriakku ke istriku.<br />
<br />
? Kita main ber empat ok ?! Dan aku mau nonstop sampe pagi ! Sekaraang !?<br />
Istriku memandangku dengan takut?kemudian perlahan mengangkat HPnya.<br />
<br />
Kepalaku rasanya ingin pecah. Jadi istriku selama ini selalu bercinta
bertiga dengan mereka ? kenapa aku tidak curiga selama ini ? seharusnya
aku sudah curiga ketika Rini sudah tidak perawan di malam pertama.
Seharusnya aku curiga ketika Andi dan Anton bersedia mengantarkan
istriku ke Surabaya kapan itu. Aaaaaarrrgghhhh !!!! sungguh bodoh diriku
!<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>LANJUT CERITA BERIKUT GAISS,...</b></a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>NEXT </b></a><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdgS7ebeU8b7OOmFPB3XX6npxAQcpr-yuJNvursIHNzxqxaobMgNPINp6uAvY_16SWss6cIrPGskUeSjM2HPTHi9MMkM21U86ioByLzhtS5xGzw5XZE6c0eLPLo9uLYAIxvQV8bDTN5g/s1600/ISTRI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdgS7ebeU8b7OOmFPB3XX6npxAQcpr-yuJNvursIHNzxqxaobMgNPINp6uAvY_16SWss6cIrPGskUeSjM2HPTHi9MMkM21U86ioByLzhtS5xGzw5XZE6c0eLPLo9uLYAIxvQV8bDTN5g/s1600/ISTRI.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="333" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ISTRI SEX</td></tr>
</tbody></table>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-16606047618025337212015-01-12T09:47:00.000-08:002015-01-12T09:47:00.047-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru NGENTOTIN DUA TANTE SEKALIGUS,..!!<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> suatu hari ketika aku ke villa pamanku, aku menemukan sebuah album foto
di kamar Tante Yani, yang ternyata berisi foto bugil Tante-Tanteku.
Kubolak balik foto-foto tersebut yang menampakkan tubuh-tubuh telanjang
Tante-Tanteku, walaupun ada yang ssudah berumur diatas 40 tahun seperti
Tante Endang dan Tante Rani tapi tubuh mereka tidak kalah dengan keempat
istri muda yang lain. Membuat aku terangsang dan ingin merasakan
hangatnya tubuh mereka. Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka
melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku
kerjain, lalu kupilih Tante Tante Endang (45 tahun) dan Tante Rina (37
tahun).<br />
<br />
Aku telepon rumah Tante Endang dan Tante Rina. Aku minta mereka untuk
menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke
sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama
kemudian Tante Endang dan Tante Rina sampai. Kuminta mereka masuk ke
ruang tamu.<br />
“Ada apa sih Anto?” tanya Tante Endang yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.<br />
“Duduk dulu Tante,” jawabku.<br />
“Iya ada apa sih?” tanya Tante Rina yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.<br />
“Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil
mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto.
Tante Endang lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.<br />
“Darimana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Endang panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.<br />
“Anto.. apa-apaan ini, darimana barang ini?” tanya Tante Rina dengan tegang.<br />
“Hhhmm.. begini Tante Endang, waktu itu saya kebetulan lagi
bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Yani saya lihat kok ada
foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,” jawabku sambil
tersenyum.<br />
<br />
“Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Rina.<br />
“Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.<br />
“Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Endang dengan ketus.<br />
“Iya Anto, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Rina memohon.<br />
“Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,” kataku.<br />
“Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Endang dan Tante Rina dengan marah
dan menundingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan
nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku
sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.<br />
“Bagaimana Tante?”<br />
“Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Rina sambil menepis tanganku.<br />
“Bangsat.. berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang
kampung!!” Tante Endang menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk
foto itu ke wajahku.<br />
“Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu
diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal
deh!!” kataku lagi.<br />
Tante Girang Beautiful Sex Hot<br />
Kulihat kananku Tante Endang tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,<br />
“Tante-Tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Endang lemas.<br />
“Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.<br />
“Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?”<br />
“Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Rina.<br />
“Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.<br />
“Kamu jangan macam-macam Anto, hardik Tante Endang.”<br />
“Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Rina sambil berdiri dan
mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Endang sambil merengut marah.<br />
<br />
Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante
Endang walau ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan
kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang
besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar.
Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di
selangkangan amat lebat. Tidak kalah dengan tubuh Tante Rina yang
berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta
payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting
yang sedkit naik keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di
selangkangan baru dipotong pendek.<br />
“Ssudah Anto?” tanya Tante Endang sambil mulai memakai bajunya kembali.<br />
“Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.<br />
“Kurang ajar kamu,” kata Tante Rina setengah berteriak.<br />
“Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.<br />
“Baiklah,” balas Tante Endang ketus,<br />
“Apalagi yang mesti kami lakukan?”<br />
“Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.<br />
“Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.<br />
“Begini Anto, Cepat ya,” balas Tante Rina sambil membuka lebar kedua pahanya.<br />
Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.<br />
“Tante Endang juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.<br />
<br />
“Beginikan,” jawab Tante Endang yang juga mulai membuka lebar kedua
pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga
tampak vaginanya yang kecoklatan.<br />
“Anto pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba
selangkangan Tante Endang sementara tangan kiriku meraba selangkangan
Tante Rina. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Endang
dan Tante Rina.<br />
“Sudah belum, Anto.. Ess..,” kata Tante Endang sedikit mendesah.<br />
“Eeemmhh.. uuhh.. jangan Anto, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Rina juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.<br />
“Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus
memainkan kedua tanganku di vagina Tante Endang dan Tante Rina yang
mulai membasah.<br />
“Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.<br />
<br />
“Ohh.. Itu klitoris namanya Anto, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Endang menahan geli.<br />
“Iya.<br />
<br />
jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Rina.<br />
“Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan
klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Endang
dan Tante Rina.<br />
“Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.<br />
“Boleh dimasukin jari nggak Tante?”<br />
Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku,
slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Rina dan
Tante Endang yang makin mendesah-desah tidak karuan,<br />
“Jangan Anto, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Rina.<br />
“Jangan lho Anto.. sshh..,” desah Tante Endang sambil tangannya meremasi sofa.<br />
“Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.<br />
“Aaahh.., Anto..,” desah Tante Endang dan Tante Rina bersama-sama mersakan jari Anto menelusur masuk ke lubang vagina mereka.<br />
“Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Endang dan Tante Rina mulai meracau tidak
karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.<br />
<br />
“Bagaimana Tante Endang,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.<br />
“Saya cium ya vagina Tante Endang ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya. “Sebentar ya Tante Rina,” kataku.<br />
“Jangan.., sshh.. Anto.. ena.., rintih Tante Endang sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.<br />
“Gimana Tante Endang, geli tidak..,” tanya Anto.<br />
“Ssshh.. Anto.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus
kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.<br />
“Teruss.. Anto,” desis Tante Endang tak kuat lagi menahan nafsunya.<br />
<br />
Sementara Tante Rina memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku
yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Endang kian mendesah ketika
mendekati orgasmenya dan<br />
“Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Endang merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.<br />
“Tante Endang keluar Anto..,” desah lemas Tante Endang dengan kedua
kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya. Tahu Tante Endang sudah
keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Rina dan kubuka kedua
pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Endang Tante Rina juga merintih
tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.<br />
“Aah ss.., Antoo,.., enak ss..,” rintih Tante Rina sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.<br />
<br />
Tante Rina di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku
liang vagina Tante Rina, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Rina yang
ssudah basah itu,<br />
“Teruss.., Antoo.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Rina
merasakan orgasme pertamanya. Anto lalu duduk diantara Tante Endang dan
Tante Rina.<br />
“Gantian dong Tante, punyaku sudah tegang nih,” menunjukkan sarung yang
aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Endang dan
Bullik Rina. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.<br />
“Kamu nakal Anto, ngerjain kami,” kata Tante Endang sambil tangannya
membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.<br />
“Iya.., awas kamu Anto.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Rina sambil memasukkan penisku kemulutnya.<br />
<br />
“Ssshh.. Tante.. terus..,” rintih Anto sambil menekan kepala Tante Rina
yang naik turun di penisnya. Tante Endang terus menjilati penisku
gantian dengan Tante Rina yang lidahnya dengan liar menjilati penisku,
dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat
penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian
bunyinya ketika dia menghisap.<br />
“Sudah.. Tante, Anto nggak kuat lagi..,” rintih Tante Rina sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.<br />
“Tunggu dulu ya Tante Endang, biar saya dengan Tante Rina dulu,” kataku
sambil menarik kepala Tante Endang yang sedang memasukkan penisku
kemulutnya.<br />
“Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Rina dan berlutut diantaranya.<br />
“Cepatss.. Anto,” desah Tante Rina sambil tangannya mengarahkan penisku
ke vaginanya. “Asshhss..,” rintih Tante Rina panjang merasakan penisku
meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya. Tante Rina mengerang setiap
kali aku menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi
sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini,
aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri.
Kuminta Tante Rina untuk menjilati vagina Tante Endang yang jongkok
diatas mulutnya.<br />
<br />
“Ushhss.. Geli dik,” desis Tante Endang setiap kali lidah Tante Rina
memasuki vaginanya. Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Rina tanganku
meremas-remas kedua payudara Tante Endang. Tiba-tiba Tante Rina
mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya.
“Ahhss.. Anto Tante keluar.. ”<br />
“Sudah keluar ya Tante Rina, sekarang gilran Bu Endang ya,” kataku sambil menarik Tante Endang untuk naik kepangkuanku.<br />
<br />
Tante Endang hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku
ke vagina Tante Endang Lalu Aaahh.. desah Tante Endang merasakan lubang
vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati
goyangan Tante Endang sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di
depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.<br />
“Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.<br />
“Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Endang sambil melakukan gerakan
pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.<br />
“Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Endang untuk menungging.<br />
<br />
<br />
Kusetubuhi Tante Endang dari belakang, sambil tanganku tangannya
bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat
wanita seumur Tante Endang mempunyai vagina lebih enak dari Tante Rina
yang berusia lebih muda. Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap
Tante Endang, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku
menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang
bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.<br />
“Ssshh.. Anto, Tante mau keluar..” rintih Tante Endang.<br />
“Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.<br />
“Aaahh ss.., Tante Endang keluar..,” melenguh panjang.<br />
“Saya belum, Tante,” kataku kecewa.<br />
“Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Endang jongkok didepanku sambil
menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua
payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.<br />
“Terus, Tante enak ss..,” rintihku.<br />
<br />
Melihat hal itu Tante Rina bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan
penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka
memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi
wajah dan dadaTante Endang dan Tante Rina.<br />
“Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>LANGSUNG LAJUT CERITA LAJUTAN GAISS,...</b></a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>NEXT </b></a><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwAvGlb-Poorb5k0hWvhySvK3fHVXCsIf3AL-xd8XvsaRv5nIw8fwZ9Pi8mHgmdVBkdY3De6TPTSqWUGv5-4F8jEfhD6M6phpu-jdiPVFfPGeR1_fBmr3OswDd5LePRkEnfCyRVaon0g/s1600/tante.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwAvGlb-Poorb5k0hWvhySvK3fHVXCsIf3AL-xd8XvsaRv5nIw8fwZ9Pi8mHgmdVBkdY3De6TPTSqWUGv5-4F8jEfhD6M6phpu-jdiPVFfPGeR1_fBmr3OswDd5LePRkEnfCyRVaon0g/s1600/tante.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">DUA TANTE SEX</td></tr>
</tbody></table>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-21428277461426876212015-01-12T09:41:00.000-08:002015-01-12T09:41:00.214-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru NGENTOTIN GURUKU YANG SEXY N HOT<b><a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank">Cerita Dewasa Panas Terbaru</a> </b>Aku Deni Boy Wibisono, sering dipanggil ” Boy
“, kini usiaku 25 tahun, kisah yang kuceritakan ini terjadi sepuluh
tahun yang lalu.<br />
<br />
Malam itu aku tidur lelap sambil tersenyum dan tak sempat kurasakan
apapun, tapi ketika aku terjaga karena jam wekerku berbunyi tepat pukul
enam pagi, baru terasa badanku pegal-pegal terutama lutut dan
pinggangku, bahkan untuk bangun dari tempat tidurpun berat sekali
rasanya… Jika kakak-ku tidak masuk ke kamar, memaksaku bangun, mungkin
aku terus ketiduran. Dengan memaksakan diri, aku bangun dari tempat
tidur, namun saat kuberdiri terasa lututku lemas dan bergetar, hampir
aku jatuh terduduk… Baru setelah mandi badanku terasa agak segar.<br />
<br />
Selesai berpakaian seperti biasa aku duduk di meja makan untuk sarapan.
Tak lama kemudian Bi Tuti pembantu keluargaku seperti biasanya datang
mengantar nasi goreng kesukaanku, tanpa terasa perasaanku mendadak
tegang… sekilas kulihat wajahnya… rasanya tak ada yang aneh tapi langkah
kakinya terlihat agak berat, ” Aman… “, pikirku. Ketika aku minta telor
rebus setengah matang, dia menjawab dan berlaku seperti biasa saja,
akupun makin yakin dia tak tahu apa yang terjadi semalam.<br />
<br />
Akupun menjalani hari-hari selanjutnya seperti biasa, sikapku jika
berdekatan dengan Bi Tuti tetap seperti biasa seakan tak pernah terjadi
apa-apa. Padahal setiap saat aku selalu mencari waktu untuk mengulang
perbuatanku dulu, tapi sulit sekali karena akhir-akhir ini dia sering
tidur bersama kakak perempuanku. Sikapku selalu dapat kujaga tapi
kontolku tidak, hampir setiap aku dekat Bi Tuti kontolku langsung
berdiri tegang. Pertama masih bisa kutahan, tapi makin lama kutahan
makin pusing kepalaku… aku tidak suka onani karena kupikir kenapa mesti
pakai tangan jika ada yang lebih enak yaitu bersetubuh dengan perempuan.<br />
<br />
Akhirnya aku dua punya sasaran baru, yaitu guru Matematikaku yang
bernama Bu Indah, usianya 26 tahun,belum kawin, sesuai dengan namanya,
wajah cantik mirip Yuni Shara, kulitnya putih bersih dan bentuk tubuhnya
sangat indah, tinggi langsing dengan buah dadanya yang besar tegak
menantang dan teman wanita sekelasku yang bernama Jihan. Wajahnya
cantik, kulitnya putih sekali tapi yang lebih penting bagiku adalah
ukuran buah dadanya paling besar diantara teman wanita sekelasku. Setiap
hari aku memutar otak, mencari akal bagaimana caranya supaya aku bisa
mencumbu salah satu dari mereka sampai puas.<br />
<br />
Suatu hari, aku dipanggil ke ruang oleh Bu Indah dan aku dimarahi karena
nilai ulangan Matematikaku hancur, padahal aku sengaja tidak belajar
supaya diperhatikan sama Bu Indah. Saat itu aku beralasan kurang
mengerti ketika diajari di kelas dan langsung aku minta les tambahan
sama Bu Indah. Pucuk dicinta ulampun tiba, Bu Indah langsung setuju dan
kamipun berunding mengenai tempat les, di sekolah atau di rumah. ”
Bagaimana kalau di rumah Bu Indah saja?” usulku. Dia langsung setuju,
saat itu pula baru aku tahu kalau Bu Indah tinggal sendirian di rumah
kontrakan dan les dimulai sore hari itu juga setelah pulang sekolah.
Dengan hati berbunga-bunga akupun kembali ke kelas. Tiba di rumah aku
langsung mempersiapkan diri, pokoknya badanku harus bersih dan wangi,
kupakai celana dalam yang longgar dan celana Levi’s 501 ku yang tidak
pake retsleting tanpa pake sabuk, dan tak lupa kubawa sebuah gunting
kecil.<br />
<br />
Sorenya kuberangkat sekitar pukul 3. Kurang lebih setengah 4 aku sudah
berdiri didepan pintu rumah Bu Indah dan belum sempat kuketuk pintunya
guruku sudah membukakan pintu.<br />
<br />
“Sore Bu,” sapaku berbasa-basi. Setelah membalas salamku langsung dia
menyuruhku masuk untuk menunggu di ruang tamunya karena katanya dia mau
kebelakang dulu. Tampaknya Bu Indah baru datang juga karena dia masih
mengenakan seragam guru yang tadi siang, mungkin rapat dulu pikirku.
Ruang tamunya cukup besar, tapi bersih dan tertata rapi juga kulihat
beberapa photo keluarga. Sambil duduk di kursi tamu yang terbalut kulit
dan empuk, aku menyiapkan buku Matematika untuk bahan les.<br />
<br />
Selang beberapa menit kemudian Bu Indah datang lagi dengan segelas air
es ditangan kanannya. ” Boy .. maaf yach…Ibu nggak punya apa-apa.
Pembantu lagi mudik .. jadi nggak ada yang masak. Barusan aja Ibu dari
rumah Bu Yanti dulu.. yang ngajar Akuntansi di A3.. itu yang pindahan
dari Bandung. Kamu tahu khan? Kamu siapin aja dulu bukunya..sambil
baca-baca, Ibu mau mandi dulu sebentar.. nggak enak.. gerah nih!”
katanya tanpa memberiku kesempatan ‘tuk membalas ucapannya.<br />
<br />
Memang guruku ini nggak kaku kalau ngajar di kelas. Bahkan terkadang
kalau ngomong kayaknya nggak terlalu ada jarak dengan murid. “Ma kasih
Bu jadi mengerepotin .. “, jawabku sambil berusaha melirik sedikit
belahan buah dadanya di balik kemeja dalam berwarna putih satin
berlengan panjang saat guruku membungkuk meletakan gelas di atas meja.
Rupanya blazer seragam warna hijau guruku sudah dilepasnya bahkan
mungkin rencananya mau ganti baju dulu .. sebab kemeja putihnya sudah
dikeluarkan dari balik rok. “Nggak apa-apa kok..”, balasnya sambil
berlalu keruang dalam.<br />
<br />
Dengan sengaja mataku mengikuti langkah guruku bertelanjang kaki ke
ruang dalam. Kupandangi gerak pinggulnya saat berjalan..samar-samar
terlihat cetakan celana dalamnya.. betis putihnya…hingga lenyap dibalik
tembok pemisah ruangan. Tak lama kemudian terdengar gemericik suara
siraman air. Oh Bu Indah … pikirku menerawang membayangkan guruku ini
mandi telanjang tanpa benang sehelaipun.<br />
<br />
Dalam benakku terbayang adegan erotis dengan guruku. Tanpa bisa ditahan
gairahku meningkat .. organ kelelakianku menegang. Ohh …aku menghayalkan
guruku sendiri.. Ibu Indah. Sempat timbul pikiran kotorku untuk mencoba
mengintipnya dari lubang kunci .. sebab aku ingat omongan guruku kalau
pembantunya lagi mudik jadi nggak bakal ketahuan.<br />
<br />
Tanpa terasa menunggu, Bu Indah sudah muncul di hadapanku dengan memakai
kaus putih ketat YSL tanpa kerah berleher V. Dengan rok katun longgar
warna gelap menjutai sampai kemata kakinya, sungguh dimataku Bu Indah
sangat menggairahkan, dengan BH hitam yang jelas membayang tanpa bisa
menyembunyikan buah dadanya yang tegak membusung.<br />
<br />
” Boy .. koq kamu bengong.. bukannya baca buku?” tanyanya sambil
berjalan menghampiriku sambil mengikat rambutnya ke atas. Jelas sekali
leher putihnya yang jenjang .. untaian anak rambut sedikit tergerai.
Entah.. aku sendiri bingung antara terpesona atau tergiur. Yang jelas
dimataku Bu Indah sungguh seksi menggairahkan. “Nggak Bu..,” jawabku
sedikit gugup.<br />
<br />
” Ayo Boy .. mulai… kamu bawa buku Matematikanya-kan?’” katanya sambil
duduk di sofa panjang tepat di hadapanku. lalu diambilnya kertas kosong
dibawah meja tamu dan tanpa sengaja untuk kedua kalinya aku mendapat
kesempatan memandangi celah buah dadanya yang putih, menggelayut, tampak
kontras di balik BH hitamnya ketika dia menunduk. Kali ini
keberuntunganku cukup lama karena guruku sedikit membereskan majalah2 di
bawah meja. Sungguh sejak aku membayangkannya mandi, gairahku belum
mereda bahkan kini semakin membara.<br />
<br />
Sambil membawa kertas kosong untuk coretan .. guruku duduk di
sebelahkuku, disofa panjang, tak lama kemudian dia mulai serius
menerangkan rumus integral dengan pensil ditangannya, sebaliknya
gairahku membawa pikiran dan khayal-ku untuk menikmati kehangatan,
keseksian, kesintalan tubuhnya. Aku hanya mengomentari dan berkata,” Ya
…ya .. ngerti Bu…!” dan tanpa disadarinya mataku dengan buas memandangi
wajah molek sambil membayangkan dapat menjilati dan melahap gumpalan
terbelah, payudara putih segar yang menyembul disangga BH berwarna hitam
yang tampak jelas dari samping atasnya. Jelas perasaanku tak karuan …
jantungku berdegup kencang .. tercium aroma parfum yang lembut
dihidungku .. makin membuat dudukku nggak nyaman.. dan aku tahu apa
sebabnya … organ kelakianku yang terus menerus tegang membuat pikiran
gelap mulai menggodaku.<br />
<br />
Hingga akhirnya Bu Indah .. memberiku soal latihan untuk
dikerjakan,”Coba Boy .. kamu buat ini .. soal yang tadi siang untuk PR .
Ibu pingin tahu .. kamu udah ngerti belum?” kemudian dia berdiri sambil
ngambil sebuah majalah dari meja sudut kemudian duduk di kursi sebelah
kanan depanku. Sekilas kulihat dia membacanya sambil duduk miring
menghadap ke arah jalan. Sambil mencoba menyelesaikan soal itu,
kuperhatikan guruku membaca sebuah majalah Kartini. Kemudian kelihatan
guruku merubah posisi duduknya dengan sedikit membelakangiku sambil
menumpangkan kaki kanan dengan badan sedikit bersandar sambil memeluk
bantal kursi.<br />
<br />
Langsung aku menghentikan kegiatanku kupandangi guruku dari belakang…
tampak benar bulat pinggulnya yang cukup besar ..oh sungguh menggoda
pikirku. Terlihat pula sedikit celana dalam hitam bagian atas… karena
kaos guruku yang sedikit terangkat. Selang beberapa saat aku terpana ..
tiba-tiba Bu Indah menengok ke arahku…. lalu memperbaiki posisi
duduknya.<br />
<br />
Sepertinya Bu Indah sadar sedang diperhatikan, dia membereskan kaosnya
lalu dia kembali duduk di sampingku. Jarak tubuhnya dengan tubuhku hanya
sejengkal saja. Aduuuhhh… harum sekali wangi tubuhnya, tak tahan aku
untuk memeluknya. Tapi aku takuuttt….. dan malu. Setelah kami berdiskusi
tentang Matematika hampir tiga jam lebih, obrolan mulai melebar, kami
semakin akrab. Sesekali kulit kami bersentuhan…. terasa halus sekali….
lain dengan kulit bi Tuti, semakin membuatku ingin merambahi seluruh
bagian tubuh yang dimilikinya untuk mereguk kenikmatan yang ada di
dalamnya.<br />
<br />
Entah setan mana yang menggodaku hingga aku semakin berani. Tanpa basa
basi, tubuh Bu Indah langsung kupeluk dengan kuat, secepat kilat bibirku
menempel di bibirnya yang ranum…. dia kaget sekali…. matanya melotot…. ”
Mmmphh Boy, apa apaan kamu… ” katanya sambil menggelengkan kepalanya
untuk menghindari bibirku dan tangannya mendorong bahuku. Kujawab dengan
mempererat pelukan hingga tangannya tak bisa bergerak… kuciumi bibirnya
dengan penuh nafsu…. kusedot sedot dan kugigit bibir bagian bawah… tapi
mulut Bu Indah tertutup rapat…. Mmmmpphh….mmpphh… kepalanya
menggeleng-geleng dan bergerak mundur berusaha untuk melepas ciumanku….
tapi bibirku terus menempel di bibirnya…. kucoba untuk merangsangnya
lewat bibir.<br />
<br />
Kepalanya terdorong hingga ke pojok sofa hingga tak bisa bergerak lagi…
seluruh tubuhku bergerak secara reflek menindih tubuhnya… selangkanganku
tepat menempel di selangkangannya… menggesek gesek memeknya, badannya
menggelinjang-gelinjang…. kakinya terus bergerak-gerak….
menendang-nendang…. tangannya mendorong dadaku dengan kuat, berusaha
melepaskan diri dari tubuhku yang menindihnya, tapi aku tetap memeluknya
dengan kuat…. hingga kurasakan gerakannya mulai berkurang… dan
melemah….. sorot matanya berubah sendu…. dan berkaca-kaca……<br />
<br />
Mulutku terus menutupi mulutnya… bibirnya kukulum sambil kusedot dan
kugigit bibir bawahnya… kumainkan lidahku untuk membuka mulutnya… kucoba
untuk merangsangnya… selangkangannya kutekan dan kugesek-gesek dengan
selangkanganku… akhirnya usahaku membuahkan hasil.. mulutnya mulai
terbuka… nafasnya mulai memburu…. bibirnya bergerak membalas permainan
bibirku… aduuuhh enakknyaaa… kamipun berciuman dengan normal, tanpa ada
paksaan… ternyata Bu Indah, guruku yang cantik, sangat ahli dalam
berciuman… lidahnya dan lidahku saling berpilin dan menarik… saling
menyedot… enak sekali rasanya… pelukanku lepas dengan sendirinya dan
tanganku menyelusup ke balik kaosnya mulai menggerayangi perutnya..
ketika buah dadanya kuraba-raba, Bu Indah mendesah, ” Boy, jangan Nak..
oohh… kamu memang nakal…. awass ya…! oohh…. aahh… ssstt… aahh… “.<br />
<br />
Sikapnya seperti ingin menolak tapi desahannya menunjukkan dia merasakan
nikmat… aku jadi lebih agresif… tubuhku bergeser… mulutku berpindah
sasaran… kuciumi lehernya yang putih… kujilat-jilat… tanganku semakin
rajin mengelus… meraba… terdengar desahan lirih… aaaaahhhh… aaaahhh….
ooohhh…. kedua tangannya menjambak rambutku, kugeser perlahan-lahan kaos
putihnya… dan tubuh Bu Indah semakin terbuka… tanganku bergerak ke
balik punggungnya… kubuka kaitan BH-nya… ketika kubuka penutup buah
dadanya, mendadak kedua tangan Bu Indah menepis tanganku dan menutupi
dua gundukan yang menjulang dengan menyilangkan tangannya dan menurunkan
kaosnya, sambil berkata, ” Cukup, jangan diteruskan lagi… Ingat, kamu
adalah muridku ! Jangan kurang ajar !! “, matanya memandang tajam ke
mataku sambil mendorong dadaku dengan kasar.<br />
<br />
Aku kaget dan terdiam sejenak, ” Wah, bahaya nih, tapi kepalang basah “,
pikirku dan nafsuku sudah di ubun-ubun… kontolku makin tegang dan
berdenyut-denyut… aku benar-benar sudah nekat. Kugeser kembali tubuhku
menindihi tubuhnya… kupegang kepalanya dengan kuat… kuciumi bibirnya
dengan lebih bernafsu… kedua tangan Bu Indah berusaha menahan tindihanku
dengan mendorong dadaku… perlawanan itu membuatku semakin bernafsu…
lehernya kutelusuri dengan lidahku… bagian belakang kupingnya kuciumi…
kujilati… kugigit ujung kupingnya… kumainkan lidahku di lobang
kupingnya…<br />
<br />
Tubuh Bu Indah menggelinjang-gelinjang… matanya merem sambil menggigit
bibirnya sendiri… mulutnya berdesah tertahan, ” Boy… aahhh…. ooohhh….
Booy… aaahhhh… mmmm…. su..su..dah… ja…jangan.. diteruskan…aahh…
De..de..niii…Booy… su..sudah…a..aa…aa..hhh… suu..dah..”<br />
<br />
Desahan itu membuatku tambah lupa diri, tangan kananku kembali menyusup
ke balik kaosnya, langsung kuremas buah dada Bu Indah yang sebelah kiri…
waahhh… ternyata buah dadanya benar-benar keras dan kenyal… kaosnya
kutarik keatas… tampaklah sepasang buah dada putih bersih dengan
putingnya yang kecil berwarna agak kecoklatan… kusambut kedua gundukan
daging itu dengan remasan dan mulutku. Kujilat… kuciumi…dan kugigit
sambil kusedot sedot puting yang ranum itu… desahan Bu Indah terdengar
semakin lirih.. ” Aaahhh…. ooohhh…..ooohhh…. ooohhh…
mmmmmhhmm…ooohhh…mmmmm…. “, kedua tangannya mencengkeram rambutku dengan
kuat… kepalanya semakin menyusup ke pojok sofa… matanya merem melek
merasakan kenikmatan… buah dadanya terus kuremas-remas… kuciumi… ku
urut-urut…. Aaaahhh nikmatnya… kugeser tubuhku ke sampingnya, kuturunkan
kedua kaki ke lantai, sambil berlutut aku terus menelusuri setiap lekuk
tubuh Bu Indah dengan mulutku, kujilat-jilat puting dan perutnya secara
bergantian….<br />
<br />
Tangan kananku berusaha membebaskan kontolku yang sudah sangat tegang
dari penghalang, dengan sekali tarikan, seluruh kancing celanaku
langsung terbuka… kontolku langsung menyeruak, berdiri dengan kokoh juga
keras… kuturunkan celanaku perlahan-lahan tanpa sepengetahuan Bu Indah.
Setelah itu, tangan kananku menyibakkan rok longgarnya sambil mengelus
dan meraba-raba pahanya.. makin ke atas, hingga tiba pangkal pahanya
yang masih tertutup celana dalam warna hitam tipis.<br />
<br />
Kuletakkan telapak tanganku dengan perlahan, kuusap-usap dengan lembut….
kugesek-gesek jari tengahku di celah bibir memeknya … tubuh Bu Indah
tiba-tiba tersentak, tangannya menggapai-gapai berusaha menarik tangan
kananku… ” Boy… jangannn… oohhh…mmhhmm…. oh.. ja..ja..ngannnn…. mmhmm…
oohhh…aaahh… Boooy…. mmmhhmmm… mmmhhmm…..”, desahannya makin keras…
seperti merintih kesakitan… tangannya terus menggapai tanganku. Ketika
tanganku terpegang, langsung ditariknya ke buah dadanya… sejenak ku
ikuti kemauannya. Kedua buah dadanya kuremas sambil menyedot-nyedot dan
menggigit putingnya.<br />
<br />
Mulut Bu Indah terus merintih-rintih nikmat… tangan kananku terus
berusaha membuka celana dalamnya, tapi selalu gagal karena pahanya
dirapatkan dan tangan kirinya memegangi tanganku. Berkali-kali kucoba,
tapi selalu gagal…. Mulutku kuarahkan kembali ke mulutnya… bibirku dan
bibirnya menyatu… saling mengulum… menyedot…. menggigit… dan buah
dadanya kuremas dengan kuat…. ” Mmmmmhhmmm…. mmmmhhhmmm….mmhhmmmmmm….
mmmhhmmm … “, dia merintih-rintih sambil berciuman. Kedua tangannya
menjambak rambutku, kedua pahanya merenggang sendiri.<br />
<br />
” Nah, sekarang “,kuambil gunting kecil dari celanaku, kutarik roknya
lalu perlahan-lahan sekali dan tanpa menyentuh memeknya, sedikit demi
sedikit kugunting bagian depan celana dalamnya dan aku berhasil tanpa
disadari olehnya. Nafsuku semakin berkobar membayangkan kenikmatan saat
kontolku keluar masuk lobang memeknya. Sedikit demi sedikit aku
menggeser tubuhku ke antara dua pahanya, tanpa ada paksaan, kedua
pahanya berhasil kurenggangkan hingga tubuhku ada diantaranya dengan
posisi bertumpu pada lutut.<br />
<br />
Tubuh Bu Indah kutarik sedikit demi sedikit ke pinggir sofa saat mulutku
menciumi bibirnya. lalu lehernya kujilati… terus turun… ke buah
dadanya… kumainkan lidahku di perut dan pusarnya… Tubuh Bu Indah semakin
menggelinjang gelinjang dan rintihannya semakin keras, ” Ooohhhh…
aaahhhh… ooohh… oooohhh…. aahhh…. Booy… aaahhhh…. geliiii…. oohhh….
aa..aahhkkhhh…..”. Ketika posisi lobang memek Bu Indah agak ke pinggir
sofa, akupun mulai merangkak naik sambil mengusapkan ludah di kepala
kontolku yang sudah sangat keras… bibirku dan bibirnya kembali bersatu…
kami berciuman agak lama… nafasku dan nafasnya semakin memburu… badannya
sudah licin oleh keringat, sorot matanya sayu dan pasrah….<br />
<br />
Kuangkat kaki kanannya lalu kuletakkan di atas meja, kedua pahanya
semakin merenggang…lalu kugenggam batang kontolku, kuarahkan kepalanya
tepat di depan lobang memeknya…, bulu-bulu tipis halus terasa menyentuh
tanganku…. Aaahhh, belahan memek Bu Indah pasti terlihat jelas… bulu
memeknya yang tipis halus tak mungkin akan menutupinya… sambil
membayangkan bentuk memeknya, kudorong pantatku dengan sepenuh
perasaan…. perlahan namun pasti…. kepala kontolku mulai menyentuh bibir
memeknya…. masuk sedikit demi sedikit…..<br />
<br />
Kualihkan perhatian Bu Indah dengan memainkan lidahku di lobang
kupingnya, ” Ibu cantik sekali… maafin Boy Bu… Bu Indah sayaaangg…
maafin Boy ya… ” bisikku, kugenggam keras tangan kanannya dengan tangan
kiriku…., ” Booy…. oohhh…aahhh…. sudahh yaa… aa..ahhh…. ooohhh…. jangan
diteruskan…. Boooy … please… su…su.dah … Ibu takuutt….”, rintih Bu Indah
dengan lirih…. Pantatku terus kudorong…, terasa sebagian kepala
kontolku sudah masuk ke lobang memek Bu Indah yang sudah basah dan licin
tapi sangat sempit…. lalu kugesek-gesek dan kutekan perlahan… tangan
kananku terus menggenggam batang kontolku… membimbing hingga semuanya
masuk.<br />
<br />
Kontolku semakin berdenyut-denyut… ketika kepala kontolku masuk….
tubuhnya tersentak… mata mendadak terbelalak kaget…. tangan kirinya
menahan perutku menahan dorongan pantatku… tapi tanganku terus
menggerak-gerakkan kontolku… kutekan sedikit… kutarik…. kugesek-gesekan
ke itil nya… kutekan lagi… kuputar-putar… kugesek-gesek lagi itil nya…
hingga dia meratap sambil merintih-rintih nikmat, ”
Oooohhh…oohhh…aahh…oohhh….. Booy…. Booyy…. ja..ja..nnggan… ooohh… oohh..
jangan….. mmmhhmmmmm… sakiiitt.. aahhh..uuhhh… sakkkiitt.. Ibu..nggak
mau… Booy… oooohh… Booy… jja..ja..ngaaan…
a..duuuh…nggg…akh…aahhh…mmhmm..nnggg…. uuhhh…”<br />
<br />
Walaupun memek Bu Indah sudah basah dan licin, kontolku hanya masuk
sepertiganya… sempit sekali… ketika kudorong dorong pantatku lebih kuat,
tubuh Bu Indah bergetar…. rintihannya semakin keras seperti
jeritan-jeritan keci, ” Boooyy…. aaahhhhhh……aa…aahhhh… uuuuhhhh…..
uuhhh… ooohhhhhh….. aaaaaa…. sakiiittt….aww…..mmmmhhmmm……ooohhhh…..
mmmmhhmm… nnggak mauu…. Boooyy…. sakiiittt….. Boy.. Booy…Booooy…..
Booooooooy……. aaaaaaaaaahhhh…..”<br />
<br />
Bu Indah menjerit-jerit kecil memanggil namaku ketika doronganku semakin
kuat…. semakin kuat…. hingga akhirnya kontolku masuk setengahnya,
kutarik lalu kudorong lagi lebih kuat, baru masuk 3/4 keburu mentok,
terasa kepala kontolku menyentuh dinding yang bergerinjal-gerinjal, saat
itu Bu Indah merintih agak panjang…. crep..crep crepp… crepp….
bleessssss…… terasa sekali nikmatnya jepitan dinding memek Bu Indah… ”
Aaahhh….aahhhh…. enaakk…. nikmattt…. “, kontolku terasa agak perih….
tiba-tiba ada cairan hangat merendam kontolku…. hangat dan licin nya
mendatangkan kenikmatan tersendiri…. membuatku terpejam sejenak…
nikmat….<br />
<br />
Kulihat kepala Bu Indah mengeleng-geleng dengan kuat… rintihannya
menjadi tidak jelas.. seperti orang mengigau…. menangis lirih….
kutegakkan tubuhku sambil kupegang pinggangnya yang kecil dengan kedua
tanganku lalu kumulai gerakan menarik… mendorong menarik… dorong….
tarik…. crepp… blesss…. creppp… blessss… creppp….crepppp…. crepppp…..
tampak sekali pemandangan indah ketika kontolku keluar masuk memek Bu
Indah, crepp…creppp…. creppp…. creppp… blesss….blesss…. blessss…..
anganku melayang dibuai kenikmatan aneh… biar lobang memek Bu Indah
sempit sekali tapi kontolku keluar masuk dengan leluasa… karena adanya
cairan pelicin.<br />
<br />
Bu Indah pun semakin tak jelas rintihannya, kadang nadanya seperti
menangis… mulutnya menggigit-gigit tangannya yang mengepal…, ”
nghhhh….nghhhh….ngggnggh….. aa..aa..ahhhh….. eekh.. aahh… nggg…ngggg…
mmhmm…. o..o..oohhhh… ngghh…. Booooy… sssakiit… nggnggg…. aww… oohh…..
Boooy… pelaan… pe..pe..laan….. aaaaaaaaaaaa..aaaahhhhhhhhh…nnggngg….
aaahhhhhhhh……… “<br />
<br />
Gerakanku semakin kupercepat… terusss… makin cepaatt…. sesaat kemudian
Bu Indah merintih histeris, sambil melingkarkan kedua kakinya di
pinggangku… mulutnya terus merintih nikmat sambil menjilat dan
menggigiti kuku tangannya…. saat itu pula kembali kurasakan ada cairan
hangat merendam kontolku di dalam lobang memeknya….. kedua kaki Bu Indah
menjepit pinggangku dengan kuat hingga tak bisa bergerak beberapa
saat…. ” Booy… Boooy… aahhh…ohhh…. ka.. ka..mu jahaat.. aaakkhhh…. akh….
Booooy….. enaaaak…. aa..aaahh… oohh… “, desah Bu Indah.<br />
<br />
Kugeser tubuhnya memanjang di sofa, kedua kakinya terlipat, kutindih
tubuhnya sambil memasukkan kontolku…. dan setelah kugeser-geser posisiku
hingga terasa nyaman dan leluasa, akupun mulai menggerakkan pantatku
naik turun…. crepp..blesss..creppp..blesss….creppp..blesss… creppp…
creppp…creppp… crep..crepp..crepp.. crepp… gerakanku semakin cepat,
tubuh Bu Indah menggelinjang-gelinjang liar… kedua kakinya melingkar dan
menjepit pinggangku… kedua tangannya mencengkeram punggungku…. lidahku
menari-nari di lobang kupingnya… nafasku semakin memburu.. gerakanku
semakin cepat…. cepaaat…. makin kuat hentakanku….<br />
<br />
Bagian dalam memek Bu Indah terasa semakin basah dan hangat, kurasakan
kontolku mulai berdenyut-denyut dan terasa sangat geli… inilah saat
paling kutunggu… rasa geli yang amat sangat diakhiri dengan keluarnya
air mani…. kuperlambat sebentar gerakanku…. lalu kupercepat lagi….
kupercepat lagii…. semakin cepat gerakanku membuat rintihan Bu Indah
semakin pendek tak menentu, ” mmh.. ugh.. ugh… ugh…aa..a..aahhh..
ngnggg.. uuhh….oohh… mm..mm..mm.. ngng… ohh..ohh.. ohh.. nnngg… eekh…
aahh..ahh…mmhh… te..te..te..rus.. te..te..ruus.. oohh.. aahh…aahh..
Bbbooyy… Bbooyy… ah..ah.. sa..sa..yanggg…aahhh… laagii… teruusss.. ehhh…
ehh… aaahhh.. “.<br />
<br />
Mulut Bu Indah bergerak ingin mengulum kupingku… lidahnya terasa
menggelitik lobang telingaku…. tak lama kemudian kontolku berdenyut
keras… ingin memuntahkan air mani…, ” Aaahhhhhh…. aaahhhh….
aa..aa..aaahhhh…. akuu.. tak kuat lagi Buuuuuuuu….. ” gerakan naik
turunku semakin cepat….rasa geli semakin terasa… kontolku makin tegang…
berdenyut-denyut….<br />
<br />
Bu Indah semakin histeris, mendadak pantatnya mengangkat dan bergoyang….
memutar…, ” Aaakh… aaaaa…. Booyy….Booooy…….. sa..yang….ta…taa.. oohhh…
tahannn… se…se…bentarr…. ta..ta..hannn….. aa..a…yo…se…sekarang…
sekarang… yaaa…yaa….eee..eennaaakk….ooohhh…. oohhh…. mmmhhmm….oooohhhh……
aaaaaahhh……..” Kontolku terasa dipilin-pilin dan disedot-sedot……
akhirnya…., ” Aaaaahhhhh…. aaahhhh….. Ibuuuu…. aaahhh…ahh…”, kudorong
pantatku sekuat-kuatnya…, air maniku menyembur banyak sekali
cret…cret…cret…cret…cret…cret…cret… kupeluk tubuh Bu Indah sekuatnya…,
mataku terpejam merasakan kenikmatan tiada tara yang barusan terjadi…..,
demikian juga Bu Indah ketika maniku menyembur di dalam memeknya…
badannya seperti menggigil dan tersentak-sentak… kedua matanya
terbeliak-beliak nikmat……, kedua kakinya melingkari pinggang dengan
kuat….. kedua tangannya mencengkeram punggungku sampai kukunya menancap,
kureguk seluruh kenikmatan sambil kami saling memeluk, mencium sambil
berguling-guling untuk meredam nafsu dan emosi yang sangat tinggi.<br />
<br />
Setelah kurang lebih sepuluh menit saling berpelukan, aku mulai bangkit,
kuangkat tubuhku, perlahan-lahan kucabut kontolku dari lobang memek Bu
Indah. Air maniku terlihat mengalir keluar, menetes…. kuseka dengan rok
panjang yang masih di kenakan Bu Indah. Lalu kubersihkan dengan
mengusap-usap celah memeknya yang merah merekah yang hanya ditutupi bulu
bulu halus dengan potongan celana dalamnya.<br />
<br />
Tubuh Bu Indah masih tergolek lemas… tak bertenaga…. tapi tatapan mata
Bu Indah mengarah tajam kearahku… aku mencoba untuk tersenyum… sambil
menjulurkan tangan menolong untuk bangkit. Tak lama Bu Indah duduk
disampingku tanpa membereskan bajunya terlebih dahulu, buah dadanya
hanya tertutup sebelah saja, roknya tidak diturunkan hingga pahanya
tidak tertutupi sepertinya dia tidak mala-malu lagi padaku, tapi matanya
terus menatapku….<br />
<br />
” Ibu marah…. ? “, tanyaku sambil tersenyum lalu mendekatkan bibirku ke
bibirnya…, tapi tiba-tiba plokk…plokk… kedua pipiku ditampar keras. Aku
berdiri bengong sambil mengusap-usap pipi, tadi dia bilang sayang, tapi
sekarang menamparku…. eeh… setelah menamparku Bu Indah tertunduk sambil
menangis di di depanku. Aku jadi bingung….., nggak ngerti kok jadi
begini, tapi aku tidak mau tahu…. pokoknya aku berhasil menyetubuhinya
dan aku benar-benar puassss.<br />
<br />
Tanpa berkata sepatah katapun, aku memakai celanaku kembali, langsung
membereskan buku catatan les Matematikaku, bersiap untuk pulang.
Tiba-tiba Bu Indah berlari masuk ke kamar tidurnya sambil menangis
terisak-isak….. Semula aku sih cuek-cuek aja…, lama kelamaan aku menjadi
tidak tega…. kuikuti masuk kamar tidurnya…. kulihat…. dia sedang
menangis sambil tengkurap sambil memeluk bantal, kaos dan roknya
tersingkab, sebagian pantatnya ke bawah terlihat jelas, kulitnya bersih,
putih mulus, bagian pantatnya yang lain masih tertutup celana dalam
hitam tapi sudah sobek digunting dan sebagian punggungnya terbuka.
Sepertinya dia sudah tidak memperhatikan lagi keadaan dirinya.<br />
<br />
Aku duduk di sisi tempat tidur, sambil menunggu reaksi, kuperhatikan
sekeliling kamarnya, hampir semua barangnya bagus dan bermerk. Tempat
tidurnya empuk sekali, pegasnya sangat elastis, isak tangis Bu Indahpun
cukup terasa membuat kasur seperti bergelombang. Stereo set, TV, meubel,
lukisan, tumpukan sepatu dan peralatan kosmetiknya termasuk merk yang
sangat mahal.<br />
<br />
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, nggak terasa sudah lima jam
aku berada di rumah Bu Indah. Hampir lima belas menit aku menunggu,
tapi isakan Bu Indah belum berhenti juga. Ketika aku duduk di
sampingnya, kucoba memegang tangannya, uluran tanganku langsung ditepis
olehnya. Aku semakin bingung, kucoba mengusap rambutnya, tapi dia
semakin terisak-isak sambil menggeser tubuhnya menjauhiku sambil
menedang-nendangkan kakinya kearahku…. tanpa disadarinya potongan celana
dalam yang menutupi sebagian pantatnya terbuka… seluruh pantat sampai
ke kaki terlihat sangat jelas.<br />
<br />
Iseng-iseng kuperhatikan dari kaki hingga pangkal pahanya, kulitnya
putih bersih merata, mataku terpaku di belahan pantatnya…. terlihat
jelas lobang anusnya tertutup rapat dan disebelahnya tampak celah yang
merekah berwarna merah muda dikelilingi bulu-bulu halus… membuat aku
terangsang oleh pemandangan yang terpampang jelas di depanku, kurasakan
kontolku bergerak mulai menegang…… kucoba mengalihkan perhatian dengan
memandangi lukisan tapi kontolku malah semakin tegang.<br />
<br />
Pusing aku jadinya……. tampaknya Bu Indah marah padaku……. akhirnya
kutimbang-timbang antara pulang saat itu juga atau menunggu sampai
kemarahan Bu Indah reda. Tapi pikiranku semakin sulit diajak kompromi,
perhatianku tetap tertuju pada celah yang merekah itu…… terbayang
nikmatnya ketika kontolku keluar masuk celah itu….. Apakah Bu Indah
masih mau kusetubuhi selagi dia masih marah padaku.. tapi.. jangankan
kusetubuhi, baru kupegang tanganpun dia tak mau….. kusetubuhi atau
tidak, dia tetap marah padaku…, ” Ah, tadipun dia tidak mau kusetubuhi,
tapi setelah terangsang dan merasakan nikmatnya bersetubuh akhirnya dia
mau juga, kucoba lagi ah…. “, pikirku.<br />
<br />
Diam-diam kucopot kancing celanaku satu per satu, kubuka seluruh penutup
tubuh hingga telanjang bulat…. perlahan-lahan kugeser tubuhku mendekati
pantatnya…. Tempat tidur pegas Bu Indah benar-benar asyik…. sedikit
gerakan membuat permukaan kasur bergoyang seperti gelombang. Bu Indah
tahu aku mendekatinya… dia malah menutupi kepalanya dengan bantal….
hingga dia tak tahu bahwa aku sudah telanjang bulat……. samar-samar
kudengar isak tangis yang ditahan….. tapi aku tak perduli.. yang
kuperhatikan hanya lobang memek yang merekah berwarna merah muda di
belahan pantatnya.<br />
<br />
Sambil menunggu saat yang tepat, kucoba bersikap baik, kuusap-usap
punggungnya dengan lembut…. perlahan kutarik tali BH-nya lalu kulepas…..
kaosnya kurapikan sehingga punggungnya tertutup ternyata Bu Indah tidak
menunjukkan gerakan menolak perbuatanku…. akupun semakin berani…..
diam-diam kulepas kancing roknya…. kubuka retsletingnya…. roknya
kurapikan…. kuturunkan seluruhnya menutupi pantat sampai ke mata
kakinya… kupijat-pijat lembut kakinya sambil menggeser sedikit demi
sedikit supaya renggang…. lalu aku tengkurap di sebelah Bu Indah….
kuusap-usap lagi punggungnya… kuangkat sedikit bantal yang menutupi
kepalanya… kutempelkan mulutku di kupingnya sambil berbisik ” Buu….
maafin Boy ya…. perbuatan Boy bikin Ibu jadi sedih…. aku janji tidak
akan mengulanginya….. maafin Boy ya…….. “, Bu Indah menggeleng-gelengkan
kepalanya sambil menutupi kuping dengan kedua telapak tangannya,
wajahnya tertunduk dalam… sepertinya dia tidak mau mendengar omonganku
atau melihatku lagi… karena perbuatanku tadi.<br />
<br />
Aku mengangkat tubuhku perlahan-lahan… kutindih punggungnya… sambil
kubelai lembut rambutnya… bahu Bu Indah terguncang-guncang… isak
tangisnya makin keras… dikiranya aku akan menghiburnya, padahal kugeser
pantatku sedikit demi sedikit sambil kulepas kancing roknya…. kubuka
retsletingnya…. kusibakkan semua yang menutupi belahan pantatnya… hingga
lobang memeknya yang makin merekah terlihat jelas… akupun jadi tidak
sabar ingin menusukkan kontolku ke lobang yang sudah menganga itu.<br />
<br />
Kubasahi kepala kontol dengan ludah…. perlahan-lahan kuangkat pantatku
hingga tepat di atas pantatnya… dan kurapatkan kedua kakiku diantara
kakinya…. kugenggam kontolku…. kuarahkan kepalanya tepat di bibir lobang
memeknya…. pantatku turun pelan-pelan…. tanpa ragu-ragu langsung
kudorong…. Akh, kontolku sulit masuk… seret… masih kering dan sempit…
ada rasa perih di kontolku.<br />
<br />
Saat itu tubuh Bu Indah tersentak…. dia kaget sekali… merasa ada sesuatu
menyentuh bibir memeknya dan memaksa masuk…. tubuhnya langsung
meronta-ronta… ingin melepaskan diri dari tubuhku….. tubuhnya bergeser
maju… pantatnya digoyang-goyang…. berusaha untuk menghindari dorongan
kontolku… kedua kakinya tak bisa apa-apa karena tertahan oleh rok dan
kakiku…. sambil menahan tubuhnya… kudorong kontolku dibantu tangan
kananku… hingga pada dorongan keempat, kontolku masuk setengahnya…
kudorong lagi…. kutekan sedalam dalamnya sampai mentok….<br />
<br />
Makin kuat Bu Indah meronta makin terasa tubuh kami bergoyang-goyang…
berayun-ayun… akibat pegas tempat tidurnya sangat elastis…. tanganku
langsung menyusup ke balik kaosnya… kuraba-raba perutnya… Bu Indah
semakin meronta.. kupeluk tubuhnya dengan cara menyilangkan kedua tangan
sambil mencengkeram buah dadanya yang kenyal dan keras… lalu
kuremas-remas dengan lembut…. kedua putingnya kutarik-tarik dan
kupuntir-puntir… mulutku menjilat-jilat dan menciumi tengkuknya sampai
basah… kujilat hingga ke belakang kupingnya…. kugigit-gigit ujung
kuping…..<br />
<br />
Gerakan meronta tubuh Bu Indah makin melemah… kutekan pantatku dengan
kuat sambil kuputar-putar…. hingga tubuh kami bergoyang-goyang.. pegas
tempat tidur ini memang sensitf sekali sedikit saja bergerak langsung
terasa seperti diayun-ayun… aku merasakan kenikmatan bersetubuh yang
unik di tempat tidur ini… kulihat mata Bu Indah berkaca-kaca…. dia
menangis… merintih-rintih kesakitan…… ” Nngg…nnggng…
uuhhuu….uuuhhh…nggg… aduuuhhh… sssssssakiiiitt….. nngg…… aaaaa….aaa….”<br />
<br />
Tubuhnya tengkurap tak bergerak…. tangannya menjuntai lemas….
pelan-pelan kutarik kontolku… aduuhh sempit sekali… rasanya seperti di
jepit… kudorong lagi pelan-pelan…. kutarik…. kudorong….. kutarik…..
creeeeeeep… creeeeeeep… creeeeeeep… creeeeeeep….. creeeeep……. seret
sekali……<br />
<br />
Kucabut kontolku lalu kubasahi lagi dengan ludah…. kumasukkan lagi….
Nah, sekarang agak licin. Terasa buah dadanya makin mengeras… putingnya
kupijit dan kupuntir…. samar-samar kudengar rintihan kesakitan Bu Indah
berubah menjadi rintihan nikmat… akupun mempercepat gerakan naik turun
sesuai ayunan pegas tempat tidur ini… pantat Bu Indah bergerak seperti
membalas gerakanku…. bergoyang, menarik dan mendorong… rintihannya
semakin jelas dan keras… tampaknya Bu Indah mulai terhanyut oleh
kenikmatan persetubuhan ini, rasa sakitnya sudah berubah menjadi
sakit-sakit nikmat. Aku yakin sebentar lagi dia tidak akan merasa
kesakitan…. tapi kenikmatan yang luar biasa……<br />
<br />
Dia merintih, ” Aa..ahhhh… aahh.. mmmhhmm… ooohhhh… ooohhhh.. ooohhh…
a.. aa..a.. aahhhh…” tak lama kemudian terasa ada cairan hangat
membanjiri seisi memek Bu Indah…. kontolku semakin lancar keluar masuk…
menggesek-gesek dinding memeknya… mulai terasa nikmat… gerakan naik
turunku semakin cepat… Aku semakin bernafsu…
creepp…creepp…creepp…creepp… creepp… creepp… creepp…. creepp.. creepp..
creepp… dan terasa dinding memeknya seperti berdenyut.<br />
<br />
Bu Indah semakin histeris… ” A..aa..hhh….aa…aaa..aahhhh… Boooy….
ooohhh…ooohhh… aa…aa..aahhh…. mmmhhhm…aahhh…ooohh…oohhhh…. Bbboooyy….
ssu..su..ddaah… aakh..aaah…. ssu..ssud…. a..aa..aaahhhhh….
te…tee..russs… Bbbooy… llagii.. laagii… oohhh…. “, Mendengar rintihan
tak keruan itu, aku makin liar… kuangkat tubuhku lalu kutahan dengan
sebelah tangan sambil kujambak rambutnya…. gerakan naik turunku makin
cepat…. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep..
crep.. crep.. dengan gaya seperti joki sedang menunggang kuda.<br />
<br />
Tangan Bu Indah yang semula terjuntai lemas menggapai-gapai ke kakinya
menarik-narik roknya… dia ingin kedua kakinya bebas bergerak… Akupun
mengerti… lalu kucabut kontolku dengan cepat dan Bu Indah menjerit kecil
” Ja..jangan..dilepass….” tubuhnya meronta-ronta… cepat-cepat kutarik
rok panjangnya juga celana dalam yang sudah sobek kugunting… kubuka
kaosnya dengan kasar… kini tubuh kami tidak ditutupi sehelai benangpun…<br />
<br />
Bu Indah langsung membalikkan tubuhnya sambil mengangkang dan tangannya
menarik pinggangku… dengan tergesa-gesa kumasukkan kontolku ke lobang
memeknya… kutekan dengan kuat…. kutarik…. lalu kutekan dengan kuat….
bibir kami saling mengecup….menyedot…. gerakanku semakin liar…….
creeepp….creeepppp…creeppp….creeppp… creepppp…creeeppp…. kutekan
kontolku sampai mentok… creeeeeepp… ” Bboooy…. aahhhh… ooohhhhh….
oohhh….ooohhh….. enaaakkk….. ooohhh… Booy.. terruuss… te..tee..rrusss…
ooohhh…. aaahhhhh…. aaaaaahhhhh….. “, Bu Indah merintih rintih dan
menjerit histeris… matanya terbeliak-beliak… tangannya menarik-narik
pantatku…. kakinya menjepit pinggangku dengan kuat hingga tak bisa
bergerak…. sepertinya Bu Indah baru mencapai puncak kenikmatan… terasa
muncul cairan hangat membanjir, merendam kontolku.. licin sekali… hingga
kontolku seperti ada di lubang yang besar, basah, hangat dan licin.<br />
<br />
Tiba-tiba Bu Indah mendorong tubuhku dengan kuat hingga kontolku
terlepas…. ” Sudah ah… ” katanya dengan bibir bergetar, kemudian kedua
tangannya menutupi mukanya dengan kedua kaki masih mengangkangi tubuhku.
Akupun ikut diam tapi untuk beristirahat memulihkan tenaga dan mengatur
nafas lalu kuseka batang kontolku yang basah dengan kaos. Ketika aku
bersiap kembali memasukkan kontolku, Bu Indah berkata dengan lirih, ”
Boy, sudah ya…, Ibu mohon jangan diterusin…http://celdamz.blogspot.com
Ibu takut hamil..” dengan kedua tangan menutup memeknya, dia berusaha
duduk sambil menarik mundur pantatnya menjauhi kontolku… tampaknya dia
ingin mengakhiri persetubuhan ini.<br />
<br />
Akupun berdiri di tempat tidur sambil mengusap-usap kontolku yang masih
berdiri tegak, sambil duduk Bu Indah memandangku dengan sayu dan
berkata, ” Terima kasih Boy, kamu mau ngerti “.<br />
<br />
Tanpa berkata apa-apa, aku bergerak mendekatkan kontolku ke wajahnya….
kupegang kepalanya… kudekatkan kontolku ke mulutnya, rupanya Bu Indah
mengerti kemauanku, dia menggelengkan kepalanya, ” Nggak..Ibu nggak mau
!”. Kupegang kepalanya dengan kedua tanganku… kutempelkan ujung kontolku
ke bibirnya…. kudorong-dorong…. tapi mulut Bu Indah tertutup rapat…. ”
Ayolah, sebentar saja Bu…”, kataku sambil duduk di depannya, Bu Indah
tetap menggelengkan kepalanya, sambil berkata ” Nggak…nggak mau…
pokoknya nggak mau… jijik….!”.<br />
<br />
Aku jadi gemas, kutarik tubuhnya hingga menindih tubuhku, kupeluk
tubuhnya lalu kucium bibirnya…. dengan lemah tubuhnya meronta-ronta…
kulumat bibirnya… kumainkan lidahku di dalam mulutnya, sampai akhirnya
dia membalas pelukan dan ciumanku… kami berciuman lama sekali, sekali
dia berhenti menciumku… dia hanya memandangku…. tangannya mengusap-usap
rambutku….<br />
<br />
Tanpa disadarinya, aku mengarahkan kontolku ke lobang memeknya. Ketika
posisinya sudah tepat, kuangkat pantatku mendorong dan blesssss….
kontolku langsung masuk, tubuh Bu Indah tersentak, dia berusaha
mengangkat pantatnya… tapi pingangnya kutahan dengan kuat… malah kutekan
kebawah hingga kontolku hampir masuk semua… Bu Indah mendesah, ” Booy…
aa..aaahhh… kamu memang nakaal… Booy… oohhh.. aaahhhhh….”<br />
<br />
Lalu kami saling pandang, lama… tak ada yang bergerak diantara kami…. Bu
Indah menundukkan kepalanya… dia mencium bibirku lembut sambil berkata ”
Kamu memang nakal.. jahil… kamu nggak mudah menyerah rupanya… nggak mau
nurut sama omongan Ibu… kamu jahat…. sekarang lepasin tangan kamu..
kalo nggak… awas !”.<br />
<br />
” Tapi Bu… ” kataku, sambil mengerak-gerakkan pantatku keatas… dan
menekan-nekan pinggangnya ke bawah… kuangkat pantatku berulang ulang…
sesekali ketika kuangkat pantatku dengan kuat, pinggangnya kutekan ke
bawah, hampir seluruh batang kontol masuk ke dalam memek Bu Indah… saat
kepala kontolku menabrak dinding paling dalam, Bu Indah menjerit kecil,
badannya bergetar…. http://celdamz.blogspot.com<br />
<br />
Diapun tidak bisa menyelesaikan kata-katanya dengan benar, malah jadi
merintih nikmat, ” Nggak ada tapi-tapian, kamu mau lepas nggak ? Ntar
Ibu mmma..mmau…. la..lapor…. aaahhhh… aaww…. sstt…. ooohhhh…. ntar…
Ibu.. laporrrinn… ssama… aww… ppo.. mmhhmm…aaahhhh.. polisssiii… aahhh….
ooohh… aaahhh…. aww.. aaaaaaaaaaaaaahhhh… sssstt….. aahhh…. ooohh…
aa..aaww…. Bbooy… terusss…. aaahh… oohh…. Booooy…. Boooyyy….
aa..aaaaaww…. aaahhh… ooohhh…. te..teruuss… teruuusss… oohh… aahh…
oohh..oohhh.. eeenaaakk… aa..aaaww… lagiii… enaak.. ssaayyaang….”<br />
<br />
Kudorong tubuhnya supaya tegak, hingga posisinya seperti sedang
berjongkok diatas kontolku dan pantatnya kutahan dengan kedua tanganku,
kuhentak-hentak… kudorong.. pantatku keatas dengan kuat, dengan bantuan
tempat tidur pegas ini, hentakanku makin lama makin cepat… sambil
sesekali pantatnya kudorong melawan hentakanku hingga kontolku masuk
sedalam-dalamnya…. aduuhh nikmat sekali… makin lama makin terasa sempit
dinding memeknya yang paling dalam dan ada sesuatu yang
bergerinjal-gerinjal menjepit kepala kontolku…. aku merasakan suatu
kenikmatan yang baru… kutekan pantat Bu Indah ke bawah… kutahan beberapa
saat… kurasakan kepala kontolku terjepit dinding yang
bergerinjal-gerinjal… aku terdiam… mataku terpejam… nikmaat…. enaaakk…
saking nikmatnya… akupun mendesah, ” Buuu… enaak sekaliiii…. ssstttt….
aahh… Ibuuu..Buu.. Indaahh… gelii… enaaak… ayooo…dong… gerakin lagi
pantatnya… yaaa…. saayyanngg… yaa…”<br />
<br />
Kulihat dia merintih sambil menggigit bibirnya, matanya
terbeliak-beliak… merem-melek…. kedua tangannya menjambak-jambak
rambutnya…. kepalanya menggeleng-geleng…. setiap kepala kontolku
menyentuh dinding memeknya yang paling dalam… tubuhnya tersentak dan
gerakannya semakin histeris… pantatnya naik turun dengan cepat….
rintihannya semakin keras… diselingi jeritan kecil setiap pantatnya
menekan ke bawah… ” Booyy… aah.. ooohh.. oohh… aa..aaa…aawww… aaaa..hhh…
oohhh…aaahh… aa.aa.aaaawww…. Bbbooyy.. eenaak…. aahh…aaahhh…
aa…aaa..aaaww…. enaak….” Akhirnya ketika Bu Indah menekan pantatnya
dengan kuat, hingga kepala kontolku dijepit dinding
bergerinjal-gerinjal, mulai terasa ada rasa geli luar biasa…. kontolku
berdenyut-denyut…. terasa air maniku memakas ingin keluar… hingga tak
mungkin lagi kutahan…..<br />
<br />
” Buuu..Buu Indaah.. Boy ma..mmau keluarrr… aduuhhh… geliii… ” rintihku.<br />
<br />
Bu Indah menggerakkan pantatnya maju.. mundur… lalu berputar.. maju
lagi… ke kiri.. ke kanan… diangkat sedikit… terus maju lagi… berputar
lagi… kontolku terasa dipilin-pilin… diurut-urut…. disedot-sedot… rasa
geli itu semakin kuat… makin kuat…. nikmat bercampur geli…<br />
<br />
Tiba-tiba tubuh Bu Indah menyentak-nyentak sambil menjerit kecil, ”
Booyy… ayo… ssssayang… sama.. samaa.. aaahh… oohh… aaahhh…
BBooooooyyyyyyyyy…. aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh….” tubuhnya menindihku….
pantatnya menekanku dengan kuat…. bibirnya mengulum bibirku…. dia
memelukku dengan kuat…. dan akupun memeluknya lebih kuat…. sambil
membalas ciumannya…..<br />
<br />
Bersamaan dengan itu… ” Aaaaaaahhhhhh…… ” kontolku menyemprotkan air
mani ke dinding memeknya berkali-kali… cret… cret… cret… cret… cret…
cret… cret… aaahhh.. nikmatnya……. tak terasa tubuh kami
berguling-guling… sambil berpelukan dan berciuman… mereguk seluruh
kenikmatan dari persetubuhan ini.<br />
<br />
Selama dua puluh menit, kami terdiam sambil berpelukan…. saling
memandang… lalu berciuman dengan lembut… lamaa… saling mengusap-usap
rambut tanpa ada satupun kata yang keluar dari mulut kami. Ketika aku
akan mencabut kontolku dan melepaskan pelukan, Bu Indah merintih manja, ”
Ntar aja… jangan dulu..Ibu masih ingin begini..ya.. sayang… “, sambil
mengecup bibirku dan mengusap-usap rambutku dengan penuh kelembutan,
seperti tak ada rasa marah, menyesal atau sedih.<br />
<br />
Tak lama kemudian, secara bersamaan kami saling melepas pelukan dan
sama-sama tergolek lemas bersebelahan sambil memejamkan mata… merenungi
apa yang sudah terjadi diantara kami. Ketika aku membuka mata, ternyata
Bu Indah sedang memandangi aku sambil menahan kepala dengan tangannya
dan dia tersenyum, sambil mencolek hidungku dan berkata, ” Kamu ini
memang anak kurang ajar… nggak punya kesopanan… umur kamu berapa sih…?
“. Melihat sikapnya yang ramah disertai senyum, aku jadi berani, kujawab
sambil mengecup tipis bibirnya, ” Ibu nggak usah nanya umur deh, yang
penting, aku suka sama Ibu “.<br />
<br />
Dan dia menindihku sambil membalas kecupanku, ” Kamu ini ngomong kaya
udah gede aja, kenapa sih kamu suka sama Ibu ” tanyanya. ” Kok nanyanya
gitu, Ibu mau apa nggak disukain sama Boy.. ? ” aku balik bertanya. ”
Kalo kamu udah gede, Ibu pasti mau… sekarang Ibu pengen tahu kenapa kamu
suka sama Ibu ? ” katanya penasaran, sambil memencet hidungku.<br />
<br />
” Nggak ah.. ntar Ibu marah kalo Boy jawab..” kataku.<br />
<br />
Dia langsung menjawab, ” Nggak, Ibu nggak bakalan marah.. sumpah “. ”
Sumpah apa ? ” tanyaku, ” Sumpah ini… ” katanya sambil mencium bibirku
dengan lembut. Tanpa kami sadari, telah terjadi keakraban diantara kami
sepertinya kami pasangan yang sebaya.<br />
<br />
Sambil membalikkan tubuhnya, kujawab, ” Boy suka sama Ibu karena……. “,
aku tidak meneruskan jawabanku, dia makin penasaran, ” Karena apa… ? “,
katanya sambil cemberut. ” Karena…. Ibu baik…. cantik… terus.. karena
ini…. dan ini… ” kataku sambil menunjuk dadanya dan mengusap-usap
memeknya. ” Ihhh… jangan nakal… nanti Ibu tampar lagi… mau..? “, katanya
sambil melotot tapi mulutnya tersenyum manis lalu dia menciumku lagi.<br />
<br />
Kami berciuman lagi… sambil memelukku Bu Indah berbisik mendesah di
telingaku, ” Ibu sayang kamu…. kamu jangan pulang.. masih banyak yang
ingin Ibu omongin sama kamu… sekarang kita istirahat aja ya…”.<br />
<br />
” Ya deh, gimana ibu aja “, kataku sambil membalas pelukannya.<br />
<br />
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam, tak lama kemudian kami tertidur sambil berpelukan<br />
<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>LANJUT CERITA BERIKUT GAISS,.. </b></a><br />
<b><a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank">NEXT</a></b><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRFlmS6kK1ln38QH4e5inPrhvhyphenhyphenevwOrCtg3cdz5FcrvfyILLfVSgXIoE80rX89k6LDwcE9mO83qOrl9Zfd3VODCRzOn7Y00IS83pM7_Aj7hNEdc_LsFH3hyj9q8nq-rXjvv1ovUBr1A/s1600/guru+sex.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRFlmS6kK1ln38QH4e5inPrhvhyphenhyphenevwOrCtg3cdz5FcrvfyILLfVSgXIoE80rX89k6LDwcE9mO83qOrl9Zfd3VODCRzOn7Y00IS83pM7_Aj7hNEdc_LsFH3hyj9q8nq-rXjvv1ovUBr1A/s1600/guru+sex.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="275" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">GURU SEX</td></tr>
</tbody></table>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-55389809171621528852015-01-11T13:24:00.000-08:002015-01-11T13:24:00.219-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru Ngentotin tante Rosa<div class="_5pbx userContent" data-ft="{"tn":"K"}">
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> Usiaku
sudah hampir mencapai tiga puluh lima, ya… sekitar 3 tahunan lagi lah.
Aku tinggal bersama mertuaku yang sudah lama ditinggal mati suaminya
akibat penyakit yang dideritanya. Dari itu istriku berharap aku tinggal
di rumah supaya kami tetap berkumpul sebagai keluarga tidak terpisah. Di
rumah itu kami tinggal 7 orang, ironisnya hanya aku dan anak
laki-lakiku yang berumur 1 tahun berjenis kelamin cowok di rumah
tersebut, lainnya cewek.<br />
Jadi… begini nih ceritanya. Awal
September lalu aku tidak berkerja lagi karena mengundurkan diri.
Hari-hari kuhabiskan di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku
bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku tersebut. Hari demi hari
kulalui tanpa ada ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan habis, aku
cuek saja bahkan aku semakin terbuai dengan kemalasanku.<br />
Pagi
sekitar pukul 9 wib, baru aku terbangun dari tidur. Kulihat anak dan
istriku tidak ada disamping, ah… mungkin lagi di beranda cetusku dalam
hati. Saat aku mau turun dari tempat tidur terdengar suara jeritan
tangis anakku menuju arah pintu. seketika itu pula pintu kamar terbuka
dengan tergesanya. Oh… ternyata dia bersama tantenya Rosa yang tak lain
adalah adik iparku, rupanya anakku tersebut lagi pipis dicelana. Rosa
mengganti celana anakku, “Kemana mamanya, Sa…?” tanyaku. “Lagi ke pasar
Bang” jawabnya “Emang gak diberi tau, ya?” timpalnya lagi. Aku melihat
Rosa pagi itu agak salah tingkah, sebentar dia meihat kearah bawah
selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku. “Kenapa kamu?”
tanyaku heran “hmm Anu bang…” sambil melihat kembali ke bawah.<br />
“Oh… maaf ya, Sa?” terkejut aku, rupanya selimut yang kupakai tidur
sudah melorot setengah pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm… tadi
malam abis tempur sama sang istri hingga aku kelelahan dan lupa memakai
celana hehehe….<br />
Anehnya, Rosa hanya tersenyum, bukan tersenyum
malu, malah beliau menyindir “Abis tempur ya, Bang. Mau dong…” Katanya
tanpa ragu “Haaa…” Kontan aja aku terkejut mendengar pernyataan itu.
Malah kini aku jadi salah tingkah dan berkeringat dingin dan bergegas ke
toilet kamarku.<br />
Dua hari setelah mengingat pernyataan Rosa
kemarin pagi, aku tidak habis pikir kenapa dia bisa berkata seperti itu.
Setahu aku tuh anak paling sopan tidak banyak bicara dan jarang
bergaul. Ah… masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aku
tidak akan menyia-nyiakannya. Gimana gak aku sia-siakan, Tuh anak
mempunyai badan yang sangat seksi, Kulit sawo matang, rambut lurus
panjang. Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang film dan artis
sinetron Titi kamal. Kembali momen yang kutunggu-tunggu datang, ketika
itu rumah kami lagi sepi-sepinya. Istri, anak dan mertuaku pergi arisan
ke tempat keluarga almahrum mertua laki sedangkan iparku satu lagi pas
kuliah. Hanya aku dan Rosa di rumah. Sewaktu itu aku ke kamar mandi
belakang untuk urusan “saluran air”, aku berpapasan dengan Rosa yang
baru selesai mandi. Wow, dia hanya menggunakan handuk menutupi buah dada
dan separuh pahanya. Dia tersenyum akupun tersenyum, seperti
mengisyaratkan sesuatu.<br />
Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang menggedor.<br />
“Siapa?” tanyaku<br />
“Duhhhh… kan cuma kita berdua di rumah ini, bang” jawabnya.<br />
“Oh iya, ada apa, Sa…?” tanyaku lagi<br />
“Bang, lampu di kamar aku mati tuh”<br />
“Cepatan dong!!”<br />
“Oo… iya, bentar ya” balasku sambil mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar Rosa.<br />
Aku membawa kursi plastik untuk pijakan supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud.<br />
“Sa, kamu pegangin nih kursi ya?” perintahku “OK, bang” balasnya.<br />
“Kok kamu belum pake baju?” tanyaku heran.<br />
“Abisnya agak gelap, bang?”<br />
“ooo…!?”<br />
Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba saja entah bagaimana
kursi plastik yang ku injak oleng ke arah Rosa. Dan… braaak aku jatuh ke
ranjang, aku menghimpit Rosa..<br />
“Ou…ou…” apa yang terjadi. Handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya terbuka.<br />
“Maaf, Sa”<br />
“Gak apa-apa bang”<br />
Anehnya Rosa tidak segera menutup handuk tersebut aku masih berada
diatas tubuhnya, malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal seperti
itu, aku yakin dia merespon. Kontan aja barangku tegang.<br />
Kami saling bertatap muka, entah energi apa mengalir ditubuh kami,<br />
dengan berani kucium bibirnya, Rosa hanya terdiam dan tidak membalas.<br />
“Kok kamu diam?”<br />
“Ehmm… malu, Bang”<br />
Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini. Terus aku melumat bibirnya
yang tipis berbelah itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga bibir
kami saling berpagutan. Kulancarkan serangan demi serangan, dengan
bimbinganku Rosa mulai terlihat bisa meladeni gempuranku. payudara
miliknya kini menjadi jajalanku, kujilati, kuhisap malah kupelintir
dikit.<br />
“Ouhh… sakit, Bang. Tapi enak kok”<br />
“Sa… tubuh kamu bagus
sekali, sayang… ouhmmm” Sembari aku melanjutkan kebagian perut, pusar
dan kini hampir dekat daerah kemaluannya. Rosa tidak melarang aku
bertindak seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak rambutku, sakit
emang, tapi aku diam saja.<br />
Sungguh indah dan harum memeknya Rosa,
maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat dengan potongan tipis.
Kini aku menjulurkan lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap
sekuatnya sangkin geramnya aku.<br />
“Adauuu…. sakiiit” tentu saja ia melonjak kesakitan.<br />
“Oh, maaf Sa”<br />
“Jangan seperti itu dong” merintih ia<br />
“Ayo lanjutin lagi” pintanya<br />
“Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang” aturnya kemudian<br />
Tubuhku kini terlentang pasrah. Rosa langsung saja menyerang daerah
sensitifku, menjilatinya, menghisap dan mengocok dengan mulutnya.<br />
“Ohhh… Sa, enak kali sayang, ah…?” kalau yang ini entah ia pelajari<br />
dari mana, masa bodo ahh…!!<br />
“Duh, gede amat barang mu, Bang”<br />
“Ohhh….”<br />
“Bang, Rosa sudah tidak tahan, nih… masukin punya mu, ya Bang”<br />
“Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan” Rosa kini mengambil
posisi duduk di atas tepat agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang
kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang vaginanya. semula agak sulit,
tapi setelah ia melumat dan membasahinya kembali baru agak sedikit
gampang masuknya.<br />
“Ouuu…ahhhhh….” … seluruh kemaluanku amblas di dalam goa kenikmatan milik Rosa.<br />
“Awwwh, Baaaang….. akhhhhh” Rosa mulai memompa dengan menopang dadaku.
Tidak hanya memompa kini ia mulai dengan gerakan maju mundur sambil
meremas-remas payu daranya.<br />
Hal tersebut menjadi perhatianku, aku
tidak mau dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku mengambil
posisi duduk, mukaku sudah menghadap payudaranya.Rosa semakin histeris
setelah kujilati kembali gunung indahnya.<br />
“Akhhhh… aku sudah tidak tahan, bang. Mau keluar nih.<br />
Awwwhhh??”<br />
“Jangan dulu Sa, tahan ya bentar” hanya sekali balik kini aku sudah
berada diatas tubuh Rosa genjotan demi genjotan kulesakkan ke memeknya.
Rosa terjerit-jerit kesakitan sambil menekan pantatku dengan kedua tumit
kakinya, seolah kurang dalam lagi kulesakkan.<br />
“Ampuuuun…… ahhhh… trus, Bang”<br />
“Baaang… goyangnya cepatin lagi, ahhhh… dah mau keluar nih”<br />
Rosa tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik rambut dan meremas tubuhku.<br />
“Oughhhhh… abang juga mau keluar, Zzhaa” kugoyang semangkin cepat,
cepat dan sangat cepat hingga jeritku dan jerit Rosa membahana di ruang
kamar.<br />
Erangan panjang kami sudah mulai menampakan akhir pertandingan ini.<br />
” ouughhhhh…. ouhhhhhh”<br />
“Enak, Baaaangg….”<br />
“Iya sayang…. ehmmmmmm” kutumpahkan spermaku seluruhnya ke dalam vagina
Rosa dan setelah itu ku sodorkan kontol ke mulutnya, kuminta ia agar
membersihkannya.<br />
“mmmmmmuaaachhhhh…” dikecupnya punyaku setelah dibersihkannya dan itu pertanda permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.<br />
Kesempatan demi kesempatan kami lakukan, baik dirumah, kamar mandi, di
hotel bahkan ketika sambil menggendongku anakku, ketika itu di ruang
tamu. Dimanapu Rosa siap dan dimanapun aku siap.<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank">Tunggu lanjutanya gaiss,..</a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCH181pKRf19oxyGwKd-TVJFPffQE_IDP7Li77AQHgKZSTDFW4C1D0OLVcMEuBgRtXK846DvuB32PANvaWSnW_jhIOKtTvI9xAhZEybSn-Drz0A1ZkRVPyD2OoJ61F0fjk6jLOBZSEKw/s1600/bohay.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCH181pKRf19oxyGwKd-TVJFPffQE_IDP7Li77AQHgKZSTDFW4C1D0OLVcMEuBgRtXK846DvuB32PANvaWSnW_jhIOKtTvI9xAhZEybSn-Drz0A1ZkRVPyD2OoJ61F0fjk6jLOBZSEKw/s1600/bohay.jpg" height="638" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Add caption</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-27406220758662316772015-01-11T09:23:00.000-08:002015-01-11T09:23:00.380-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru Ketagihan Ngentot Adik Laki-Laki GW<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> gue Erlina, saat ini tercatat sebagai mahasiswi ekonomi Universitas
swasta yang ada di Bandung. Ayah gw berasal dari Bandung, sedangkan ibu
gw asli Sukabumi, mereka tinggal di Sukabumi. Cerita dewasa sedarah ini
menceritakan kisah nyataku yang terjadi saat masih duduk dibangku
sekolah, tepatnya saat kelas 1 SMA. Dan skandal seks tabu ini masih
terus berlanjut sampai detik ini! gw terus kecanduan ngentot ama adik
kandung gw sendiri. Sebagai kakak kandung hasrat hubungan sex dengan
adik itu slalu saja gagal kubendung.<br />
<br />
Gw anak yang paling tua dari tiga bersaudara. Gw mempunyai satu adik
laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1 tahun dengan adik
lelakiku namu adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja
oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka maksa pun
tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yang tidak mau
disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.<br />
<br />
Waktu kecil, Gw sering mandi bersama bersama adik gw, tetapi sejak dia
masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun
begitu, Gw masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis adik gw. Sejak
saat itu, Gw tidak pernah melihat lagi penis adik gw. Sampai suatu hari,
Gw sedang asyik telpon dengan teman cewekku. Gw telpon berjam-jam,
kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang
sesuatu, sampai akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Gw
kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah.
Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Gw
berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang
dikunci.<br />
<br />
hallow..! Siapa di dalam buka dong..! Udah nggak tahan..! Gw berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi<br />
<br />
Iyaaaaaaa..! Wait..! ternyata adikku yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.<br />
Nggak bisa nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.<br />
aduhhhhhhhh..... Gw benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.<br />
<br />
kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.<br />
Ada apa sih kak? katanya.<br />
Tanpa menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke dalam karena sudah
tidak tahan. Langsung Gw jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana
dalamku.<br />
criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.<br />
Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.<br />
<br />
Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.<br />
Waitttt..! Udah nggak kuat nih, kata Gw.<br />
Sebenarnya Gw tidak mau menurunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tetapi
sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya si adik gw.<br />
hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.<br />
Gw takut tertangkap basah melihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan lagi
mata Gw melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata
Gw lagi. Sialan..! Dia lihat vagina Gw yang lagi mekar sedang pipis.
Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw biar cepat selesai
pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih belum
disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik
sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih
menutupi helm penisnya.<br />
<br />
Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.<br />
o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke vagina Gw.<br />
Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Gw berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.<br />
Kletokkkk..! kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.<br />
<br />
Ya... basah deh rok kakak... katGw melihat ke rok dan celana dalamku.<br />
Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.<br />
Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.<br />
Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.<br />
Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.<br />
Waktu itu Gw bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Gw jijik pake rok
dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana
dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru
kukembalikan handuknya.<br />
<br />
Udah.., pake aja handuk Gw kak! kata adikku.<br />
Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kontolnya mengkerut lagi.<br />
Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.<br />
Gw lalu membuka celana dalam gw yang warnanya merah muda, lalu
dilanjutkan dengan membuka rok. Kelihatan lagi deh memek Gw. Gw takut
adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik gw. Eh
sialan, dia memang memperhatikan Gw yang tanpa celana.<br />
<br />
kakak Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..! katanya sambil nyengir.<br />
Sialan, dia menghina vagina Gw, Daripada culun kayak punya lhoo..! kata Gw sambil memukul bahu adik gw.<br />
<br />
Eh tiba-tiba dia berkelit, wakzzzzzz..! katanya.<br />
Karena Gw memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.<br />
Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, Huh..! kakak sih..!<br />
<br />
kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..? katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.<br />
Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.<br />
Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..? kata Gw mengejek dia.<br />
Padahal Gw kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga
sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Gw tanya, Gedein lagi bisa
nggak..? kata Gw sambil mencibir.<br />
Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..! katanya lagi.<br />
Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..! kataku.<br />
Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kontolku..! jawabnya.<br />
<br />
Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.<br />
<br />
Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu" ujarku<br />
<br />
Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya,
lalu Gw mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Gw membuang ludahku,
kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi
sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin
gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di
sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai
kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar.
Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Gw benar-benar asyik
melihat helm itu perlahan muncul.<br />
Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis
adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih
merah. Gw jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.<br />
Hehe... dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.<br />
<br />
Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Gw terangsang, tentu saja Gw tepis tangan itu.<br />
<br />
Apaan sih dik..! kubuang tangannya ke kanan.<br />
Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak... Nggak akan diapa-apain... Gw
pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja kak.. kata adik
gw, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang memek gw.<br />
<br />
ehmmmm.. sebenarnya Gw mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri,
tapi Gw juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh cowok di
memek!hihihii...<br />
Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..! akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.<br />
<br />
Tangan adik gw lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh
tangannya. Ihh geli sekali... Gw lihat penisnya sudah keras sekali, kini
warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. opppssttttt...
Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasanya
saat bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di
syaraf vagina Gw. Gw jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat
ditahan, vagina Gw mengeluarkan cairan.<br />
Hihihi.. kakak terangsang ya..?<br />
Enak aja... sama adik mah mana bisa terangsang..! jawabku sambil merapatkan selangkangan gw agar cairannya tidak semakin keluar.<br />
Ini basah banget apaan Kak..?<br />
Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong padanya.<br />
Kak... memek tu anget, empuk dan basah ya..?<br />
Tau ah... Udah belum..? Gw berlagak sepertinya Gw menginginkan situasi
itu berhenti, padahal sebenarnya Gw ingin tangan itu tetap berada di
situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.<br />
<br />
Kak... gesek-gesek dikit ya..? pintanya.<br />
Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..! Gw pura-pura tidak mau.<br />
Dikit aja Kak... Please..!<br />
Terserah adik aja deh..! Gw mengiyakan dengan nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih...<br />
Tangan adik gw lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vagina Gw terbawa juga ke dalam.<br />
uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut gw. Rasanya
nikmat sekali. Otot di dalam vagina Gw mulai terasa berdenyut. Lalu
tangannya ditarik lagi, bibir vagina Gw ikut tertarik lagi.<br />
Ouughhhhhhhhh..! akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.<br />
Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.<br />
<br />
Enak ya kak..?<br />
<br />
Heeheee.., jawabku sambil memejamkan mata.<br />
Tangan adik gw lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris gw tersentuh
oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan
ini akan tersentak ke depan.<br />
kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!<br />
<br />
Kamu mau diapain..? jawab gw lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.<br />
Ya pegang-pegangin juga..! katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah kontolnya.<br />
Kupikir egois juga jika Gw tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan
tangannya menuntun tangan gw. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan
ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di
penisnya, dengan mudah Gw bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok
penisnya.<br />
<br />
Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku
sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling
memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.<br />
Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin aja yah..!<br />
hooh Gw langsung mengiyakan karena Gw sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.<br />
Lalu dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya dan
memasukkan penisnya di antara selangkangan gw. Terasa hangatnya batang
penisnya di bibir vagina Gw. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk
menggesekkan penisnya dengan vagina Gw.<br />
<br />
ohhhhh..! Gw kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.<br />
Dek... masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Gw benar-benar sudah
tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Gw akhirnya
menghendaki sebuah penis masuk ke dalam memek Gw.<br />
Iya Kak..!<br />
Lalu dia menaikkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan
satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke itil Gw.<br />
<br />
Gw terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku.
Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa.
Akhirnya Gw hanya bisa menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat
itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Gw mengalami
orgasme. Vagina Gw rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di
dalam tubuh berkontraksi.<br />
ohhhhhh..! Gw tidak kuat untuk tidak berteriak.<br />
Kulihat adik gw masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat
tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong
sampai ke tembok.<br />
Ouughhh..! katanya.<br />
Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lalu badannya
tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam
vagina Gw.<br />
<br />
Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh mengisi
vagina Gw. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama
sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir
lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.<br />
Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.<br />
Wahh..! Gila adik ya..!<br />
Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.<br />
<br />
Gw pun mengikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub dan menurunkan
tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dengan
pantatku. Gw tahu adikku bisa melihat dengan jelas vagina Gw dari
belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vagina
Gw dari belakang.<br />
<br />
uhhhhhh..! %@!#$&tt..! Gw menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga vagina Gw.<br />
<br />
Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih
kurasakan karena tangan adikku yang bebas kini meremas-remas payudara
Gw. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit
ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Gw rasakan lagi tembakan
sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lalu berciuman lagi untuk
waktu yang cukup lama.<br />
<br />
Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar
gw ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu
awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami
bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali.
Biasanya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lalu sekitar jam 2
malam, adik gw akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai
kelelahan. Kini setelah Gw di Bandung, kami masih selalu melakukannya
jika ada kesempatan. Kalau bukan Gw yang ke Sukabumi, maka dia yang akan
datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Saat ini
Gw mulai berani menelan sperma yang dikeluarkan oleh adik kandung gw
sendiri! Begitulah cerita dewasa sedarah itu terjadi, dan terus terang
gw kecanduan ngentot ama adik gw sampai sekarang !<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>LANJUT CERITA BERIKUT GAISS,...</b></a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>NEXT </b></a><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpzvqEK0vUtQKHaCwlxwmGWH_wdDzwq-yJj7IEa_4WGHE-AiQjgwaspuBXxyZVFOkyiQh6gQkZwfPNYUrEgaavQtsWKqhyphenhyphenA0iHT-_E_1tvfa47k7MwHMj_DjhIR-KyoQljxiUafZ-dGA/s1600/sex.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpzvqEK0vUtQKHaCwlxwmGWH_wdDzwq-yJj7IEa_4WGHE-AiQjgwaspuBXxyZVFOkyiQh6gQkZwfPNYUrEgaavQtsWKqhyphenhyphenA0iHT-_E_1tvfa47k7MwHMj_DjhIR-KyoQljxiUafZ-dGA/s1600/sex.jpg" height="300" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>SEX</b></td></tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-20284587972709125632015-01-11T09:16:00.000-08:002015-01-11T09:16:00.362-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru Nentot Bersama IBU<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> Aku Boby, aku akan menceritakan pengalaman seks-ku yang luar biasa yang
pernah kurasakan dan kualami. Sekarang aku kuliah di salah satu PTS
terkenal di kedah, dan tinggal di rumah di kawasan elite di keah utara
dengan ibu, adik dan pembatuku. Sejak mula lagi aku dan adikku tinggal
bersama nenekku di kedah, sementara ibu dan ayahku tinggal di KL karena
memang ayah mempunyai perusahaan besar di wilayah Persekutuan, dan sejak
nenek meninggal ibu kemudian tinggal lagi bersama kami, sedangkan ayah
hanya pulang sebulan atau dua bulan sekali seperti biasanya sebelum
nenekku meninggal. Sebenarnya kami diajak ibu dan ayahku untuk tinggal
di KL, namun adik dan aku tidak mau meninggalkan Kedah karena kami
sangat suka tinggal di tempat kami lahir.<br />
<br />
Saat itu aku baru lulus SPM dan sedang menunggu pengumuman hasil
periksaan di Kedah, dan karena sehari-hari tidak ada kerjaan, ibu yang
saat itu sudah tinggal bersama kami, meminta aku untuk selalu
menjemputnya dari tempat aerobik dan senam setiap malam. Ibuku memang
pandai sekali menjaga tubuhnya dengan senamerobik dan renang, sehingga
walaupun usianya hampir 39 tahun, ibuku masih terlihat seperti wanita 27
tahunan dengan tubuh yang indah dengan kulit putih mulus dan dada yang
masih terlihat padat dan berisi walaupun di wajahnya sudah terlihat
sedikit kerutan, tetapi akan hilang bila ibu berdandan hingga kemudian
terlihat seperti wanita 27 tahunan. Aku mulai memperhatikan ibuku karena
setiap aku jemput dari tempat senamnya ibuku tidak mengganti pakaian
senamnya dulu setelah selesai dan langsung pulang bersamaku, dan baru
mandi dan berganti pakaian setelah kami sampai di rumah. Karena setiap
hari melihat ibuku dengan dandanan seksinya, otak ku mulai membayangkan
hal-hal aneh tentang tubuh ibuku. Bagaimana tidak, aku melihat ibuku
yang selalu memakai pakaian senam ketat dengan payudara yang indah
menonjol dan pantat yang masih padat berisi.<br />
<br />
Suatu hari, saat aku telat menjemput ibuku di tempat senamnya, aku tidak
menemukan ibuku di tempat biasanya dia senam, dan setelah aku tanyakan
kepada teman ibuku, dia bilang ibuku sedang di sauna dan bilang agar aku
menunggu di tempat sauna yang tidak jauh dari ruangan senam. Aku pun
beegegas menuju ruangan sauna karana aku tidak mau ibuku menunggu
terlalu lama. Saat sampai di sana, wow... aku melihat ibuku baru keluar
dari ruangan hanya dengan memakai handuk yang hanya menutupi sedikit
tubuhnya dengan melilitkan handuk yang menutupi dada perut dan sedkit
pahanya, sehingga paha ibu yang mulus dan seksi itu terlihat dengan
jelas olehku. Aku hanya terdiam dan menelan ludah saat ibuku
menghanmpiriku dan bilang agar aku menunggu sebentar. Kemudian ibuku
membalikkan tubuhnya dan kemudian terlihatlah goyangan pinggul ibuku
saat dia berjalan menuju ruangan ganti pakaian. Tanpa sadar krmaluanku
mengeras saat kejadian tadi berlangsung. Aku berani bertaruh pasti semua
laki-laki akan terpesona dan terangsang saat melihat ibuku dengan hanya
memakai tuala yang dililitkan di tubuhnya.<br />
<br />
Di dalam perjalanan, aku hanya diam dan sesekali melirik ibuku yang
duduk di sampingku, dan aku melihat dengan jelas goyangan payudara ibuku
saat mobil bergetar bila sedang melalui jalan yang bergelombang atau
polisi tidur. Ibuku berpakaian biasa dengan jeans yang agak ketat dan
seluar panjang ketat, dan setiap aku melirik ke paha ibu terbayang lagi
saat aku melihat paha ibuku yang putih mulus tadi di tempat mandi.
"Bob... kenapa kamu diem aja, dan kenapa seluar kamu sayang?" tanya
ibuku mengejiutkan aku yang agak melamun membayangkan tubuh ibuku.
"tiada apa," jawabku gugup. Kami pun sampai di rumah agak malam karena
aku telat menjemput ibuku. Sesampainya di rumah, ibu langsung masuk ke
kamarnya dan sebelum dia masuk ke kamarnya, ibu mencium pipiku dan
bilang selamat malam. Kemudian dia masuk ke kamarnya dan tidur.<br />
<br />
Malam itu aku tidak bisa tidur membayangkan tubuh ibuku, gila pikirku
dalam hati dia ibuku, tapi... akh.. masa bodoh pikirku lagi. Aku mencoba
onani untuk "menidurkan burung"-ku yang berontak minta masuk ke sarang
nya. Gila pikirku lagi. Mau mencari ewek malam boleh saja, tapi saat itu
aku menginginkan ibuku. Perlahan-lahan aku keluar kamar dan berjalan
menuju kamar ibuku di lantai bawah. Adik perempuanku dan pembantuku
sudah tidur, karena saat itu jam satu malam. Otakku sudah mengatakan aku
harus merasakan tubuh ibuku, nafsuku sudah puncak saat aku berdiri di
depan pintu kamar ibuku. Kuputar kenop pintu nya, aku melihat ibuku
tidur terlentang sangat menantang. Ibuku tidur hanya menggunakan tuala
dan underware yang longgar. Aku berjalan mendekati ibuku yang tidur
nyenyak, aku diam sesaat di sebelah ranjangnya dan memperhatikan ibuku
yang tidur dengan posisi menantang. Kemaluanku sudah sangat keras dan
meronta ingin keluar dari celana pendek yang kupakai.<br />
<br />
Dengan gemetar aku naik ke ranjang ibu, dan mencoba membelai paha ibuku
yang putih mulus dan sangat seksi, dengan tangan bergetar aku membelai
dan menelusuri paha ibuku dan terus naik ke atas. Kemaluanku sudah
sangat keras dan terasa sakit karena batang kemaluanku terjepit oleh
spendaku. Aku kemudian membuka spendaku dan keluarlah "burung
perkasa"-ku yang sudah sangat keras. Aku kemudian mencoba mencium leher
dan bibir ibuku. Aku mencoba meremas payudara ibuku yang besar dan
montok, aku rememas payudara ibu dengan perlahan. Takut kalau ia bangun,
tapi karena nafsuku sudah puncak aku tidak mengontrol remasan tanganku
ke payudara ibuku. Aku kemudian mengocok batang kemaluanku sambil
meremas payudara ibu, dan karena remasanku yang terlalu bernafsu ibu
terbangun, "Bobi... kamu... apa yang kamu lakukan, aku ibumu sayang..."
sahut ibuku dengan suara pelan aku kaget setengah mati, tapi anehnya
batang kemaluan masih keras dan tidak lemas. Aku takut dan malah makin
nekat, terlanjur pikirku, aku langsung mencium leher ibuku dengan
bernafsu sambil terus meremas payudara ibuku. Dalam pikiranku hanya ada
dua kemungkinan, menyetubuhi ibuku kemudian aku kabur atau dia
membunuhku. "Cukup Bobi.. hentikan sayang... akh..." kata ibuku. Tapi
yang membuatku aneh ibu tidak sama sekali menolak dan berontak. Malah
ibu membiarkan bibirnya kucium dengan bebas dan malah mendesah saat
kuhisap leher dan di belakang telinganya, dan aku merasa burungku yang
dari tadi sudah keras seperti ada yang menekannya, dan ternyata itu
adalah paha ibuku yang mulus.<br />
<br />
"Sayang kalau kamu mau...cakap aja terus terang.. Mami boleh kasi..."
kata ibuku di antara desahannya. Aku terkejut setengah mati, berarti
ibuku sangat suka aku perlakukan seperti ini. Aku kemudian melepaskan
ciumanku di lehernya dan kemudian berlutut di sebelah ibuku yang masih
berbaring. Batang kemaluanku sudah sangat keras dan ternyata ibu sangat
suka dengan ukuran batang kemaluanku, ibu tersenyum bangga melihat
batang kemaluanku yang sudah maksimal kerasnya. Ukuran batang kemaluanku
15 cm dengan diameter kira-kira 4 cm. Aku masih dengan gemas meremas
payudara ibu yang montok dan masih terasa padat. Aku membuka tuala yang
ibu pakai dan kemudian sambil meremas payudara ibu aku berusaha membuka
bra yang ibu pakai, dan satelah bra yang ibuku kenakan terlepas, kulihat
payudara ibu yang besar dan masih kencang untuk wanita seumurnya.
Dengan ganas kuremas payudara ibu, sedangkan ibu hanya mendesah keenakan
dan menjerit kecil saat kugigit kecil puting payudara ibu. Kuhisap
puting payudara ibu dengan kuat seperti ketika aku masih bayi. Aku
menghisap payudara ibu sambil kuremas-remas hingga puting payudara ibu
agak memerah karena kuhisap.<br />
<br />
Payudara ibuku masih sangat enak untuk diremas karena ukurannya yang
besar dan masih kencang dan padat. "Bob kamu dulu juga ngisep susu ibu
juga kaya gini..." kata ibuku sambil dia merem-melek karena keenakan
puting susunya kuhisap dan memainkannya dengan lidahku. Ibu menaikkan
pinggulnya saat kutarik celana pendeknya. Aku melihat seluar dalam yang
ibu kenakan sudah basah. Aku kemudian mencium seluar dalam ibuku tepat
di atas kemaluan ibu dan meremasnya. Dengan cepat kutarik seluar dalam
ibu dan melemparkannya ke sisi ranjang, dan terlihatlah olehku
pemandangan yang sangat indah. Lubang kemaluan ibuku ditumbuhi bulu
halus yang tidak terlalu lebat, hingga garis lubang kemaluan ibuku
terlihat. Kubuka paha ibuku lebar, aku tidak kuasa melihat pemandangan
indah itu dan dengan naluri laki-laki kucium dan kuhisap lubang dimana
aku lahir 18 tahun lalu. Kujilat kliteris ibuku yang membuat ibuku
bergetar dan mendesah dengan kuat. Lidahku bermain di lubang senggama
ibuku, dan ibuku malah menekan kepalaku dengan tangannya agar aku makin
tenggelam di dalam selangkangannya.<br />
<br />
Cairan lubang kemaluan ibu kuhisap dan kujilat yang membuat ibuku makin
tak tahan dengan perlakuanku, dia mengelinjang hebat, bergetar dan
kemudian mengejang sambil menengadah dan berteriak. Aku merasakan ada
cairan kental yang keluar dari dalam lubang kemaluan ibu, dan aku tahu
ibu baru orgasme. Kuhisap semua cairan lubang kemaluan ibuku hingga
kering. Ibu terlihat sangat lelah. Aku kemudian bangun dan dengan suara
pelan karena kelelahan ibu bilang, "Sayang sini Mami isep kontolmu," dan
tanpa di komando dua kali aku kemudian duduk di sebalah wajah ibuku,
dan kemudian dengan perlahan mulut ibuku mendekat ke burungku yang sudah
sangat keras. Ibuku membelai batang kemaluanku tapi dia tidak
memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Padahal jarak antara mulut
ibuku dengan batang kemaluanku hanya tinggal beberapa centi saja. Aku
sudah tidak tahan lagi dan kemudian kudorong kepala ibuku dan dengan
leluasa batang kemaluanku masuk ke mulut ibu. dengan cepat dan liar
ibuku mengocok batang kemaluanku di dalam mulutnya. Aku sudah tidak
tahan lagi, kenikmatan yang kurasakan sangat luar biasa dan tidak dapat
kulukiskan dengan kata-kata, dan akhirnya aku sudah tidak tahan lagi
dan... "Cret.. cret.. crett.." maniku kusemprotlkan di dalam mulut
ibuku.<br />
<br />
Ibu kemudian memuntahkannya dan hanya yang sedikiti dia telan, dan masih
dengan liar ibuku membersihkan batang kemaluanku dari sisa-sisa air
maniku yang menetes di batang kejantananku. Ibuku tersenyum dan kemudian
kembali berbaring sambil membuka pahanya lebar-lebar. Ibuku tersenyum
saat melihat batang kemaluanku yang masih dengan gagahnya berdiri, dan
seperti sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam sarangnya yang hangat.
Aku kemudian mengambil posisi di antara kedua paha ibuku, batang
kemaluanku terasa berdenyut saat ibu dengan lembut membelai dan meremas
batang kemaluanku yang sudah sangat keras. Dengan tangan yang bergetar
kuusap permukaan lubang kemaluan ibuku yang dipenuhi bulu-bulu halus dan
sisa cairan lubang kemaluan yang kuhisap tadi masih membasahi bibir
lubang kemaluan ibuku yang terlihat sangat hangat dan menantang. "Ayo
dong Sayang, kamu kan tahu dimana tempatnya..." kata ibuku pasrah,
kemudian tangannya menuntun batang kemaluanku untuk masuk ke dalam
lubang kemaluannya. Tanganku bergetar dan batang kemaluanku terasa makin
berdenyut saat kepala batang kemaluanku menyentuh bibir lubang kemaluan
ibu yang sudah basah, dan dengan perasaan yang campur aduk, kudorong
pinggulku ke depan dan masuklah batang kemaluanku ke dalam lubang
kemaluan ibu yang sudah agak membuka, dan tenggelam sudah batang
kemaluanku ke dalam liang senggama milik ibuku.<br />
<br />
Aku merasakan sensasi yang sangat dasyat saat dinding lubang kemaluan
ibu seperti memijat batang kemaluanku, gila meski aku pernah setubuh
dengan anak ABG, lubang kemaluan ibuku terasa sangat nikmat dan luar
biasa di banding dengan yang lainnya. Aku menggoyang pinggulku
naik-turun diimbangi dengan goyangan pinggul ibuku yang sangat dasyat
dan liar. Kami kemudian berganti posisi dengan ibu berada di atasku
hingga ia dapat menduduki batang kemaluanku, dan terasa sekali
kenikmatan yang ibu berikan kepadaku. Goyangan yang cepat dan liar dan
gerakan tubuh yang naik turun membuat tubuhku hanyut ke dalam kenikmatan
seks yang kurasakan sangat dasyat. Tibalah saat ibuku orgasme,
goyangannya makin cepat dan desahannya semakin tidak karuan, aku dengan
nikmat merasakannya sambil kuhisap dan meremas pauyudara ibu yang
bergoyang seirama dengan naik-turunnya tubuh ibuku menghabisi aku. Ibu
mengerang dan mengejang saat kurasakan ada cairan hangat yang membasahi
batang kejantananku yang masih tertanam di dalam lubang kemaluan ibuku.<br />
<br />
Beberapa saat setelah ibu terkulai lemas aku merasakan bahwa aku akan
mencapai puncak, dan dengan goyangan dan tusukan yang menghujam lubang
kemaluan ibuku, "Cret... crett.. cret..." air maniku menghambur di dalam
lubang kemaluan ibuku. Aku merasakan nikmat yang tidak dapat kukatakan.
Saat aku masih menikmati sisa-sisa kemikmatan itu, ibu mencium bibirku
dan berkata, " kamu orgasme biar di mulut Mami aja.. tapi Mami sedap..."
Aku hanya terdiam dan malah mencium bibir ibuku yang masih menindih
tubuhku dengan mesra. Kemudian ibuku berbaring di sampingku, aku memeluk
dia dan kami berciuman dengan mesra seperti sepasang kekasih. Kami pun
tertidur karena pertempuran yang sangat melelahkan itu.<br />
<br />
Pagi harinya saat aku bangun ibuku sudah tidak ada di sebelahku, dan
kemudian aku berpakaian dan menuju dapur mencari ibuku, dan kulihat
ibuku tengah menyiapkan sarapan bersama adikku yang masih Sekolah. Aku
bingung dan segan karena ibuku seakan-akan malam tadi tidak terjadi
apa-apa di antara kami, padahal aku telah menyetubuhi ibu kandungku
sendiri tadi malam. Seperti biasanya, aku menjemput ibuku dari tempat
dia senam, dan saat perjalanan pulang kami berbual tentang persetubuhan
kami tadi malam dan kami berjanji hanya kami yang mengetahui kajadian
itu. Tiba-tiba saat kereta kami sedang berada di jalan yang sepi dan
agak gelap, ibuku menyuruhku menghentikan mobil, aku menurut saja.
Setelah mobil di pinggirkan, dengan ganas ibuku mengulum koteku.
Kemudian membuka seluarku dan menghisap batang kemaluanku yang sudah
keras saat ibuku mengulum bibirku tadi. Aku hanya terengah-engah
merasakan batang kemaluanku dihisap oleh ibuku sambil mengocoknya, dan
beberapa saat kemudian... "Cret.. cret.. crett.." maniku menyembur di
dalam mulut ibuku dan dia menelan habis maniku walaupun ada sedikit yang
meleler keluar. Ibuku kemudian membersihkan sisa maniku yang menetes di
tangannya dan batang kemaluannku. Tak kusangka ibuku kembali menelan
calon-calon cucunya ke dalam perutnya. Tapi aku sih asyik-asyik saja
ibuku mau menghisap batang kemaluanku saat kami masih di dalam kereta.<br />
<br />
Kami berciuman dan melanjutkan perjalana pulang dan kemudian tidur
seranjang dan "bermain" lagi. Kami berdua terus melakukannya tanpa
sepengetahuan orang lain. Sejak persetubuhan kami yang pertama, sebulan
kemudian ibuku merasa dia hamil, dan ibu bilang bahwa sebelum bersetubuh
denganku, ibu sudah lebih dari 3 bulan tidak bersetubuh dengan ayahku,
karena memang ayahku terlalu sibuk dengan perusahaan, dan
hotel-hotelnya. Ibuku cakap ibu hamil olehku karena selain dengan ayahku
dan aku, ibu belum pernah perhubungan seks dengan lelaki lain. Ibu
menggugurkan kandungannya karena dia tidak mau punya bayi dari aku. dan
hingga sekarang,....<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>LANJUT CERITA BERIKUT GAISS,.. </b></a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>NEXT</b></a><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAALQR9R8PuL38LXex_cFboe7WPI4lDJwZ09bBCGEbDQy5Kz3PhlzBHKGNTIZ2AmqDhccjKL3Tu-wEm4EQJoHWr9OUBRFeTZ46gzCode4M1w5t2pdWSO1q0MLTmPSjC9ituOKEcPPiHg/s1600/ibu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAALQR9R8PuL38LXex_cFboe7WPI4lDJwZ09bBCGEbDQy5Kz3PhlzBHKGNTIZ2AmqDhccjKL3Tu-wEm4EQJoHWr9OUBRFeTZ46gzCode4M1w5t2pdWSO1q0MLTmPSjC9ituOKEcPPiHg/s1600/ibu.jpg" height="300" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">IBU SEX</td></tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-6165721862662168242015-01-11T09:11:00.000-08:002015-01-11T09:11:00.095-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru Ngentot istri Tetangga BOHAY<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> aku Aldi, usia 30 tahun, dan saat ini tinggal di sebuah perumahan
sederhana (bukan real estate) di kawasan Bekasi Barat. Rumah di kompleks
perumahanku tentu saja tipe-tipe kecil yang sebagian besar bertipe 36
dan 45. Namun dengan penghasilanku yang lumayan aku bisa membuat rumahku
yang mungil menjadi terlihat indah dan asri. Boleh dibilang rumahku
merupakan rumah terindah di kompleks itu.<br />
<br />
Aku menempati rumah ini sejak lima tahun yang lalu, dulunya sendiri
saja, namun sejak satu tahun lalu aku menikah dan kini tinggal berdua
dengan Lia, isteriku. Lia adalah seorang wanita yang cantik dan penuh
perhatian, sekilas tidak ada yang kurang darinya. Apalagi dia juga
bekerja sebagai Manajer Marketing di sebuah perusahaan farmasi, jadi
keluarga kami secara keuangan tidak punya masalah.<br />
<br />
Kehidupan perkawinanku yang selama ini kuanggap bahagia itu ternyata
semu belaka. Sialnya, hal itu disebabkan seperti kata pepatah di
atas:”Rumput tetangga selalu lebih hijau”.<br />
<br />
Aku mempunyai tetangga baru, sepasang suami isteri dengan satu anak yang
masih bayi. Suaminya seorang pelaut (anak buah kapal) dan isterinya ibu
rumah tangga. Pada awalnya aku tidak terlalu peduli dengan kehadiran
tetangga baru itu, walaupun ketika mereka datang memperkenalkan diri ke
rumah aku sedikit terpukau dengan sang isteri yang punya body seksi dan
montok. Pada saat itu aku merasa keterpukauanku hanyalah hal biasa saja.<br />
<br />
Namun waktu berkata lain. Ternyata setelah berinteraksi dengan Vera,
begitu nama tetanggaku yang montok itu, aku mulai merasa ada daya tarik
yang muncul dari wanita itu. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki Vera
namun tidak dimiliki Lia, isteriku.<br />
<br />
Pertama tentu saja body-nya yang montok, dengan dada yang menjulang dan
pantat yang besar namun padat. Walaupun Lia juga seksi, namun ukuran
buah dadanya cuma 34 B. Kalau Vera kutaksir mungkin antara 36 B atau 36
C. Apalagi pantatnya yang bahenol itu tak kalah merangsang dibanding
pantat”Inul”, membuat pria penasaran untuk meremasnya.<br />
<br />
Kedua, wajah Vera yang sensual. Kalau urusan cantik, pasti aku pilih
Lia, namun ketika aku melihat wajah Vera, maka aku membayangkan bintang
film BF. Mungkin pengaruh dari bibirnya yang agak tebal dan matanya yang
nakal. Setiap kulihat bibir itu berbicara, ingin rasanya aku merasakan
ciuman dan kulumannya yang membara.<br />
<br />
Ketiga adalah selera berbusananya, terutama selera pakaian dalamnya.
Pertama kali aku melihat jemuran pakaian di belakang rumah mereka, aku
langsung tertarik pada pakaian dalam Vera yang dijemur. Model dan
warnanya beraneka macam, mulai dari celana dalam warna hitam, biru,
merah, hijau sampai yang transparan. Modelnya mulai dari yang
biasa-biasa saja sampai model G-string. Motifnya dari yang polos sampai
yang bermotif bunga, polkadot, gambar lucu sampai ada yang bergambar
bibir. Wah.. Lia tidak suka seperti itu, menurutnya kampungan dan
seperti pelacur jalanan. Padahal sebagai lelaki kadang kita ingin sekali
bermain seks dengan perempuan jalanan.<br />
<br />
Tiga hal itulah yang membuat aku selalu menyempatkan untuk curi-curi
pandang pada Vera dan tak lupa melihat jemuran pakaiannya untuk melihat
koleksi pakaian dalamnya yang”jalang” itu.<br />
<br />
Suatu hari, sepulang dari kantor, aku mampir ke Supermarket dekat
kompleks sekedar membeli makanan instan karena isteriku akan pergi
selama dua hari ke Bandung. Tak disangka di supermarket itu aku bertemu
Vera dengan menggendong bayinya. Entah kenapa jantungku jadi berdegup
keras, apalagi ketika kulihat pakaian Vera yang body-fit, baik kaos
maupun roknya. Seluruh lekuk kemontokan tubuhnya seakan memanggil
birahiku untuk naik.<br />
<br />
“Hai.. Mbak, belanja juga?” sapaku.<br />
“Eh.. Mas Aldi, biasa belanja susu”, jawabnya dengan senyum menghiasi wajah sensualnya.<br />
“Memang sudah enggak ASI ya?” tanyaku.<br />
“Wah.. Susunya cuma keluar empat bulan saja, sekarang sudah tidak lagi”.<br />
“Hmm.. Mungkin habis sama Bapaknya kali ya.. Ha-ha-ha..” candaku.<br />
Vera juga tertawa kecil, “Tapi enggak juga, sudah dua bulan bapaknya enggak pulang”.<br />
“Berat enggak sih Mbak, punya suami pelaut, sebab saya yang ditinggal isteri cuma dua hari saja rasanya sudah jenuh”.<br />
“Wah.. Mas baru dua hari ditinggal sudah begitu, apalagi saya. Bayangkan
saya cuma ketemu suami dua minggu dalam waktu tiga bulan”.<br />
<br />
Aku merasa gembira dengan topik pembicaraan ini, namun sayang
pembicaraan terhenti karena bayi Vera menangis. Ia kemudian sibuk
menenangkan bayinya.<br />
<br />
“Apalagi setelah punya bayi, tambah repot Mas”, katanya.<br />
“Kalau begitu biar saya bantu bawa belanjaannya”, aku mengambil keranjang belanja Vera.<br />
“Terima kasih, sudah selesai kok, saya mau bayar terus pulang”.<br />
“Ohh.. Ayo kita sama-sama”, kataku.<br />
<br />
Aku segera mengambil inisiatif berjalan lebih dulu ke kasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Vera.<br />
<br />
“Ha.. Sudah bayar? Berapa? Nanti saya ganti”, kata Vera kaget.<br />
“Ah.. Sedikit kok, enggak apa sekali-kali saya bayarin susu bayinya,
siapa tahu dapat susu ibunya, ha-ha-ha..”, aku mulai bercanda yang
sedikit menjurus.<br />
“Ihh.. Mas Aldi!” jerit Vera malu-malu. Namun aku melihat tatapan mata liarnya yang seakan menyambut canda nakalku.<br />
<br />
Kami berjalan menuju mobilku, setelah menaruh belanjaan ke dalam bagasi
aku mengajaknya makan dulu. Dengan malu-malu Vera mengiyakan ajakanku.<br />
<br />
Kami kemudian makan di sebuah restauran makanan laut di dekat kompleks.
Aku sangat gembira karena semakin lama kami semakin akrab dan Vera juga
mulai berbaik hati memberikan kesempatan padaku untuk “ngelaba”. Mulai
dari posisi duduknya yang sedikit mengangkang sehingga aku dengan mudah
melihat kemulusan paha montoknya dan tatkala usahaku untuk melihat lebih
jauh ke dalam ia seakan memberiku kesempatan. Ketika aku menunduk untuk
mengambil garpu yang dengan sengaja aku jatuhkan, Vera semakin membuka
lebar kedua pahanya. Jantungku berdegup sangat kencang melihat
pemandangan indah di dalam rok Vera. Di antara dua paha montok yang
putih dan mulus itu aku melihat celana dalam Vera yang berwarna orange
dan.. Brengsek, transparan!<br />
<br />
Dengan cahaya di bawah meja tentu saja aku tak dapat dengan jelas
melihat isi celana dalam orange itu, tapi itu cukup membuatku gemetar
dibakar birahi. Saking gemetarnya aku sampai terbentur meja ketika
hendak bangkit.<br />
<br />
“Hi-hi-hi.. Hati-hati Mas..”, celoteh Vera dengan nada menggoda.<br />
<br />
Aku memandang wajah Vera yang tersenyum nakal padaku, kuberanikan diri memegang tangannya dan ternyata Vera menyambutnya.<br />
<br />
“Hmm.. Maaf, saya cuma mau bilang kalau Mbak Vera.. Seksi sekali”,
dengan malu-malu akhirnya perkataan itu keluar juga dari mulutku.<br />
“Terima kasih, Mas Aldi juga.. Hmm.. Gagah, lucu dan terutama, Mas Aldi pria yang paling baik yang pernah saya kenal”.<br />
“O ya?”, aku tersanjung juga dengan rayuannya, “Gara-gara saya traktir Mbak?”<br />
“Bukan cuma itu, saya sering memperhatikan Mas di rumah, dan dari cerita
Mbak Lia, Mas Aldi sangat perhatian dan rajin membantu pekerjaan di
rumah, wah.. Jarang lho Mas, ada pria dengan status sosial seperti Mas
yang sudah mapan dan berpendidikan namun masih mau mengepel rumah”.<br />
“Ha-ha-ha..” aku tertawa gembira, “Rupanya bukan cuma saya yang memperhatikan kamu, tapi juga sebaliknya”.<br />
“Jadi Mas Aldi juga sering memperhatikan saya?”<br />
“Betul, saya paling senang melihat kamu membersihkan halaman rumah di pagi hari dan saat menjemur pakaian”.<br />
“Eh.. Kenapa kok senang?”.<br />
“Sebab saya mengagumi keindahan Mbak Vera, juga selera pakaian dalam Mbak”, aku berterus terang.<br />
<br />
Pembicaraan ini semakin mempererat kami berdua, seakan tak ada jarak
lagi di antara kami. Akhirnya kami pulang sekitar jam 8 malam. Dalam
perjalanan pulang, bayi Mbak Vera tertidur sehingga ketika sampai di
rumah aku membantunya membawa barang belanjaan ke dalam rumahnya.<br />
<br />
Mbak Vera masuk ke kamar untuk membaringkan bayinya, sementara aku
menaruh barang belanjaan di dapur. Setelah itu aku duduk di ruang tamu
menunggu Vera muncul. Sekitar lima menit, Vera muncul dari dalam kamar,
ia ternyata sudah berganti pakaian. Kini wanita itu mengenakan gaun
tidur yang sangat seksi, warnanya putih transparan. Seluruh lekuk
tubuhnya yang montok hingga pakaian dalamnya terlihat jelas olehku.<br />
<br />
Sinar lampu ruangan cukup menerangi pandanganku untuk menjelajahi
keindahan tubuh Vera di balik gaun malamnya yang transparan itu. Buah
dadanya terlihat bagaikan buah melon yang memenuhi bra seksi yang
berwarna orange transparan. Di balik bra itu kulihat samar-samar puting
susunya yang juga besar dan coklat kemerahan. Perutnya memang agak
sedikit berlemak dan turun, namun sama sekali tak mengurangi nilai
keindahan tubuhnya. Apalagi jika memandang bagian bawahnya yang montok.<br />
<br />
Tak seperti di bawah meja sewaktu di restoran tadi, kini aku dapat
melihat dengan jelas celana dalam orange transparan milik Vera. Sungguh
indah dan merangsang, terutama warna hitam di bagian tengahnya,
membayangkannya saja aku sudah berkali-kali meneguk ludah.<br />
<br />
“Hmm.. Tidak keberatan kan kalu saya memakai baju tidur?”, tanya Vera memancing.<br />
<br />
Sudah sangat jelas kalau wanita ini ingin mengajakku selingkuh dan
melewati malam bersamanya. Kini keputusan seluruhnya berada di tanganku,
apakah aku akan berani mengkhianati Lia dan menikmati malam bersama
tetanggaku yang bahenol ini.<br />
<br />
Vera duduk di sampingku, tercium semerbak aroma parfum dari tubuhnya
membuat hatiku semakin bergetar. Keadaan kini ternyata jauh di luar
dugaanku. Kemarin-kemarin aku masih merasa bermimpi jika bisa membelai
dan meremas-remas tubuh Vera, namun kini wanita itu justru yang
menantangku.<br />
<br />
“Mas Aldi mau mandi dulu? Nanti saya siapkan air hangat”, tanya Vera sambil menggenggam tanganku erat.<br />
<br />
Dari sorotan matanya sangat terlihat bahwa wanita ini benar-benar
membutuhkan seorang laki-laki untuk memuaskan kebutuhan biologisnya.<br />
<br />
“Hmm.. Sebelum terlalu jauh, kita harus membuat komitmen dulu Mbak”, kataku agak serius.<br />
“Apa itu Mas?”<br />
“Pertama, terus terang aku mengagumi Mbak Vera, baik fisik maupun
pribadi, jadi sebagai laki-laki aku sangat tertarik pada Mbak”, kataku.<br />
“Terima kasih, saya juga begitu pada Mas Aldi”, Vera merebahkan kepalanya di pundakku.<br />
“Kedua, kita sama-sama sudah menikah, jadi kita harus punya tanggung
jawab untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga kita, apa yang mungkin
kita lakukan bersama-sama janganlah menjadi pemecah rumah tangga kita”.<br />
“Setuju, saya sangat setuju Mas, saya hanya ingin punya teman saat saya
kesepian, kalau Mas Aldi mau kapanpun Mas bisa datang ke sini, selagi
tidak ada suami saya. Tapi saya sekalipun tidak akan meminta apapun dari
Mas Aldi, dan sebaliknya saya juga ingin Mas Aldi demikian pula,
sehingga hubungan kita akan aman dan saling menguntungkan”.<br />
“Hmm.. Kalau begitu tak ada masalah, saya mau telpon ke rumah, supaya pembantu saya tidak kebingungan”.<br />
“Kalau begitu, Mas Aldi pulang saja dulu, taruh mobil di garasi, kan
lucu kalau Mas Aldi bilang ada acara sehingga tidak bisa pulang,
sementara mobilnya ada di depan rumah saya”.<br />
“Oh.. Iya, hampir saya lupa”.<br />
<br />
Aku segera keluar dan pulang dulu ke rumah, menaruh mobil di garasi dan
mandi. Setelah itu aku mau bilang pada pembantuku kalau aku akan
menginap di rumah temanku. Namun tidak jadi karena pembantuku ternyata
sudah tidur.<br />
<br />
Aku segera datang kembali ke rumah Vera. Wanita itu sudah menungguku di
ruang tamu dengan secangkir teh hangat di atas meja. Pahanya yang montok
terpampang indah di atas sofa.<br />
<br />
“Wah.. Ternyata mandi di rumah ya? Padahal saya sudah siapkan air hangat”.<br />
“Terima kasih, Mbak Vera baik sekali”.<br />
<br />
Wanita itu berjalan menutup pintu rumah, dari belakang aku memandang
kemontokan pantatnya yang besar dan padat. Kebesaran pantat itu tak
mampu dibendung oleh celana dalam orange itu, sehingga memperlihatkan
belahannya yang merangsang. Seperti tak sadar aku menghampiri Vera, lalu
dengan nakal kedua tanganku mencengkeram pantatnya, dan meremasnya.<br />
<br />
“Uhh..”, Vera agak kaget dan menggelinjang.<br />
“Maaf”, kataku.<br />
“Tidak apa-apa Mas, justru.. Enak”, kata Vera seraya tersenyum nakal
memandangku. Senyum itu membuat bibir sensualnya seakan mengundangku
untuk melumatnya.<br />
“Crup..!”, aku segera menciumnya, Vera membalasnya dengan liar.<br />
<br />
Aku tak tahu sudah berapa lama bibir itu tak merasakan ciuman laki-laki,
yang jelas ciuman Vera sangat panas dan liar. Berkali-kali wanita itu
nyaris menggigit bibirku, lidahnya yang basah meliuk-liuk dalam rongga
mulutku. Aku semakin bernafsu, tanganku menjalar di sekujur tubuhnya,
berhenti di kemontokan pantatnya dan kemudian meremas-remas penuh
birahi.<br />
<br />
“Ohh.. Ergh..”, lenguh Vera di sela-sela ciuman panasnya.<br />
<br />
Dengan beberapa gerakan, Vera meloloskan gaun tidurnya hingga terjatuh
di lantai. Kini wanita itu hanya mengenakan Bra dan CD yang berwarna
orange dan transparan itu. Aku terpaku sejenak mengagumi keindahan
pemandangan tubuh Vera.<br />
<br />
“Wowww.. Kamu.. Benar-benar seksi Mbak”, pujiku ,”Buah dada Mbak besar sekali”<br />
“Hi-hi-hi.. Punya Lia kecil ya? Paling 34 A, iya kan? Nah coba tebak
ukuran saya?”, tanyanya seraya memegang kedua buah melon di dadanya itu.<br />
“36 B”, jawabku.<br />
“Salah”<br />
“36 C”.<br />
“Masih salah, sudah lihat aja nih”, Vera membuka pengait Bra-nya,
sehingga kedua buah montok itu serasa hampir mau jatuh. Ia membuka dan
melempar bra orange itu kepadaku.<br />
“Gila.. 36 D!”, kataku membaca ukuran yang tertera di bra itu.<br />
“Boleh saya pegang Mbak?”, tanyaku basa-basi.<br />
“Jangan cuma dipegang dong Mas, remas.. Dan kulum nih.. Putingnya”, kata Vera dengan gaya nakal bagaikan pereks jalanan.<br />
<br />
Wanita itu menjatuhkan tubuh indahnya di atas sofa, aku memburunya dan
segera menikmati kemontokan buah melonnya. Kuremas-remas dua buah dada
montok itu, kemudian kuciumi dan terakhir kukulum puting susunya yang
sebesar ibu jari dengan sekali-kali memainkannya di antara gigi-gigiku.
Vera menggelinjang-gelinjang keenakan, napasnya semakin terdengar resah,
berkali-kali ia mengeluarkan kata-kata jorok yang justru membuatku
semakin bernafsu.<br />
<br />
“Ngentot, enak banget Mas..” jeritnya, “Ayo Mas.. Saya sudah kepingin penetrasi nih!”.<br />
<br />
Aku yang juga sudah sangat bernafsu segera menjawab keinginan Vera.
Dengan bantuan Vera aku menelanjangi diriku sehingga tak tersisa satupun
busana di tubuhku. Vera sangat gembira melihat ukuran penisku yang
lumayan panjang dan besar itu.<br />
<br />
“Ohh.. Besar juga ya..” jeritnya.<br />
<br />
Ia benar-benar bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang
kusuka. Wanita itu segera membuka CD orange sebagai kain terakhir di
tubuhnya. Kulihat daerah bukit kemaluannya yang ditumbuhi rambut-rambut
liar, dengan segaris bibir membelah ditengah-tengahnya. Bibir yang merah
dan basah, sangat basah. Ingin rasanya aku menikmati keindahan bibir
kenikmatan Vera, namun ketika aku ingin melaksanakannya ia menampikku.<br />
<br />
“Sudah, nanti saja, masih ada babak selanjutnya, sekarang ayo kita selesaikan babak pertama”.<br />
<br />
Vera duduk mengangkang di atas sofa. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar
mempersilakan kepadaku untuk melakukan penetrasi kenikmatan
sesungguhnya. Aku pun segera menyiapkan senjataku, mengarahkan ujung
penisku tepat di depan liang vagina Vera dan perlahan tapi pasti
menekannya masuk.<br />
<br />
Sedikit-demi sedikit penisku tenggelam dalam kehangatan liang Vera yang
basah dan nikmat. Ketika hampir seluruh batang penisku yang berukuran 20
cm itu memasuki vagina, aku mencabutnya kembali. Kemudian kembali
memasukkannya perlahan.<br />
<br />
“Enghh.. Gila kamu Mas, kalau begini sebentar saja saya puas”, jerit Vera keenakan.<br />
“Tak apa Mbak, silahkan orgasme, kan masih ada babak selanjutnya”,
tantangku. Kini kutambah rangsangan dengan meremas dan memilin puting
susunya yang besar.<br />
“Ohh.. Ohh.. Benar-benar enak Mas”, Vera memejamkan matanya.<br />
Pada penetrasi kelima, Vera menjerit, “Sudah Mas, jangan tarik lagi, saya mau.. Mau.. Oh..!”<br />
<br />
Dinding vagina Vera melejat-lejat seakan memijit batang penisku dalam kenikmatan birahi yang sedang direguknya.<br />
<br />
“Oh.. Saya sudah sekali Mas”, katanya sambil menarik nafas.<br />
“Mas mau puas dulu atau mau lanjut babak kedua?”, tanya Vera.<br />
“Terserah Mbak”, kataku. Aku sih pasrah saja.<br />
“Sini, saya emut saja dulu”.<br />
“Hmm.. Boleh juga, Lia belum pernah oral dengan saya”, aku mencabut
penisku dari dalam vagina Vera yang basah dan menyodorkannya ke Vera.<br />
<br />
Wanita itu menjilati ujung penisku dengan lidahnya seakan
membersihkannya dari cairan vaginanya sendiri, kemudian dengan sangat
bernafsu ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Bibir seksi Vera
terlihat menyedot-nyedot penisku seakan menyedot spermaku untuk keluar.
Ia kemudian mengocok penisku dalam mulutnya hingga birahiku mencapai
puncaknya.<br />
<br />
“Oh.. Saya mau keluar nih, gimana?”, aku bingung apakah aku harus mengeluarkan spermaku ke dalam mulutnya atau mencabutnya.<br />
<br />
Namun Vera hanya mengangguk dan terus mengocoknya pertanda ia tak keberatan jika aku memuntahkan spermaku ke dalam mulutnya.<br />
Akhirnya aku mencapai orgasme dan memuntahkan semua spermaku ke dalam
mulut Vera. Wanita itu tanpa segan-segan menelan seluruh spermaku.
Sungguh lihai wanita ini memuaskan birahi laki-laki!<br />
<br />
Kami duduk sebentar dan minum air dingin, kemudian Vera mengangkangkan kakinya kembali.<br />
<br />
“Nah.. Sekarang babak kedua Mas, kalau mau jilat dulu silahkan, tapi
utamakan yang ini ya”, Vera menunjuk ke arah klitorisnya yang agak
besar.<br />
“Oke Mbak, saya juga sudah biasa kok”, seruku.<br />
<br />
Sejurus kemudian aku sudah berada di hadapan bibir kemaluan Vera yang
baru saja aku nikmati. Sebelum kujilat terlebih dahulu kubelai bibir itu
dari ujung bawah hingga klitoris. Kusingkap rambut-rambut kemaluannya
yang menjalari bibir itu.<br />
<br />
“Sudah gondrong nih Mbak”, seruku.<br />
“Oh iya, habis mau dicukur percuma juga, enggak ada yang lihat dan
jilat”, jawabnya nakal, “Besok pagi saya cukur deh, tapi janji malamnya
Mas Aldi datang lagi ya..”.<br />
“Oke.. Pokoknya setiap ada kesempatan saya siap menemani Mbak Vera”.<br />
<br />
Aku kemudian asyik menjilati dan menciumi labium mayora dan minora Vera.
Cairan vagina Vera sudah mulai mengalir kembali pertanda ia sudah
terangsang kembali. Desahan Vera juga memperkuat tanda bahwa Vera
menikmati permainan oralku. Dengan nakal aku memasukkan jari telunjuk
dan tengahku ke dalam vaginanya dan kemudian mengobok-obok liang becek
itu.<br />
<br />
“Yes.. Asyik banget.. Say sudah siap babak kedua Mas”, seru Vera.<br />
<br />
Aku sendiri sudah terangsang sejak melihat keindahan selangkangan Vera,
jadi penisku sudah siap menunaikan tugas keduanya. Vera menungging di
atas sofa.<br />
<br />
“Sekarang doggy-style ya Mas..”<br />
<br />
Aku sih iya saja, maklum.. Sama enaknya..<br />
<br />
Sejurus kemudian kami sudah terlibat permainan babak kedua yang tak
kalah seru dan panas dengan babak pertama, hanya kali ini aku
memuntahkan sperma di dalam vaginanya.<br />
<br />
Malam masih begitu panjang. Kami masih menikmati dua permainan lagi
sebelum kelelahan dan mengantuk. Vera begitu bahagia, dan aku sendiri
merasa puas dan lega. Mimpiku untuk menikmati tubuh montok tetanggaku
terlaksana sudah. Bahkan kini setiap waktu jika Lia dinas ke luar kota
maka Vera secara resmi menggantikan posisi Lia sebagai isteriku. Asyik
juga. Namun sebagai imbalannya aku mencarikan dan menggaji pembantu
rumah tangga di rumah Vera. Betapa bahagianya Vera dengan bantuanku itu,
ia semakin sayang padaku dan berjanji akan melayaniku jauh lebih
memuaskan dibanding pelayanan kepada suaminya.<br />
<br />
Dari kejadian tersebut aku semakin menyadari kebenaran pepatah: “Rumput
tetangga memang selalu terlihat lebih hijau”, atau bisa diganti dengan:
“Vagina isteri tetangga selalu terasa lebih nikmat”<br />
<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>LANJUT CERITA LAIN GAISS,... </b></a><br />
<b><a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank">NEXT</a></b><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtDQkWFrEZeMGNUFCHgKuhYBNKHgXZTC7Evw8sfJkfkMXLX76RaiymWPfZftjZ5Ypig-3kDg4I5yzmVyoMl9VlEtriqyVeqECcYZzv9g2KfFdqoG_GIenkAQLfg-qgtW18LKWdO1VUsg/s1600/bohay.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtDQkWFrEZeMGNUFCHgKuhYBNKHgXZTC7Evw8sfJkfkMXLX76RaiymWPfZftjZ5Ypig-3kDg4I5yzmVyoMl9VlEtriqyVeqECcYZzv9g2KfFdqoG_GIenkAQLfg-qgtW18LKWdO1VUsg/s1600/bohay.jpg" height="398" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">BOHAY</td></tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-32970285521505765932015-01-11T08:57:00.000-08:002015-01-11T08:57:00.448-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru Tante Ani Guru SEX Ku<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> Umurku 30 tahun. Sampai sekarang aku masih hidup
membujang, meskipun sebenarnya aku sudah sangat siap kalau mau menikah.
Meskipun aku belum tergolong orang yang berpenghasilan wah, namun aku
tergolong orang yang sudah cukup mapan, punya posisi menengah di tempat
kerjaku sekarang. Aku sampai sekarang masih malas untuk menikah, dan
memilih menikmati hidup sebagai petualang, dari satu wanita ke wanita
yang lain. Kisahku sebagai petualang ini, dimulai dari sebuah kejadian
kira-kira 12 tahun yang lalu.<br />
<br />
Waktu itu aku masih kelas 3 SMU. Hari itu aku ada janji dengan Agus,
sahabatku di sekolah. Rencananya dia mau mengajakku jalan-jalan ke Mall
A?a,?EsasdfgXA?a,?a"? sekedar menghilangkan kepenatan setelah seminggu penuh
digojlok latihan sepak bola habis-habisan. Sejam lebih aku menunggu di
warung depan gang rumah pamanku (aku tinggal numpang di rumah paman,
karena aku sekolah di kota yang jauh dari tempat tinggal orangtuaku yang
di desa). Jalan ke Mall A?a,?EsddsvsXA?a,?a"? dari rumah Agus melewati
tempat tinggal pamanku itu, jadi janjinya aku disuruh menunggu di warung
pinggir jalan seperti biasa. Aku mulai gelisah, karena biasanya Agus
selalu tepat janji. Akhirnya aku menuju ke telepon umum yang ada di
dekat situ, pengin nelpon ke rumah Agus, memastikan dia sudah berangkat
atau belum (waktu itu HP belum musim bro, paling juga pager yang sudah
ada, tapi itupun kami tidak punya).<br />
<br />
“Sialan.. telkom ini, barang rongsokan di pasang di sini!,” gerutuku
karena telpon koin yang kumasukkan keluar terus dan keluar terus.
Setelah uring-uringan sebentar, akhirnya kuputuskan untuk ke rumah Agus.
Keputusan ini sebenarnya agak konyol, karena itu berarti aku berbalik
arah dan menjauh dari Mall A?a,?EsdvdsXA?a,?a"? tujuan kami, belum lagi
kemungkinan bersimpang jalan dengan Agus. Tapi, kegelisahanku
mengalahkan pertimbangan itu. Akhirnya, setelah titip pesan pada penjual
di warung kalau-kalau Agus datang, aku langsung menyetop angkot dan
menuju ke rumah Agus.<br />
<br />
Sesampai di rumah Agus, kulihat suasananya sepi. Padahal sore-sore
begitu biasanya anggota keluarga Agus (Papa, Mama dan adik-adik Agus,
serta kadang pembantunya) pada ngobrol di teras rumah atau main
badminton di gang depan rumah. Setelah celingak-celinguk beberapa saat,
kulihat pembantu di rumah Agus keluar dari pintu samping.<br />
<br />
“Bi.. Bibi.. kok sepi.. pada kemana yah?” tanyaku. Aku terbilang sering
main ke rumah Agus, begitu juga sebaliknya Agus sering main ke rumah
pamanku, tempatku tinggal. Jadi aku sudah kenal baik dengan semua
penghuni rumah Agus, termasuk pembantu dan sopir papanya.<br />
“Eh, mas Didik.. pada pergi mas, pada ikut ndoro kakung (juragan
laki-laki). Yang ada di rumah cuman ndoro putri (juragan wanita),”
jawabnya dengan ramah.<br />
“Oh.. jadi Agus ikut pergi juga ya Bi. Ya sudah kalau begitu, lain waktu saja saya ke sini lagi,” jawabku sambil mau pergi.<br />
<br />
“Lho, nggak mampir dulu mas Didik. Mbok ya minum-minum dulu, biar capeknya hilang.”<br />
“Makasih Bi, sudah sore ini,” jawabku.<br />
Baru aku mau beranjak pulang, pintu depan tiba-tiba terbuka. Ternyata Tante Ani, mama Agus yang membuka pintu.<br />
“Bibi ini gimana sih, ada tamu kok nggak disuruh masuk?”, katanya sambil sedikit mendelik pada si pembantu.<br />
“Udah ndoro, sudah saya suruh duduk dulu, tapi mas Didik nggak mau,” jawabnya.<br />
“Eh, nak Didik. Kenapa di luaran aja. Ayo masuk dulu,” kata Tante Ani lagi.<br />
“Makasih tante. Lain waktu aja saya main lagi tante,” jawabku.<br />
“Ah, kamu ini kayak sama orang lain saja. Ayo masuk sebentar lah, udah
datang jauh-jauh kok ya balik lagi. Ayo masuk, biar dibikin minum sama
bibi dulu,” kata Tante Ani lagi sambil melambai ke arahku.<br />
<br />
Aku tidak bisa lagi menolak, takut membuat Tante Ani tersinggung.
Kemudian aku melangkah masuk dan duduk di teras, sementara Tante Ani
masih berdiri di depan pintu.<br />
<br />
“Nak Didik, duduk di dalem saja. Tante lagi kurang enak badan, tante nanti nggak bisa nemenin kamu kalau duduk di luar.”<br />
“Ya tante,” jawabku sambil masuk ke rumah dengan perasaan setengah sungkan.<br />
“Agus ikut Om pergi kemana sih tante?” tanyaku basa-basi setelah duduk di sofa di ruang tamu.<br />
“Pada ke *kota X*, ke rumah kakek. Mendadak sih tadi pagi. Soalnya om-mu
itu kan jarang sekali libur. Sekali boleh cuti, langsung mau nengok
kakek.”<br />
“Ehm.. tante nggak ikut?”<br />
“Besuk pagi rencananya tante nyusul. Soalnya hari ini tadi tante nggak
bisa ninggalin kantor, masih ada yang mesti diselesaiin,” jawab Tante
Ani. “Emangnya Agus nggak ngasih tahu kamu kalau dia pergi?”<br />
“Nggak tante,” jawabku sambil sedikit terheran-heran. Tidak biasanya
Tante Ani menyebutku dengan “kamu”. Biasanya dia menyebutku dengan “nak
Didik”.<br />
“Kok bengong!” Tanya Tante Ani membuatku kaget.<br />
“Eh.. anu.. eh..,” aku tergugup-gugup.<br />
“Ona-anu, ona-anu. Emang anunya siapa?” Tante Ani meledek kegugupanku
yang membuatku makin jengah. Untung Bibi segera datang membawa secangkir
teh hangat, sehingga rasa jengahku tidak berkepanjangan.<br />
<br />
“Mas Didik, silakan tehnya dicicipin, keburu dingin nggak enak,” kata bibi sambil menghidangkan teh di depanku.<br />
“Makasih Bi,” jawabku pelan.<br />
“Itu tehnya diminum ya, tante mau mandi dulu.. bau,” kata Tante Ani
sambil tersenyum. Setelah itu Tante Ani dan pembantunya masuk ke ruang
tengah. Sementara aku mulai membaca-baca koran yang ada di meja untuk.<br />
<br />
Hampir setengah jam aku sendirian membaca koran di ruang tamu, sampai
akhirnya Tante Ani nampak keluar dari ruang tengah. Dia memakai T-shirt
warna putih dipadu dengan celana ketat di bawah lutut. Harus kuakui,
meskipun umurnya sudah 40-an namun badannya masih bagus. Kulitnya putih
bersih, dan wajahnya meskipun sudah mulai ada kerut di sana-sini, tapi
masih jelas menampakkan sisa-sisa kecantikannya.<br />
<br />
“Eh, ngapain kamu ngliatin tante kayak gitu. Heran ya liat nenek-nenek.”<br />
“Mati aku!” kataku dalam hati. Ternyata Tante Ani tahu sedang aku
perhatikan. Aku hanya bisa menunduk malu, mungkin wajahku saat itu sudah
seperti udang rebus.<br />
“Heh, malah bengong lagi,” katanya lagi. Kali ini aku sempat melihat
Tante Ani tersenyum yang membuatku sedikit lega tahu kalau dia tidak
marah.<br />
“Maaf tante, nggak sengaja,” jawabku sekenanya.<br />
“Mana ada nggak sengaja. Kalau sebentar itu nggak sengaja, lha ini lama
gitu ngeliatnya,” kata Tante Ani lagi. Meskipun masih merasa malu, namun
aku agak tenang karena kata-kata Tante Ani sama sekali tidak
menunjukkan sedang marah.<br />
“Kata Agus, kamu mau pertandingan sepakbola di sekolah ya?” Tanya Tante Ani.<br />
“Eh, iya tante. Pertandingan antar SMU se-kota. Tapi masih dua minggu
lagi kok tante, sekarang-sekarang ini baru tahap penggojlokan,” Aku
sudah mulai tenang kembali.<br />
“Pelajaran kamu terganggu nggak?”<br />
<br />
“Ya sebenarnya lumayan menggangu tante, habisnya latihannya belakangan
ini berat banget, soalnya sekolah sengaja mendatangkan pelatih sepakbola
beneran. Tapi, sekolah juga ngasih dispensasi kok tante. Jadi kalau
capeknya nggak ketulungan, kami dikasih kesempatan untuk nggak ikut
pelajaran. Kalau nggak begitu, nggak tahu lah tante. Soalnya kalau badan
udah pegel-pegel, ikut pelajaranpun nggak konsen.”<br />
<br />
“Kalau pegel-pegel kan tinggal dipijit saja,” kata Tante Ani.<br />
“Masalahnya siapa yang mau mijit tante?”<br />
“Tante mau kok,” jawab Tante Ani tiba-tiba.<br />
“Ah, tante ini becanda aja,” kataku.<br />
“Eh, ini beneran. Tante mau mijitin kalau memang kamu pegel-pegel. Kalau nggak percaya, sini tante pijit,” katanya lagi.<br />
“Enggak ah tante. Ya, saya nggak berani tante. Nggak sopan,” jawabku
sambil menunduk setelah melihat Tante Ani nampak sungguh-sungguh dengan
kata-katanya.<br />
“Lho, kan tante sendiri yang nawarin, jadi nggak ada lagi kata nggak
sopan. Ayo sini tante pijit,” katanya sambil memberi isyarat agar aku
duduk di sofa di sebelahnya. Penyakit gugupku kambuh lagi. Aku hanya
diam menunduk sambil mempermainkan jari-jariku.<br />
<br />
“Ya udah, kalau kamu sungkan biar tante ke situ,” katanya sambil
berjalan ke arahku. Sebentar kemudian sambil berdiri di samping sofa,
Tante Ani memijat kedua belah pundakku. Aku hanya terdiam, tidak tahu
persis seperti apa perasaanku saat itu.<br />
<br />
Setelah beberapa menit, Tante Ani menghentikan pijitannya. Kemudian dia
masuk ke ruang tengah sambil memberi isyarat padaku agar menunggu. Aku
tidak tahu persis apa yang dilakukan Tante Ani setelah itu. Yang aku
tahu, aku sempat melihat bibi pembantu keluar rumah melalui pintu
samping, yang tidak lama kemudian disusul Tante Ani yang keluar lagi
dari ruang tengah.<br />
<br />
“Bibi tante suruh beli kue. Kue di rumah sudah habis,” katanya seolah
menjawab pertanyaan yang tidak sempat kuucapkan. “Ayo sini tante
lanjutin mijitnya. Pindah ke sini aja biar lebih enak,” kali itu aku
hanya menurut saja pindah ke sofa panjang seperti yang disuruh Tante
Ani. Kemudian aku disuruh duduk menyamping dan Tante Ani duduk di
belakangku sambil mulai memijit lagi.<br />
<br />
“Gimana, enak nggak dipijit tante?” Tanya Tante Ani sambil tangannya terus memijitku. Aku hanya mengangguk pelan.<br />
<br />
“Biar lebih enak, kaosnya dibuka aja,” kata Tante Ani kemudian. Aku diam
saja. Bagaimana mungkin aku berani membuka kaosku, apalagi perasaanku
saat itu sudah tidak karuan.<br />
<br />
“Ya sudah. Kalau gitu, biar tante bantu bukain,” katanya sambil
menaikkan bagian bawah kaosku. Seperti kena sihir aku menurut saja dan
mengangkat kedua tanganku saat Tante Ani membuka kaosku.<br />
<br />
Setelah itu Tante Ani kembali memijitku. Sekarang tidak lagi hanya
pundakku, tapi mulai memijit punggung dan kadang pinggangku. Perasaanku
kembali tidak karuan, bukan hanya pijitannya kini, tapi sepasang benda
empuk sering menyentuh bahkan kadang menekan punggungku. Meski
seumur-umur aku belum pernah menyentuh payudara, tapi aku bisa tahu
bahwa benda empuk yang menekan punggungku itu adalah sepasang payudara
Tante Ani.<br />
<br />
Beberapa lama aku berada dalam situasi antara merasa nyaman, malu dan
gugup sekaligus, sampai akhirnya aku merasakan ada benda halus menelusup
bagian depan celanaku. Aku terbelalak begitu mengetahui yang menelusup
itu adalah tangan Tante Ani.<br />
<br />
“Tante.. ” kataku lirih tanpa aku sendiri tahu maksud kataku itu. Tante
Ani seperti tidak mempedulikanku, dia malah sudah bergeser ke sampingku
dan mulai membuka kancing serta retsluiting celanaku. Sementara itu aku
hanya terdiam tanpa tahu harus berbuat apa. Sampai akhirnya aku mulai
bisa melihat dan merasakan Tante Ani mengelus penisku dari luar CD-ku.<br />
<br />
Aku merasakan sensasi yang luar biasa. Sesuatu yang baru pertama kali
itu aku rasakan. Belum lagi aku sadar sepenuhnya apa yang terjadi, aku
mendapati penisku sudah menyembul keluar dan Tante Ani sudah
menggenggamnya sambil sesekali membelai-belainya. Setelah itu aku lebih
sering memejamkan mata sambil sekali-kali melirik ke arah penisku yang
sudah jadi mainan Tante Ani.<br />
<br />
Tak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan yang jauh lebih
mencengangkan. Kepala penisku seperti masuk ke satu lubang yang hangat.
Ketika aku melirik lagi, kudapati kepala penisku sudah masuk ke mulut
Tante Ani, sementara tangannya naik turun mengocok batang penisku. Aku
hanya bisa terpejam sambil mendesis-desis keenakan. Beberapa menit
kemudian aku merasakan seluruh tubuhku mulai mengejang. Aku merasakan
Tante Ani melepaskan penisku dari mulutnya, tapi mempercepat kocokan
pada batang penisku.<br />
<br />
“Sssshhhh.. creettt… creett… ” Sambil mendesis menikmati sensasi rasa
yang luar biasa aku merasakan cairan hangat menyemprot sampai ke dadaku,
cairan air mani ku sendiri.<br />
<br />
“Ah, dasar anak muda, baru segitu aja udah keluar,” Tante Ani berbisik
di dekat telingaku. Aku hanya menatap kosong ke wajah Tante Ani, yang
aku tahu tangannya tidak berhenti mengelus-elus penisku. “Tapi ini juga
kelebihan anak muda. Udah keluarpun, masih kenceng begini,” bisik Tante
Ani lagi.<br />
<br />
Setelah itu aku lihat Tante Ani melepas T-Shirtnya, kemudian
berturut-turut, BH, celana dan CD-nya. Aku terus terbelalak melihat
pemandangan seperti itu. Dan Tante Ani seperti tidak peduli kemudian
meluruskan posisi ku, kemudian dia mengangkang duduk di atasku.
Selanjutnya aku merasakan penisku digenggam lagi, kali ini di arahkan ke
selangkangan Tante Ani.<br />
<br />
“Sleppp…. Aaaaahhhhh… ” suara penisku menembus vagina Tante Ani diiringi
desahan panjangnya. Kemudian Tante Ani bergerak turun naik dengan cepat
sambil mendesah-desah. Mulutnya terkadang menciumi dada, leher dan
bibirku.<br />
<br />
Ada beberapa menit Tante Ani bergerak naik turun, sampai akhirnya dia
mempercepat gerakannya dan mulai menjerit-jerit kecil dengan liarnya.
Akupun kembali merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tak lama kemudian…<br />
<br />
“Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh…….. ,” Tante Ani melenguh panjang, bersamaan
dengan teriakanku yang kembali merasakan puncak yang kedua kali. Setelah
itu Tante Ani terkulai, merebahkan kepalanya di dadaku sambil memeluk
pundakku.<br />
“Terima kasih Dik…,” bisiknya lirih diteruskan kecupan ke bibirku.<br />
<br />
Sejak kejadian itu, aku mengalami syok. Rasa takut dan bersalah mulai
menghantui aku. Sulit membayangkan seandainya Agus mengetahui kejadian
itu. Perubahan besar mulai terjadi pada diriku, aku mulai sering
menyendiri dan melamun.<br />
<br />
Namun selain rasa takut dan bersalah, ada perasaan lain yang
menghinggapi aku. Aku sering terbayang-bayang Tante Ani dia telanjang
bulat di depanku, terutama waktu malam hari, sehingga aku tiap malam
susah tidur. Selain seperti ada dorongan keinginan untuk mengulangi lagi
apa yang telah Tante Ani lakukan padaku.<br />
<br />
Perubahan pada diriku ternyata dirasakan juga oleh paman dan bibiku dan
juga teman-temanku, termasuk Agus. Tentu saja aku tidak menceritakan
kejadian yang sebenarnya. Situasi seperti itu berlangsung sampai
seminggu lebih yang membuat kesehatanku mulai drop akibat tiap malam
susah tidur, dan paginya tetap kupaksakan masuk sekolah. Akibat dari itu
pula, akhirnya aku memilih mundur dari tim sepakbola sekolahku, karena
kondisiku tidak memungkinkan lagi untuk mengikuti latihan-latihan berat.<br />
<br />
Kira-kira seminggu setelah kejadian itu, aku berjalan sendirian di
trotoar sepulang sekolah. Aku menuju halte yang jaraknya sekitar 300
meter dari sekolahku. Sebenarnya persis di depan sekolahku juga ada
halte untuk bus kota, namun aku memilih halte yang lebih sepi agar tidak
perlu menunggu bus bareng teman-teman sekolahku.<br />
<br />
Saat asyik berjalan sambil menunduk, aku dikejutkan mobil yang tiba-tiba
merapat dan berhenti agak di depanku. Lebih terkejut lagi saat tahu itu
mobil itu mobil papanya Agus. Setelah memperhatikan isi dalam mobil,
jantungku berdesir. Tante Ani yang mengendari mobil itu, dan sendirian.<br />
<br />
“Dik, cepetan masuk, ntar keburu ketahuan yang lain,” panggil Tante Ani
sambil membuka pintu depan sebelah kiri. Sementara aku hanya berdiri
tanpa bereaksi apa-apa.<br />
“Cepetan sini!” kali ini suara Tante Ani lebih keras dan wajahnya menyiratkan kecemasan.<br />
“I.. Iya.. tante,” akhirnya aku menuruti panggilan Tante Ani, dan bergegas masuk mobil.<br />
“Nah, gitu. Keburu ketahuan temen-temenmu, repot.” kata Tante Ani sambil langsung menjalankan mobilnya.<br />
<br />
Di dalam mobil aku hanya diam saja, meskipun aku bisa sedikit melihat Tante Ani beberapa kali menengok padaku.<br />
“Tumben kamu nggak bareng Agus,” Tanya Tante Ani tiba-tiba.<br />
“Enn.. Enggak tante. Saya lagi pengin sendirian saja. Tante nggak sekalian jemput Agus?” aku sudah mulai menguasai diriku.<br />
“Kan, emang Agus nggak pernah dijemput,” jawab Tante Ani.<br />
“Eh, iya ya,” jawabku seperti orang bloon.<br />
<br />
Setelah itu kami lebih banyak diam. Tante Ani mengemudikan mobilnya
dengan kecepatan sedang. Setelah sampai di sebuah komplek pertokoan
Tante Ani melambatkan mobilnya sambil melihat-lihat mungkin mencari
tempat parkir yang kosong. Setelah memarkirkan mobilnya, yang sepertinya
mencari tempat yang agak jauh dari pusat pertokoan, Tante Ani mengajak
aku turun.<br />
<br />
Setelah turun, Tante Ani langsung menyetop taksi yang kebetulan sedang
melintas. Terlihat dia bercakap-cakap dengan sopir taksi sebentar,
kemudian langsung memanggilku supaya ikut naik taksi. Setelah masuk
taksi, Tante Ani memberi isyarat padaku yang terbengong-bengong supaya
diam, kemudian dia menyandarkan kepalanya pada jok taksi dan memejamkan
matanya, entah kecapaian atau apa. Kira-kira 20 menit kemudian taksi
memasuki pelataran sebuah hotel di pinggiran kota.<br />
<br />
“Dik, kamu masuk duluan, kamu langsung aja. Ada kamar nganggur yang
habis dipakai tamu kantor tante. Nanti tante nyusul,” kata Tante Ani
memberikan kunci kamar hotel sambil setengah mendorongku agar keluar.<br />
<br />
Kemudian aku masuk ke hotel, aku memilih langsung mencari petunjuk yang
ada di hotel itu daripada tanya ke resepsionis. Dan memang tidak sulit
untuk mencari kamar dengan nomor seperti yang tertera di kunci. Singkat
cerita aku sudah masuk ke kamar, namun hanya duduk-duduk saja di situ.<br />
<br />
Kira-kira 15 menit kemudian terdengar ketukan di pintu kamar, ternyata
Tante Ani. Dia langsung masuk dan duduk di pinggir ranjang.<br />
<br />
“Agus bilang kamu keluar dari tim sepakbola ya?!” tanyanya tanpa ba-bi-bu dengan nada agak tinggi.<br />
“I.. iya tante,” jawabku pelan.<br />
“Kamu juga nggak pernah lagi kumpul sama temen-temen kamu, nggak pernah
main lagi sama Agus,” Tante Ani menyemprotku yang hanya bisa diam
tertunduk.<br />
“Kamu tahu, itu bahaya. Orang-orang dan keluargaku bisa tahu apa yang
sudah terjadi.. ,” kata-kata Tante Ani terputus dan terdengar mulai
sedikit sesenggukan.<br />
“Tapi.. saya nggak pernah ngasih tahu siapa-siapa,” kataku.<br />
“Memang kamu belum ngasih tahu, tapi kalau ditanyain terus-terusan
bisa-bisa kamu cerita juga,” katanya lagi sambil sesenggukan. “Apa yang
terjadi dengan keluarga tante jika semuanya tahu!”<br />
“Tante memang salah, tante yang membuat kamu jadi begitu,” kata Tante
Ani, kali ini agak lirih sambil menahan tangisnya. “Tapi kalau kamu
merasakan seperti yang tante rasakan..” terputus lagi.<br />
“Merasakan apa tante?”<br />
<br />
Akhirnya Tante Ani cerita panjang lebar tentang rumah tangganya. Tentang
suaminya yang sibuk mengejar karir, sehingga hampir tiap hari pulang
malam, dan jarang libur. Tentang kehidupan seksualnya sebagai akibat
dari kesibukan suaminya, serta beratnya menahan hasrat biologisnya
akibat dari semua itu.<br />
<br />
“Kalau kamu mau marah, marahlah. Entah kenapa, tante nggak sanggup lagi
menahan dorongan birahi waktu kamu ke rumah minggu kemarin. Terserah
kamu mau menganggap tante kayak apa, yang penting kamu sudah tahu
masalah tante. Sekarang kalau mau pulang, pulanglah, tante yang
ngongkosin taksinya,” kata Tante Ani lirih sambil membuka tasnya,
mungkin mau mengeluarkan dompet.<br />
<br />
“Nggak.. nggak usah tante.. ” aku mencegah. “Saya belum mau pulang, saya
nggak mau membiarkan tante dalam kesedihan.” Entah pengaruh apa yang
bisa membuatku seketika bisa bersikap gagah seperti itu. Aku hampiri
Tante Ani, aku elus-elus kepalanya. Hilang sudah perasaan sungkanku
padanya. Tante Ani kemudian memeluk pinggangku dan membenamkan kepalanya
dalam pelukanku.<br />
Setelah beberapa lama, aku duduk di samping Tante Ani. Kuusap-usap dan
sibakkan rambutnya. Kusap pipinya dari airmata yang masih mengalir.
Pelahan kucium keningnya. Kemudian, entah siapa yang mulai tiba-tiba
bibir kami sudah saling bertemu. Ternyata, kalau tidak sedang merasa
sungkan atau takut, aku cukup lancar juga mengikuti naluri kelelakianku.<br />
<br />
Cukup lama kami berciuman bibir, dan makin lama makin liar. Aku mulai
mengusap punggung Tante Ani yang masih memakai baju lengkap, dan kadang
turun untuk meremas pantatnya. Tante Ani pun melakukan hal yang sama
padaku.<br />
<br />
Tante Ani sepertinya kurang puas bercumbu dengan pakaian lengkap.
Tangannya mulai membuka kancing baju seragam SMU-ku, kemudian dilepasnya
berikut kaos dalam ku. Kemudian dia melepaskan pelukanku dan berdiri.
Pelan-pelan dia membuka pakain luarnya, sampai hanya memakai CD dan BH.
Meskipun aku sudah melihat Tante Ani telanjang, tapi pemandangan yang
sekarang ada di depanku jauh membuat nafsuku bergejolak, meskipun masih
tertutup CD dan BH. Aku langsung berdiri, kupeluk dan kudorong ke arah
dinding, sampai kepala Tante Ani membentur dinding, meski tidak begitu
keras.<br />
<br />
“Ah, pelan-pelan doonnng,” kata Tante Ani manja diiringi desahannya desahannya.<br />
Aku semakin liar saja. Kupagut lagi bibir Tante Ani, sambil tanganku
meremas-remas buah dadanya yang masih memakai BH. Tante Ani tidak mau
kalah, bahkan tangannya sudah mulai melepaskan melorotkan celana luar
dan dalamku. Kemudian, diteruskannya dengan menginjaknya agar bisa
melorot sempurna. Aku bantu upaya Tante Ani itu dengan mengangkat kakiku
bergantian, sehingga akhirnya aku sudah telanjang bulat.<br />
<br />
Setelah itu Tante Ani membantuku membuka pengait BH-nya yang ada di
belakang. Rupanya dia tahu aku kesulitan untuk membuka BH-nya. Sekarang
aku leluasa meremas-remas kedua buah dada Tante Ani yang cukup besar
itu, sedang Tante Ani mulai mengelus dan kadang mengocok penisku yang
sudah sangat tegang.<br />
<br />
Kemudian tante setengah menjambak Tante Ani mendorong kepalaku di
arahkan ke buah dadanya yang sebelah kiri. Kini puting susu itu sudah
ada di dalam mulutku, kuisap-isap dan jilati mengikuti naluriku.<br />
<br />
“Aaaaahh….. oooouhghhh… ” desahan Tante Ani makin keras sambil tangannya tak berhenti mempermainkan penisku.<br />
<br />
Beberapa kali aku isap puting susu Tante Ani bergantian, mengikuti
sebelah mana yang dia maui. Setelah puas buah dadanya aku mainkan, Tante
Ani mendorong tubuhku pelan ke belakang. Kemudian dia berputar,
berjalan mundur sambil menarikku ke arah ranjang. Sampai di pinggir
ranjang, Tante Ani sengaja menjatuhkan dirinya sehingga sekarang dia
telentang dengan aku menindih di atasnya, sementara kakinya dan kakiku
masih menginjak lantai. Setelah itu, dia berusaha melorotkan CD-nya,
yang kemudian aku bantu sehinggap Tante Ani kini untuk kedua kalinya
telanjang bulat di depanku.<br />
<br />
Usai melepas CD-nya aku masih berdiri memelototi pemandangan di depanku.
Tante Ani yang telentang dengan nafas memburu dan mata agak saya
menatapku. Gundukan di selangkangannya yang ditumbuhi bulu tidak begitu
lebat nampak benar menantang, seperti menyembul didukung oleh kakinya
yang masih menjuntai ke lantai. Bibir vaginanya nampak mengkilap terkena
cairan dari dalamnya. (Waktu itu aku belum bisa menilai dan
membanding-bandingkan buah dada, mana yang kencang, bagus dan
sebagainya. Paling hanya besar-kecilnya saja yang bisa aku perhatikan).<br />
<br />
“Sini sayaangg.. ,” panggil Tante Ani yang melihat aku berdiri
memandangi tiap jengkal tubuhnya. Aku menghampirinya, menindih dan
mencoba memasukkan penisku ke lubang vaginanya. Tapi, Tante Ani
menahanku. Nampak dia menggeleng sambil memandangku. Kemudian tiba-tiba
kepalaku didorong kebawah. Terus didorong cukup kuat sampai mulutku
persis berada di depan lubang vaginanya. Setelah itu Tante Ani berusaha
agar mulutku menempel ke vaginanya. Awalnya aku ikuti, tapi setelah
mencium bau yang aneh dan sangat asing bagiku, aku agak melawan.<br />
<br />
Mengetahui aku tidak mau mengikuti kemauannya, dia bangun. Ditariknya
kedua tanganku agar aku naik ke ranjang, ditelentangkannya tubuhku.
Sempat aku melihat bibirnya tersenyum, sebelum di mengangkang tepat di
atas mulutku.<br />
<br />
“Bleepp… ” aku agak gelagapan saat vagina Tante Ani ditempel dan
ditekankan di mulutku. Tante Ani memberi isyarat agar aku tidak melawan,
kemudian pelan-pelan vaginanya digesek-gesekkan ke mulutku, sambil
mulutnya mendesis-desis tidak karuan. Aku yang awalnya rada-rada jijik
dengan cairan dari vagina Tante Ani, sudah mulai familiar dan bisa
menikmatinya. Bahkan, secara naluriah, kemudian ku keluarkan lidahku
sehingga masuk ke lubang vagina Tante Ani.<br />
<br />
“Oooohhh… sssshhh… pinter kamu sayang… oh… ” gerakan Tante Ani makin
cepat sambil meracau. Tiba-tiba, dia memutar badannya. Kagetku hanya
sejenak, berganti kenikmatan yang luar biasa setelah penisku masuk ke
mulut Tante Ani. Aku merasakan kepala penisku dikulum dan dijilatinya,
sambil tangannya mengocok batang penisku. Sementara itu, vaginanya masih
menempel dimulutku, meskipun gesekannya sudah mulai berkurang. Sambil
menikmati aku mengelus kedua pantat Tante Ani yang persis berada di
depan mataku.<br />
<br />
Setelah puas dengan permainan seperti itu, Tante Ani mulai berputar dan
bergeser. Masih mengangkang, tapi tidak lagi di atas mulutku, kali ini
tepat di atas ujung penisku yang tegak.<br />
<br />
“Sleep.. blesss… ooooooooooooohhhhhh,” penisku menancap sempurna di
dalam vagina Tante Ani diikuti desahan panjangnya, yang malah lebih
mirip dengan lolongan.<br />
<br />
Tante Ani bergerak naik turun sambil mulutnya meracau tidak karuan.
Tidak seperti yang pertama waktu di rumah Tante Ani, kali ini aku tidak
pasif. Aku meremas kedua buah dada Tante Ani yang semakin menambah tidak
karuan racauannya. Rupanya, aksi Tante Ani itu tidak lama, karena
kulihat tubuhnya mulai mengejang. Setengah menyentak dia luruskan
kakinya dan menjatuhkan badannya ke badanku.<br />
<br />
“Ooooooooohhh…. Aaaaaaaaahhh….. ” Tante Ani ambruk, terkulai lemas setelah mencapai puncak.<br />
Beberapa saat dia menikmati kepuasannya sambil terkulai di atasku,
sampai kemudian dia berguling ke samping tanpa melepas vaginanya dari
penisku, dan menarik tubuhku agar gantian menindihnya.<br />
Sekaraang gantian aku mendorong keluar-masuk penisku dari posisi atas.
Tante Ani terus membelai rambut dan wajahku, tanpa berhenti tersenyum.
Beberapa waktu kemudian aku mempercepat sodokanku, karena terasa ada
bendungan yang mau pecah.<br />
<br />
“Tanteeeeee……. Oooooohhh……. ” gantian aku yang melenguk panjang sambil
membenamkan penisku dalam-dalam. Tante Ani menarik tubuhku menempel
ketat ke dadanya, saat aku mencapai puncak.<br />
<br />
Setelah sama-sama mencapai puncak kenikmatan, aku dan Tante Ani terus
ngobrol sambil tetap berpelukan yang diselingi dengan ciuman. Waktu
ngobrol itu pula Tante Ani banyak memberi tahu tentang seks, terutama
bagian-bagian sensitif wanita serta bagaimana meng-eksplor bagian-bagian
sensitif itu.<br />
<br />
Setelah jam 4 sore, Tante Ani mengajak pulang. Aku sebenarnya belum mau
pulang, aku mau bersetubuh sekali lagi. Tapi Tante Ani berkeras menolak.<br />
“Tante janji, kamu masih terus bisa menikmati tubuh tante ini. Tapi
ingat, kamu harus kembali bersikap seperti biasa, terutama pada Agus.
Dan kamu harus kembali ke tim sepakbola. Janji?”<br />
“He-em,” aku menganggukkan kepala.<br />
“Ingat, kalau kamu tepat janji, tante juga tepat janji. Tapi kalau kamu
ingkar janji, lupakan semuanya. Oke?” Aku sekali mengangguk.<br />
<br />
Sebelum aku dan Tante Ani memakai pakaian masing-masing, aku sempatkan
mencium bibir Tante Ani dan tak lupa bibir bawahnya. Setelah selesai
berpakaian, Tante Ani memberiku ongkos taksi dan menyuruhku pulang
duluan.<br />
<br />
Sejak itu perasaanku mulai ringan kembali, dan aku sudah normal kembali.
Aku juga bergabung kembali ke tim sepakbola sekolahku, yang untungnya
masih diterima. Dari sepakbola itulah yang kemudian memuluskan langkahku
mencari kerja kelak. Dan Tante Ani menepati janjinya. Dia benar-benar
telah menjadi pasangan kencanku, dan guru sex-ku sekaligus. Paling
sedikit seminggu sekali kami melakukannya berpindah-pindah tempat, dari
hotel satu ke hotel yang lain, bahkan kadang-kadang keluar kota. Tentu
saja kami melakukannya memakai strategi yang matang dan hati-hati, agar
tidak diketahui orang lain, terutama keluarga Tante Ani.<br />
<br />
Sejak itu pula aku mengalami perubahan yang cukup drastis, terutama
dalam pergaulanku dengan teman-teman cewek. Aku yang awalnya dikenal
pemalu dan jarang bergaul dengan teman cewek, mulai dikenal sebagai play
boy. Sampai lulus SMU, beberapa cewek baik dari sekolahku maupun dari
sekolah lain sempat aku pacari, dan beberapa di antaranya berhasil
kuajak ke tempat tidur. (Lain waktu, kalau sempat saya ceritakan
petualangan saya tersebut).<br />
<br />
Begitulah kisah awalku dengan Tante Ani, yang akhirnya merubah secara
drastis perjalanan hidupku ke depannya. Sampai saat ini, aku masih
berhubungan dengan Tante Ani, meskipun paling-paling sebulan atau dua
bulan sekali. Meskipun dari segi daya tarik seksual Tante Ani sudah jauh
menurun, namun aku tidak mau melupakannya begitu saja. Apalagi, Tante
Ani tidak pernah berhubungan dengan pria lain, karena dianggapnya
resikonya terlalu besar.<br />
<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>TUNGGU CERITA LAJUTAN GAISSS,... CEKK </b></a><br />
<b><a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank">next</a> </b><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzfMwbVMBRzbTM-WeH_eHCYe8ITH8UUJU8Yb7UoHv3zMsHMCKj57P1iVVKW6Asv7GYzPnPoV6hvBTNvW4_btzT-_S_bePVa2Byq1iLKdeTOFyk4LRSbQTU-Nj8qaN_krwPMCK44Njk7Q/s1600/ani.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzfMwbVMBRzbTM-WeH_eHCYe8ITH8UUJU8Yb7UoHv3zMsHMCKj57P1iVVKW6Asv7GYzPnPoV6hvBTNvW4_btzT-_S_bePVa2Byq1iLKdeTOFyk4LRSbQTU-Nj8qaN_krwPMCK44Njk7Q/s1600/ani.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">tante sex</td></tr>
</tbody></table>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-81269101755799244202015-01-10T14:39:00.000-08:002015-01-10T14:39:00.625-08:00FOTO BUGIL CEWEK BERJILBAB SEXkumpulan <a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>FOTO CEWEK BERJILBAB BUGIL</b></a> Lngsung cek aja gan sedott,....<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0R-DY1QHJiFZ5E3Yn1fQYFYIv2opI3TIaPft4k9TB01t8i6ZkkhI-p8Uz5Rt9lkvF-yFOZkxgqOIc-GKHNnOBaA9ks7pnZkUW_WdJzRR0KPYSOsZIOqYNjSZwuQZ2e89eiamTxmxO-Q/s1600/jilbab+hot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0R-DY1QHJiFZ5E3Yn1fQYFYIv2opI3TIaPft4k9TB01t8i6ZkkhI-p8Uz5Rt9lkvF-yFOZkxgqOIc-GKHNnOBaA9ks7pnZkUW_WdJzRR0KPYSOsZIOqYNjSZwuQZ2e89eiamTxmxO-Q/s1600/jilbab+hot.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">jilbab pengan</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi57m2FDxx1dUbECj-08LkpSOWp2VKED0od9VEBYdnfsk8Zem8Dg5SSqqD9PjuqTpleo9JhQqwgobUEcIfhdnydDz8KMGwzCh00TcZXs1j-KA0kodUu_TVPYBP63x_E3joZwUcUuDNwMQ/s1600/jilbab+lonte.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi57m2FDxx1dUbECj-08LkpSOWp2VKED0od9VEBYdnfsk8Zem8Dg5SSqqD9PjuqTpleo9JhQqwgobUEcIfhdnydDz8KMGwzCh00TcZXs1j-KA0kodUu_TVPYBP63x_E3joZwUcUuDNwMQ/s1600/jilbab+lonte.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">jilbab sedot</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgujC3FBkLqKT7tFSDmKIacFDEAwB6W4vJckbkNMn0tR2BEhlAJ4-vnMet3gZCXEdd9QF4h9hXf8-lm4Slh9P-jUkgcV4fvRcb75AdA7_t4Ho-ksgTU9siMcid0gnFPZnkef9ZYC1rqMA/s1600/jilbab+ngemut.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgujC3FBkLqKT7tFSDmKIacFDEAwB6W4vJckbkNMn0tR2BEhlAJ4-vnMet3gZCXEdd9QF4h9hXf8-lm4Slh9P-jUkgcV4fvRcb75AdA7_t4Ho-ksgTU9siMcid0gnFPZnkef9ZYC1rqMA/s1600/jilbab+ngemut.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="624" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">jilbab emut</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIeQ23OeGxoKcDRsIQ6mUeJH2IPcOOiG95Lqbbe3PFAH6nbBNQ2qvIkXzH4foSX3ECDscpZD6ycHdrzGpAaNFqQnnPlT2xUicaQ2uZ6mOaXlrjrpy5E3tO7GSudhkf9CaCod7aDOVtZg/s1600/jilbab+pamer.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIeQ23OeGxoKcDRsIQ6mUeJH2IPcOOiG95Lqbbe3PFAH6nbBNQ2qvIkXzH4foSX3ECDscpZD6ycHdrzGpAaNFqQnnPlT2xUicaQ2uZ6mOaXlrjrpy5E3tO7GSudhkf9CaCod7aDOVtZg/s1600/jilbab+pamer.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="546" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">jilbab pamer toket</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKttqlCZPhwY0JJORkVFlAAFl5CFyK4WkQizE5ujBgxpyKgGFKq2qtcAm8zm7-fENffWkL6U57v2dp4AVaL5Wv_-ajZqfR_tM_NitGyhujBYJLZDAht33F24VLMZT3dGdoWxN_67TRGA/s1600/jilbab+pengen.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKttqlCZPhwY0JJORkVFlAAFl5CFyK4WkQizE5ujBgxpyKgGFKq2qtcAm8zm7-fENffWkL6U57v2dp4AVaL5Wv_-ajZqfR_tM_NitGyhujBYJLZDAht33F24VLMZT3dGdoWxN_67TRGA/s1600/jilbab+pengen.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">meme jilbab ibu arab</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGJy6OLB3JFOeBLXim1_jBc1KE3lHS-ZHjKRmdrD09omGU1FUQwYMrpXhbSOZw64cB1N6oNxR8onnnHmVKhBIFbwzs8z8EEsN36e4mOg1u1FpaR1YYxD8LeOTPqKHpfoQfcX8wKW4twQ/s1600/jilbab+sex.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGJy6OLB3JFOeBLXim1_jBc1KE3lHS-ZHjKRmdrD09omGU1FUQwYMrpXhbSOZw64cB1N6oNxR8onnnHmVKhBIFbwzs8z8EEsN36e4mOg1u1FpaR1YYxD8LeOTPqKHpfoQfcX8wKW4twQ/s1600/jilbab+sex.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">jilbab pengen</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvNCMcFFsGlWUklwOJtq0ZxqgGLuySHVUL58uiZUGEiHH4FM6jGtVxTsuKtn2nJCmAghaLh4mvAQMiEEjKd7YcD8WArNwLHq8Ec2ndfnpZ2OdisiQSlMUAN2cMGds0G0gGpzGJxKUtig/s1600/jilbab.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvNCMcFFsGlWUklwOJtq0ZxqgGLuySHVUL58uiZUGEiHH4FM6jGtVxTsuKtn2nJCmAghaLh4mvAQMiEEjKd7YcD8WArNwLHq8Ec2ndfnpZ2OdisiQSlMUAN2cMGds0G0gGpzGJxKUtig/s1600/jilbab.jpg" height="480" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">lonte</td></tr>
</tbody></table>
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>cek lajutanya gaisss,....</b></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-70743515014045491802015-01-10T14:34:00.000-08:002015-01-10T14:34:00.466-08:00FOTO BUGIL ABG HOT MONTOK ASIK<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>FOTO BUGIL ABG HOT MONTOK </b></a>yang sedang pose dan akan madi langsung gaiss sedott,...<br />
<b><a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank">Cerita Dewasa Panas Terbaru</a> </b><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfFeQ_vtAWMKWF5ECgw5BoivdWJgjpV4zB4Zp-JDjlFwQ_tUojw0-3ufMGlxUt9HL5thIh1LZGZ5mdxVMJXHw0uMETTyksAgXJnR6ZoB8TTBdfm6lzPOcGVfdR6Nmu3xLiOWx6z4iJvw/s1600/hot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfFeQ_vtAWMKWF5ECgw5BoivdWJgjpV4zB4Zp-JDjlFwQ_tUojw0-3ufMGlxUt9HL5thIh1LZGZ5mdxVMJXHw0uMETTyksAgXJnR6ZoB8TTBdfm6lzPOcGVfdR6Nmu3xLiOWx6z4iJvw/s1600/hot.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">manis mantab</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0bp7Odv7IMx_5DEOBMMFt-xHn-KochLLMcwoj39JBvo4v6m05efs2F4hyDt_nv7QQI0WOzbw5DOdGPqWYyiRlwVluS-GSEk6ov88TQYK0xytIGb1TmU8Fy-OcBKLABIZsx6E-biZfQw/s1600/mandi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0bp7Odv7IMx_5DEOBMMFt-xHn-KochLLMcwoj39JBvo4v6m05efs2F4hyDt_nv7QQI0WOzbw5DOdGPqWYyiRlwVluS-GSEk6ov88TQYK0xytIGb1TmU8Fy-OcBKLABIZsx6E-biZfQw/s1600/mandi.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">manis hot</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg28yMLggNQTTd2nhBuuQ-KyG47eKbvGIKyWMMXazAN-7mvysniX49-bfN7dF0_7mHqfSacnzbw_k5csgOD1_VkQYVJl7m4btdWycBSQFnBkKKg3e0Fi8gqFMbk_9OC3a4RQXkY4wqG9A/s1600/mdi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg28yMLggNQTTd2nhBuuQ-KyG47eKbvGIKyWMMXazAN-7mvysniX49-bfN7dF0_7mHqfSacnzbw_k5csgOD1_VkQYVJl7m4btdWycBSQFnBkKKg3e0Fi8gqFMbk_9OC3a4RQXkY4wqG9A/s1600/mdi.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">manis sexy</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEwx1K6d8Hjh4rzPPEYlzNTyxThpVBYvbDUOvbGBEzU3qzM1fUszxsQhfGPzydCLN-QK9W0xtCvf-FX3iHSwDSg0uOCzx8GvX_H1ERk-r1hJ0VV-1ngAbbc6DYEwIxtpkzZxf91memHQ/s1600/montok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEwx1K6d8Hjh4rzPPEYlzNTyxThpVBYvbDUOvbGBEzU3qzM1fUszxsQhfGPzydCLN-QK9W0xtCvf-FX3iHSwDSg0uOCzx8GvX_H1ERk-r1hJ0VV-1ngAbbc6DYEwIxtpkzZxf91memHQ/s1600/montok.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">manis hot mau mdi</td></tr>
</tbody></table>
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Tunggu atau cek lanjutanya gaisss,...</b></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-3825401639035973572015-01-10T14:21:00.000-08:002015-01-10T14:21:00.166-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru Sex Saat Berkemah<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> cerita ini ada Pada waktu kemping di pegunungan dieng tahun 2001, ada dua kemah
untuk tidur kami berdua. Kemah satu untuk cowok yang berjumlah 4 orang
dan lainnya untuk gadis yang berjumlah 4 orang. Pada suatu malam, kemah
tempat gadis kebanjiran karena hujan yang besar tidak bisa tertampung di
saluran yang mengelilingi kemah itu. Tentu saja mereka kalang kabut
ditengah tidur lelap kami. Tentu saja kami jadi ikut terbangun dengan
kegaduhan suara cewek-cewek itu.<br />
Yang dituju pertama untuk
melindungi diri dari hujan deras tentu kemah kami para cowok. Kami
sepakat untuk malam ini kami tidur masal. Walaupun cukup sempit tetapi
masih cukuplah kami tidur berhimpit-himpitan. Setelah diatur, maka
muatlah ketujuh orang itu dengan posisi tidur, dengan catatan tidak
boleh bergerak yang memang tidak bisa bergerak karena sempitnya. Vita,
memilih tidur di dekatku, karena ia kebagian di tempat paling pinggir
terkena kain kemah yang menggantung dan basah. Sementara aku sendiri
berada di pinggir juga. Ia membisikkan sesuatu kepadaku, «Jangan
macam-macam..» Tetapi hal ini justru kutafsirkan suatu tantangan untuk
memulai suatu gerilya.<br />
Setelah lentera padam, yang ada hanya
gelap gulita. Teman-teman yang lain tampaknya sudah tertidur. Vita
memiringkan badannya sehingga menghadapku, sedangkan kakinya menindih
pahaku. Nafas ringannya terasa di pundakku. Mataku terus melotot di
dalam kegelapan, lalu timbul niat isengku. Pelan-pelan tangan kiriku
kuangkat dan kutindihkan pada pinggulnya, sedangkan siku kuletakkan
sedemikian rupa sehingga hampir menyentuh payudaranya. Sehingga apabila
Vita bergerak sedikit saja payudaranya akan tersenggol oleh lenganku.
Aku menanti dengan hati berdebar-debar. Sementara tidur Vita nampaknya
makin pulas. Aku menjadi kurang sabar, kugeser sedikit sikuku agar
menyentuh payudaranya. Oh, rupanya payudaranya dilindungi oleh kedua
tangannya. Usahaku sia-sia. Aku putar otak mencari posisi yang
menguntungkan.<br />
Selagi aku hampir kehabisan akal mencari strategi,
tiba-tiba Vita bergerak, mengambil lenganku dan menariknya ke dalam
pelukannya. Dalam keadaan yang gelap gulita aku memang merasa menyenggol
benda yang halus. Tapi aku tidak tahu benar bagian tubuh mana itu,
perut apa dada. Walaupun demikian cukuplah untuk pemanasan, pikirku.
Senjataku yang sejak siang tadi mengkerut kedinginan mulai bangun.
Sebelum besar benar, kubetulkan posisi kemaluanku agar bisa mengembang
dengan sempurna tanpa ada bulu yang tertarik oleh tegangnya kemaluanku.
Gerakanku agaknya membuat Vita semakin mendekapkan tanganku ke dalam
pelukannya, entah secara refleks atau apa aku tak tahu. Sebelah kaki
yang menindihku dinaikkan lebih ke atas sehingga nyaris menimpa
kemaluanku.<br />
Lenganku masih dalam pelukannya. Tapi jari-jariku
masih bebas, aku berusaha meraih apa saja yang ada di dekatnya, tetapi
sia-sia. Gerakan-gerakan kecil kemaluanku pasti terasa juga oleh Vita,
seandainya ia tidak tidur. Kembali Vita lebih memeluk tanganku dan
ditekankannya ke dadaku. Kini aku merasakan lembut dan hangatnya bukit
kembar Vita yang terbungkus jaket tebalnya. Dalam gerakan itu
kuberanikan diri memegang pangkal pahanya. Vita hanya menggeliat dan
menaikkan kakinya sehingga menindih kemaluanku. Aduh, enak sekali.
Burungku semakin menggeliat dan bergerak-gerak. Oleh gerakan-gerakan itu
diangkatnya kaki Vita, kemudian diletakkan lagi pada tempat yang sama.
Nah, di sinilah aku baru merasa bahwa Vita masih belum tidur dan semua
gerakannya masih dilakukan dalam keadaan sadar.<br />
Sebelah tanganku
yang didekap kugeser-geser mencari sasaran, yang kutuju adalah
kemaluannya. Namun sebelum sampai pada sasaran dicubitnya dengan pelan.
Aku dan Vita tidak berani saling bersuara. Cubitan halus ini tidak
menyurutkan niatku, dengan agak memaksakan diri akhirnya sampailah
telapak tanganku bersandar di selangkangannya. Setiba di daerah itu
tanganku justru dijepit oleh kedua kakinya. Kamaluannya yang empuk
kurasakan meskipun masih tertutup Jeans. Namun oleh jepitan kakinya yang
kencang aku tidak bisa berbuat banyak. Namum sebelah tanganku masih
bebas leluasa, dengan gerakan yang super hati-hati takut Vita kaget dan
membangunkan teman di sebelahnya. Tanganku mulai menerobos double
cover-nya. Vita merenggangkan kedua tangannya yang membentuk double
cover itu. Dan mendaratlah tanganku di atas payudaranya. Kuelus-elus dan
kuremas-remas, membuatnya keenakan.<br />
Setelah beberapa lama aku
mengarahkan tanganku untuk mengelus perutnya yang mudah disingkapkan.
Pelan-pelan kuselipkan ke bagian dadanya. Akhirnya sampai juga ke arah
BH-nya. BH yang terbuat dari nilon halus itu memang lebih nikmat rasanya
untuk diremas-remas. Tetapi dasar pikiran yang sudah kotor, maka kucari
pengait BH yang ada di punggungnya. Aku agak kesulitan membuka pengait
itu. Vita dengan gerakan yang pelan membantunya. Dan, lepaslah pengait
itu, membuat buah dadanya sangat mudah untuk disentuh secara langsung
kulitnya. Ada rasa hangat, ada rasa lembut, ada rasa nikmat dan ada
getaran aneh yang menjadikan kemaluanku, yang tanpa kuduga sudah ada di
genggaman Vita, semakin besar.<br />
Aku remas-remas kekenyalan
payudaranya, kupencet-pencet putingnya menjadikan nafas Vita semakin
memburu. Akhirnya untuk lebih memberikan ruang gerakku, dia mengambil
posisi terlentang. Kini tanganku dengan bebas mempermainkan payudaranya
yang sudah tidak terlindungi lagi oleh jaketnya, tetapi masih dalam
selimut tebalnya. Sekali-kali ada kilat, dan kulihat wajah Vita yang
polos kelihatan setengah merem menikmati permainan itu.<br />
Kepalaku
menerobos masuk ke dalam selimutnya. Kuciumi kulit payudaranya yang
mulus, tidak ketinggalan putingnya yang kecil itu. Membuat nafasnya
makin naik turun saja. Sementara tanganku menggosok-gosok kemaluannya.
Dia setuju saja, hal ini terbukti dengan lebih mengangkangkan kedua
kakinya. Setelah kubuka reitsleting, kupelorotkan ke bawah sekalian
dengan celana dalamnya. Dengan demikian kemaluannya yang ditumbuhi
rambut tipisnya sudah basah oleh lendir karena kuusap-usap dengan halus.<br />
Begitu kumasukkan sebuah jari tengahku ke dalam liang vaginanya, terasa
sempit, dan berdenyut-denyut. Wah, aku sudah tidak tahan lagi. Apalagi
tangan Vita sudah menerobos masuk ke dalam celana training-ku yang
longgar. Mengocok-ngocok dengan halus. Aku agak kesulitan melepas celana
jeans dan celana dalamnya, namun Vita membantunya diangkatnya
pinggulnya tinggi-tinggi sambil memelorotkan celananya. Sementara
teman-teman lain tertidur, kutindih dia, kuarahkan kemaluanku ke arah
kemaluannya. Kupelorotkan celanaku sampai ke lutut. Aku mengambil posisi
di atasnya, sambil kubetulkan selimut di punggungku. Ia bimbing
kemaluanku ke arah lubang yang benar lalu, «Bless…» batang kenikmatanku
menerobos masuk dalam kehormatannya yang sangat disembunyikan itu.<br />
Kupompa beberapa kali kemaluanku ke dalam kemaluannya yang sempit,
terasa dinding vaginanya bergetar menjadikan kemaluanku makin nikmat,
kupercepat gerakanku, sampai akhirnya sampailah perasaan yang sulit
dirasakan, tubuhku menegang perasaan nikmat, setengah ngilu berada di
ujung kemaluanku dan menjalar ke pinggul lalu ke seluruh tubuh.
Sepersekian detik menjelang keluar spermaku, sekilas kuingat sesuatu,
dan kucabut penisku dari rahimnya. Sehingga muncratlah spermaku ke atas
perutnya, kugesek-gesekkan ke perutnya yang mulus. Ada beberapa kali *an
sebelum habis sama sekali. Sejenak kunikmati perasaan yang sangat indah
ini, sampai kudengar suara batuk di tengah kegelapan. Aku agak terkejut
dan segera kembali pura-pura tidur di sebelah Vita dengan manisnya.
Kudengar Vita tertawa namun ditahan. Ia pegang kemaluanku yang sudah
mulai lemas dan mencium pipiku. Lalu memungut pakaiannya dan memakainya
lagi.<br />
Paginya sesuai rencana kami bersiap-siap untuk pulang, Vita
bersikap seperti biasa terhadapku. Seperti tidak ada apa-apa semalam.
Aku juga demikian.<br />
Sejak kejadian itu, aku dan Vita sangat erat,
saling curhat. Kadang-kadang melakukan hubungan suami isteri. Namun
demikian kami belum memproklamirkannya sebagai pacar. Kadang hubungan
dilakukan di rumahku ketika sedang sepi, atau di tempat kost-nya. Karena
kami kebetulan sibuk dalam dalam kepengurusan organisasi mahasiswa di
suatu tempat, maka sangat lazim untuk bersama-sama setiap saat. Aku
masih belum menganggapnya sebagai pacar karena type orangnya yang egois
dan kasar. Sedangkan dalam pengamatanku, agaknya ia suka yang culun dan
penurut. Hubungan kami hanya organisasi dan seks.<br />
Mengenai
kegemaran Vita dibidang seks, ia sangat agresif kadang-kadang meskipun
aku sudah keluar, seandainya ia belum mencapai orgasme maka ia dengan
sangat agresif melakukan segala sesuatu. Untuk membuat barangku berdiri
lagi.<br />
Dalam melakukan hubungan intim, kami sudah sangat
bervariasi, dari mulai blow job sebagai pemanasan, dogy style, 69 dan
lain-lain. Pokoknya semuanya dicoba. Segala lubang sudah kumasuki
termasuk lubang duburnya.<br />
Agak susah juga merayu untuk ditembak
bagian belakang. Dengan alasan ia belum orgasme. Pada suatu ketika aku
sangat menggebu-gebu dan bernafsu, sudah tiga kali ia klimaks besar
(orgasme yang panjang), sampai tubuhnya lemas. Dan barangnya sudah tidak
bisa mencengkeram lagi. Aku sampai kehabisan gaya, akhirnya ketika ia
tengkurap mula-mula kutembak kemaluannya dari belakang. Tetap saja belum
keluar, sedangkan ia sudah kecapaian. Akhirnya kugosok-gosokkan
diantara lipatan bokongnya, agak enak juga. Setelah kering
kugosok-gosokkan, kumasukkan lagi ke dalam vaginanya yang basah sebagai
pelumas. Begitu kutempelkan pada lipatan bokongnya itu tampak ada
denyutan tepat di ujung kemaluanku. Pelan-pelan kusodok sedikit,
ternyata masuk walaupun sempit sekali. Ia mau bangkit dan menolak,
tetapi kutekan terus akhirnya karena ia mungkin sedang kecapaian apa
mungkin merasakan nikmat. Akhirnya ia diam saja. Mulanya hanya kepala
saja yang bisa masuk, tetapi karena panasnya daerah itu dan remasannya
yang sangat kuat tidak ada dua menit aku pun keluar.<br />
Lama-lama ia
agak terbiasa dengan tembakan belakang melalui anus, dengan syarat ia
sudah terpuaskan dulu. Namun sampai sekarang ia tetap tidak suka dengan
permainan itu. Ketika membicarakan seks secara serius ia selalu
menghindar ketika menyinggung soal lubang anusnya.Jujur saja, hubungan
aneh ini berlangsung sampai kini. Ia bekerja dan sudah punya pacar,
tetapi ia mengau akui berlagak alim dengan pacarnya karena pacarnya sangat
sopan. Lucunya kalau ia terangsang dengan pacarnya dia bisa tahan,
karena berlagak alim tersebut. Tetapi begitu pacarnya pulang ia segara
menelepon aku. Aku sendiri sudah punya pacar, aku masih berusaha
merayunya untuk bisa disetubuhi. Biar aku telah meyakinkan bahwa akan
aku keluarkan di luar.<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>(Tunggu atau cek yang lain ya gaiss,..) </b></a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJBX8OvqBtlF0bCgOImX_mjrxGC2BN9e6082khyphenhyphengUFE1bhktl2Zw176ozk5hx0MHxRikkPFvmYNrYh95i9lr_LqplE0USLkbLUsbCYGxQc_5QMo-uyhj4oZvNDUI9VzimY38M97fhCZA/s1600/ngentot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJBX8OvqBtlF0bCgOImX_mjrxGC2BN9e6082khyphenhyphengUFE1bhktl2Zw176ozk5hx0MHxRikkPFvmYNrYh95i9lr_LqplE0USLkbLUsbCYGxQc_5QMo-uyhj4oZvNDUI9VzimY38M97fhCZA/s1600/ngentot.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ngentot</td></tr>
</tbody></table>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-15062731929232458692015-01-10T13:32:00.000-08:002015-01-10T13:32:00.223-08:00FOTO HOT JANDA LIAR & BINAL<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Kumpulan foto <a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>janda liar & binal</b></a> bisa langsund di sedott gaisss,..</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNUb0g7fQG7FzFn5EH7DBgTfXsz4OC2wYiS4cd7KjfHBoP2n7ecB3TgKlHdNVvUNTKMV7VwUm5arBsWeYlvw__YTyZJXW7ZB8GzWNeYMlzLALIIjeRyQ86MCyXllCHeTSP-v-Mjz_iYg/s1600/hot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNUb0g7fQG7FzFn5EH7DBgTfXsz4OC2wYiS4cd7KjfHBoP2n7ecB3TgKlHdNVvUNTKMV7VwUm5arBsWeYlvw__YTyZJXW7ZB8GzWNeYMlzLALIIjeRyQ86MCyXllCHeTSP-v-Mjz_iYg/s1600/hot.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="298" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">janda hot</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV5UalE0Ux_W-IOlDJopbBg_mDDyAWWFLbnD0Rj3x9T-8mmOaKsjNE92BU1Big99Sf0FPq6_f7PH6ItI82E4e9haDsDDOcy3PkJd3OQqL8Oeqz3ZquyJm6ZbR_CvSouHNqvYK507uwZg/s1600/Janda+liar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV5UalE0Ux_W-IOlDJopbBg_mDDyAWWFLbnD0Rj3x9T-8mmOaKsjNE92BU1Big99Sf0FPq6_f7PH6ItI82E4e9haDsDDOcy3PkJd3OQqL8Oeqz3ZquyJm6ZbR_CvSouHNqvYK507uwZg/s1600/Janda+liar.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="298" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Aksi janda</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyz2DUC2sxSHYcKUQN_g4mcJpoQDPTA0KXbkXOZZlG7GC6lGg6btVwiDjp19Q9MHl66r2yqLc2dlpscC7fb69tXOOxBx2fNxn8JE_6iU4H8pYqrNTc6V0lxd58BttdW3PUeEhKMZDmOg/s1600/janda.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyz2DUC2sxSHYcKUQN_g4mcJpoQDPTA0KXbkXOZZlG7GC6lGg6btVwiDjp19Q9MHl66r2yqLc2dlpscC7fb69tXOOxBx2fNxn8JE_6iU4H8pYqrNTc6V0lxd58BttdW3PUeEhKMZDmOg/s1600/janda.jpg" height="338" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Janda sange</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjr3uhcMkWZRHgKF3_VowyLvwyKYiHZZZE5tU4GmEKaeQZSwxpoOfe1VsPKpAVpwsRI-wa2c0fdbb_h-zT2Wb1J8-uy_I1LvtLHWsckREtJeng-NnLhB3PiT66XNuAQBZRKrn_dTjOaKg/s1600/jd+hot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjr3uhcMkWZRHgKF3_VowyLvwyKYiHZZZE5tU4GmEKaeQZSwxpoOfe1VsPKpAVpwsRI-wa2c0fdbb_h-zT2Wb1J8-uy_I1LvtLHWsckREtJeng-NnLhB3PiT66XNuAQBZRKrn_dTjOaKg/s1600/jd+hot.jpg" height="376" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">janda hot</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg85TgadUbDpTqFIAsfLsKNQhDyRjC3Lf9oJi0qAUqrQiVW-oQkZeIcsdd9GbWmEBTtExt8rveiW_UAd46thLzP0ywPbaTeioApn0oyuY5gBRpLJJo1j_kbnuOZ64o3HTTOqHl6Wvo6wQ/s1600/jd+liar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg85TgadUbDpTqFIAsfLsKNQhDyRjC3Lf9oJi0qAUqrQiVW-oQkZeIcsdd9GbWmEBTtExt8rveiW_UAd46thLzP0ywPbaTeioApn0oyuY5gBRpLJJo1j_kbnuOZ64o3HTTOqHl6Wvo6wQ/s1600/jd+liar.jpg" height="400" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">kelakuan janda</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_-Jnc4JMRH1uaA50guruNimV00z3fnAvmdV-qYLSizMIRofyY9Ra-XTW5kl5gwuVCq0r9DHd59DOpax7msCc5QhGUyr9TuR6uvIjYvA4VqtizBB-FqAW3kIhjVu87xKZy4ayfqV4EsQ/s1600/jd.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_-Jnc4JMRH1uaA50guruNimV00z3fnAvmdV-qYLSizMIRofyY9Ra-XTW5kl5gwuVCq0r9DHd59DOpax7msCc5QhGUyr9TuR6uvIjYvA4VqtizBB-FqAW3kIhjVu87xKZy4ayfqV4EsQ/s1600/jd.jpg" height="400" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">janda binal</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcMDXCwDxMyN8e40Nm6eV0xNxZdHGisKsk4hMnCr3o6YVsh4h-_cnvfDQkLYq-YqZ91-57HvWjU8O3pvhPXyHx1B4jVHktggqcbvFLZQrCpElDvcMg5DMCt4W3IeteQhT3yOjqZZmOyg/s1600/jdh.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcMDXCwDxMyN8e40Nm6eV0xNxZdHGisKsk4hMnCr3o6YVsh4h-_cnvfDQkLYq-YqZ91-57HvWjU8O3pvhPXyHx1B4jVHktggqcbvFLZQrCpElDvcMg5DMCt4W3IeteQhT3yOjqZZmOyg/s1600/jdh.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Janda goyang</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqwCfeHika62USKymrRPVI_Qiy-1CaPUPB7tbMDI_WyeqZ3GBhR6lTyJjoPYcTL7_PTmk5GGm_1KxCur3GZvbE2oGIKXDPNPHKmD5bQzXizFloCoZbylp03aukCCj-bvcMt5IdI4xlIA/s1600/jdhoot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqwCfeHika62USKymrRPVI_Qiy-1CaPUPB7tbMDI_WyeqZ3GBhR6lTyJjoPYcTL7_PTmk5GGm_1KxCur3GZvbE2oGIKXDPNPHKmD5bQzXizFloCoZbylp03aukCCj-bvcMt5IdI4xlIA/s1600/jdhoot.jpg" height="640" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Janda sexy</td></tr>
</tbody></table>
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Tunggu foto lainya gaiss,..</b></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-43654553296704691452015-01-09T14:14:00.000-08:002015-01-09T14:14:00.776-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru Aku Di Perkosa Pacar<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> Perkenalkan, namaku Adi. Aku seorang mahasiswa disebuah perguruan
negeri di kota Purwokerto. Aku punya pacar namanya Westi setiap hari
selasa dan sabtu, kami selalu bertemu. Karena kami ikut kursus bahasa
inggris di sebuah tempat kursus bahasa asing yang cukup terkemuka. Di
tempat kursus itu pula kami pertama kali bertemu.<br />
Sekedar
informasi, Westi adalah seorang pelajar di sebuah SMK terkenal di kota
ini. Westi mempunyai wajah yang cantik dan imut, membuat setiap orang
tak bosan-bosan memandangnya. Dengan tinggi 167 cm dan berat 50 kg, dan
kulit yang putih bersih ia tampak sangat menggairahkan ketika mengenakan
seragam sekolahnya. Westi berangkat sekolah dengan membawa sepeda motor
sendiri, jadi aku tak perlu tiap hari mengantar dan mejemputnya.<br />
Meskipun lugu Westi sangat menggairahkan. Yang paling menonjol dari
Westi ialah pantatnya yang besar dan padat. Sekal sekali. Agak kontras
dengan bentuk tubuhnya yang langsing. Roknya yang memanjang sampai
kemata kaki, tak bisa menyembunyikan lekuk buah pantatnya yang bergoyang
naik-turun dan kekanan-kiri ketika berjalan. Didukung payudaranya yang
cukup besar untuk ukuran seusianya. Ukuran branya mungkin sekitar 34b.<br />
Setelah pulang kursus pada hari sabtu, kami sepakat untuk jalan-jalan
dulu ke alun-alun kota. Pukul 22.05 WIB, aku mengantarnya pulang. Tapi
tiba-tiba Tigerku ngadat, terpaksa kami berhenti dulu cari bengkel untuk
perbaiki motorku dulu. Setelah jadi kami melanjutkan perjalanan tapi
saat itu sudah jam 22.55 malam.<br />
"aku kemalaman nih .. ".kata westi.<br />
"aku pasti dimarahin aku nggak berani pulang.."<br />
"kalo nggak pulang kita kemana ..nggak mungkin balik ke kost ku" ..balasku<br />
"kita ke rumah tante ku aja, kebetulan aku bawa kunci rumahnya. Tante
ku sedang keluar kota untuk urusan bisnis, jadi rumahnya kosong". kata
westi<br />
"ehmm oke dech .." kataku.<br />
Kami akhirnya telah
berada dalam rumah tante nya Westi. Rumahnya cukup besar, tetapi agak
terasing dari tetangga. Setelah makan malam aku dan westi nonton TV
sambil tiduran di ruang keluarga.Tak sengaja aku melihat permukaan buah
dada Westi yg besar dan ranum, menonjol seolah ingin keluar dari kaos
street nya yang ketat penis ku pun mula bereaksi. Aku sudah coba menahan
tapi birahi ku sudah telanjur tinggi aku tindih dia dari belakang
sambil ku tarik kedua lengannya ke belakang.<br />
"jangan..apa yang kamu lakukan Di.."<br />
"tenang aja west nggak akan sampe masuk kok.." balas ku.<br />
Westi meronta, tapi apa daya seorang perempuan akhirnya setelah meronta
selama sekitar 15 menit dia akhirnya lemas juga. Aku gosokkan penis ku
ke pantatnya yg besar, yang saat itu dibungkus jeans yang cukup ketat.
Sambil ku remas-remas bongkahan pantatnya yang padat berisi wah nikmat
..<br />
"pantat loe kualitas nomer satu West..ouuhh..semok banget!!".<br />
"oohh.., ohh.. janggaann.. jangan Di..aku pacar kamu sendiri.."rintih westi<br />
Namun aku nggak peduli aku balik tubuh nya aku lepas pakaian atasnya,
sehingga rambut nya yang keriting sepundaknya tergerai bebas.
Kuremas-remas dengan kasar susu nya yang masih terbungkus kaos yang
dikenakannya.<br />
Kutarik bra nya. Payudaranya bergoncang naik turun
karena kutarik bra nya dengan paksa.Kulihat payudara westi yg besar tapi
kencang dan kenyal. Kulit payudaranya putih bersih, ditumbuhi bulu-bulu
halus di sekitar wilayah dadanya. Urat-urat berwarna kehijauan
melintang di buah dadanya. Aku jilat aku sedot sedot, sambil sesekali
aku gigit-gigit gumpalan daging di dadanya itu.<br />
Wah asyik dan
nikmat, sementara tanganku yg satunya memilin-milin puting susu Westi
yang coklat kemerahan dan mulai mengeras. Mungkin Westi mulai
terangsang. Kutekan kedua susu nya sampai tergencet, sehingga melebar ke
samping. Ku tampar-tampar kedua gunung kembarnya sampai memerah. Westi
pasti merasakan panas pada kedua payudaranya saat ini.<br />
"Aauhh..
auhh.. ihh.. oohh.. ahh" rintih westi menahan geli dan nyeri pada kedua
payudaranya. Kujepit puting susu sebelah kanan nya dengan kedua jariku.
Kemudian<br />
kuplintir-plintir sambil kutarik-tarik keatas. Sambil
kuhisap sekuat-sekuat nya, hingga puting susu Westi mengeluarkan sedikit
cairan putih yang lengket.<br />
"ouuhh.. sakiitt.. ampuunn.. Di..ii..peerriihh.." erang Westi.<br />
Kemudian kulepas celana jeans nya, dan ku tarik CD nya ke bawah.<br />
"ohh.. jangan Di..pleasee..ouuhh..".tubuh westi menggelinjang terangsang.<br />
Aku lepas CD ku dan kumasukakan penis ku ke mulutnya dengan paksa.
Kujepit klitorisnya dengan kedua jariku, kutarik dan kuperkeras
jepitanku.<br />
"aahh..eeghh..eeghh..sakkiitt..Dii..sakkitt..". Westi terus menggeliat mencoba melepaskan jariku."<br />
"jilat kemudian sedot penis gue, klo nggak gue tarik sampai lepas klitoris loe!!".<br />
Westi ketakukan, dengan terpaksa ia mulai menjilati penisku, kemudian mulai mengulumnya.<br />
"Waaoo .. Westii mengulum penis ku. Wah.. nikmat sekali .."<br />
Aku jejal kan penis ini kemulutnya sampai masuk ke tenggorokannya,
hingga ia kehabisan nafas aku tarik penis ku dari mulutnya .Aku lepas CD
nya kemudian ku elus-elus pahanya yang putih bersih dengan bulu-bulu
halus. Aku angkat paha Westi dan melebarkannya.<br />
Kepala ku
menunduk memperhatikan vagina Westi yang ditumbuhi bulu-bulu tipis.
Kepala ku bergerak dan mulut ku mulai menjilati vagina Westi yang gemuk
dan lipatan daging yang kemerahan itu. Westi terengah-engah merasakan
kemaluannya ada yang menjilati. Hanya suara erangan gadis itu saja yang
terdengar.<br />
Sementara mulut ku menjilati vagina Westi, tangan ku
bergerak ke atas dan memijat-mijat payudara Westi serta mempermainkan
puting susu gadis itu.. Westi menggeliat antara sakit, geli dan takut.
Kubuka bibir vagina Westi, kemudian kumasukan jari telunjukku ke dalam
liang kemaluannya.ku masuk keluarkan dengan cepat. Kukorek-korek lobang
vaginanya sampai lubangnya mulai terbuka agak lebar Vagina Westi mulai
basah akibat rangsanganku. Tiba-tiba Westi mengangkat pinggulnya dan
melemah. Rupanya Gadis itu telah orgasme. Dari vagina Westi keluar
cairan kental bening yang lengket .<br />
Ketika melihat bibir vagina
gadis itu telah basah, cepat-cepat Aku arahkan kontol ku yang sudah
menegang dan mendekatkannya ke liang vagina Westi. Langsung saja
kutempelkan kepala penisku di depan lobang vaginanya, kemudian dengan
sekuat tenaga ku dorong penisku. Aku masuk kan penis ini ke vaginanya,
masih sulit maklum, dia masih perawan jadinya lobang vaginanya masih
sangat kecil. Sambil memegangi pinggul gadis itu, Aku menggerakkan
pinggul ku, dan " hup..oohh".<br />
Walaupun dengan susah payah
akhirnya kontol ku masuk amblas ke dalam lubang kemaluan westi. Westi
menjerit kesakitan. Kurasakan kontol ku hangat dan serasa ada yang
memijat-mijat. Aku mulai mengerakkan kontol ku maju mundur. Tangan ku
memegang pundak gadis itu sedangkan mulut ku menciumi puting susu Westi
yang masih mengeluarkan cairan keputihan seperti susu itu.<br />
Westi
mendesah-desah, membuat ku semakin bergairah. Aku goyangkan penis ku
naik turun. Kutekuk kedua kakinya keatas, sehingga kedua paha westi yang
putih mulus itu menyentuh payudaranya. Kupompa vaginanya naik-turun,
sampai keluar darah perawannya yang mengalir membasahi bibir vagina dan
turun ke anus westi ke belahan pantatnya.<br />
"ohh ohh .. ohh.. aakhh.. aahh" Westi mengerang kesakitan<br />
"Sakitt Di.. aakhh.. aku mohon.. hentikan.. Di.." Westi terus memohon,
tapi aku tak peduli. aku terus bor lobang kemaluannya sambil kukulum dan
kuhisap mulutnya yang mungil. air liur mengalir membasahi bibir,
hidung, pipi, dan sekitar lehernya. kujilat dan kuhisap air liur westi
dan kuteguk dengan nikmat.<br />
Dan kuganti permainan ku. Kubalikkan
tubuh Westi. Dan memposisikan tubuh telanjang Westi itu seperti Anjing.
Dari arah belakang kembali Kuhujamkan kontolku ke liang memek Westi.
"hebat West..ooh.. memek loe rapet banget..".Gerakan ku semakin cepat.
Kedua tangan ku semakin kasar meremas-remas susu gadis itu.<br />
Westi
semakin mengerang-ngerang kesakitan. Tapi Aku tak peduli. Terus saja
Aku maju mundurkan pinggulnya dengan cepat.Sambil menepuk-nepuk
bongkahan pantatnya yang padat dan kenyal dengan keras. Sehingga bekas
tepukan ku mengecap merah membentuk telapak tangan di kulit pantat Westi
yang putih mulus itu<br />
"aahhakhh..aahhkk.. pee.. eerrii.. ii.. hh.. Dii.. ii.. aku ngga.. taa.. haann.."<br />
"Wee..ess..tti..ii..loee..emang pantas.. jadi aan.. jii.. i. ng.. oohh.. gila.. enaknya."<br />
"aakkhh.. hh..akhh.. ohh.. ohh.. ouhh" Westi terus merintih kesakitan.<br />
Aku semakin bersemangat. Sampai akhirnya tubuh ku mengejang dan
akhirnya pejuku menyembur ke dalam rahim Westi, memenuhi lobang
vaginanya.<br />
"Ohh..nikmatt..gue masukin peju gue ke lobang loe..Westt.." .<br />
Setelah diam beberapa saat membiarkan kontol ku tertanam di lubang
vagina Westi. Sambil menikmati jepitan vagina Westi yang otot vagina nya
berdenyut-denyut. Aku lepaskan kontol ku dan membalikkan tubuh Westi
serta mengangkat kepala gadis itu serta memaksa Westi menjilati penis ku
yang masih basah oleh sperma dan darah.<br />
Setelah penisku bersih
aku tergeletak disamping Westi sambil membelai rambutnya. Wajahnya
terlihat pucat merasakan sakit pada selangkangan nya.<br />
Aku
bergegas ke kamar mandi.Aku mandi dan setelah itu aku kembali keranjang
aku pandangi tubuh westi yang dalam posisi menyamping tergolek lemah tak
berdaya sambil kedua tangan memegangi selangkangannya.<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>(Tunggu cerita berikutnya ya gaiss,...) </b></a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwPt7J9HCVqM7yhWon3OBuuWOgFYz0eopIbUaZ7PhdTTtJBSkRC7DsV7PKVc5MvmmrxijWX8lRIVTT0cpxe30vnh1u6xHiKqy0tlj7sllErqvGG3ggSzyflshox1ASHcp-ojtkhs1jig/s1600/sex.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwPt7J9HCVqM7yhWon3OBuuWOgFYz0eopIbUaZ7PhdTTtJBSkRC7DsV7PKVc5MvmmrxijWX8lRIVTT0cpxe30vnh1u6xHiKqy0tlj7sllErqvGG3ggSzyflshox1ASHcp-ojtkhs1jig/s1600/sex.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-3354623002221653882015-01-09T13:10:00.000-08:002015-01-09T13:10:00.526-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru Asiknya Ngentot SPG<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> nama ku Andy,.. Aku pernah bekerja di salah satu swalayan terkemuka di suatu kota selama lbh kurang 7 th. Awal-nya penempatan aku hanya di bag
receiving barang. Dari sana kemudian beranjak ke posisi yg lbh lumayan….
nach,1/2 taon di receiving,aku dipindahkan ke lapangan,dlm arti di
tmpatkan di store. Disinilah awal perjalanan cinta-ku dgn mahkluk yg
namanya SPG. Terus terang aku sangat menyukai posisi ini berhubung
setiap harinya aku bisa menikmati setiap kecantikan SPG yg bertugas di
swalayan ini. Singkat cerita,dari sekian byk-nya SPG yg bertugas,aku
sangat tertarik dgn SPG product susu,namanya Sari. Sari berwajah bukan
hanya cantik,tp body-nya jg yahud bngt… Umurnya 19 taon. Dgn tinggi
165,bra 34B,ditambah dgn jenjang kakinya yg putih mulus bngt,maka
komplit lah sudah Sari yg perfect bngt menurut versi-ku. Aku mencoba
mendekatkan diri dgn-nya,setiap hari selalu aja rapat hingga kedekatan
kami semakin nyata. Tp berhubung lokasinya di swalayan,aku jg hrs
menjaga image agar issue-nya tdk sampai ke telinga atasanku. Sering pd
jam2 makan aku memberinya cemilan ato makanan tambahan yg rada2 ena
dimakan,dan dari sikapku itulah,timbul rasa simpati sari terhadapku.
Jumat sore itu,ku dekatin sari seraya berkata”say,pulang nanti ku antar
ya….” Dan Sari pun mengganguk setuju.
Bayangkan,rasanya sudah ga sabaran menanti jam2 pulang kerja krn di
otak-ku sdh tersusun beberapa rencana mantap,he..he…
Ga tau np belakangan ini selalu membayangkan mulusnya tubuh Sari,ga
tahan pengen bngt menikmatinya…
Jam yg ditunggu pun akhirnya tiba,bergegas aku turun ke basement bwh
mengambil mtr kesayanganku. Kutunggu Sari di pinggir jalan pas pintu
keluar dari mall. Ga lama ku liat Sari keluar bareng tmn-nya 3 org,dan
bgt meliatku,dia pamitan duluan ama tmn-nya di barengi canda tmn2nya yg
usilin sari. Kuberikan helm dan Sari segera melompat duduk di sadel
belakang sambil berpegangan pinggangku. “Say,kita langsung pulang ato mo
jalan2 duku sambil cari makan?” kataku kenceng. Itu sech hy pura2ku aja
pdhal uda byk rencana di otkku ini,hehhee… Ternyata jawaban Sari
bertepatan dgn keinginanku,”kita jalan2 aja dulu baru ntar mlm-an
makannya ya”. Aroma wangi di tubuhnya serasa menimbulkan
nafsuku,sehingga makin kupacu mtr-ku semakin kencang. Sari memeluk ketau
pinggangku sehingga menempellah buah dadanya yg kenceng padat di
belakang punggungku. Celanaku makin sesak kejepit pula,hehheeeee….
Sengaja aku membawanya jalan aga ke pinggiran kota,biar segala rencanku
rampung. Setelah puas keliling,akhirnya sampailah kami di rumah makan yg
bernuansa klasik dimana rumah makan tsbt mempunyai alun2 seperti pondok
pribadi,jadi apa yg akan kulakuin nanti lbh privacy dan tertutup dr
pandangan org krn pondoknya memang bersekat.
“kamu pesan apa say?” kataku mesra. “sari pesan pecel lele aja bang”.
Aku pun segera memesan pd pelayannya… Apa aja yg mau ditambah
kutambahkan aja sayuran laen biar banyakan,krn setelah makan nanti,aku
jg mau makan lg,tp tentu makan menu yg ISTIMEWA nantinya,ha..ha…
Karena sudah laper bngt,kami makan dgn lahapnya sambil sekali kali
kusuap nasi ke mulut sari. Awal-nya dia keliatan malu,tp akhirnya dia
tertawa geli.
Selesai makan kami duduk ngobrol dan perlahan tp pasti arah bicaraku
memancing ke arah sex sambil tanganku merangkulnya…
Perlahan kucium bibirnya,hmmm…lidahku menjelajah ke dalam dan melilit
lidahnya. Sari membalas dgn panasnya,shg penisku makin mencuat rasanya…
akhhh….sari mendesis nikmat. Semakin kuberanikan diri dgn memasukkan
tanganku ke dlm bilik baju seragam-nya dan kuraba payudaranya yg padat
sekal. Sari merintih nikmat merasakan belaianku pd payudaranya.
Kusingkapkan BH-nya dan perlahan memelintir putingnya,ssshh…sari makin
merintih. Aku semakin ga tahan,ku keluarkan
penisku yg sudah mengacung tegak dgn diameter 4 panjang kbh kurang 17cm.
Sari terkejut sekali ketika melihat penisku yg mengacung tegak itu.
“Ihh,gede bngt py abang,takut sari bang” :sari blm pernah iat yg bgt-an
bang” kata sari. Gpp koq say,biasa aja lg,hehhe…aku menjawab sekenanya.
Kembali kuransang sari dgn ciumanku,perlahan ke telinga dan turun ke
leher. Ku kecup pelan penuh perasaan dan sari semakin mendesah.
“akhhh..bang” sstttttt,ouugghh….” Sari semakin ga tahan. Perlahan kuraba
pahanya yg terbuka dan segera jariku mendarat di ujung selangkanganya.
CD-nya msh blm kuturunkan,cuma jariku hanya mengesek belahan vag-nya.
Sari mendesis lirih membuat aku semakin bergairah.. Ada lendir basah
mengalir merembes keluar… Sari semakin ga tahan sehingga tangannya
menggengam penisku dan mengocok ngocok kanya. Tiba2 kuhentikan serangan
ku sehingga membuat sari terpana heran,nafsunya yg uda di ubun2 terhenti
seketika.. “ada apa bang?” Aku menjawab”bntr ya say,jgn disini,bahaya
tuch,hehe.e..” Sari baru tersadar kalo kami masih di pondok rumah makan.
“kita pulang aja ya bang,sari takut kemalaman dan jujur sari blm pernah
melaukan yg seprt td.sari takut bang”. “ok dech,kita pulang aja ya
say”kataku membisik di telinganya”. Dalam hati aku merasa tanggung
nech,dan ku teruskan rencanaku. Kami merapikan pakaian kami masing2 dan
berjalan keluar….
Setelah menghidupkan mtr-ku,kami melanjutkan perjalanan pulang,dan jam
sudah menunjukkan pukul 21,20. Di tengah perjalanan,aku berpura2 sakit
perut. “aduh say,sakit bngt perutku hbs makan td,aduh,ini sept-nya ga
bisa lg bw mtr”,sari kebingungan melihat sikapku yg menahan sakit,pghal
hy pura2 saja,hehhehehe…”kita cari tmp istirahat bntr ya say,abang ga
tahan lg sakit bngt perutnya”,sari berkata ” ya udalah bang,kita cari
tmp istirahat dulu,ntar ga sakit g baru jalan. Aku bersorak girang dalam
hati siasatku berhasil ternyata. Ku pacu mtr-ku ke arah motel yg ga
jauh lg lokasinya dan segera mengambil kamar. Kita istirahat bngt ya
say,gpp,jgn kuatir,ntar ga sakit lg kita segera jalan ya say..”sari
hanya menganguk pelan uatir dgn sakit ku.
Di dlm kamar aku segera merebahkan badan di tmp tdr sambil berpura2
merintih memegang perutku,dan sari semakin kuatir aja rasanya meliahat
keadaanku. Kupanggil sari mendekat dan kuminta dia mengelus elus perutku
supaya aga reda sakitnya,dan sari menurutinya…ena bngt pijitan
sari,shingga mataku merem melek jadinya,hahhaa…
Tiba2 aku bangkit dan merangkul sari. Sari terkejut sekali dan langsung
ku dekap tubuhnya sambil ku cium bibirnya…Sari gelagapan sambil membaas
jg dan perlahan kembali kurangsang dan kucumbu abiz2an.
Kubuka kancing baju sari bagian atas dan kubelai dadanya segera. Ku cium
perlahan putingnya dan skali x kusedot. sshhh….sari mendesah nikmat.
tanpa sadar kubuka seluruh pakaianya dan CD-nya sambil trs ku jilat
lembut dadanya. Ku buka lebar kakinya mengangkang dan pelan2 ku elus
lembut. Mq-nya uda basah bngt,licin lagi. aku berkata kepadanya abg suka
bau Mq-nya sari...
perlahan tapi pasti aku pun mengeluarkan Penis ku yang lumayan besar,
den menyodor ke arah mulut nya..
dia malu-malu tapi mau menghisap penisku, dengan nikamt yang tak
terhingga aku pun mengatakan kepadanya kamu sangat luar biasa
sari..aahhh....
sudah puas dengan kuluman bibir nya aku pun mengelus Mq nya yang begitu
putih mulus dengan bulu yang jarang-jarang..dan perlahan aku masukan
penis ku ke Mq nya..
dia berkata sakitttttt banggggggg...dengan penuh kasihan aku pun
menggoyang pelan-pelan dulu.. sudah masuk separuh penisku baru dia tidak
merasa sakit lagi.. dan dengan gairah yang sangat besar aku menggoyang
pinggang ku ke memek nya yang begitu tebal dan mulus..
ahhh..ahh...ohh desah si sari pas aku menggoyang begitu cepat
nya..pinggang ku..
10 menit telah berlau aku pun mengeluarkan sperma yang begitu kental
keatas pepek sari,... Hal yang paling hott<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Tunggu lanjutanya gais,...</b></a><br />
<b><a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> </b><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_fe3QICbz7xxMmp86jI5nEg55Jf_xLn4u4IWUiPD7qYXdp56rwtySp-NeI0j5LBvQHUvgmBN8CbEfYaHZ0-Oyn-2A1FlEhOfQHBIVzXeEN-hYcfPpOIL-g1C0lSuHmRnh5BAHy8foDQ/s1600/spg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_fe3QICbz7xxMmp86jI5nEg55Jf_xLn4u4IWUiPD7qYXdp56rwtySp-NeI0j5LBvQHUvgmBN8CbEfYaHZ0-Oyn-2A1FlEhOfQHBIVzXeEN-hYcfPpOIL-g1C0lSuHmRnh5BAHy8foDQ/s1600/spg.jpg" height="476" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">spg</td></tr>
</tbody></table>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-88756252052567055952015-01-09T12:52:00.000-08:002015-01-09T12:52:00.228-08:00FOTO BUGIL MEMEK LIARAda macam <a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>foto memek liar</b></a> dan <a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> yang bisa langsung di sedot gaiss,...<br />
SILAHKAN DAN LANGSUNG SAJA:<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrKiMlwEG1CutGY3nQAIJW4i2JGNSF1AVeubVhaAfRse4ao0on5BvcWl7A9_lpxslT8toIXxOQYJ19wymuHlMYrl6zMMGf-_eCItUsqPLwdV7XTMD177Qcfa9ZQkuxi0S0P5_dwAj12g/s1600/memek+asik+boy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrKiMlwEG1CutGY3nQAIJW4i2JGNSF1AVeubVhaAfRse4ao0on5BvcWl7A9_lpxslT8toIXxOQYJ19wymuHlMYrl6zMMGf-_eCItUsqPLwdV7XTMD177Qcfa9ZQkuxi0S0P5_dwAj12g/s1600/memek+asik+boy.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>memek tante</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyaOJn72PEqWl5xZyliCEtdfne6kOTPSV1iV5FNQw_yHnUZ2H7TUCg8LQgQkVhzB_R5di0QzUtInOumrl0WsRjqWEkSCZmXUnfvlQobOCrcvRTfazh65-_pJT-UWoKAIA2IzjpXvzmnw/s1600/memek+asik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyaOJn72PEqWl5xZyliCEtdfne6kOTPSV1iV5FNQw_yHnUZ2H7TUCg8LQgQkVhzB_R5di0QzUtInOumrl0WsRjqWEkSCZmXUnfvlQobOCrcvRTfazh65-_pJT-UWoKAIA2IzjpXvzmnw/s1600/memek+asik.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">memek janda</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDtAxvGuUZQISa-uAbZOsqOIuXNazU2lQJJFuuPTPIHFu6eg_gvHl4Un8p3p1R0A76rU0EryRfPryCFT_rcbsHc1NPVOEPzGpkq0lu5bjGrjDj1HtwWFxGbPqJF-5Hc10GgwaL-zRAxw/s1600/memek+bispak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDtAxvGuUZQISa-uAbZOsqOIuXNazU2lQJJFuuPTPIHFu6eg_gvHl4Un8p3p1R0A76rU0EryRfPryCFT_rcbsHc1NPVOEPzGpkq0lu5bjGrjDj1HtwWFxGbPqJF-5Hc10GgwaL-zRAxw/s1600/memek+bispak.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">memek sange</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit9EqftgydFA2B5HeplD-8tEj7aHQWMql6aH_stJEL_r49OrY1ZPWU1-gFHArZFYTs7WNSbl59n3pd5sJ8D9xnXsXU-npkDw79KbThjypMiIKbjoO1cwPS_TVpisVRLsXRE3UalsL6MQ/s1600/memek+hot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit9EqftgydFA2B5HeplD-8tEj7aHQWMql6aH_stJEL_r49OrY1ZPWU1-gFHArZFYTs7WNSbl59n3pd5sJ8D9xnXsXU-npkDw79KbThjypMiIKbjoO1cwPS_TVpisVRLsXRE3UalsL6MQ/s1600/memek+hot.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">memek gaya</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsybDNmaICh3DYZs8-X1y0hunLntq2AHytAmFDtv23a-pQ6tw66dCQDMQ3IrfohW23LIiLh3bdi3MuEV9PVylTu17An_T29JxFNSyEwr_ygj-sJM7ciVMfbRRFjMg9FnfdlwU4bdDfgg/s1600/memek+indah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsybDNmaICh3DYZs8-X1y0hunLntq2AHytAmFDtv23a-pQ6tw66dCQDMQ3IrfohW23LIiLh3bdi3MuEV9PVylTu17An_T29JxFNSyEwr_ygj-sJM7ciVMfbRRFjMg9FnfdlwU4bdDfgg/s1600/memek+indah.jpg" height="400" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">memek siap</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV32uz8H81wkV_6v-jv4Y8RQplK1Jo5atNYjnQi9XWGr-gKgHytapJ0-7uftF5gjl8nx7XtddPDngOAOl10LWu_BAcd44mvvZOzA_R4RTZ-iZ8RBGhblp6lWXhcF-c-5sFh1OZ2v7utw/s1600/memek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV32uz8H81wkV_6v-jv4Y8RQplK1Jo5atNYjnQi9XWGr-gKgHytapJ0-7uftF5gjl8nx7XtddPDngOAOl10LWu_BAcd44mvvZOzA_R4RTZ-iZ8RBGhblp6lWXhcF-c-5sFh1OZ2v7utw/s1600/memek.jpg" height="400" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">memek perawan</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyuCJE4kUNgP-YTppmjdMA8ef20A3MhH-aTIKt89S5w6ZR5ITWCN_5tFKnwYt5kP-U7Mdk8RMAmmJo4RyKeJXVkZMiNwW9s3HWtN934poQuBHx9u-lUolclA9Q5nUn_t2AQvOys0irAw/s1600/pamer+memek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyuCJE4kUNgP-YTppmjdMA8ef20A3MhH-aTIKt89S5w6ZR5ITWCN_5tFKnwYt5kP-U7Mdk8RMAmmJo4RyKeJXVkZMiNwW9s3HWtN934poQuBHx9u-lUolclA9Q5nUn_t2AQvOys0irAw/s1600/pamer+memek.jpg" height="400" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">memek sok imut</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Tunggu lajutan lainya gais ,...</b></a><br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-71727144313202743872015-01-09T12:42:00.000-08:002015-01-09T12:42:00.605-08:00FOTO BUGIL SMA IMUT-IMUTAda berbagai kumpulan <a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>foto</b></a> dan <a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank">Cerita Dewasa Panas Terbaru</a> langsung aja boyy,..<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBa8RsyCzBIX3n3ewonO0U8FHLpoB5nDu8DMLkWwN8Vf80_uoqvVy5R0WzivBTN6lY3tQZJQpm5FjyZYMQRSkuilGklneTtiPUpmLwwxC4-esc9_8Jj6nNAW5vR3seGXLhiMzqjC32hw/s1600/cantik+sex.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBa8RsyCzBIX3n3ewonO0U8FHLpoB5nDu8DMLkWwN8Vf80_uoqvVy5R0WzivBTN6lY3tQZJQpm5FjyZYMQRSkuilGklneTtiPUpmLwwxC4-esc9_8Jj6nNAW5vR3seGXLhiMzqjC32hw/s1600/cantik+sex.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sange banget</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiDY7N0QkKgYEuAb-8i5SNdfZrj1zjWqH8rGAw9jgpqhucj1i37TxVq9bqGg7BfU87kV2Z1DfKuwoXKgEp_LLLehpi6qctDAJS8Hxawfhtvx98I_kN1omSOc3WRTsCQOG4O83-ua4GSg/s1600/remas+toket.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiDY7N0QkKgYEuAb-8i5SNdfZrj1zjWqH8rGAw9jgpqhucj1i37TxVq9bqGg7BfU87kV2Z1DfKuwoXKgEp_LLLehpi6qctDAJS8Hxawfhtvx98I_kN1omSOc3WRTsCQOG4O83-ua4GSg/s1600/remas+toket.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="340" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">remas toket</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9Aj0gDFtrxP58dq9oK1lYGI8ZbuagFKVUgpQFbwqERItwncAEEXzbtx6FQL3nPNsPrLra3vMflRUmmdiM3kLj91H1jK23M6U3iqletVZi4wnuBsApmpCxU7yeQPzlyBMj-pIol8Hz4g/s1600/remas-toket-mengkal-cewek-panggilan-cantik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9Aj0gDFtrxP58dq9oK1lYGI8ZbuagFKVUgpQFbwqERItwncAEEXzbtx6FQL3nPNsPrLra3vMflRUmmdiM3kLj91H1jK23M6U3iqletVZi4wnuBsApmpCxU7yeQPzlyBMj-pIol8Hz4g/s1600/remas-toket-mengkal-cewek-panggilan-cantik.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="303" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">remas toket ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3WCCg-kXOAK5oEmn3n9-yZTHi2Nc-B9pzUP6Pb8JExUKSQ_D6s1oZoszb3GhK46VC8n2qRc84njuCUGWf_Sd0QovwB4XWVZK19bQj0QCxOfiWGejEBU1RihCbwMKX_UFG4eyPv6-z-A/s1600/toket+hot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3WCCg-kXOAK5oEmn3n9-yZTHi2Nc-B9pzUP6Pb8JExUKSQ_D6s1oZoszb3GhK46VC8n2qRc84njuCUGWf_Sd0QovwB4XWVZK19bQj0QCxOfiWGejEBU1RihCbwMKX_UFG4eyPv6-z-A/s1600/toket+hot.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">toket sexy</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJ6-h0rN4z4vpqw5vd1p5KOjm8bvmTROQRbRB7_bQQYnLplQBDFMsY5fPd1ocTfacVTf4CSGpX9QsaFsePKoKdVo2HR4QftJ7h4cu0g46nqhrTVKyQU-hIK40-rbmf3hgqWxd_MqDE3g/s1600/toket.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJ6-h0rN4z4vpqw5vd1p5KOjm8bvmTROQRbRB7_bQQYnLplQBDFMsY5fPd1ocTfacVTf4CSGpX9QsaFsePKoKdVo2HR4QftJ7h4cu0g46nqhrTVKyQU-hIK40-rbmf3hgqWxd_MqDE3g/s1600/toket.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="295" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sex me</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Tunggu lanjutan nya gaiss,...</b></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-5643548352847047182015-01-09T09:09:00.000-08:002015-01-09T09:09:55.423-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru Ngentot Dalem TAXI<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> Aku seorang pemuda yang berumur sekitar 19 tahun dan telah lulus
dari sebuah Sekolah Menengah Umum Negeri di Malang dan tinggal di sebuah
desa kecil di sebelah selatan kota Malang, sebuah desa yang tidak
terlalu ramai karena letaknya yang sangat jauh dari pusat kota.<br />
<br />
Budhe Siti sendiri adalah seorang tetanggaku yang bertempat tinggal
tepat di belakang rumahku. Perempuan ini berumur sekitar 40 tahun dan
sudah mempunyai suami serta tiga orang anak, yang satu masih duduk di
bangku kelas 6 SD sementara yang lainnya sudah menginjak bangku SMP.
Suami Budhe Siti bekerja sebagai tukang kebun di sebuah sekolah negeri
di kota.<br />
<br />
Mengenai postur tubuh Budhe Siti hingga aku mau untuk bersetubuh dan
berselingkuh dengannya tampaknya bukan hal yang terlalu menarik untuk
dipaparkan karena postur tubuh Budhe Siti bukanlah bagaikan seorang
artis yang cantik, gemulai, dan menggairahkan seperti layaknya model
iklan atau pemain sinetron kelas atas, tetapi ia hanyalah seorang
perempuan kampung istri seorang tukang kebun dan seorang ibu rumah
tangga yang selalu direpotkan oleh urusan-urusan keluarga hingga tidak
sempat untuk melakukan kegiatan BL (body language), renang, dan berolah
raga seperti kebanyakan orang kaya. Tentulah dapat dibayangkan bagaimana
tubuh Budhe Siti. Bentuk badan ibu rumah tangga ini adalah biasa saja
atau bahkan oleh sebagian besar pemuda body Budhe Siti dapat dipandang
sangat tidak menarik. Tinggi badan perempuan beranak tiga itu sekitar
154 cm dan berat badan 50 kg. Anda dapat membayangkan sendiri bagaimana
bentuk tubuhnya dengan ukuran seperti itu.<br />
<br />
Mengenai nafsu dan gairahku terhadap Budhe Siti bukan terbentuk dalam
waktu yang singkat, tetapi nafsu dan gairah itu dapat dibilang mulai
terbentuk semenjak aku masih berumur sekitar 14 tahun dan masih
menginjak bangku SMP. Waktu itu aku sering kali bermain-main dan mandi
di sungai yang berada di dekat kampungku, dan di saat-saat aku bermain
dan mandi di sungai itulah acapkali aku melihat Budhe Siti bertelanjang
diri mencuci dan mandi di sungai tersebut. Dan tidak jarang pula sembari
mengintip ia mandi aku melakukan masturbasi karena tidak tahan
melihatnya bugil tanpa sehelai kain pun yang menempel di tubuhnya.<br />
<br />
Setelah menginjak bangku SMU aku pun tidak pernah lagi pergi ke sungai
itu baik untuk sekedar bermain atau pun mandi. Lagi pula aku harus
bersekolah di SMU yang berada di pusat kota yang letaknya sangat jauh
dari perkampunganku hingga aku terpaksa harus indekost selama kurang
lebih tiga tahun masa studiku di SMU dan aku jarang sekali pulang ke
rumahku di kampung.<br />
<br />
Baru sekitar pertengahan tahun 2004 silam aku lulus dari bangku SMU dan
kembali ke rumahku di kampung. Dan setelah lulus dari SMU aku pun masih
harus menganggur karena tahun ini aku tidak sukses dalam ujian masuk PTN
(SPMB). Terpaksa aku harus mencoba lagi di tahun mendatang untuk dapat
diterima di PTN.<br />
<br />
Selama menganggur aku seringkali luntang lantung sendiri karena tidak
punya pekerjaan dan apalagi teman-temanku semasa kecil dulu ternyata
kebanyakan sudah menempuh studi di perguruan tinggi di kota dan sebagian
lagi sudah bekerja dan jarang sekali pulang, sehingga kondisi
perkampunganku acapkali terlihat sepi akan para pemuda. Yang banyak
terlihat pastilah hanyalah bapak-bapak atau ibu-ibu dan beberapa anak
yang masih kecil.<br />
<br />
Di hari-hari itulah aku kembali sering pergi ke sungai dimana aku selalu
bermain dan mandi sewaktu aku masih kecil dulu. Suatu ketika pada saat
aku sedang pergi memancing di sungai, tanpa sengaja mataku menatap
beberapa perempuan yang sedang mandi dan mencuci di sungai itu dan di
antaranya ternyata adalah Budhe Siti. Ketika itu body Budhe Siti tampak
sudah sangat berbeda dengan yang pernah aku lihat dahulu saat aku masih
kecil. Sekarang tubuhnya tampak lebih gemuk dan pantatnya pun tampak
lebih besar dan perutnya tampak agak sedikit membuncit karena kegemukan.<br />
<br />
Pada awal aku melihat body tubuh perempuan berumur 41 tahun itu sedang
mencuci, aku tidak tertarik sama sekali karena ia terlihat tidak seksi
dan tidak menggairahkan bagiku hingga aku meneruskan niatku untuk
memancing ikan pada hari itu. Setelah beberapa saat berlalu, tanpa
sengaja mataku tertuju lagi pada Budhe Siti yang mulai melepaskan
pakaian yang dikenakannya. Penisku begitu kerasnya menegang saat melihat
ia melepas celana dalam hitamnya.<br />
<br />
Ia tampak kesulitan melepaskan celana dalam yang ketat itu karena saking
besarnya ukuran pantatnya. Sesaat kemudian ia mulai membasahi tubuhnya
dengan air. Gairah seksku serasa tidak tertahankan lagi waktu melihat
Budhe Siti yang telah bertelanjang bulat dan telah basah oleh air itu
mulai menggosokkan sabun ke tubuhnya. Perempuan yang sudah bersuami itu
menggosok-gosok tubuhnya dan beberapa kali meremas payudara dan
menggosok pantatnya dengan sabun. Ingin sekali aku turun mendekati dan
mengajaknya untuk bersetubuh di waktu dan tempat itu. Tetapi masih ada
beberapa perempuan lain di sana.<br />
<br />
Aku masih memikirkan resiko yang sangat besar yang dapat aku terima jika
saja ia tidak mau melakukan hubungan badan denganku, atau suaminya
mengetahui tindakan kami, dan bagaimana tindakan orang kampung jika
sampai mengetahui perzinahan kami sehingga aku pun memutuskan menahan
gairah yang sangat kuat itu. Kemudian aku bergegas pulang dan tidak
meneruskan niatku memancing pada hari itu.<br />
<br />
Saat tiba di rumah, pikiranku masih saja terganggu oleh bayangan Budhe
Siti. Tubuhnya.., celana dalam hitamnya.., pantatnya.., payudaranya..
Pikiran itu terus saja menggangguku. Setelah berpikir beberapa saat
akhirnya aku memiliki ide untuk dapat bersetubuh dengan tetanggaku itu
dan akhirnya aku memutuskan untuk mulai menggaet Budhe Siti agar mau
melakukan hubungan suami istri denganku.<br />
<br />
Mulai saat itulah aku acapkali bermain-main ke rumah Budhe Siti saat
suami dan anak-anaknya tidak berada di rumah. Dan tidak jarang pula aku
bercanda dan menggodanya. Dan hubungan yang menarik pun tampaknya mulai
terbentuk di antara aku dan ibu berumur 41 tahun itu. Tampak sekali
bahwa ia juga menaruh gairah terhadapku.<br />
<br />
Suatu ketika pada saat Budhe Siti sedang menyetrika pakaian di ruang
tamunya, dengan memberanikan diri aku berusaha mengungkapkan maksud,
gairah, dan keinginanku kepada tetanggaku itu. Dan ternyata keinginan,
nafsu, dan gairahku tidak bertepuk sebelah tangan. Ternyata perempuan
itu juga memiliki rasa ketertarikan yang sama terhadapku. Setelah tampak
jelas bahwa di antara kami berdua memang saling menaruh ketertarikan,
akhirnya aku menjelaskan kepadanya bahwa kami tidak mungkin melakukan
hubungan suami istri dan perzinahan itu di rumahnya ataupun di rumahku.
Aku pun memaparkan padanya bahwa kami hanya bisa melakukannya di tempat
lain misalnya saja di hotel murahan di kota. Hal itu dimaksudkan agar
suami dan anak-anaknya atau pun tetangga tidak mengetahui perbuatan
kami. Setelah ia setuju akhirnya kami pun memutuskan waktu dan tempat
yang pas untuk melaksanakan niat tersebut.<br />
<br />
Suatu sore tepat pada waktu yang kami sepakati aku pergi ke kota untuk
menyewa sebuah taksi yang akan mengantarkan kami ke hotel yang kami
maksud. Selama beberapa saat bernegosiasi dengan sopir taksi, akhirnya
tercipta kesepakatan dan sopir pun mau mengantar kami. Setelah aku masuk
ke dalam mobil, sopir mulai menjalankan mobilnya menuju tempat dimana
Budhe Siti sedang menunggu, yaitu di sebuah taman di pinggiran kota.<br />
<br />
Sekitar maghrib akhirnya kami tiba di sebuah taman di pinggiran kota
tempat Budhe Siti sedang menunggu. Kemudian aku meminta sopir agar
memperlambat laju mobilnya. Setelah beberapa saat terlihat seorang
perempuan berpakaian rok terusan sedang berdiri di seberang jalan dan
tampak melihat ke arah mobil kami. Dan aku meminta sopir untuk
menghentikan laju mobilnya. Setelah itu aku keluar dan menghampiri Budhe
Siti, menggandeng tangan dan mempersilakannya masuk ke dalam taksi.
Setelah kami berdua masuk ke dalam mobil aku meminta sopir untuk
menjalankan mobilnya ke arah hotel yang kami maksudkan. Dan dengan
perlahan-lahan mobil melaju ke arah kota tempat hotel yang kami
maksudkan berada.<br />
<br />
Beberapa saat di dalam mobil, aku dan Budhe Siti tampak kaku karena di
antara kami sendiri belum pernah bercinta sama sekali dan hubungan
spesial kami masih baru saja dimulai. Kemudian aku memulai perbincangan
dan dengan diselingi oleh canda dan guyonanku, akhirnya kami berdua
dapat saling berinteraksi dengan baik bahkan lama-lama pembicaraan kami
pun berlanjut ke arah yang jorok-jorok dan tampaknya Budhe Siti tidak
berkeberatan dengan hal itu dan ia tampak begitu bergairah.<br />
<br />
Beberapa menit berlalu aku mulai menciumnya. Pertama kali ia tampak
terkejut melihatku berani menciumnya. Sedetik kemudian aku mulai
mendekatkan wajahku ke arah wajahnya dan mulai mencium dan mencumbu
leher perempuan 41 tahun itu. Pada awalnya ia menahan tubuhku dengan
kedua tangannya seolah ia tidak ingin aku melakukan hal itu. Tetapi aku
terus saja berusaha mendekatkan wajahku ke arah lehernya untuk
mencumbunya. Baru setelah beberapa lama akhirnya Budhe Siti tampak
pasrah dan membiarkanku mencium dan mencumbu lehernya. Nafasnya mulai
tampak ngos-ngosan karena gairah seks yang dirasakannya. Dan sesekali ia
mengeluarkan suara-suara desahan yang sangat merangsang dan membuat
jantungku semakin berdegub kencang.<br />
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas<br />
<br />
Kemudian aku mulai melepas kaos yang aku kenakan. Dan dengan masih
bercelana panjang aku kembali mencumbu perempuan beranak tiga itu.
Selama bibirku sibuk mencumbu bibir dan leher tetanggaku itu, tangan
kananku sibuk memegang pinggang, pantat, dan sesekali meremas payudara
Budhe Siti yang masih mengenakan pakaian lengkap itu. Beberapa menit
kemudian tangan kananku mulai meraba-raba punggungnya dan mencari-cari
letak resleting rok terusan yang dikenakan Budhe Siti. Setelah
menemukannya, dengan tanpa henti aku terus mencium dan mencumbu
perempuan itu sambil aku berusaha menurunkan resletingnya dan kemudian
berusaha menyibak sedikit demi sedikit pembungkus tubuh perempuan 41
tahun itu.<br />
<br />
Dan akhirnya terlihatlah buah dada besar Budhe Siti yang masih
terbungkus BH berwarna hitam. Dengan menciumi dan sesekali
menggigit-gigit lehernya, tangan kananku meraih tali BH-nya dan mulai
menurunkannya ke bawah. Sementara itu tangan kiriku meraih tali BH yang
satu lagi dan mulai menurunkannya ke bawah. Di sela-sela cumbuan dan
ciuman kami, tangan kananku menyusup masuk ke dalam BH Budhe Siti. Dan
setelah mendapati payudara besarnya, tangan kananku tak henti-hentinya
meremas-remas buah dada montoknya.<br />
<br />
Belum puas aku melakukan hal itu, aku berpaling ke arah sopir yang
tampak sedang sibuk mengendarai mobilnya dan mengatakan kepadanya untuk
mengurungkan pergi ke hotel yang kami maksudkan dan minta agar ia
menjalankan mobilnya untuk berkeliling kota saja dan memintanya untuk
memperlambat laju mobil serta menjelaskan kepadanya bahwa aku akan
menambah biaya taksinya. Setelah ia setuju, aku kembali berpaling ke
arah Budhe Siti dan ia tersenyum ke arahku. Kemudian aku kembali
mencumbu perempuan tetanggaku itu.<br />
<br />
Beberapa saat kemudian aku mulai melepas celana panjang dan celana dalam
yang aku kenakan dan meminta Budhe Siti untuk melepas seluruh pakaian
yang dikenakannya. Dan sedetik kemudian kami berdua telah sama-sama
telanjang bulat tanpa sehelai kain pun yang melekat di tubuh kami.
Keringat yang membasahi seluruh tubuh Budhe Siti semakin menambah gairah
seksku karena tubuh montoknya tampak semakin mengkilat dan
menggairahkan. Kemudian aku meminta perempuan bersuami itu untuk
mengangkang di atasku dan menghadap ke arahku, sementara itu aku dengan
penis yang masih terus menegang dan yang tak hentinya mengeluarkan
lelehan cairan bening (air madzi) duduk bersandar di tengah jok
belakang. Kemudian aku meminta perempuan dengan tiga anak itu untuk
menduduki aku dan membenamkan penisku ke dalam lubang anusnya.<br />
<br />
Kenikmatan yang sangat luar biasa aku rasakan saat perlahan-lahan
penisku mulai terbenam di dalam lubang anus Budhe Siti. Betapa nikmatnya
seks itu, betapa nikmatnya tubuh perempuan yang sudah berumur 41 tahun
ini, perempuan yang sudah bersuami, memiliki tiga anak, dan masih
tetanggaku ini. Sungguh nikmatnya peristiwa saat itu. Dalam benakku
terbayang seandainya saja kenikmatan perzinahan ini tidak pernah
berakhir, andaikan saja kami berdua bisa terus bersetubuh tanpa mencapai
titik puncak kepuasan. Detik-detik perselingkuhan itu kami rasakan
bagaikan di surga, nikmat dan menyenangkan.<br />
<br />
Budhe Siti yang telah mengangkang di atasku dan telah membenamkan
penisku ke dalam lubang anusnya terus saja menggerakkan pantatnya ke
atas dan ke bawah, terus mengocok penisku yang terjepit nikmat di dalam
lubang anusnya. Di antara kenikmatan luar biasa yang terus aku rasakan,
tanganku tidak henti-hentinya meremas-remas pantat Budhe Siti,
mengusap-usap pinggangnya, dan sesekali meremas-remas buah dada
montoknya. Tidak jarang dengan gerakan pantat Budhe Siti ke atas dan ke
bawah itu membuat sesekali penisku yang tegang dan basah itu terlepas
keluar dari lubang anusnya hingga aku sesekali harus memperbaiki posisi
penisku agar masuk kembali ke dalam lubang anus perempuan montok
tetanggaku itu.<br />
<br />
Beberapa menit berlalu, aku meminta Budhe Siti untuk mengalihkan gerakan
pantatnya. Sesaat kemudian ia mulai memutar-mutarkan pantatnya
terkadang searah jarum jam dan kadang pantatnya juga memutar berlawanan
jarum jam. Di antara goyangan-goyangan pantat Budhe Siti yang nikmat
itu, dari mulutku sesekali keluar desahan dan rintihan. Suara-suara itu
adalah refleksi dari kenikmatan luar biasa yang aku rasakan selama dalam
melakukan perzinahan dan perselingkuhan dengan Budhe Siti, perzinahan
dan perselingkuhan yang nikmat dengan seorang perempuan yang sudah
bersuamikan tukang kebun dan sudah memiliki tiga anak, yang bertubuh
montok, berpantat dan berbuah dada besar.<br />
<br />
Selama beberapa menit berlalu, goyangan-goyangan berputar pantat Budhe
Siti yang nikmat hampir membuat aku mencapai titik klimaks. Buru-buru
aku meminta Budhe Siti untuk mengangkat pantatnya agar penisku terlepas
dari jepitan lubang anusnya. Aku tidak ingin secepat itu mencapai puncak
kepuasan dan secepat itu menyudahi hubungan suami istriku dengan Budhe
Siti. Kemudian aku berdiam diri sejenak dan mengatur nafasku yang
ngos-ngosan. Sementara itu Budhe Siti tampak sibuk membenahi rambutnya
yang awut-awutan dan sesekali menyeka keringat yang tampak membasahi
seluruh tubuhnya.<br />
<br />
Setelah nafasku mulai teratur dan aku tidak lagi merasakan akan
memuncratkan sperma dan mencapai titik klimaks, maka aku pun kembali
menatap Budhe Siti yang tampak tersenyum ke arahku. Kemudian aku
memintanya bersandar di jok taksi bagian belakang dan memintanya untuk
agak mengangkangkan kakinya agar vaginanya dapat jelas terlihat. Dengan
duduk bersandar dan agak merosot ke bawah, Budhe Siti mulai membuka agak
lebar kedua kakinya hingga terlihatlah rambut-rambut merah kehitaman
yang tumbuh lebat di sekitar selangkangannya dan sebagian besar lagi
menutupi lubang vaginanya.<br />
<br />
Dengan perlahan aku menunduk dan mendekatkan wajahku ke arah lubang
vagina Budhe Siti. Dengan perlahan-lahan aku menyibak rambut rambut
merah kehitaman itu dan berusaha mencari letak lubang vagina Budhe Siti.
Setelah tampak olehku lubang vaginanya, aku mulai menjilatinya dan
sesekali memasukkan telunjukku ke dalamnya. Dan tampaknya perempuan 41
tahun itu mulai merasakan kenikmatan.<br />
<br />
Waktu terus berlalu dan aku tidak henti-hentinya menjilati dan terkadang
memasukkan dua hingga empat jariku ke dalam vagina Budhe Siti. Di
antara desahan dan deru nafasnya yang memburu, sembari dengan mata
terpejam perempuan 41 tahun itu tak jarang meremas-remas kedua
payudaranya sendiri dan sesekali memelintir dan menarik puting susunya
dengan kedua tangannya.<br />
<br />
Melihat tubuhnya yang montok dan tingkah lakunya yang seperti itu,
gairah seksku seperti tidak dapat ditahan lagi. Perlahan-lahan aku
berdiri dan mulai mendekap tubuh Budhe Siti dan menidurkannya di jok
bagian belakang. Setelah itu ia mulai membuka matanya dan dengan tampak
sangat pasrah ia hanya mendesah-ndesah saat aku mulai menindihnya dan
dengan perlahan-lahan mulai memasukkan penisku yang tegang ke dalam
lubang vaginanya. Tak henti-hentinya aku menjejal-jejalkan penisku ke
dalam lubang vagina Budhe Siti yang hangat, lembek, lembut dan basah
itu.<br />
<br />
Beberapa menit kemudian saat aku terus mengocok penisku di dalam jepitan
hangat vagina Budhe Siti, tiba-tiba aku merasakan akan menyemburkan
sperma sebagai sebuah tanda bahwa aku akan mencapai titik puncak
kepuasan. Dan sekali lagi aku tidak ingin secepat itu mencapai titik
klimaks. Aku masih ingin berlama-lama bercumbu dan bersetubuh dengan
tetanggaku ini. Dan dengan perlahan-lahan aku menarik penisku keluar
dari kehangatan vagina Budhe Siti agar aku tidak memuncratkan sperma
secepat itu.<br />
<br />
Tetapi terlambat, sesaat setelah penisku tercabut keluar dari lembutnya
vagina Budhe Siti, aku tidak tahan lagi menahan spermaku yang memaksa
keluar dari dalam penisku sehingga cairan putih kental pun muncrat dan
berceceran di perut dan sebagian lagi ke buah dada Budhe Siti. Budhe
Siti kemudian mulai mengusap dan meratakan cairan kental itu ke perut
dan buah dadanya yang montok dan sesekali ia meremas-remas payudaranya
dengan kedua tangannya. Sementara itu aku masih berlutut di atas tubuh
Budhe Siti yang sedang tidur telentang dan dengan tangan kanan aku terus
mengocok perlahan penisku untuk mengeluarkan sisa-sisa sperma yang
masih tertinggal dan merasakan kenikmatan detik-detik akhir puncak
kepuasanku.<br />
<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>LANJUT CERITA BERIKUT GAISSS,... </b></a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>NEXT</b></a><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDE_yeLhIguc5cIokiHghb4Ep90IoMkG3lwpfJHxlTQKqs6AJb-c7Lwfetw_RvswXK6jv_NmfctSkigPCvEdddZGWMGiv3_sUWmakNxhrco1nOdPN-1rHYVfJhJxcwoa4WvqNXWrUKKQ/s1600/taxi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDE_yeLhIguc5cIokiHghb4Ep90IoMkG3lwpfJHxlTQKqs6AJb-c7Lwfetw_RvswXK6jv_NmfctSkigPCvEdddZGWMGiv3_sUWmakNxhrco1nOdPN-1rHYVfJhJxcwoa4WvqNXWrUKKQ/s1600/taxi.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sex taxi</td></tr>
</tbody></table>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-9634187282603568502015-01-08T14:14:00.000-08:002015-01-08T14:14:00.074-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru Aku Di Entot Papa Tiri ku<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> aku Nina, umurku 24 tahun. Aku memiliki kehidupan seks yang cukup
menarik. Temanku memberitahuku mengenai situs RumahSeks dan ketika aku
pertama kali browse RumahSeks, aku langsung tertarik untuk ikut
mencurahkan kisahku di situs ini. Semoga kisahku ini dapat menjadi salah
satu bacaan yang menarik.
<br />
Kisah ini dimulai ketika aku merasakan seks-ku yang pertama dengan
Papa tiriku ketika aku masih berumur 16 tahun. Pada saat umurku 3 tahun,
Papa kandungku telah meninggal hingga ibu menikah lagi dengan Oom Mardi
ketika umurku 5 tahun. Jadi, selama 11 tahun aku telah menganggapnya
sebagai Papa kandungku, toh aku juga tidak ingat lagi akan kehadiran
Papa kandungku. Namun, sejak kejadian ini aku tidak hanya menganggapnya
sebagai Papa, tapi sekaligus juga sebagai pemuas nafsu birahiku.
Begitupun Papa Mardi yang menganggapku sebagai anak sekaligus budak
seks-nya.<br />
Untuk lebih memperjelasnya, aku memiliki tubuh yang cukup bagus
dengan buah dada berukuran 34B. Kulitku putih bersih dengan rambut
panjang sepunggung. Aku beberapa kali menonton dan membuka situs porno
karena rasa penasaranku terhadap aktivitas seks yang sangat digemari di
kalangan anak laki-laki. Ketika menonton film-film porno itu, ada rasa
ingin mencoba karena kulihat betapa nikmatnya wajah sang wanita yang
disetubuhi. Aku pun sering membayangkan bahwa yang ada di film itu
adalah aku dan pria idamanku, namun ironisnya aku kehilangan keperawanan
bukanlah dengan pria idamanku. Beginilah cerita awalnya..<br />
Pada suatu Minggu pagi, Ibuku tidak ada di rumah hampir sepanjang
hari karena harus menunggui kakaknya yang sedang dirawat di rumah sakit.
Jadi, aku tinggal di rumah sendiri. Ternikmat.com Ketika aku berjalan
ke ruang makan untuk makan pagi, aku hanya melihat Papa seorang diri
sedang menyantap nasi goreng.<br />
“Pa, Mama mana? Kok gak ada?” tanyaku sambil mengucek mataku yang masih mengantuk.<br />
Pada saat itu Papaku tidak langsung menjawab, Ia tercengang untuk
beberapa saat dan menatapku dengan pandangan tajam. Ketika kusadari,
ternyata pada saat itu aku mengenakan daster putih tipis pendek yang
tembus pandang hingga memamerkan lekuk tubuhku. Puting susuku terpampang
jelas karena aku tidak memakai bra. Kurasakan mukaku memerah dan
spontan aku menutupi dadaku.<br />
“Ehem.. Nin, Mama pergi sejak jam 4 subuh. Tante Firda mendadak koma,” kata Papa segera setelah sadar dari kagetnya.<br />
“Apa?! Tan.. Tante koma?” ujarku terbata-bata.<br />
“Iya, Nin. Papa tahu kamu kaget. Nanti kita jenguk jam 12 ya?”<br />
Aku terisak sedih dan air mataku mulai mengalir. Tante Firda adalah
tante favoritku. Ia sangat baik terhadap Ibu dan aku. Ketika aku masih
terisak, Papa segera menghampiri dan memeluk diriku.<br />
“Tenang Nin, masih ada harapan kok,” hiburnya sambil mengelus rambutku.<br />
Aku balas mendekapnya dan mulai menangis tersedu-sedu. Papa
mengelus-elus punggungku ketika aku menangis, namun nafas Papaku
terdengar berat dan kurasakan penisnya yang membesar menekan perutku.
Aku segera melepaskan pelukanku namun Papa menahannya.<br />
“Pa, lepaskan aku!” jeritku ketakutan.<br />
“Tidak bisa, Nina sayang.. Salahmu sendiri menggoda Papa dengan baju
tipismu itu,” ujar Papa, kemudian tangannya mulai meremas-remas pantatku
dengan gemas.<br />
“Pa, jangan.. Nina gak mau, Pa!” isakku sambil memberontak, namun tenaga
Papa jauh lebih kuat daripadaku, tak ada gunanya aku melawan juga.<br />
“Kamu diam saja, sayang.. Enak kok.. Nanti pasti kamu ketagihan,” bisik
Papa sambil terengah-engah, setelah itu tangan Papa mulai menyusup ke
dalam celana dalamku dan meremas kembali pantatku dari dalam.<br />
Aku berkali-kali melawan, namun tak berdaya karena perbedaan tenaga
kami. Kemudian, Papa mengangkat satu kakiku dan menahannya selagi tangan
satunya meraih lubang vaginaku.<br />
“Ohh.. Pa.. Ja.. Jangan,” rintihku.<br />
Namun, kurasakan birahiku mulai naik, bahkan lebih daripada ketika
aku menonton film porno di kamarku diam-diam. Jarinya dengan lincah
menggosok-gosok lubang vaginaku yang mulai basah. Nafasku juga mulai
cepat dan berat. Melihat reaksiku yang mulai pasrah dan terbawa nafsu,
Papa melanjutkan aksinya. Ia membawaku ke sofa ruang tamu dan
mendudukkan diriku di pangkuannya dengan posisiku memunggunginya. Tak
lupa pula ia membuka celana dalamku dengan kasar. Tangannya dengan kasar
membuka lebar-lebar pahaku sehingga vaginaku terpampang lebar untuk
dijelajahi oleh tangannya. Sebelum sempat melawan, dengan sigap
tangannya kembali meraih vaginaku dan meremasnya.<br />
“Nin, memek kamu seksi banget.. Nanti Papa sodok ya..” bisik Papaku
di telingaku dan menjilatinya ketika tangannya mulai bermain di
klitorisku.<br />
Birahiku sudah tak tertahankan lagi hingga aku pun pasrah terhadap
perlakuan Papaku ini. Aku mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut
di telingaku menambah nafsuku. Ternikmat.comPapa terlihat mencari-cari
titik rawan di klitorisku dengan cara menekan-nekan klitorisku dari atas
ke bawah. Ketika akhirnya sampai di titik tertentu, aku meracau tak
karuan.<br />
“Ahh.. Shh.. Paa..” desahku bernafsu.<br />
“Nin, Papa suka banget sama kamu..” balas Papa sambil mencium pipiku.<br />
Jarinya dengan lihai menggosok-gosok dan menekan titik rawan itu
dengan berirama. Rasanya bagaikan melayang dan desahanku berubah menjadi
rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, aku mendapat
orgasmeku yang pertama.<br />
“Paa.. Nina pengen pipiss..” desahku tak tahan menahan sesuatu yang
ingin meledak di dalam diriku, tanganku meremas tangan Papa yang sedang
bermain di klitorisku dengan bernafsu.<br />
Di luar perkiraanku, Papa malah memperkeras dan mempercepat
gerakannya. Papa merebahkanku di sofa dan merentangkan kedua pahaku.
Kurasakan jilatan lidah di bibir vaginaku, rasa menggelitik yang luar
biasa menyerang tubuhku. Jilatan itu menjalar ke klitoris dan membuat
vaginaku membanjir. Di sela jilatan-jilatan Papa yang maut, kurasakan
gigitan lembut di klitorisku yang kian merangsang hasrat seks-ku. Aku
melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh
papaku untuk terus dan tak berhenti.<br />
Melihat reaksiku, Papa semakin berani dan menggesekan jarinya di
liang vaginaku yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, aku pun
mendesah keras terus-menerus. Aku meracau tidak beraturan. Kemudian
kurasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya tak lama kemudian. Vaginaku
mengeluarkan cairan deras bening yang sebelumnya belum pernah kulihat.
Papa tampak senang melihatku mengalami orgasme yang pertama. Setelah
sensasi nikmat itu surut, kurasakan tubuhku lelah tak berdaya bagai tak
bertulang. Papa membopongku ke kamarnya dan menidurkanku di kasur.<br />
Papa memelukku dengan lembut. Kami tidak berkata apa-apa. Papa
kemudian membuka dasterku, kemudian Papa tampak semakin bernafsu ketika
melihat payudaraku yang berukuran cukup besar. Hasratku sudah menurun
dan rasa malu mulai menyergapku hingga aku segera menutupi payudara dan
vaginaku dengan kedua tangan, namun Papa malah menyingkirkan tanganku
dengan kasar. Lelah masih terasa karena orgasme tadi sehingga aku tidak
mampu melawan.<br />
“Pa.. Jangan, Pa. Sudah cukup.. Nina takut..” isakku mulai menitikkan air mata. Melihat reaksiku, Papa malah semakin bernafsu.<br />
“Nina sayang. Papa entot kamu ya.. Oh, Nina. Memekmu pasti nikmat. Sini
Papa entotin ya, sayang..” rayu Papa dengan nafas memburu karena nafsu.<br />
Dengan semangat 45, Papa meremas payudaraku dengan sangat keras.
Pertama-tama, aku berteriak kesakitan namun Papa tak mempedulikan
teriakan minta ampunku, malah tampak dia semakin bernafsu untuk
menyetubuhiku. Jari-jarinya dengan terampil memilin putingku diselingi
dengan cubitan keras sehingga lama kelamaan teriakanku berubah menjadi
jeritan nikmat. Libidoku mulai naik lagi dan vaginaku mulai basah.
Puting susuku yang berwarna merah muda sekarang berwarna merah tua
karena cubitan-cubitan kerasnya, begitu pula dengan payudara putihku
yang berubah menjadi kemerahan.<br />
“Ahh.. Ahh.. Ukhh.. Paa..” racauku tak karuan.<br />
Merasa puas melihat reaksiku, Papa membuka semua bajunya dan betapa
terkejutnya aku melihat penis papaku yang berukuran besar. Dengan
lihainya, Papa segera menggesekkan kepala penisnya yang kemerahan ke
lubang vaginaku yang sudah basah. Aku merasakan sensasi lebih daripada
jilatan lidah Papa di vaginaku sebelumnya hingga kutanggapi sensasi luar
biasa itu dengan rintihanan keras kenikmatan.<br />
“Ahh! Papaa.. Ohh.. Entotin Nina, paa..” racauku. Sudah hilang kesadaran akan harga diriku.<br />
Melihat lampu hijau dariku, Papa segera menjalankan aksinya. Dengan
perlahan ia memasukkan kepala penisnya ke dalam liang vaginaku, namun
terhalang oleh selaput daraku. Papa tampak kesulitan menembus selaput
daraku. Akhirnya dengan satu sodokan keras, vaginaku berhasil ditembus
untuk pertama kalinya. Rasa sakit luar biasa terasa di vaginaku. Papa
dengan tanpa perasaan segera menyodok-nyodok penisnya dengan kuat dan
keras di vaginaku yang masih sempit.<br />
Rasa sakit itu berubah menjadi rasa nikmat bagaikan melayang di
surga. Papa mendesah terus-menerus memuji kerapatan dan betapa enaknya
vaginaku. Penis Papa yang panjang dan besar terasa menyodok dinding
rahimku hingga membuatku orgasme untuk kedua kalinya. Papa tampak masih
bernafsu menggenjot vaginaku. Kemudian Papa membalikkan badanku yang
telah lemas dan menusukkan penisnya ke dalam vaginaku lewat belakang.
Ternyata posisi ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding
vaginaku yang masih sensitif.<br />
“Oh Ninaa.. Memekmu bagaikan sorga, Nin.. Nanti Papa entotin tiap hari yaa.. Ahh..”<br />
Akhirnya setelah menggenjotku selama setengah jam, Papa mendapatkan
orgasmenya yang luar biasa. Spermanya terasa dengan kuat menyemprot
dinding vaginaku. Papa menjerit-jerit nikmat dan badannya
mengejang-ngejang. TernikmatTangannya dengan kuat meremas payudaraku dan
menarik-narik putingku. Setelah orgasmenya, Papa berbaring di sebelahku
dan menjilati puting susuku. Putingku disedot-sedot dan digerogotinya
dengan gemas. Tampaknya Papa ingin membuatku orgasme lagi.<br />
Tangannya kembali menjelajahi vaginaku, namun kali ini jarinya masuk
ke dalam liang vaginaku. Papa menekang-nekan dinding vaginaku yang masih
rapat. Ketika sampai pada suatu titik, badanku mengejang nikmat dan
Papa tampaknya senang sekali hingga jarinya kembali menggosok-gosok
daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. Wow! Rasanya ajaib
sekali! Terasa seperti ingin pipis, namun nikmatnya tak tertahankan.
Ternyata itulah G-Spot.<br />
Aku tidak bertahan lama dan akhirnya orgasme untuk ketiga kalinya.
Badanku mengejang dan cairan orgasme kembali mengalir dengan deras
bercampur darah keperawananku. Akhirnya, kami menyudahi permainan seks
kami yang perdana dan mandi. Baru setelah itu, kami pergi ke rumah
sakit.<br />
Sejak kejadian itu, kami menjadi sering melakukan hubungan seks dan
mencari-cari kesempatan untuk melakukannya tanpa sepengetahuan orang
lain. Bahkan aku pernah membolos sekolah karena pada saat itu Papa
sedang naik libidonya. Akhirnya kami memesan hotel dan sama-sama
membolos, aku dari sekolah dan Papa dari kantornya. Papa juga
mengajariku berbagai posisi dan bagaimana cara mengulum penis dengan
benar (blow-job). Ilmu seks yang Papa berikan akhirnya membuatku
dicintai oleh beberapa lelaki lain karena serviceku yang memuaskan.,...<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>(tunggu lanjutanya ya gaisss,...) </b></a><br />
<b><a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> </b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCr6nvV9KgsFrTRZjO3JXmYYXDmPjSgdHEmulYU5PJW071RZf6YdV30BAE8p7ZBSlsbDble83MzaoSvRV3BEconznbpYdU_LQ1D8EtybUb2RvxQ-jj-smPZYkRd3-NZmjChH3RUSzG7g/s1600/perkosa.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCr6nvV9KgsFrTRZjO3JXmYYXDmPjSgdHEmulYU5PJW071RZf6YdV30BAE8p7ZBSlsbDble83MzaoSvRV3BEconznbpYdU_LQ1D8EtybUb2RvxQ-jj-smPZYkRd3-NZmjChH3RUSzG7g/s1600/perkosa.jpeg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="324" /></a></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-51544942862060909302015-01-08T13:55:00.000-08:002015-01-08T13:55:00.424-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru Asiknya Ngentot Perawan Berjilbab<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> Dengan punya pacar bukan berarti aku ngga “ngobyek” dengan yang lain.
Terus terang aku punya beberapa affair dengan dokter wanita di sini atau
anak kedokteran yang masih koass. Tentu yang aku pilih bukan
sembarangan, harus lebih mudan dan cantik.
Sebenernya sudah banyak yang mencoba menarik hatiku tapi sejauh ini aku
belum mau serius dan kalau bisa aku manfaatin selama jauh dengan
pacarku. Sudah banyak yang aku banyak yang aku perdaya tapi…ada satu
orang yang membuatku sangat penasaran.
Namanya Fatimah, umurnya sekitar 22 tahun, dia anak koas dari perguruan
tinggi negeri dari kota yang sama.Kebetulan aku jadi residennya.
Wajahnya cantik dan tatapannya teduh, dia juga berjilbab lebar berbeda
dengan anak lainnya, walaupun affairan aku pun sebenernya ada juga yang
berjilbab, tapi tidak seperti dia.
Tinggi semampai sekitar 165 cm, dengan tubuh yang padat tidak kurus dan
tidak gemuk, sesuai seleraku. Jilbabnya pun tidak mampu menutupi lekukan
dadanya, aku taksir kalau tidak 36B mungkin 36C. Tutur katanya yang
lembut dan halus benar-benar membuatku mabuk. Apalagi dia sangat menjaga
pergaulan.
Sesekali aku coba berusaha bicara dengannya tapi dia selalu menundukkan
wajahnya setiap bicara denganku. Dia pun tidak menyambut tangaku ketika
aku ajak untuk bersalaman. Kulit putihnya sangat halus ketika aku coba
perhatika di pipi dan ujung tangannya, tahi lalat di atas bibir semakin
menambah kesan manis darinya.
“Mah…kita makan bareng yuk, aku yang traktir. ujarku berusaha membujuk
untuk bisa pergi bareng. Terima kasih Dok…saya dengan teman-teman saja.
Ujarnya halus. Jangan panggil
Dok…panggil saja kak. “baik Dok…eh…kak”. “tapi terima kasih
tawarannyaaku bareng teman saja…”, “kalau begitu sekalian ajak saja
teman kamu” setengah berharap dia mau menerima.
“terima kasih Dok..eh kak, nanti merepotkan, teman-temanku makannya
banyak lho” sahut dia sambil tetap menundukkan kepalanya. Kadang gurauan
ringan itu yang tidak pernah aku dapatkan dari pacarku atau teman
affair-ku. aku tersenyum kecil mendengar alasannya yang sangat
lucu…humoris juga dia, “baiklah…mungkin lain kali” kataku
“oh ya, jika ada apa-apa masalah administrasi di sini atau masalah
kerjaan jangan sungkan bicara aja ya, nanti aku bantu” aku masih
berusaha mencari celah.“Terima kasi pak ehh..kak…saya pamit” sambil
berlaluAku perhatikan dari belakang, roknya yang juga lebar tidak bisa
menutupi lekukan pantatnya yang bergoyang mengikuti langkah
kakinya..perfect…aku menggeleng.
Dia berbeda sekali dengan nita…anak koas 2 tahun lalu yang pernah aku
perawani juga. Sama-sama berjilbab walau tak selebar dia. Nita pun
awalnya agak jual mahal…walau aku tau dari cara memandangnya dia suka
aku. Dengan beberapa rayuan akhirnya aku bisa memerawani dia di sebuah
hotel. Tidak dengan paksaan dan sangat mudah. Affair kita berlalu dengan
selesainya masa koas dia, juga karena dia tahu aku punya affair juga
dengan temannya. Dia berbeda sekali, sulit sekali menaklukannya. Setiap
aku melihat dia selalu aku lihat setiap geriknya, senyumnya, tawanya,
selalu terbayang. Saat aku sedang melamun tiba-tiba dari arah belakangku
ada yang memeluk dan terus menarikku.
“Ngelamun nih…” dengan suara yang diparaukan
“Mhh…Rasya…kamu nih ganggu saja” sambil melepaskan pelukan dia.
“kamu sekarang jarang ke ruangku lagi” rengeknya.Rasya ini sesama dokter
di sini, umurnya sekitar 27 tahun dan sudah bersuami. Sayangnya
suaminya bekerja di lepas pantai sehingga jarang bertemu dan memberikan
nafkah bathin padanya.Memang aku sering ke ruangnya dulu…sekedar
bercumbu dengan bumbu oral yang bisa membuat dia melayang. Tapi kami
tidak pernah sampai melakukan jauh karena dia pun tidak mau, ya akupun
tidak memaksa. Tidak semua affairku selalu aku tiduri…yang penting ada
penawaran rindu dan bisa memuaskanku walau tidak sampai melakukan
senggama.
“Aku sibuk Rasy…banyak yang melahirkan juga jadi residen” ujarku sambil
memegang pinggangnya.“tidak ada waktu untuk aku?…sebentar saja…” lalu
dia memagut bibirku dan selanjutnya kami pun bercumbu.Satu persatu aku
buka kancing blousenya aku temukan dua gunung kembar yang jarang dijamah
pemiliknya. Aku cumbu dan ciumi dengan lembut. Tapi…sepintas aku ingat
Fatimah lagi dan akupun menghentikan aktifitasku. “Kok berhenti…” Rasya
pasti sedang mulai terangsang. “Maaf Rasy…aku ga konsen banyak
pekerjaan…”. “Ya sudah…” ujarnya tersungut sambil mengancing kembali
blousnya terus berlalu.
Sore itu aku sedang membantu persalinan, sengaja aku panggil Fatimah
untuk mendampingiku. Wajahnya senang sekali karena jarang mendapat
kesempatan untuk mendampingi dokter saat
persalinan seperti ini.Tidak mungkin kan semua masuk, ya aku beralasan
yang lain tunggu giliran. DIa berusaha menjadi asistenku dengan baik,
saat memberikan gunting aku sengaja pura-pura tidak tahu menyentuh
tangannya…tapi langsung dia tarik. Gagal lagi upayaku…tapi aku sudah
senang dengan melihat wajahnya dari dekat selama persalinan itu.
Sekeluar dari ruang bersalin
“Terima kasih ya kak…jarang ada kesempatan begitu…”. “Kamu mau aku bikin
begitu…” sambilku melirik seorang ibu hamil yang kebetulan lewat.
“yee…ga lah, makanya cepet cari istri sana…”sambil tersenyum dan
berlalu. Aku kaget…kok dia tau ya…
Sore itu langit mendung dan gelap sekali. Hujan mulai turun
rintik-rintik, aku memacu FORTUNER ku ke luar ruang parkir. Aku melihat
Fatimah berlari keluar sambil menutupi kepalanya dengan tas agar tidak
terkena hujan.“kesempatan”…tin..tin..a ku klakson dia. “Mau pulang?
bareng aja yuk…kayaknya mau hujan besar nih” selalu saja aku cari
kesempatan. “Terima kasih kak…aku naik angkot saja…sudah biasa kok”
katanya. hujanpun makin deras.“bener lho…ga apa-apa kok aku antar kamu
sampe kos”.“Terima kasih kak, ga enak kalau dilihat orang bisa jadi
fitnah”mhh…gilaa…ini semakin membuatku jatuh cinta sama dia, aku janji
dalam hati, kalau saja aku bisa dapatkan dia aku akan putuskan semua
affairku, aku benar-benar jatuh cinta pada dia.
Tidak berapa lama hujan semakin deras, bahkan aku sulit melihat jalan
saking derasnya hujan. Sampai aku tertidur jam 10 malam ini hujan masih
juga belum berhenti.
Keesokan harinya, aku harus membantu persalinan lagi dan aku mencari
Fatimah.“Fatimah tidak masuk hari ini dok” sahut Rinda teman sekampusnya
sambil membedong bayi di ruang bayi.“Dia sakit? aku mau minta tolong
bantu persalinan lagi” kataku.“Tidak tau dok…saya tidak dapat kabarnya”
sahutnya sambil melihatku dengan sopan.Aku lihat Rinda manis juga,
berjilbab lebar sama dengan Fatimah, walau tidak secantik Fatimah, Rinda
bisa juga dikatakan high quality. Tingginya paling hanya 155 atau 160
cm, tapi tubuhnya proporsional. Dadanya tidak sampai terlihat betul
lekukannya seperti Fatimah, kulitnya kuning bersih, kacamata yang dia
kenakan semakin membuatntya lebih terlihat anggun. Aku pandangi seluruh
tubuhnya, berbeda juga dengan Fatimah, dia tidak sungkan untuk berbicara
langsung dan melihatku, walaupun dia juga sama-sama menjaga pergaulan.
“Ya sudah kamu saja ya…bantu saya persalinan…”dia tersenyum senang
“Terima kasih dok…”Keesokan harinya aku masih belum menemukan Fatimah.
akhirnya aku di bantu Rinda lagi “Kamu tau nomor telepon atau kos
Fatimah Rin..”
“Tidak dok…kita beda kos…kenapa gitu?”
“mhh..atau dokter…hihihi…suka sama dia ya” sahutnya sambil tersenyum
“tidak…cuma dia itu cekatan dan pintar…makanya saya suka sekali kalau
diasisteni dia…lagian juga dia ngga akan mau sama aku ini”.
“Iya dok…banyak yang sudah mau khitbah dia..tapi dia tidak mau…dia mau
selesaikan dulu kuliahnya…dia itu baik dan cantik lagi” sambil mengikuti
langkahku di ruang persalinan.
“Kamu juga cantik…” aku mulai mengeluarkan racunku, kalau ga dapet yang
poin 9 ya minimal 7 atau 8 juga tidak apa-apa. Yang penting aku pengen
sekali bisa memerawani wanita berjilbab lebar ini. Karena setauku mereka
selalu menjaga diri dan pergaulannya. Tantangan tersendiri untuk
aku.Rinda tidak menjawab, hanya tersenyum sambil menunduk.
Hari keempat baru kulihat Fatimah datang, namun tak seperti biasanya.
Biasanya Fatimah selalu ceria, kali ini tidak. Wajahnya murung dan
tatapannya kosong. Kulihat teman-temannya berusaha bertanya dan
berkumpul di sekitarnya. Entah apa yang mereka bicarakan terkadang
Fatimah tersenyum walau getir.
Saat istirahat ku coba dekati. “Kamu sakit Mah?”
“Nggak kak” lemah sekali bicaranya
“Kenapa kamu murung, ada masalah?”
“ah nggak kok” Fatimah mencoba tersenyum walau aku lihat tidak bisa
menutupi kemurungannya. “Ngga ada masalah cuma agak kurang sehat aja,
maaf saya mau makan dulu kak” sambil berlalu meninggalkanku.
“Ya sudah kalau kamu ngga apa-apa, kalau kamu butuh bantuan jangan ragu
minta tolong ke aku ya”
“iya kak, terima kasih”
Esokan hari-nya hari jum’at, aku berencana pulang agak cepat. Maksudku,
aku mau tidur dulu sebelum agak malam nanti aku bangun dan pergi
clubbing di club terkenal di kota ini. Ketika aku sedang membereskan
buku dan berkas yang aku masukkan ke tas, tiba-tiba pintu kantorku di
ketuk, “Silahkan masuk”.“Maaf, apa saya mengganggu kakak…” aku lihat
sesosok wanita dengan kemeja pink berbalut blazer putik khas dokter,
jilbab pink dan rok putih. Cantik sekali dia terlihat. Wajahnya sambil
agak menunduk walau dia coba beranikan diri melihat wajahku.
“Ada apa Mah, tidak menggnggu kok, saya sedang membereskan berkas”
ujarku santai. “Ada yang bisa saya bantu?”
“Kakak besok ada acara?”
Aku tersentak, tumben sekali dia bicara ini. “Tidak…tidak…ada apa? besok
aku bebas kok” Aku melupakan janjiku untuk bertemu Dian, passienku yang
pernah aku tolong persalinannya. Dia hamil oleh pacarnya, tapi kemudian
pacarnya pergi tidak bertanggung jawab. Karena aku yang menolongnya
hubungan kamipun dekat, dan tidak perlu dijelaskan detail apa yang kami
lakukan, karena bukan inti dari cerita ini, yang pasti kami lakukan
dengan aman.
“Saya mau minta tolong, besok aku mau pindah kos, apa kakak bisa bantu
bawakan barang”
“Oh…tentu, jam berapa?”
“AKu tunggu di kos ku ya kak, jam 9, sini alamatnya saya tuliskan dulu”
Fatimahpun menuliskan alamat pada secarik kertas di atas mejaku, aku
terus memandanginya tanpa berkedip. perfect girl.“Terima kasih kak, maaf
sekali saya sudah merepotkan” sambi memberikan kertas kepadaku, sedikit
nakal aku pura-pura tidak sengaja menyentuh tangannya. lembut sekali
dan…tak seperti biasanya dia menarik tangannya, kali ini dia membiarkan
tanganku menyentuh tangannya.
Fatimah pun berlalu sambil meninggalkan gerak pinggul yang sangat
menarik, “aku harus memilikinya”. Aku segara batalkan semua agenda dan
janjiku, aku segera tidur dan tidak sabar menunggu datangnya esok. Saat
pertama kali berdua dengan dia.
Esokan harinya aku datang tepat waktu di alamat yang sudah diberikannya.
Sebuah rumah kos yang cukup besar walau agak tua, bangunan inti pemilik
rumah ada di depan, sedangkan bagian
depannya gedung baru berlantai 2 dengan pola bangunan khas tempat kos.
Aku lihat beberapa orang berkumpul dihalaman depan juga Fatimah dengan
mengenakan jilbab putih, kemeja biru dan rok panjang biru donker.
“Kenapa pindah nduk…padahal ibu seneng kamu di sini, kamu suka bantuin
ibu”
kata seorang wanita berumur lebih dari separuh baya.
“iya bu…aku mau cari suasana lain aja, supaya aku bisa tenang bikin
laporan”
“Kalau kak Fatimah ngga ada, kalau diantara kita ada yang sakit siapa
yang bantuin” seorang wanita muda yang aku tebak masih maha siswa juga
menimpali.
Fatimah tersenyum sambil mengacak-acak rambut teman kosnya itu “kamu
boleh kok main ke sana”. “Bu, kenalkan ini dokter Budi, yang bantuin
saya pindahan” sambil mengenalkan aku tanpa sedikitpun mengenalkan aku
pada seorang pria tua yang ada di sebelah ibu kosnya itu. Sama sekali
wajahnya tidak bersahabat.“Oala aku kira bojo mu nduk…gantenge…” ku
tersenyum dalam hati mendengarkan ucapan ibu kosnya itu.“ah ibu bisa
aja…” Fatimah tersipu. Aku berharap itu menjadi nyata, dan tidak hanya
menjadi pacarnya tapi aku bisa mengambil semuanya dari dia.Semua
temannya berusaha membantu memasukkan kardus ke dalam fortunerku, tidak
lama hanya 1 jam semua barang sudah dimasukkan.
Kami pun segera pamit, pertama kali dia duduk bersebelahan denganku. AKu
menancap gas stelah sebelumnya melambaikan tangan dulu pada ibu kos itu
dan teman-temannya, wajah pria tua
yang aku kira adalah suami dari ibu kos itu masih tetap tidak
bersahabat. Mataku coba melirik nakal padanya, tatapannya kosong melihat
pemandangan di sekitar jendela. Lekukan dadanya begitu nampak dan close
up di hadapanku, napasnya naik turun semakin membusungkan dadanya yang
tertutup jilbab putihnya. Rok biru donkernya berbahan lembut, sehingga
gampang jatuh, aku lihat bagian tengah rok antara kedua pahanya jatuh ke
paha sehingga menampakkan bentuk pahanya yang jenjang dan penuh.
Fatimah masih menikmati pemandangan sisi jalan dan tidak sadar kalau aku
memperhatikan tubuhnya. Aku memacu mobil menuju alamat yang sudah dia
beritahukan sebelumnya.
Di perumahan itu, rumah type 21 yang dia tempati. Luas tanahnya masih
sangat luas belum termaksimalkan. Sisi kanan kiri rumah masih kosong dan
membuat jarak dengan rumah disampingnya. Aku pun segera membantu
menurunkan barang dan membereskan barang di rumah tersebut, hanya
berdua. aku pandangi wajahnya, perhatikan tiap lekuk tubuhnya yang
membuat penisku tegang.
Sore itu aku mandi di rumah kontrakannya, aku tidak pernah lupa membawa
alat mandi di mobilku. begitu juga Fatimah yang mandi sebelum aku,
meninggalkan bau harum menyengat di kamar mandi.
“Kak, makan malam di sini saja ya, sudah aku masakkan” tawarnya
“Baik lah, pasti masakannya enak sekali” timpalku, padahal aku masih
ingin berlama-lama dengan dia.Selepas makan malam kami pun bercengkrama.
Semua barang telah kami rapihkan bersama, hari itu aku habiskan waktu
bersama. “Akhirnya selesai juga ya Mah, capek juga ya” sahutku mencoba
mencairkan suasana, sambil duduk di sebelahnya yang sedang mengupaskan
mangga untukku. Fatimah tersenyum manis sekali, “Iya kak, kakak capek
ya, mau aku suapin mangganya?”.aku kaget dengan tawarannya aku berusaha
tenang “boleh”.
Dia pun memberikan mangga yang ada ditangannya, dengan nakal aku coba
melahap mangga sampai ke jarinya, sehingga bibirku menyentuh jarinya.
Dia tarik jarinya dari mulutku pelan sekali, sambil tersenyum. “oh
god…sweet” ujarku dalam hati. “Mangganya manis…apalagi sambil lihat
kamu” aku memancing. Fatimah hanya tersenyum, “mau lagi?” tawarnya,
akupun mengangguk.
Suapan kedua ini jarinya lebih lama berada di dalam mulutku. Sengaja
tidak aku lepaskan dan si empunya jari lentik itu tidak keberatan, dia
hanya diam menunggu.
Tangan kiriku menyentuh tangan kanannya itu lembut, dia tidak menolak.
aku tempatkan telapak tangannya yang lembut di pipiku, sambil menatap
wajahnya. Wajahnya bersemu merah. Mata kami saling menatap, wajah kami
semakin mendekat…dekat dan dekat…sehingga aku rasakan nafasnya menentuh
wajahku. Tangan kananku meraih dagunya yang lembut seolah tidak ada
tulang di dagunya itu. sedikit aku tarik dagunya sehingga bibirnya
terbuka, sengal nafasnya bisa aku rasakan. Ini mungkin rasanya seorang
wanita yang pertama kali melakukan kissing, wanita yang selama ini
berusaha menjaga kehormatannya dan tidak pernah disentuh siapapun
sebelumnya. Matanya terkatup, cantik sekali dia malam ini.
Akupun mendekatkan bibirku dengan bibirnya, aku pagut lembut…dia tidak
membalas juga tidak menolak.Kembai aku pagut bibirnya, lembut dan manis
kurasakan. ku pagut bibir ats dan bawahnya bergantian. Kali ini dia
mulai merespon, dia membalas pagutanku dengan memagut bibirku juga,
basah dan indah.Pagutan kami semakin liar, aku pindahkan kedua tanganku
disamping wajahnya dengan posisi jari jempol menempel ke pipinya yang
lembut.Keempat jariku berada di bawah telinganya yang masih tertutup
jilbab. aku semakin menarik wajahnya mendekatiku, kecupanku semakin liar
yang aku yakin membangkitkan gairahnya.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
“mhh…ummm….aummmmm…” bergantian
kami mengecupi bibir kami.
Kini tangan kiriku melingkari leher hingga kepundak belakangnya,
sedangkan tangan kananku menyusup melalui bawah jilbab putihnya yang
lebar kemudian mencari gundukan lembut tepat di dadanya. Tangan kananku
menyentuh sebongkah gundukan lembut yang masih tertutup bra.
“Mhh…payudara yang sangat indah”.
Tangan kananku pun mulai meremas lembut payudara itu.
“ehhhmmm…mhhmhh…mmhhhhh” Fatimah kaget dan mendesah sambil tetap
berpagutan dengan bibirku. Sekitar 2 menit meremas-remas dada kirinya,
tangan kananku mencoba mencari kancing kemejanya. Dan ku buka satu demi
satu hingga meninggalkan beberapa kancing bagian bawah yang tetap
terpasang.Tangan kananku lebih aktif lgi masuk ke dalam kemejanya, benar
saj, gundukan itu sangat lembut, ketika kulit tanganku bersentuhan
dengan kulit payudaranya yang halus sekali.
Tanganku menyusup diantar bra dan payudaranya, meremas lembut dan
sesekali memilin putingnya yang kecil dan nampak sudah mengeras.
“mhhh…ummmmm,….aahhh,…mmhh…..m mmm….mmmmphh….” mulutnya terus meracau
mencoba menikmati setiap remasanku, matanya masih saja terpejam seolah
dia tidak mau melihat kejadian ini atau dia sedang berusaha benar-benar
meresapi rangsangan yang aku buat.
Aku tarik pundaknya sehingga tubuhnya terbaring ke samping kiriku, dan
aku pun menarik bibirku dari bibirnya dengan sedikit suara kecupan yang
menggambarkan dua bibir yang sudah lengket dan sulit dilepaskan.
“mhuachh…aahhh” wajahnya memerah dan matanya masih terpejam, cantik
sekali. Kini tangan kananku mengangkat jilbabnya ke atas, memberikan
ruang agar kepalaku bisa masuk kedalamnya. AKu mencium bau harum dari
keringatnya yang mulai mengalir. Dalam keremangan aku milihat leher
jenjangnya yang putih dan halus, tanpa membiarkan waktu berlalu aku
segera mengecupnya lembut dan kecupanku semakin ganas di lehernya
“aahhh….eengg…ehhhh…aahhh ….aaa hhh….” mulutnya tak berhenti meracau.
Tangan kananya meraih belakang kepalaku dan menekankan kepalaku agar
semakin menempel di lehernya, sedangkan tangan kirinya mendekap
punggungku. Untungnya jarang rumah ini dengan rumah sebelah lumayan
jauh, sehingga desahan kami tidak terdengar oleh rumah sebelah. Aku
tidak lupa meninggalkan cupang di lehernya, lalu ciumanku pun turun ke
dadanya.
Tangan kananku mencari sesuatu di balik punggungnya, ya kait bra.
Setelah aku dapatkan langsung aku lepaskan. Terlepaslah bra yang selama
ini menutupi keduap payudara indah itu agar tidak meloncat keluar. lalu
tangan kananku menarik bra agak ke atas ke leher Fatimah, sehingga
terpampang dua gunung kembar yang sangat mengagumkan. Benar saja 36C.
Aku mulai mencium payudara kanan Fatimah, aku lakukan masih di dalam
jilbabnya, dan akupun tidak melepas semua kancing kemejanya, sehingga
tidak semua bagian tubuhnya terlihat. Namun, itu membuat sensasi
percintaan semakin terasa, tangan kananku sibuk meremas payudara kananya
yang saat ini sudah tidak berpenutup lagi. “aaahhhh…kaaakk….ahhh…..m
hhh…k ak…..aduuhh…..mhh….. ” Fatimah tidak kuat menahan rangsangan ini,
kepalanya menggeleng ke samping kanan dan kiri, tangan kanannya semakin
kuat membekap wajahku ke arah dadanya. Kini tangan kananku melepas
remasan di dadanya, mulai turun ke bawah, menyentuh kakinya yang masih
ber kaos kaki. tangan kananku menarik roknya menyusuri betis yang
tertutup kaos kaki panjang hampir selutut, setelah itu tanganku
menemukan kulit halus yang putih.
Tangan kananku menyusuri paha kirinya dan membuat roknya terangkat
sebatas perut. tangan kananku membelai-belai paha kirinya dan ciumanku
sekarang sudah mendarat di payudara kirinya. “ahhh…kaaaakkk….kakaaa….k
k…ahh …”, nafas Fatimah semakin tersengal-sengal, aku tidak lupa
meninggalkan cupang juga di payudara kirinya yang sangat lembut. Penisku
semakin tegang.
Lalu aku tarik wajahku dari dadanya, aku duduk di samping tubuhnya yang
terbaring. Bulir keringat mulai membasahi wajahnya yang putih, nafasnya
tersengal, matany amasih terpejam, bibirnya terbuka sedikit. Rok bagian
kiri sudah terangkat sampai ke perut, menyisakan pemandangan paha putih
jenjang nan indah, namun betisnya tertutup kaos kaki yang cukup panjang.
Tangan kananku masuk ke bawah kedua lututnya, tangan kiriku masuk ke
dalam lehernya, aku pun memagutnya lagi dan dia faham apa yang aku
maksud. Dia kalungkan kedua tangannya ke belakang kepalaku. “Jangan di
sini ya sayang…kita masuk saja ke dalam…” ujarku sambil mengangkatnya,
birbir kami tak henti berpagutan. Lalu aku rbahkan tubuhnya ke kasur
busa tanpa dipan khas milik anak kos. nafasnya terus tersengal, kedua
tangannya meremas kain sprei kasurnya itu. Kini aku berada di kedua
kakinya, aku coba tarik roknya sampai sebatas perut dan aku kangkangkan
kakinya.
Ciumanku mendarat di bagian bawah perut, “eenngg…ahhh…” aku tau dia
merasa geli dan terangsang hebat, sambil kedua tanganku mencoba
menurunkan celana dalamnya. Gerak tubuhnya pun tidak menggambarkan
penolakan, bahkan dia agak mengangkat pantatnya ketika tangan ku mencoba
melepas celana dalamnya sehingga mudah melewati bagian pantan dan tidak
berapa lama terlepas sudah celana penutup itu. Vagina muda berwarna
pink yang sangat indah, ditumbuhi bulu halus yang rapih tercukup. Baunya
pun sangat wangi.
Tapi aku tidak ingin buru-buru, aku ingin Fatimah membiasakan suasananya
dulu. ciumanku jatuh ke pahanya, ke bagian sensitif paha belakang
sambil mengangkat kakinya ke atas. lalu pada sat yang tepat aku mulai
turunkan ciumanku di antara selangkangannya. “kaakk…ahh…”, aku mencoba
menjilati bagian luar vaginanya dari bawah ke atas, vagina itu mulai
lembab dan basah. Lalu aku renggangkan lebih luas lagi kakinya, dan aku
sibak labia mayoda dan labia minora vaginanya, aku temukan lubang ke
wanitaan yang masih sempit namun berwarna merah seakan bekas luka atau
lecet. AKu tidak mempedulukan, karena aku melihat cairan bening meleleh
dari dalam lubang kewanitaan Fatimah, lalu aku jilati dan lidahku pun
nakal mencoba masuk ke dalam lubang kewnitaan itu, terus mencari dan
mencari…lalu kecupanku pindah ke atas menemukan benjolan kecil tepat di
bawah garis vagina atas, aku gigit-gigit kecil, aku cium aku sedot,
tidak ketinggalan tangan kananku mencoba sedikit demi sedikit masuk ke
vaginanya. “aahhhhh…uuhhh….mhh….phhh …ahhh …akakak…aahh..kakak…
aduuhh…aaahhh…ahhh…” kepalanya bergeleng tidak teratur ke kanan dan
kekiri,kedua tangannya semakin kuat menggenggam sprei yang dikenakan
pada kasur busa tersebut. ciumanku semakin kuat dan ganas, cairan
kewanitaan semakin deras keluar dari lubang kewanitaan Fatimah. secara
bergantian lidahku merangsang lubang vagina dan clitoris, dan tangan
kananku pun tidak tinggal dia.
Jika lidahku sedang merangsang klitoris maka jari tangan kananku
berusaha meransang pubang vagina, juga ketika lidahku bermain-main dan
mencoba masuk lebih dalam ke lubang vagina, jempol tanganku merangang
dengan menggesek dan menekan-nekan clitoris Fatimah.
“aaahhh….aaaaa…uuuu…enhhh h…eee mmm…ahh…aaaa….” Tangan kananya sekarang
meremas-remas rambutku dan menekan kepalaku agar lebih dalam lagi
mengeksplorasi vaginanya.
Sekitar 15 menit aku mengekplor vaginanya, dia menjambak rambutku dan
kemudian mendorongku. Sekarang posisi kami sama-sama duduk, nafasnya
tersengal-sengal tapi sekarang dia berani membuka matanya menatapku,
keringat mengucur dari tubh kami. Tiba-tiba bibirnya langsung menyerbu
bibirku, ciuman kali ini amat liar terkadang gigi kami beradu, lidah
kami saliang
bertukar ludah, lidahku coba masuk ke rongga mulutnya, menjilati
dinding-dinding mulutnya. AKu sangat kaget ketika tangannya menarik
kaosku ke atas, melewati mulut kami yang tengah beradu, kemudian
ciumannya turun ke leherku dan ke dadaku. Tanganya tidak berhenti sampai
di situ, dia mulai membuka ikat pinggang celanaku, saat bibirnya masih
menciumi dadaku,
tangannya menurunkan celanaku dan kemudian celana dalamku. Penisku yang
diameternya 6 cm dan panjangnya hampir 20 cm mengacung tegak, kini
tangan kananya menggengam penisku, aku pun berdiri dan kini wajah ayunya
berada di depan penisku hanya beberapa senti saja. ku lihat dia menelan
ludah, apa mungkin dia kaget dengan ukuran ini atau mungkin dia masih
ragu
melakukan ini. Aku pegang kepalanya yang masih menggunakan jilbab putih
yang mulai kusut. kudekatkan penisku dengan bibirnya, bibirnya masih
terkatup ketika ujung penisku menempel pada bibirnya, mungkin dia masih
bingung apa yang dilakukannya. “Kulum sayang…ciumi sayang…ayo…” lalu dia
buka bibirnya sedikit dan mencium ujung penisku, kaku, tapi menimbulkan
sensasi yang dahsyat, selain karena bibirnya yang lembut, hangat dan
basah menyentuh ujung penisku, melihat seorang wanita yang masih
berpakaian lengkap dengan jilbabnya itu hal yang belum pernah aku
rasakan sebelumnya.
“cuup..mppuhmm..uhhmm…” bibirnya berkali-kali mengulum ujung penisku,
sedikit-demi sedikit kulumannya semakin masuk. AKu lihat dia masih kaku
dan belum lihat melakukan itu, tapi bagiku sensasi luar biasa.
“mhhh…aauuuummm…uummhh”akhirny a mulutnya berani memasukkan penisku,
walau tidak sampai masuk semua, karena penisku terlalu panjang dan itu
akan menyakitkannya. “shh…ahh…terus Mah…keluar masukin…” Fatimah pun
mengikuti perintahku dia memaju mundurkan kepalanya.
“aahh…sayang…terus”…”mhh. .uhmm hh..cuuupp..muuh” Fatimah terus
melakukan aktifitasnya. hanya 5 menit lalu dia berhenti.
“Kak…Fatimah ngga tahan…” diapun menarik tubuhku dan aku kini sama-sama
duduk berhadapan. Aku tahu, dia dalam kondisi puncak, dia tidak dapat
lagi menahan libidonya, akupun merebahkannya dan menindihnya. AKu
regangkan kedua kakinya. Fatimah tampak pasrah dia memandangiku dan
memperhatikan penisku yang tepat dihadapan vaginanya. Aku lupa sesuatu,
segera ku raih celanaku yang tercecer di samping dan mengambil sesuatu
di dompet. Ya, aku selalus edia kondom di dompet setelah ku buka dan
akan kupasangkan, Fatimah menampik tanganku.
“ngga usah pake itu kak…aku ingin jadi milik kakak seutuhnya” aku
tersentak dengan ucapannya “Kamu yakin Mah?” Fatimah mengangguk.
Kini kuarahkan ujung penisku mendekati lubang kewanitaannya “Tahan ya
Mah…agak sakit…” Tangan kananku menggenggam batang penis dan
digesek-gesekkan pada clitoris dan bibir kemaluan Fatimah, hingga
Fatimah merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Aku
terus berusaha menekan senjataku ke dalam kemaluan Fatimah yang memang
sudah sangat basah itu.
Perlahan-lahan kepala penisku menerobos masuk membelah bibir kemaluan
Fatimah. “Tahan kaak…sakii..t” dia merintih sambi menggigit bibir
bawahnya. Aku pun menghentikan kegiatanku sementara, sambil menunggu aku
maju mundurkan kepala penisku ke bibir kemaluannya supaya bibir
kemaluannya mulai menyesuaikan. Matanya masih terpejam dan terus
menggigit bibir
bawahnya, nafasnya tersengal. Sedikit demi sedikit aku masukkan kembali,
pelan tapi pasti. Setiap penisku masuk Fatimah melengguh menahan sakit.
Vaginanya masih sempit tapi tanpa halangan penisku mulai masuk ke
dalam. Dengan kasar Aku tiba-tiba menekan pantatku kuat-kuat ke depan
sehingga pinggulku menempel ketat pada pinggul Fatimah.
Dengan tak kuasa menahan diri dan berteriak, mungkin sakit. Dari mulut
Fatimah terdengar jeritan halus tertahan, “Aduuuh!.., ooooooohh..,
aahh…sakii…t..kaak..”, disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua
tangan Fatimah mencengkeram dengan kuat pinggangku.
Beberapa saat kemudian aku mulai menggoyangkan pinggulku, mula-mula
perlahan, kemudian makin lama semakin cepat dan bergerak dengan
kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Fatimah
berusaha memegang lenganku, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak
dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penisku pada kemaluannya,
giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di
atas meja. Fatimah mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat
untuk membukanya sebentar dan melihat wajahku, dengan takjub.
Fatimah berusaha bernafas dan …:” “kaa..kk…, aahh…, ooohh…, ssshh”,
sementara aku tersebut terus menyetubuhinya dengan ganas.
Fatimah sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Aku
menggerakkan tubuhku, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginanya.
Setiap kali aku menarik penisnya keluar, dan menekan masuk penisku ke
dalam vagina Fatimah, maka klitoris Fatimah terjepit pada batang penisku
dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penisku yang
berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang
mengakibatkan seluruh badan Fatimah menggeliat dan terlonjak, sampai
badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak
dapat dilukiskan dengan kata-kata. Sementara tanganku yang lain tidak
dibiarkan menganggur.
Tanganku merengkuh punggungnya yang melengkung menahan nikmat, kemudian
aku sibak jilbabnya dan terlihat dua payudara indahnya yang masih
sembunyi dibalik kemeja yang sudha terbuka kancing bagian atasnya,
branya pun sudha tersingkap ke atas menambah sensualitas pemandangan
saat itu.
Aku tarik punggungnya sehingga maskin melengkung ke atas, aku pun terus
bermain-main pada bagian dada Fatimah dan Mencium dan kadang menggigit
kedua payudara Fatimah secara bergantian. Ia berusaha menggerakkan
pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia
mencoba berusaha membuatku segera mencapai klimaks dengan memutar
bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi aku terus menyetubuhinya dan
tidak juga mencapai klimaks.
Ia memiringkan kepalanya, dan terdengar erangan panjang keluar dari
mulutnya yang mungil, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Gadis ayu
itu Semakin erat mendekap kepalaku agar semakin rekat dengan
payudaranya, aku tahu pelukan itu adalah penyaluran dari rasa nikmat dan
klimaks yang mungkin sebentar lagi dia rasakan. Kedua pahanya mengejang
serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan
bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan,
menjerit serak dan…, akhirnya larut dalam orgasme total yang
dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda
dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh
tulangnya copot berantakan.
Fatimah terkulai lemas tak berdaya di atas kasur dengan kedua tangannya
terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penisku tetap
terjepit di dalam liang vaginanya. Itu lah pertama kali dia merasakan
indahnya orgasme.
Selama proses orgasme yang dialami Fatimah ini berlangsung, memberikan
suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan olehku, dimana penisku yang
masih terbenam dan terjepit di dalam liang vagina Fatimah dan merasakan
suatu sensasi luar biasa, batang penisku serasa terbungkus dengan keras
oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha
penisku,
terlebih-lebih pada bagian kepala penisku setiap terjadi kontraksi pada
dinding vagina Fatimah, yang diakhiri dengan siraman cairan panas.
Perasaanku seakan-akan menggila melihat Fatimah yang begitu cantik dan
ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha
yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning langsat
mungil itu menjepit dengan ketat batang penisku.
Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Aku membalik tubuh Fatimah
yang telah lemas itu hingga sekarang Fatimah setengah berdiri
tertelungkup di dipan dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi
pantatnya menungging ke arahku. Aku ingin melakukan doggy style,
tanganku kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Fatimah
yang kini menggantung ke bawah, tangunku menyusup lewat kemeja bagian
bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan aku
menggosok-gosok kepala penisku yang telah licin oleh cairan pelumas yang
keluar dari dalam vagina Fatimah dan menempatkan kepala penisku pada
bibir kemaluan Fatimah dari belakang.
Dengan sedikit dorongan, kepala penisku tersebut membelah dan terjepit
dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluan Fatimah, Fatimah melengguh agak
kencang..”aahhgg….” ketika penisku mulai menyeruak ke dalam vaginanya
lagi. Kedua tanganku memegang pinggul Fatimah dan mengangkatnya sedikit
ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Fatimah tidak terletak pada
dipan lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada kasur. Kedua
kaki Fatimah dikaitkan pada pahaku. Kutarik pinggul Fatimah ke arahku,
berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai
keluhan panjang yang keluar dari mulut Iffa, “Oooooooh…aahh…shhh…ahh….
!”, penisku tersebut terus menerobos masuk ke dalam liang vaginanya dan
Aku terus menekan pantatnya sehingga perutnyaku menempel ketat pada
pantat Fatimah yang setengah terangkat. Aku memainkan pinggulnya maju
mundur dengan cepat sambil mulutku mendesis-desis keenakan merasakan
penisku terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vagina Fatimah yang
ketat itu.
“Ahh…ahhh…aahh…kak..a.duu u..hh …mhh…teruss…” mulutnya terus mengaduh,
tanda nikmat tiada tara yang dia rasakan. Tubuhny amaju mundur terdorong
desakan penisku. Karena bagian pantat lebih tinggi dari kepala sehingga
kemejanya turn ke bawah memperlihatkan pungguh mulus dan putih yang
sebelumnya tidak pernah dilihat siapapun. Tangannya sambil terus meremas
seprei dan merebahkan kepanaya di kasur. “shhh…ahh..kakk…aahh..adu
uhh…k ak….” semakin kencang teriakannya semakin menunjukkan kalau dia
akan merasakan klimaks untuk kedua kalinya. AKupun mempercepat
doronganku. “terus..kak…ahh…jangan berhenti…ahh…kak,…” Fatimahmeracau
semakin tidak karuan.
Dan….diapun mendongakkan kepalanya ke atas disertai lengguhan panjang
“aaaaaaa……….hhhhhh….” dia klimaks untuk kedua kalinya. AKu cabut penisku
dari lubang vaginanya, aku lihat cairan bening semakin banyak meleleh
dari vaginanya. Tubuhnya melemas dan lunglai ketika aku lepaskan.
Navasnya tersengal, pakaian dan jilbabnya kusut tak karuan.
Keringat membuat pakaian dia yang tidak dilepas sama-sakeli menjadi
basah. Namun dia memang wanita yang pandai merawat tubuhnya, bahkan
keringatnya pun harum sekali baunya.
Setelah aku biarkan dia istirahat beberapa menit sambil meresapi orgasme
untuk keduakalinya. Kemudian Aku merubah posisi permainan, dengan duduk
di sisi tempat tidur dan Fatimah kutarik duduk menghadap sambil
mengangkang pada pangkuanku. Aku menempatkan penisku pada bibir kemaluan
Fatimah yang tampak pasrah dengan perlakuanku, Lalu aku mendorong
sehingga kepala penisku masuk terjepit dalam liang kewanitaan Fatimah,
sedangkan tangan kiriku memeluk pinggul Fatimah dan menariknya merapat
pada badanku, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penisku
menerobos masuk ke dalam kemaluan Fatimah. Tangan kananku memeluk
punggung Fatimah dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan Fatimah
melekat pada badanku.
Kepala Fatimah tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah
terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya
mulutku bisa melumat bibir Fatimah yang agak basah terbuka itu.Dengan
sisa tenaganya Fatimah mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya,
memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga penisku
seakan mengaduk-aduk dalam vaginanya sampai terasa di perutnya. Karena
stamina yang sudha terkuras dengan dua klimaks yang didapatnya, goyangan
Fatimahs emakin melemah.
Aku pindahkan kedua tanganku ke arah pinggannya dan tanganku mulai
membantu mengangkat dan mendorong pinggul Fatimah agar terus bergoyang.
Aku ihat penisku timbul tenggelam dibekap lubang vaginanya yang hangat.
Rintihan tak pernah berhenti keluar dari mulutnya. “shh…ah…sshhh…ahhh..”
Goyangannya teratur, setelah sekian lama dengan posisi itu, Fatimah
mulai bangkit lagi libidonya, dengan tenaga sisa dia mulai membantu
tangaku dengan menggerakkan pinggulnya lebih cepat lagi. Kedua tangannya
kini merangkul kepalaku dan membenamkannya ke kedua gunug kembarnya
yang besar dan halus.
Aku tahu dia akan mengalami klimaksnya yang ketiga. Aku kulum dan lumat
payudaranya, kepala Fatimah menengadah merasakan nikmat yang tiada tara
atas rangsangan pada dua titik tersensitifnya. Tak
berselang kemudian, Fatimah merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan
kembali melandanya. Terus…, terus…, Fatimah tak peduli lagi dengan
gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik
lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang
lagi, Fatimah tak peduli lagi, “Aaduuuh…, eeeehm..ahh…kaa..kk…aahhh…”,
Fatimah memekik lirih sambil menjambak rambutku memeluknya dengan
kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang,
terhentak-hentak di atas pangkuanku.
Kemudian kembaliku gendong dan meletakkan Fatimah di atas meja dengan
pantat Fatimah terletak pada tepi dipan dan kasur, kedua kakinya
terjulur ke lantai. Aku mengambil posisi diantara kedua paha Fatimah
yang kutarik mengangkang, dan dengan tangan kananku menuntun penisku ke
dalam lubang vagina Fatimah yang telah siap di depannya. Aku mendorong
penisku masuk ke dalam dan menekan badannya. Desah nafasnya
mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun
semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya
dan tubuh Fatimah yang terkapar lemas dan pasrah terhadap apa yang akan
aku lakukan.
Badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penisku.
Fatimah benar-benar telah KO dan dibuat benar-benar tidak berdaya, hanya
erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan
memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram Sprei. Dan aku sekarang
merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam
penisku yang menimbulkan perasaan geli pada ujung penisku. Aku mengeram
panjang dengan suara tertahan, “Agh…, terus”, dan pinggulku menekan
habis pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu,sehingga buah
pelirku menempel ketat dan batang penisku terbenam seluruhnya di dalam
liang vagina Fatimah.
Dengan suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”, sambil membuat
gerakan-gerakan memutar pantatnya, aku merasakan denyutan-denyutan
kenikmatan yang diakibatkan oleh *an air maninya ke dalam vagina
Fatimah. Ada kurang lebih lima detik aku tertelungkup di atas badan
gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhku bergetar hebat dilanda
kenikmatan orgasme yang dahsyat itu.
Dan pada saat yang bersamaan Fatimah yang telah terkapar lemas tak
berdaya itu merasakan suatu *an hangat dari pancaran cairan kental
hangat ku yang menyiram ke seluruh rongga vaginanya.
Aku melihatnya lemas dengan jilbab dan pakaian yang sudah nggak keruan
bentuknya lagi. aku melihatnya menunduk sedih sambil menangis. Aku
faham, gadis seperti dia tidak mungkin mudah untuk melakukan hal ini,
tapi kali ini aku benar-benar membuatnya tak berdaya dan mengikuti nafsu
duniawi. “Kak…” dia membuka perakapan ditengah hening kami menikmati
pertempuran yang baru saja selesai. “Ya sayang…” sambil ku peluk dia.
“Kakak mau tanggung jawab kan?”
“Kakak mau menikahi Fatimah kan?” parau suaranya terdengar.Aku tersentak
aku tak menyangka kalau dia langsungmengatakan itu. Tapi aku
benar-benar tidak tega melihat kondisinya yang sudah menyerahkan
semuanya kepadaku.
Aku pun ingin memilikinya dan mengakhiri semua kebiasan burukku. AKu
berjanji meninggalkan pacarku kalau dia mau menikah denganku,
kenyataannya sekarang itu sudah di depan mata.“i..iya..Mah…kakak akan
tanggung jawab…kakak akan menikahi kamu” sahutku. Dalam wajah sedihnya
kuliah bibirnya menyunggingkan sedikit senyum. Dan kamipun tertidur
dengan saling memeluk seakan berharap agar pagi tak segera hadir.
Semenjak kejadian pertama ini, Fatimah jadi agresif dalam hal
bercinta.Terkadang dia sendiri yang meminta dientot tanpa aku
minta.Berbagai gaya sudah kami coba.Selang berapa tahun kemudian kami
menikah dan mempunyai anak satu perempuan yang kita namai Yunita. ,..<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>(Tunggu cerita lanjutan gaisss,..) </b></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3JmoLF6OGL8FatNP_-x7THEvyq_1m4mPFGxwZTRRcK0ZBQHz7SoKT1FuJQYYvK63KVFpBndqIwMto4YWCPr2Hq3UbZcrXloySfsNJrFEhHoEYq5iwozIOp0fnziPoiV3zgSSPekMO5Q/s1600/jilba.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3JmoLF6OGL8FatNP_-x7THEvyq_1m4mPFGxwZTRRcK0ZBQHz7SoKT1FuJQYYvK63KVFpBndqIwMto4YWCPr2Hq3UbZcrXloySfsNJrFEhHoEYq5iwozIOp0fnziPoiV3zgSSPekMO5Q/s1600/jilba.jpg" height="400" title="http://ceritagirang.blogspot.com/" width="300" /></a></div>
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-25531525246355183.post-81650262223456596022015-01-07T15:57:00.000-08:002015-01-07T15:57:00.051-08:00Cerita Dewasa Panas Terbaru Dapat Perawan Tetanggaku<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> cerita ini ada saat sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak
pagi penisku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin
segera disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah sedang kosong
melompong. Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari
mendatang, karena ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya. Anak
tunggalku ikut ibunya. Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi,
lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang
ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya.<br />
"Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton
CD porno seharian", gumamku. <br />
Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas
air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda.
Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku
kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat
terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena
penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada
obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku
terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini
adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus
nancap. "Sekarang minta jatah..". Sambil terus berusaha menenangkan
diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang
belum tersentuh. <br />
Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku
mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.<br />
"Selamat sore Om. Tante ada?"<br />
"Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?"<br />
"Wah gimana ya.."<br />
"Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa", kataku ramah.
<br />
ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di
kursi kosong sebelahku.<br />
"Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu", tuturku
sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.<br />
"Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru.."<br />
"Majalah apa sich?", tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang
tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.<br />
"Apa saja. Pokoknya yang terbaru".<br />
"Oke silakan masuk dan pilih sendiri". <br />
Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu
mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti.<br />
"Cari sendiri di rak bawah televisi itu", kataku, kemudian
membanting pantat di sofa.<br />
Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan
majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa
tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya.
Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya
putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh
yang mulai berkembang itu. <br />
"Nggak ada Om. Ini lama semua", katanya menyentak lamunan
nakalku.<br />
"Ngg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana"<br />
Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main
ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba
baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai
mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke
kamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, "inilah kesempatan bagi
penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dan
anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting
birahimu terlampiaskan". <br />
Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak
itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan
kukunci pelan-pelan.<br />
"Sudah ketemu Ren?" tanyaku.<br />
"Belum Om", jawabnya tanpa menoleh.<br />
"Mau lihat CD bagus nggak?"<br />
"CD apa Om?"<br />
"Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini." <br />
Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang.
Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.<br />
"Film apa sih Om?"<br />
"Lihat saja. Pokoknya bagus", kataku sambil duduk di sampingnya. Dia
tetap tenang-tenang tak menaruh curiga.<br />
"Ihh..", jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan
adegan orang bersetubuh.<br />
"Bagus kan?"<br />
"Ini kan film porno Om?!"<br />
"Iya. Kamu suka kan?"<br />
Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak
berusaha memalingkan pandangannya. <br />
Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu
dari belakang.<br />
"Kamu ingin begituan nggak?", bisikku di telinganya.<br />
"Jangan Om", katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang
melingkari lehernya.<br />
Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.<br />
"Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo.."<br />
"Tapi.. tapi.. ah jangan Om." Dia menggeliat berusaha lepas dari
belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya.
Dia melenguh dan hendak memberontak.<br />
"Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman.." <br />
Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya.
Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang.
Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan
di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi
segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna
hitam. <br />
"Ohh.. ahh.. jangan Om", erangnya sambil berusaha merapatkan
kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian
kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu.
Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan
dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak
menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya.
Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah
masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan
mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku,
seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi. <br />
Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding
vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik
ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali
orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan.
Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas
buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku
bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil. <br />
"Ahh.." keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan
kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.<br />
"Enak kan beginian?" tanyaku sambil menatap wajahnya.<br />
"Iii.. iya Om. Tapi.."<br />
"Kamu pengin lebih enak lagi?" <br />
Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya.
Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah.
Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku
harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak
kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah
kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke
bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin
terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih
sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin
melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku
masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan
nyeri. <br />
"Kalau sakit bilang ya", kataku sambil mencium bibirnya sekilas.<br />
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya.
Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah
ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.<br />
"Auw.. sakit Om.." Renny menjerit tertahan.<br />
Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima
penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi.
Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai
akhirnya.. "Ouu..", dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus
sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah
membasahi sprei. <br />
Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk
menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.<br />
"Ahh.. ohh.. asshh..", dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai
turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya
pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis
itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya
dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau
pundakku. <br />
"Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?"<br />
"Ouu enak sekali Om.."<br />
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi
kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting
dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.
<br />
Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum
spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya
menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.<br />
"Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?" tanyaku sambil memeluk
tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks.<br />
"Tapi takut Om.."<br />
"Nggak usah takut. Takut apa sih?"<br />
"Hamil"<br />
Aku ketawa. "Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin
hamil dong"<br />
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa
meredakan adik kecilku. <br />
"Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai
gaya lewat CD".<br />
"Kalau ketahuan Tante gimana?"<br />
"Ya jangan sampai ketahuan dong"<br />
Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny
kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan
lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan
jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga. ,....<br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>(Tunggu cerita lajutnya boy,...) </b></a><br />
<a href="http://ceritagirang.blogspot.com/" target="_blank"><b>Cerita Dewasa Panas Terbaru</b></a> <br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0BIyodIwJrpZC2Xn1_5QGOlcSsJNexO2dON_elraVCIsy6GDrkwzMthr5-gHTj59QgyQLfH_LPJei48ulw0RZSpL0UePtannk84tUYHsrGGmXIoEqClYiGKzHBmvzwtv6E4GhvuHMdg/s1600/abg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt=" http://ceritagirang.blogspot.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0BIyodIwJrpZC2Xn1_5QGOlcSsJNexO2dON_elraVCIsy6GDrkwzMthr5-gHTj59QgyQLfH_LPJei48ulw0RZSpL0UePtannk84tUYHsrGGmXIoEqClYiGKzHBmvzwtv6E4GhvuHMdg/s1600/abg.jpg" height="300" title="ngentot abg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">abg pengen</td></tr>
</tbody></table>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17588630577986036144noreply@blogger.com0